Search
Close this search box.

Subjek Penelitian: Ciri, Fungsi, dan Contoh

subjek penelitian

Pengertian Subjek Penelitian – Saat kamu sedang menulis makalah ilmiah, pada bagian Bab III kamu akan menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan. Salah satu komponen yang dibahas yaitu subjek penelitian. 

Sesuai namanya, subjek penelitian berarti kita mencari siapa yang akan diteliti dalam penelitian yang kamu lakukan. Dalam setiap penelitian tentunya terdapat subjek dan objeknya.

Dalam setiap penelitian tentunya terdapat subjek dan objek penelitian. Subjek mengacu pada informan yang menjadi sumber data penelitian sedangkan objek penelitian mengacu pada permasalahan yang sedang diselidiki dalam penelitian.

Jika kamu sedang mencari informasi seputar subjek penelitian, maka artikel ini adalah jawabannya. Yuk simak sampai habis!

Apa Itu Subjek Penelitian?

Subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian, yaitu keseluruhan objek di mana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Subjek penelitian menjadi hal penting yang harus ditata dan ditentukan sejak awal penelitian. Mengapa penting? Sebab dengan mengetahui subjeknya, peneliti dapat mengetahui apa atau siapa yang akan memberikan peneliti data dan informasi.

Mudahnya begini, kalau peneliti hendak melakukan penelitian, maka sebelumnya dipastikan sudah memiliki data awal, yang membuat mereka memilih topik tersebut untuk diteliti.

Sumber data awal penelitian ini bisa menjadi subjek.

Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:

  • Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa individu.
  • Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.
  • Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.

Baca Juga: Instrumen Penelitian : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap

Subjek Penelitian Menurut Para Ahli

Pengertian subjek penelitian menurut ahli apa saja? Ahli yang menyampaikan pendapatnya tentang pengertian subjek penelitian antara lain Arikunto dan Muhammad Idrus.

1. Arikunto

Menurut Suharsimi Arikunto (2010), subjek penelitian adalah batasan penelitian di mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya variabel penelitian. Suharsimi Arikunto menjelaskan pengertian ini pada buku yang berjudul “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik” tahun 2016.

Buku Suharsimi ini cukup populer karena dikutip oleh banyak mahasiswa Indonesia untuk skripsi. Tidak hanya itu, tulisannya dikutip sejak 1998 dan diperbarui lagi selama beberapa kali.

2. Muhammad Idrus

Menurt Muhammad Idrus (2009), subjek penelitian merupakan elemen benda, individu maupun organisme sebagai sumber informasi yang diperlukan peneliti untuk mendapatkan data penelitian.

Ciri Subjek Penelitian

Ciri-ciri subjek penelitian meliputi:

  • Tergolong individu atau kelompok yang dijadikan sumber data oleh investigator atau peneliti. 
  • Subjek melalui interaksi, atau bisa juga melalui identifikasi informasi yang dikemukakan oleh subjek riset.
  • Dijadikan target pengumpulan data oleh investigator.

Cara Mendapatkan Subjek Penelitian

Sebagaimana telah disinggung di awal, subjek dalam penelitian bisa diperoleh dengan beberapa cara. Cara mendapatkan subjek penelitian ada 2 cara, yaitu melakukan teknik sampling dan menghubungi subjek secara langsung. Berikut detail penjelasannya

  1. Melakukan teknik sampling

Cara pertama yakni dengan melakukan teknik sampling. Sampling menghasilkan individu atau kelompok individu yang potensial untuk berpartisipasi dalam penelitian.

  1. Menghubungi calon subjek secara langsung 

Langkah kedua, setelah peneliti memperoleh daftar orang yang potensial menjadi subjek riset, peneliti mulai menghubungi calon subjek secara langsung. Tentu saja, persetujuan atau konsen dari calon subjek sangat penting dalam rangka memenuhi prosedur etis penelitian.

Dalam penelitian sosial kuantitatif di mana data yang digunakan biasanya berupa data set, subjeknya lebih mudah diperoleh karena sudah ada di atas kertas. Riset kuantitatif yang datanya dikoleksi sendiri oleh peneliti melalui survei, misalnya, tentu beda lagi.

