Teknik Menulis | Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa peer feedback adalah sebuah metode yang bisa digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan berbagai masukan terhadap tulisan yang dibuatnya. Masukan tersebut khususnya berasal dari rekan-rekan dekat penulis itu sendiri. Kondisi tersebut pada dasarnya adalah sebuah solusi yang tepat bagi penulis dalam rangka melakukan perbaikan atau revisi. Dengan dibacanya tulisan kita oleh orang lain, secara tidak langsung tulisan kita sedang dalam proses uji publik. Artinya seberapa besar respon publik terhadap tulisan yang kita buat. Menulis buku bukan hanya sekadar tentang menyusun sebuah tulisan dan kemudian diterbitkan oleh penerbit, tetapi juga lebih dari hal tersebut. Ada proses panjang dibalik sebuah buku yang berhasil diterbitkan. Ketika respon beberapa rekan kita terhadap tulisan yang kita buat itu bagus, maka kualitas tulisan yang kita sudah kita buat setidaknya juga baik, begitu juga sebaliknya.
Selain banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan menggunakan metode tersebut, setidaknya juga ada beberapa kelemahan yang mengiringinya. Oleh karena itu, dalam teknik menulis, kita perlu memikirkan berbagai hal secara matang, terutama pada proses pengumpulan pendapat atau masukan dari rekan-rekan kita sendiri. Kita perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal teknik menulis. Ada beberapa di antara mereka yang memang ahli, tetapi juga ada beberapa di antaranya yang tidak terlalu memahami. Pada satu sisi, ada rekan-rekan kita yang paham terhadap tema yang kita buat, tetapi ada juga yang tidak terlalu memahami. Berangkat dari kondisi tersebut, kita benar-benar harus bijaksana dalam memilih rekan-rekan kita yang sekiranya memang paham terhadap segala sisi dari tulisan yang kita buat. Oleh karena itu, kita harus bersikap selektif dalam memilih pembaca. Berikut beberapa kelemahan yang mungkin akan kita dapatkan dengan menggunakan metode peer feedback.
Salah satu kemungkinan kelemahan yang akan kita dapatkan yaitu adanya kemampuan profisiensi dari rekan kita yang terbatas. Hal tersebut berdampak pada munculnya kesulitan bagi mereka dalam memahami kesalahan yang terdapat dalam teks yang sudah kita buat. Keterbatasan tersebut secara tidak langsung juga tidak dapat mendorong mereka untuk mengeluarkan komentarnya secara berhasil. Hasilnya tidak ada komentar substantif yang bisa mereka berikan kepada kita terhadap tulisan yang sudah kita buat. Terlebih lagi, ketidakpahaman mereka terhadap teknis penulisan tersebut juga justru memunculkan komentar yang justru salah. Artinya tulisan yang sudah kita buat tersebut sebenarnya sudah benar, tetapi mereka menganggap tulisan yang kita buat justru salah. Dalam teknik menulis, kondisi tersebut tentu akan mempersulit diri kita sendiri sebagai seorang penulis karena harus mengoreksi komentar mereka yang sebenarnya belum tentu benar.
Hal lain lagi yang mungkin menjadi kelemahan dari metode yang kita gunakan tersebut yaitu adanya ketidakpercayaan diri pembaca dalam mengoreksi tulisan kita. Kita perlu menyadari bahwa rekan-rekan di lingkungan kita bukanlah orang-orang yang ahli di bidang kepenulisan, termasuk substansi yang sudah kita buat. Bisa saja hanya satu atau dua orang yang benar-benar memahami urusan kepenulisan. Sama seperti kasus sebelumnya bahwa mungkin ada beberapa rekan kita yang merasa tidak percaya diri dalam mengoreksi tulisan kita karena mereka merasa tidak memiliki kemampuan dalam memberikan komentar. Kondisi tersebut berangkat dari pengalaman mereka sendiri yang bisa jadi tidak terlalu menyukai aktivitas menulis buku. Artinya mereka tidak terlalu memahami dunia kepenulisan secara menyeluruh. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada jalannya metode peer feedback yang tidak terlalu efektif. Dengan demikian, kita juga harus mempertimbangkan aspek pemahaman mereka terhadap dunia kepenulisan ketika akan mengoreksi tulisan yang sudah kita buat.
Rekan-rekan yang kita tunjuk sebagai pemberi komentar terhadap tulisan kita terkadang hanya memberikan masukan terhadap urusan teknis tulisan. Hal mudah yang bisa mereka lakukan adalah mengidentifikasi dan membedakan tanda baca. Kondisi tersebut tentu membuat proses peer feedback tersebut tidak dapat berjalan secara maksimal. Artinya hanya sedikit rekan kita yang mengomentari substansi dari tulisan yang sudah kiat buat. Terlebih lagi apabila system koreksi tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem deteksi kesalahan otomatis pada program komputer. Sistem tersebut tentu akan mengurangi beban kerja pemberi feedback dan proses tersebut nantinya juga tidak akan berjalan secara efektif. Berangkat dari kondisi tersebut, kita perlu memilih pembaca yang juga memiliki kapasitas untuk memberikan komentar secara substantif. Terlebih lagi menulis buku tidak hanya berbicara terkait teknis, tetapi yang lebih penting yaitu terkait dengan konten tulisan yang sudah kita buat.
Kondisi ketidakpahaman pembaca terhadap apa yang sudah kita tulis pada dasarnya juga membawa dampak serius pada kesan kita terhadap pembaca. Ketidakpercayaan tersebut juga bisa muncul dari dua sisi yaitu sisi teknis kepenulisan dan substansi. Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa metode peer feedback memiliki kelemahan bahwa orang-orang yang kita pilih untuk memberikan komentar belum tentu memiliki kapasitas yang kita harapkan. Artinya mereka tidak bisa memberikan komentar secara komprehensif karena bisa jadi mereka tidak memiliki pemahaman yang luas terkait dengan teknis penulisan atau konten yang kita buat. Kondisi tersebut secara tidak langsung berdampak pada kepercayaan kita terhadap mereka. Beberapa penulis bisa jadi tidak percaya dengan komentar atau masukan yang diberikan oleh rekannya sendiri dan lebih mengindahkan komentar temannya tersebut. Kondisi tersebut juga bisa berasal dari perbedaan sudut pandang penulis dan pemberi komentar terhadap sebuah kasus.
Terakhir, metode peer feedback pada dasarnya sulit diaplikasikan oleh mereka yang cenderung memiliki kecenderungan individual. Dengan kata lain, tidak sedikit dari pengguna metode tersebut yang belum berpengalaman atau belum memahami metode tersebut sebagai sebuah pendekatan yang memungkinkan masuknya dimensi social dalam proses menulis buku. Artinya pengguna metode peer feedback yang sudah terbiasa dengan kultur menulis individual mungkin akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan pendekatan tersebut. Kondisi tersebut tidak bisa dibantah karena metode tersebut mengharuskan kita berinteraksi dengan banyak orang. Interaksi yang dibangun tersebut memang pada dasarnya dalam rangka memberikan masukan terhadap tulisan yang sudah kita buat. Meskipun demikian, hubungan tersebut tidak semata-mata hanya selesai pada urusan tersebut, tetapi juga pada aspek yang lebih luas. Bisa saja suatu ketika kita bergantian diminta menjadi pembaca yang diharuskan memberikan komentar terhadap tulisan orang lain. Oleh karena itu, hubungan social yang dibangun cenderung lebih kuat.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI TEKNIK MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Referensi
Zainurrahman, 2011, Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme), Bandung: Penerbit Alfabeta.
[Bastian Widyatama]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…