Daftar Isi
Tahukah Anda bahwa ada perbedaan buku ajar dan bahan ajar? Beberapa dosen mungkin masih menganggap jika keduanya adalah sama. Padahal, buku ajar bukan bahan ajar dan begitu juga sebaliknya.
Namun, bahan ajar bisa mencakup buku ajar. Sebab buku ajar merupakan salah satu jenis dari bahan ajar diantara berbagai jenis lainnya. Selain itu, keduanya sama-sama dijadikan pegangan pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran. Lalu, apa sebenarnya yang membedakan keduanya?
Sebelum sampai ke pembahasan mengenai daftar perbedaan buku ajar dengan bahan ajar, maka dibahas dulu mengenai definisinya. Berikut penjelasannya:
Buku ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas,digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001).
Buku ajar termasuk ke dalam kategori buku ilmiah yang wajib disusun dan diterbitkan oleh pendidik (dosen dan guru). Jadi, buku ajar disusun oleh pendidik dan diterbitkan melalui penerbit sesuai dengan standar.
Buku jenis ini sering dijadikan pegangan oleh pendidik dalam mengajar. Selain itu, juga menjadi pegangan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Meskipun isinya disusun sistematis dan memakai bahasa sederhana. Peserta didik tetap membutuhkan pendampingan.
Sementara itu, pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa/siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui definisi ini, mungkin ada gambaran terkait perbedaan bahan ajar dan buku ajar.
Jadi, buku ajar adalah media pembelajaran dan pengajaran berbentuk buku (bisa buku cetak maupun elektronik). Berbeda dengan bahan ajar yang cakupan jenisnya lebih luas, tidak hanya buku.
Bahan ajar dapat berbentuk buku pegangan pendidik, buku pegangan mahasiswa, media pembelajaran berbentuk video, rekaman suara, gambar, dan lain sebagainya. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008: 11), jenis bahan ajar jika dilihat dari teknologi yang digunakan maka terbagi menjadi 4, yaitu bahan ajr cetak (printed), bahan ajar dengar (audio), dan bahan ajar pandang dengar (audio visual), bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material). Berikut penjelasannya:
Jenis bahan ajar yang pertama adalah bahan ajar cetak, yang tentu memperlihatkan salah satu perbedaan bahan ajar dan buku ajar. Sesuai namanya, jenis ini menunjukan bahan ajar dicetak di media kertas.
Contohnya sendiri adalah handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket. Sehingga segala media belajar dalam bentuk tercetak masuk ke jenis ini.
Bahan ajar juga dapat berbentuk audio. Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar berbentuk rekaman suara sehingga dijadikan bahan pendamping pembelajaran dengan cara diputar memakai perangkat elektronik maupun alat lain yang mendukung.
Contohnya adalah kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Era digital seperti sekarang, keberadaan kaset untuk pembelajaran mulai ditinggalkan. Namun, ada penggantinya. Yaitu podcast.
Jenis bahan ajar yang ketiga adalah bahan ajar pandang dengar atau audio visual. Bahan ajar audio visual adalah bahan ajar yang berbentuk rekaman video seperti video yang diunggah di laman YouTube, video di situs belajar, film, dan sebagainya.
Bahan ajar multimedia interaktif adalah bahan ajar yang mengkombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks, atau grafik).
Kombinasi ini membuat bahan ajar lebih interaktif, sehingga bisa membentuk kegiatan pembelajaran dua arah. Dimana ada komunikasi antara pengguna dengan sistem di bahan ajar tersebut. Contohnya bahan ajar berbasis web.
Baik bahan ajar maupun buku ajar adalah sama-sama berfungsi sebagai media pendukung kegiatan pembelajaran. Pendidik memiliki kebebasan untuk memilih menggunakan yang mana agar kegiatan mengajar lebih maksimal.
Selain itu, keduanya juga diusahakan untuk terus dikembangkan. Bahkan oleh pemerintah dijadikan kewajiban bagi dosen dan guru untuk dikembangkan secara kontinyu. Sehingga menjadi tugas wajib yang diganjar dengan pengakuan kinerja maupun tambahan poin angka kredit.
Melalui penjelasan di atas, tentunya bisa memberi gambaran mengenai beberapa perbedaan buku ajar dan bahan ajar. Selain itu, banyak pertanyaan seputar perbedaan buku ajar dengan dengan buku teks, modul, diktat. Ketahui perbedaannya agar tidak salah menentukan jenis buku Anda!
Untuk lebih memahaminya, berikut perbedaan antara buku ajar dan bahan ajar:
Perbedaan yang pertama antara buku ajar dengan bahan ajar bisa dilihat dari segi definisi. Sesuai penjelasan sebelumnya, buku ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis.
Sementara definisi dari bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa/siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga buku ajar termasuk ke dalam jenis bahan ajar.
Namun, tidak semua bahan ajar bisa disebut sebagai buku ajar. Hanya bahan ajar yang berbentuk buku dan disusun oleh pendidik kemudian diterbitkan sesuai standar yang disebut sebagai buku ajar.
Anda ingin menerbitkan buku ajar? Pastikan isi sesuai ketentuan dan formatnya sudah benar. Lihat di sini:
Perbedaan buku ajar dan bahan ajar yang kedua adalah terletak pada bentuk atau fisik dari keduanya. Buku ajar berbentuk buku, yang artinya media pembelajaran ini didesain menjadi layout buku dan memiliki beberapa halaman yang dijilid.
Buku ajar sendiri bisa dalam versi cetak, yakni dicetak di media kertas sehingga bisa dipegang oleh pendidik maupun peserta didik selama masa pembelajaran. Bisa juga dalam versi elektronik atau ebook, yang hanya bisa dibaca dengan perangkat elektronik.
Bagaimana dengan bentuk bahan ajar? Bahan ajar memiliki bentuk yang kompleks mengikuti jenis-jenis yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, tidak semua bahan ajar berbentuk buku. Jika bentuknya adalah buku maka masuk kategori buku ajar atau buku teks. Jadi, bahan ajar bisa berbentuk berbentuk cetak (salah satunya buku), audio, audio visual (video), atau kombinasi.
Perbedaan buku ajar dan bahan ajar lainnya adalah dari segi cakupan isi. Isi dari buku ajar akan mencakup seluruh materi di satu mata pelajaran atau mata kuliah dan dibahas selama satu semester penuh.
Sementara untuk bahan ajar, mayoritas memiliki cakupan isi terbatas. Misalnya, rekaman audio yang membahas mengenai materi A. Maka isinya akan fokus di materi A saja tanpa membahas materi B dan begitu juga sebaliknya.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik guru maupun dosen akan menghasilkan buku ajar maupun bahan ajar. Namun, ketika hendak dilaporkan sebagai bukti kinerjanya selama satu semester.
Maka harus memilih salah satu, akan dimasukkan ke kategori bahan ajar atau buku ajar. Lalu, bagaimana menentukannya? Jika pendidik menghasilkan media pembelajaran berbentuk buku maka bisa masuk ke laporan penerbitan buku ajar.
Namun, jika karya yang disusun atau dibuat tidak dalam bentuk buku. Misalnya rekaman audio visual, rekaman audio saja, dan sebagainya yang artinya non buku. Maka bisa dimasukkan ke dalam laporan bahan ajar.
Jadi pahami perbedaan bahan ajar dan buku ajar agar semakin mudah menentukan karya yang dibuat masuk ke kategori mana. Sebab meskipun sama-sama media pembelajaran, keduanya tetap ada beberapa perbedaan.
Setelah mengetahui jenis buku yang akan Anda terbitkan, Anda perlu tahu bahwa ada standar buku dan standar penerbitan agar buku Anda diakui Dikti. Pahami aturan dan standarnya agar buku tidak tertolak dan bisa diajukan untuk kenaikan jabfung. Artikel ini akan membantu Anda:
Selain itu, pastikan buku Anda diterbitkan di penerbit yang kredibel, anggota IKAPI, dan buku Anda ber-ISBN. Pahami di sini:
Setelah selesai menulis, Anda perlu memilih penerbit untuk menerbitkan buku ajar ber-ISBN di penerbit anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan buku di Penerbit Deepublish saja! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor menerbitkan di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit.
Jadi, tak perlu ragu lagi, silakan daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…