Daftar Isi
Dosen dalam melaksanakan kegiatan penelitian tentunya membutuhkan kemampuan untuk menemukan research gap (gap atau celah penelitian). Research gap adalah suatu peluang bagi dosen tersebut untuk menemukan celah dari penelitian sebelumnya dan kemudian menemukan novelty.
Sayangnya, celah penelitian ini tak selalu mudah ditemukan maupun disadari oleh kalangan dosen. Apalagi ketika masih sangat pemula dalam kegiatan penelitian. Maka untuk membantu dosen menemukan research gap bisa menyimak uraian berikut ini.
Apa Itu Research Gap?
Research gap adalah celah atau senjang penelitian yang dapat dimasuki oleh seorang peneliti berdasarkan pengalaman atau penelitian terdahulu. Secara sederhana, gap penelitian bisa disebut sebagai suatu kesalahan maupun kekurangan dari penelitian sebelumnya.
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun peneliti di sebuah lembaga penelitian intinya adalah mencari masalah dan menemukan solusinya. Dalam prakteknya, masalah yang dihadapi tak selalu selesai dengan satu hasil penelitian.
Sehingga dibutuhkan penelitian lagi dengan topik (masalah) yang sama untuk menemukan solusi yang lebih baik. Ketika dilakukan maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang sangat pesat.
Sebab semakin banyak solusi dengan teknologi terkini ditemukan. Jika diperhatikan, maka sudah sejak zaman dulu gap penelitian ini dimiliki dan dipahami oleh kalangan peneliti. Selain itu, bentuk gap penelitian tidak selalu kompleks melainkan bisa sederhana.
Misalnya, adanya penemuan perangkat komputer untuk membantu kegiatan berhitung secara cepat dan akurat. Sayangnya perangkat komputer ini berukuran terlalu besar, berat, dan harganya mahal. Maka dilakukan penelitian untuk membuatnya lebih minimalis.
Penelitian demi penelitian dilakukan dan memunculkan research gap satu ke gap lainnya. Sampai perangkat komputer seperti sekarang, yakni berukuran minimalis, ukuran lebih kecil, dan juga serba bisa dengan berbagai program di dalamnya.
Jenis-Jenis Research Gap
Jika membahas mengenai research adalah suatu celah atau kekurangan dalam sebuah penelitian untuk dikembangkan lagi oleh peneliti masa kini. Maka akan dijumpai berbagai bentuk celah yang kemudian menjadi jenis research gap.
Jenis research gap (gap penelitian) cukup banyak diantaranya:
a. Theoretical Gap
Theoretical gap merupakan kesenjangan yang terjadi melalui teori yang sebelumnya menjadi dasar penelitian. Sehingga ada kesalahan dalam memahami suatu teori maupun memang teori yang digunakan keliru, sehingga mempengaruhi hasil riset.
Hasil riset menjadi kurang maksimal dan menciptakan celah penelitian sehingga bisa dijadikan bahan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian tersebut. Sehingga dalam prosesnya akan ada perubahan pada teori yang digunakan.
b. Evidence Gap
Evidence gap yaitu kesenjangan yang ada dalam bukti penelitian. Artinya ada perbedaan hasil penelitian dalam bukti yang dipaparkan dengan fenomena yang terjadi di lapangan.
c. Population Gap
Population gap merupakan jenis research gap berdasarkan produktivitas bisnis dan jangkauan populasi saat mengambil data penelitian. Sehingga ada kesenjangan dalam menentukan objek penelitian berkaitan dengan populasi.
d. Empirical Gap
Terakhir adalah Empirical gap. Emprical gap yaitu kesenjangan penelitian yang merujuk pada kesenjangan fenomena empiris. Dalam hal ini, peneliti perlu berusaha menyadari dan mengatasi inkonsistensi dalam proses penelitian yang dilakukan.
Hubungan Antara Research Gap dan Research Novelty
Setiap kali membahas mengenai celah penelitian, maka banyak yang mengira jika masalah ini sama dengan istilah novelty (kebaruan). Jadi, kedua istilah dalam kegiatan penelitian tidak tidak sama alias berbeda. Hanya saja memang keduanya memiliki hubungan.
Secara mendasar, gap penelitian merupakan celah kosong yang ditinggalkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Sementara novelty adalah temuan dan kesimpulan dari penelitian yang mengisi celah kosong (research gap).
Jadi, apa hubungannya? Ketika dosen maupun peneliti melakukan analisis research gap dan memang menemukan ada gap atau celah kosong. Maka akan menemukan novelty, atau unsur baru yang belum ada di penelitian sebelumnya.
Sehingga, novelty atau unsur kebaruan akan didapatkan dosen ketika menemukan celah penelitian, tidak mungkin tidak. Maka seorang dosen perlu memiliki kemampuan analisis yang kuat dan berpikir kritis untuk menemukan gap penelitian tadi yang kemudian menghasilkan novelty di penelitiannya.Â
Baca Juga:
- Tips Menemukan Research Gap dari Publikasi Ilmiah
- Mengenal Unsur Kebaruan Penelitian
- Mengenal Bagaimana Pentingnya Novelty Dalam Tulisan Ilmiah
Cara Menemukan Research Gap
Sekilas, memahami definisi gap penelitian sebagai sebuah celah kosong dari penelitian sebelumnya akan terasa sulit. Ibarat mencari kesalahan dari sosok yang dinilai sempurna. Cukup sulit memang, akan tetapi selama ini celah penelitian selalu ditemukan.
Hal ini tentu menjadi motivasi tersendiri agar para dosen semakin semangat menjadi penemu research gap selanjutnya. Beberapa cara bisa dilakukan untuk menemukan research gap yaitu dengan:
a. Mencari Fenomena yang Tidak Ada Teorinya
Cara menemukan gap penelitian yang pertama adalah mencari fenomena yang tidak ada teorinya. Misalnya saja ada suatu kondisi yang memang nyata ada di lapangan dan disadari oleh dosen, akan tetapi belum ada teori menjelaskan kondisi tersebut.
Maka akan ditemukan gap penelitian untuk meneliti fenomena yang terjadi menggunakan beberapa teori yang sudah ada. Sehingga menghasilkan teori baru yang menjelaskan secara ilmiah penyebab maupun solusi fenomena tersebut.
b. Mencari Konsep yang Luput dari Penelitian Sebelumnya
Cara menemukan research gap kedua adalah dengan mencari konsep yang luput dari penelitian sebelumnya. Secara umum semua peneliti akan menentukan konsep yang dijadikan fokus utama dan mengabaikan konsep lain meskipun berhubungan.
Fakta ini yang membantu dosen menemukan research gap dari penelitian lama tersebut, yakni mencoba fokus ke konsep lain yang diabaikan peneliti sebelumnya sebab kondisi ini akan menciptakan celah untuk dilakukan penelitian berikutnya.
c. Mencari Inkonsistensi Hasil Penelitian
Satu topik kadang diteliti oleh banyak dosen atau peneliti, hasil penelitian masing-masing bisa saja berbeda. Kondisi ini menunjukan adanya inkonsistensi hasil penelitian dari beberapa peneliti yang tentu menjadi research gap.
d. Menemukan Kelemahan Penelitian Sebelumnya
Secara umum, tidak ada satupun penelitian di dunia ini yang tidak memiliki kekurangan. Salah satu penyebab utama dari kondisi ini adalah penggunaan satu teori yang memaksa peneliti untuk tidak memakai teori lain.
Sehingga penelitian menjadi punya batasan yang kemudian menciptakan kekurangan dan celah atau research gap tadi. Oleh sebab itu, silakan baca laporan penelitian peneliti lain dan temukan kelemahan ini.
Biasanya peneliti sebelumnya menjelaskan kelemahan penelitiannya di bagian saran dan kesimpulan. Jadi, bisa mencoba fokus langsung ke bagian ini untuk menemukan research gap.Â
Contoh Research Gap dalam Penelitian
Supaya lebih memahami penjelasan celah penelitian adalah sebuah celah atau kelemahan dari penelitian sebelumnya. Maka berikut adalah salah satu contoh gap atau celah penelitian tersebut:
Penelitian bahan X untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi. Oleh peneliti A, bahan X ini diketahui bisa memaksimalkan efektivitas sabun dalam mengangkat kotoran yang menempel di kulit badan.
Penelitian terkait bahan X ini kemudian dilanjutkan peneliti B karena diketahui memberi dampak negatif bagi lingkungan. Hasil penelitian peneliti B kemudian menemukan bahan substitusi bahan X untuk pembuatan sabun mandi yang diketahui lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: