5 Perbedaan Research Gap dan Penelitian Terdahulu

Perbedaan Research Gap dan Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, Anda perlu nmemahami dulu perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Bagi beberapa orang, kedua istilah ini dipandang sama karena sama-sama berkaitan dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lain. 

Namun, antara research gap dengan penelitian terdahulu tentunya berbeda. Keberadaan penelitian terdahulu mendukung kelancaran penelitian di masa sekarang. Sementara itu, research gap didapatkan dari celah atau inkonsistensi dari penelitian terdahulu. Berikut informasinya. 

Apa Itu Penelitian Terdahulu? 

Mengenal perbedaan research gap dan penelitian terdahulu, diawali dengan memahami definisi masing-masing. Dikutip melalui Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), penelitian terdahulu adalah suatu uraian yang berkaitan dengan teori, konsep serta temuan maupun hasil dari penelitian sebelumnya. 

Secara sederhana, penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dalam dunia penelitian, melakukan studi pustaka atau literatur review pada penelitian terdahulu menjadi agenda wajib. 

Hal ini biasanya dilakukan sebelum mulai melakukan penelitian. Sebab penemuan dan penentuan topik yang diteliti berawal dari proses ini. Literature review pada hasil penelitian terdahulu juga bermanfaat untuk menemukan tren penelitian sampai research gap. Sehingga penelitian yang sekarang akan dilaksanakan memiliki kebaruan (novelty). 

Apa Itu Research Gap? 

Dikutip melalui Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), research gap adalah kesenjangan atau celah dalam literatur atau penelitian yang ada, yang menandakan area di mana pengetahuan masih terbatas atau bahkan belum terjangkau.

Artinya, research gap menunjukan adanya suatu aspek yang diabaikan peneliti di penelitian terdahulu. Bisa juga dipahami sebagai suatu kondisi yang menunjukan jika penelitian terdahulu belum memperhatikan area tertentu sehingga memunculkan celah. 

Celah ini akan membantu peneliti di masa sekarang untuk memilih area yang diabaikan penelitian terdahulu tersebut sebagai fokus utama. Sekalipun topik penelitiannya sama, akan tetapi tetap memiliki novelty atau kebaruan.

Hubungan antara Penelitian Terdahulu dengan Research Gap 

Melalui penjelasan di atas, mungkin sudah memiliki gambaran sedikit mengenai perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Meskipun berbeda dan memang tidak bisa disamakan satu sama lain. Namun, keduanya berhubungan erat. 

Sesuai penjelasan di awal, research gap didapatkan peneliti dengan membaca laporan dan publikasi ilmiah penelitian terdahulu. Tanpa penelitian terdahulu, peneliti tidak akan menemukan research gap. 

Supaya lebih memahami lagi arti penting melakukan literature review pada penelitian terdahulu dan kaitannya dengan research gap. Berikut hubungan atau keterkaitan keduanya: 

1. Penelitian Terdahulu Menjadi Dasar Menemukan Research Gap 

Sesuai dengan yang sudah dijelaskan, suatu penelitian bisa dilakukan dengan dukungan teori, data, maupun hasil penelitian terdahulu. Selain itu, pada topik penelitian yang sama, penelitian terdahulu membantu menemukan research gap. 

Research gap yang merupakan celah atau kelemahan dari penelitian terdahulu. Tentunya akan mendorong penelitian terbaru untuk mengisi celah dan mengatasi kelemahan tersebut. Jadi, tanpa ada penelitian terdahulu maka tidak ada research gap. 

2. Membantu Penelitian Berkontribusi Mengembangkan Iptek 

Poin kedua, penelitian terdahulu yang membantu peneliti menemukan research gap. Bisa membantu penelitian terbaru untuk memiliki novelty sehingga hasil penelitiannya akan berkontribusi langsung dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Dengan research gap, penelitian terbaru tidak akan mengulang penelitian terdahulu. Hasil yang ditemukan atau hasil penelitian tentunya juga akan berbeda sehingga menghasilkan temuan baru yang mendorong perkembangan iptek. 