Baca Juga: 3 Pendekatan dan Metode Penelitian

Cara Mendapatkan Data dari Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan data dari subjek penelitian, kita dapat menggunakan beberapa metode. Dilansir dari “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D” tahun 2008 karya Sugiono, ada empat teknik pengumpulan data. Teknik pengambilan data penelitian ada 4, yaitu wawancara, observasi, dokumen, dan forum group discussion.

1.  Wawancara

Teknik pertama yang bisa digunakan adalah wawancara. Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjeknya. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi.

Pada hakikatnya, wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Menurut Yunus (2010: 358), tahap yang dilalui agar wawancara berlangsung, yaitu:

  1. mengenalkan diri
  2. menjelaskan maksud kedatangan
  3. menjelaskan materi wawancara
  4. mengajukan pertanyaan 

Selain itu, agar narasumber dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 

  1. Ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang
  2. Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan
  3. Mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius
  4. Bersikap hormat dan ramah terhadap informan
  5. Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan 
  6. Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan  masalah/tema penelitian 
  7. Tidak bersifat menggurui terhadap informan
  8. Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah
  9. Sebaiknya dilakukan secara sendiri
  10. Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.

Di dalam proses wawancara pun terdapat dua jenis wawancara, yakni: 

a. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Wawancara jenis ini adalah wawancara di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali.

b. Wawancara terarah (guided interview)

Wawancara terarah yakni di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat  dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.

Dalam praktik sering juga terjadi jawaban informan tidak jelas atau kurang memuaskan. Jika ini terjadi, maka peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik. Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”. 

Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi jawaban “tidak tahu”, maka peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna “tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:

  1. informan memang tidak mengerti pertanyaan peneliti, sehingga untuk menghindari jawaban “tidak mengerti”, dia menjawab “tidak tahu”.
  2. informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana tidak nyaman dia menjawab “tidak tahu”.
  3. pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi informan, sehingga jawaban “tidak tahu’ dianggap lebih aman
  4. informan memang betul-betul tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Karena itu, jawaban “tidak tahu” merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.

2. Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan ada 3 bentuk observasi, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok. Berikut penjelasannya:

  1. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
  2. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
  3. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

3. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoritik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.

4. Fokus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya  menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

Baca Juga: Contoh Buku Ajar Dosen dan Buku Hasil Penelitian

Contoh Subjek Penelitian

Supaya lebih paham, di sini kami akan memberikan beberapa contoh subjek dalam penelitian yang lebih spesifik mengenai siapa saja sebenarnya individu atau kelompok yang relevan sebagai subjek riset. 

1. Contoh Subjek Penelitian 1

Kali ini peneliti kali ini hendak mengungkapkan bagaimana dinamika psikologis motivasi berorganisasi mahasiswa introvert serta ingin membahas Self-Determination Theory dari Ryan dan Deci dalam motivasi berorganisasi mahasiswa introvert.

Contoh subjek penelitiannya adalah: 

Subjek yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga subjek yang merupakan mahasiswa dengan kecenderungan introvert serta sedang mengikuti minimal satu organisasi saat penelitian dilakukan. Peneliti berencana untuk mengambil subjek dari Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata karena dilihat dari jumlah data mahasiswa yang tidak ikut dalam kegiatan organisasi sebanyak 68%, serta tidak adanya peraturan tertulis dalam Fakultas Psikologi untuk mengharuskan mahasiswa mengikuti kegiatan organisasi di kampustua.com, membuat peneliti ingin mengetahui motivasi apa yang ada dalam diri mahasiswa psikologi dengan kecenderungan introver dalam mengikuti kegiatan organisasi. (sumber: http://repository.upi.edu/2561/6/S_PLS_0900449_Chapter3.pdf

Maka dapat disimpulkan bahwa subjek di atas adalah mahasiswa dengan kecenderungan introver serta sedang mengikuti minimal satu organisasi saat penelitian dilakukan. Meskipun ada banyak mahasiswa yang di Fakultas Psikologi UNIKA, tapi tidak semua dapat menjadi subjeknya. Sekali lagi, subjek pada penelitian didasari atas apa yang ingin diteliti. Sesuai dengan prinsipnya, yakni subjek penelitian dipilih berdasarkan apakah bisa memenuhi tujuan penelitian atau tidak.

2. Contoh Subjek Penelitian 2

Informan penelitian adalah pemilik SUNMORE, ahli design, dan customer SUNMORE. Akses kepada informan menjadi pintu gerbang bagi peneliti untuk masuk pada dunia yang dialami informan. Penting untuk diperhatikan bagaimana peneliti mendapat akses kepada informan. Akses dapat melalui perkenalan langsung, diperkenalkan atau karena bertemu tidak sengaja. Penelitian ini bersifat tak terbatas waktu, maka penelitian dinyatakan selesai pada saat peneliti merasa benar-benar cukup mendapatkan data dari informan. (sumber: http://repository.unpas.ac.id/30056/5/7%20BAB%20III%20-%20Karina%20Anggiani%20%28152050444%29.pdf)

Maka dapat disimpulkan jika subjek penelitian di atas adalah pemilik SUNMORE, ahli design, dan customer SUNMORE. 

3. Contoh Subjek Penelitian Kuantitatif

Contoh kali ini kami tidak akan mengambil kutipan dari makalah ilmiah, namun langsung pada jenis makalah yang sedang dikerjakan.

Misal, dalam berbagai macam metode penelitian kuantitatif untuk contoh subjeknya pada penelitian ini misalnya saja apabila anggota populasi dari yang akan diteliti guna diwawancarai (diteliti secara langsung) jumlahnya banyak, tentu tidak semuanya kita ikut sertakan karena akan memakan banyak waktu, energi dan biaya, sehingga kita harus menentukan sampel yang mewakili keseluruhan populasi tersebut, yang teknik penentuannya tergantung pada kebutuhan penelitian.

Oleh karena itulah dalam hal ini subjek pada penelitian tersebut adalah orang-orang yang telah ditentukan menjadi sampel dalam populasinya.

4. Contoh Subjek Penelitian Kuantitatif

Sama halnya dengan metode kualitatif yang juga pasti ada subjeknya. Misalnya dalam hal ini ingin menyelesaikan skripsi, tesis, atau disertasi dengan studi kasus. Maka bisa dikatakan subjeknya bisa berupa masyarakat, desa yang terpilih.

5. Contoh Subjek Penelitian Karya Ilmiah

Untuk setiap penulisan karya tulis ilmiah juga harus memerlukan subjek. Dalam hal ini misalnya saja subjek untuk topik penelitian orang-orang yang merokok di tempat umum. Maka, subjeknya adalah pelaku perokok sedangkan bagian objeknya adalah dampak perokok tersebut bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga: Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap

Perbedaan Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Jika kalian mencermati lagi dalam bab pembahasan penelitian tidak hanya subjeknya saja yang diteliti. Namun ada bab lain juga yang membahas seputar objek penelitian. Apakah keduanya sama? Atau justru berbeda? 

Supaya tidak keliru, kalian perlu mengetahui perbedaan subjek dan objek penelitian. Lantas, apa bedanya subjek dan objek penelitian?

Tentu saja berbeda.

Mari kita ulas dari pengertiannya dulu.

Subjek penelitian adalah siapa atau apa yang bisa memberikan kalian informasi dan data untuk memenuhi topik penelitian kalian.

Sementara itu,

Objek penelitian adalah masalah yang kalian teliti.

Misalnya kalian akan meneliti penyebab banjir di suatu daerah. Subjek penelitiannya adalah masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.Objek penelitiannya adalah masyarakat jika kalian sebagai peneliti melihat masyarakat sebagai masalah. Objek penelitian lainnya bisa jadi faktor-faktor non manusia yang menyebabkan banjir. Hal ini dikarenakan dalam penelitian sosial,masyarakat bisa menjadi keduanya, baik objek maupun subjek pada penelitian.

Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.

Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.

Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.

Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan