Dosen di Indonesia dalam menjalankan tugas publikasi ilmiah, ternyata tak hanya dilihat dari segi kuantitas. Akan tetapi juga dilihat kualitas publikasi tersebut. Kualitas ini bisa dilihat dari faktor dampak publikasi yang sudah dilakukan dosen.
Salah satu indikator yang paling sering digunakan di dunia publikasi adalah jumlah sitasi. Publikasi ilmiah dikatakan memiliki manfaat luas dan memiliki kualitas yang tinggi ketika dibaca oleh orang lain dan dijadikan referensi, lalu dikutip.
Memahami indikator ini, maka dalam program hibah, biasanya kriteria dosen pengusul baik ketua maupun anggota akan diperhatikan jumlah sitasinya. Membantu para dosen memenuhi kriteria jumlah sitasi minimal, Dunia Dosen bersama dukungan Penerbit Deepublish menggelar webinar dengan topik ini.
Webinar dengan tajuk Strategi Meningkatkan Sitasi bagi Akademisi kemudian digelar. Webinar ini dilaksanakan secara online melalui aplikasi Zoom Meeting pada 5 April 2024. Adapun narasumbernya adalah Dr. Miguna Astuti, S.Sos., M.M., MOS., CPM., CIRR., yang merupakan salah satu dosen di UPN Veteran Jakarta sekaligus Dosen Ambassador Penerbit Deepublish.
Pada pembukaan, Miguna menjelaskan pengalamannya dalam proses ikut serta program hibah. Jauh sebelum hibah tersebut dibuka oleh Ditjen Dikti, dirinya sudha berinisiatif mencari dosen untuk berkolaborasi.
Pada akhirnya berhasil membuat daftar panjang beberapa dosen, baik yang satu institusi, satu fakultas, maupun lintas institusi dan lintas fakultas. Sayangnya ketika mencoba melakukan pendaftaran di laman BIMA, banyak calon dosen yang diajak berkolaborasi tersebut dinyatakan tidak eligible. Salah satu penyebabnya adalah jumlah sitasi yang minim.
Lebih lanjut, Miguna juga menjelaskan bahwa dalam proses publikasi ternyata tidak cukup hanya mengandalkan nama besar dan reputasi media publikasi tersebut. Supaya sitasi bisa maksimal, maka dibutuhkan strategi tambahan dari para akademisi.
“Publikasi di tempat yang bagus, di jurnal yang luar biasa itu bukan menjadi jaminan pasti sitasi kita akan meningkat. Kalau dari kita sendiri, selaku dosen dan selaku peneliti yang mempublikasikan pun tidak memiliki, tidak berstrategi lah kalau bahasa saya,” kata Miguna Astuti menjelaskan.
Miguna juga menjelaskan sekilas mengenai apa itu sitasi. Sitasi dijelaskan merupakan salah satu sinonim atau persamaan kata dari istilah “kutipan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sitasi memiliki definisi sebagai kegiatan pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri.
Sementara definisi sitasi di ruang lingkup profesi dosen, dijelaskan merupakan kegiatan mengutip publikasi ilmiah ke dalam karya tulis yang sedang disusun. Sehingga karya yang disusun dan dipublikasikan seorang dosen sudah dijadikan referensi, dikutip suatu bagian di dalamnya, dan dicantumkan di dalam daftar pustaka karya tersebut.
Semakin tinggi jumlah sitasi yang diraih dosen atas publikasinya, maka menjadi indikasi bahwa karya ilmiah yang dibuat memiliki kualitas baik. Sekaligus memiliki manfaat luas, hingga dimanfaatkan oleh peneliti dan penulis lain.
Miguna kemudian menjelaskan beberapa strategi yang bisa diterapkan akademisi untuk meningkatkan jumlah sitasi. Pertama, adalah memanfaatkan berbagai platform akademik untuk meningkatkan awareness lebih banyak orang mengenai kepakaran akademisi di suatu bidang. Misalnya di Google Scholar, Scopus, WoS, Researchgate, dll.
Kedua, aktif melakukan promosi dan branding diri. Misalnya dengan mencantumkan platform akademik yang selama ini digunakan dalam berbagai kegiatan. Misalnya mencantumkan link platform akademik di bio media sosial, mencantumkan di informasi profil WhatsApp, dll.
Ketiga, rajin dan aktif melakukan kolaborasi. Misalnya berkolaborasi dalam menyusun karya ilmiah dan mengurus publikasinya. Menjadi penulis utama, penulis korespondensi, maupun penulis pendamping akan membantu profil dosen masuk ke riwayat publikasi dosen lain. Sehingga membantu meningkatkan awareness dan mendorong lebih banyak orang membaca karya dosen dan menjadikannya referensi.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…