Perbedaan Research Gap dan Penelitian Terdahulu 

Dalam memahami perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Tentunya bisa diawali dengan definisi masing-masing yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika masih bingung, berikut adalah beberapa aspek yang membedakan research gap dengan penelitian terdahulu: 

1. Waktu Pelaksanaan 

Hal pertama yang menjadi pembeda antara research gap dengan penelitian terdahulu adalah waktu pelaksanaan. Sesuai dengan namanya, perbedaan dari aspek ini tentunya sudah bisa ditebak. 

Secara kronologis, penelitian terdahulu perlu dilakukan dan berhasil diselesaikan. Selanjutnya, baru disusul dengan literature review oleh peneliti sekarang sehingga baru didapatkan research gap. 

Jadi, secara kronologis, penelitian terdahulu terjadi di masa lalu. Baik beberapa bulan yang lalu sampai beberapa dekade yang sudah lewat. Sementara research gap dicari dan ditemukan di masa sekarang. Dimana ketika penelitian belum dilaksanakan. 

2. Fokus Utama 

Aspek kedua yang menjadi perbedaan research gap dan penelitian terdahulu adalah fokus utama. Pada penelitian terdahulu, fokus utamanya adalah pada topik yang diteliti. Baik itu pertanyaan yang harus dijawab maupun masalah yang harus dicari solusinya lewat kegiatan penelitian. 

Sehingga, peneliti akan fokus menjalankan kegiatan penelitian sebaik mungkin. Kemudian memilih topik yang tidak hanya sesuai bidang yang ditekuni. Namun juga memenuhi kriteria untuk layak diteliti. Misalnya memiliki dampak luas, sedang menjadi isu hangat, dll. 

Berbeda dengan research gap, fokus utamanya adalah mencari celah atau kelemahan dari penelitian terdahulu sehingga celah dan kelemahan ini mendukung dilakukan penelitian lanjutan. Dimana bisa diusahakan lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang sama. 

3. Fungsi dalam Penelitian 

Hal ketiga yang menjadi perbedaan research gap dan penelitian terdahulu adalah fungsi dalam penelitian masa sekarang. Ketika melakukan penelitian, peneliti akan melakukan literature review pada penelitian-penelitian terdahulu. 

Salah satu hasil dari literature review tersebut adalah menemukan research gap. Namun, secara umum literature review memiliki fungsi yang lebih beragam dan kompleks pada penelitian masa sekarang. 

Penelitian terdahulu yang diakses kembali oleh peneliti akan memberikan rekomendasi topik penelitian, celah penelitian atau research gap, dan juga landasan teori. Terutama jika topik yang dipilih masih baru, maka literature review dilakukan untuk menemukan teori-teori pendukung dari penelitian terdahulu. 

Sementara fungsi research gap di dalam penelitian masa sekarang adalah memberi kebaruan sehingga tidak mengulang penelitian terdahulu. Jika suatu penelitian di masa sekarang tidak memiliki kebaruan. Maka artinya akan mengulang penelitian terdahulu, sehingga penelitian tersebut sia-sia. 

4. Bentuk Penyajian di Proposal Penelitian 

Hasil literature review pada penelitian terdahulu dan temuan research gap, sama-sama disajikan di dalam proposal penelitian. Kemudian, sama-sama juga dicantumkan kembali di laporan penelitian dan publikasi hasil penelitian. Misalnya artikel ilmiah di jurnal atau prosiding. 

Namun, terkait hal ini ada satu perbedaan research gap dan penelitian terdahulu, yakni pada bentuk penyajian di proposal sampai luaran penelitian masa sekarang. Hasil literature review penelitian terdahulu akan disajikan dalam bentuk tinjauan pustaka. 

Biasanya akan masuk di bab II dan berisi beberapa teori yang dihimpun dari penelitian terdahulu. Sementara research gap dijelaskan dalam bentuk temuan literature review yang memiliki celah atau kelemahan dan kekurangan. 

Secara umum, research gap akan dipaparkan peneliti di bab I, yakni pada bab Pendahuluan. Pada saat menjelaskan latar belakang pemilihan topik dan diikuti menjelaskan alasan  topik dan batasan masalah dipilih, yakni karena ada celah dari penelitian terdahulu. 

Namun, pada beberapa kondisi, peneliti akan mencantumkannya di bab II bersamaan dengan kajian pustaka dan biasanya diletakan di bagian akhir. Untuk penyampaian di proposal sampai laporan penelitian, sesuaikan dengan struktur dan isi informasi yang disajikan di setiap babnya. 

5. Cara Menemukan 

Hal terakhir yang menjadi perbedaan research gap dan penelitian terdahulu adalah dari cara menemukan. Atau bisa dikatakan sebagai, langkah apa yang dilakukan peneliti untuk menemukan penelitian terdahulu dan research gap tersebut. 

Menemukan penelitian terdahulu bisa dilakukan dengan lebih mudah di era sekarang karena ada banyak jurnal dipublikasikan daring. Bisa dicari di browser seperti Google hingga database publikasi ilmiah. Seperti Scopus, World of Science, Google Scholar, Garuda Kemdiktisaintek.

Selain mengandalkan internet, peneliti juga bisa mendapatkan penelitian terdahulu yang relevan dengan kebutuhan secara luring. Misalnya mengunjungi perpustakaan di perguruan tinggi atau meminta rekomendasi referensi ilmiah dari dosen dan rekan sesama mahasiswa. 

Sementara itu, Anda perlu melakukan literature review untuk cara menemukan research gap. Jadi, peneliti perlu mencari publikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik. Kemudian dikumpulkan dan dipilih yang akan digunakan. 

Selanjutnya, semua atau salah satu publikasi ilmiah yang paling relevan dibaca dan dipahami. Baru kemudian dilakukan analisis untuk mengidentifikasi ada tidaknya celah atau kelemahan. Celah dan kelemahan inilah research gap. 

Sebagai opsional yang lebih efisien, mencari dan menemukan research gap juga bisa dilakukan daring. Salah satunya dengan menggunakan platform AI untuk membantu menemukan research gap. Misalnya lewat Scopus AI, Google Scholar Advance, Connected Paper, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Itulah detail perbedaan research gap dan penelitian terdahulu sehingga bisa dipahami bahwa keduanya berbeda, hanya saja memang masih berkaitan satu sama lain. Sebab, research gap tidak akan ditemukan tanpa literature review penelitian terdahulu. 

Sebaliknya, penelitian tidak bisa dilakukan tanpa research gap dan di masa depan menjadi penelitian terdahulu sehingga satu sama lain saling terkait dan saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak. 

Tata Cara Menemukan Penelitian Terdahulu 

Melalui penjelasan mengenai daftar perbedaan research gap dan penelitian terdahulu, Anda bisa memahami bahwa kunci utamanya adalah menemukan dulu penelitian terdahulu, lalu akan menemukan research gap dengan sendirinya. 

Lalu, apa saja yang perlu dilakukan peneliti untuk menemukan penelitian terdahulu? Penelitian terdahulu bisa ditemukan di berbagai publikasi ilmiah. Baik itu artikel pada jurnal dan prosiding maupun pada buku ilmiah, seperti buku ajar dan buku referensi.

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan agar lebih mudah dalam menemukan penelitian terdahulu: 

1. Menentukan Topik yang Akan Diteliti 

Tahap yang pertama adalah menentukan topik yang akan diteliti. Dalam hal ini, topik bisa ditemukan dengan melihat dan menganalisis lingkungan sekitar. Namun, bisa juga dilakukan ketika melakukan literature review. 

Jika memang memungkinkan, pemilihan topik dilakukan sebelum pencarian penelitian terdahulu dan sebelum melakukan literature review. Namun, jika masih bingung dan tidak ada bayangan, pemilihan topik dilakukan di tahap akhir setelah penelitian terdahulu ditemukan. 

2. Menentukan Kata Kunci Pencarian Daring 

Jika topik penelitian sudah ditentukan, maka tahap berikutnya adalah menentukan kata kunci. Kata kunci pendek yang terdiri dari satu atau dua kata sangat dianjurkan. Sebab ketika dimasukan ke database publikasi ilmiah, rekomendasi sistem lebih banyak. 

3. Memilih dan Mengunjungi Database Publikasi Ilmiah 

Setelah menentukan kata kunci pencarian, maka tahap berikutnya adalah memilih dan menentukan database publikasi ilmiah. Dalam hal ini, biasanya para peneliti memanfaatkan beberapa database sekaligus untuk mengoptimalkan pencarian. 

Ada banyak database bisa dipilih, dari yang gratis sampai berbayar. Misalnya yang gratis seperti PubMed (kesehatan dan farmasi) Google Scholar, SINTA, sampai portal Garuda. Sementara yang berbayar seperti Scopus, WoS, dan lain sebagainya. 

4. Membaca Publikasi Ilmiah yang Relevan 

Setelah memilih database, maka bisa langsung melakukan pencarian dengan mengetik kata kunci yang sudah ditentukan sebelumnya. Hasil rekomendasi sistem di database perlu dicek satu per satu untuk memilih yang paling relevan. Baru kemudian dibaca, minimal judul, abstrak, dan kesimpulan. 

Penelitian terdahulu, sekali lagi akan ditemukan dalam bentuk publikasi ilmiah. Pada era digital seperti sekarang, menemukan publikasi ilmiah jauh lebih mudah dibanding beberapa dekade yang sudah lewat. 

Bisa dimulai dengan menggunakan layanan pencarian publikasi di Scopus atau WoS. Bagi dosen dan mahasiswa, biasanya mendapat hak akses ke akun institusi. Sehingga dijamin gratis dan bisa mengakses lebih banyak fitur. Termasuk Scopus AI. 

Selain Scopus dan WoS, juga bisa lewat portal Garuda yang dikelola Kemdiktisaintek. Kemudian melalui laman SINTA, Google Scholar, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jika secara daring kurang maksimal atau masih butuh tambahan penelitian terdahulu. 

Maka bisa dikombinasikan dengan pencarian luring atau offline. Misalnya mengunjungi perpustakaan di perguruan tinggi, perpustakaan daerah, dan meminta rekomendasi referensi ilmiah dari jaringan. Baik itu dosen, mahasiswa, dan sebagainya. 

Contoh Research Gap dan Hasil Literature Review Penelitian Terdahulu 

Jika sudah memahami apa saja perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Maka tidak kalah penting adalah memahami juga bagaimana mengidentifikasi celah pada penelitian terdahulu. Maka berikut beberapa contohnya: 

Contoh 1 – Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran

Penelitian Terdahulu: 

  1. Wahyuni (2020)
    Meneliti pengaruh penggunaan Instagram terhadap motivasi belajar siswa SMA di Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara moderat dapat meningkatkan motivasi belajar jika digunakan untuk tujuan edukatif.
  2. Ramadhan & Putri (2021)
    Mengkaji efektivitas grup WhatsApp dalam proses diskusi kelompok pada mahasiswa pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menunjukkan hasil positif terhadap kerja sama tim mahasiswa.

Research Gap: 

Belum ada penelitian yang secara spesifik mengkaji penggunaan TikTok edukatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Selain itu, sebagian besar penelitian hanya menyoroti aspek motivasi atau komunikasi, belum banyak yang fokus pada aspek kognitif seperti berpikir kritis.

Contoh 2 – Pembelajaran Daring dan Stres Akademik

Penelitian Terdahulu: 

  1. Sari (2021)
    Meneliti tingkat stres akademik pada siswa SMA selama pembelajaran daring akibat pandemi COVID-19. Penelitian ini menemukan bahwa tekanan tugas dan kurangnya interaksi sosial menjadi faktor utama penyebab stres.
  2. Hakim (2022)
    Meneliti hubungan antara beban tugas daring dan kelelahan mental pada mahasiswa semester akhir. Ditemukan bahwa beban tugas berlebih berkontribusi signifikan terhadap burnout akademik.

Research Gap:

  1. Belum ada penelitian yang secara khusus meneliti peran self-regulated learning (pembelajaran mandiri) dalam mengurangi stres akademik pada mahasiswa baru selama pembelajaran daring.
  2. Sebagian besar penelitian fokus pada stres dan beban, tapi belum banyak yang mencari strategi internal mahasiswa untuk mengatasinya.

Melalui penjelasan rinci mengenai apa dan detail perbedaan research gap dan penelitian terdahulu, Kami berharap Anda bisa lebih mudah dalam melakukan literature review dan menemukan research gap. Dengan demikian, Anda bisa segera menyusun proposal penelitian yang memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya.

Artikel terakit research gap dan penelitian terdahulu:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan