Teknik menulis bagi sebagian orang bukan perkara mudah, apalagi teknik menulis buku. Ada banyak alasan dan kendala untuk tidak mulai menulis.
Teknik menulis pada dasarnya merupakan suatu proses, dimana dalam proses tersebut terdapat beberapa tahapan. Mulai dari pramenulis, penulisan dan pascamenulis.
- Pramenulis
Pada tahap ini penulis akan mulai memilih topik dan mengorganisir gagasan. Namun, sebelum itu penulis harus menentukan terlebih dahulu tujuan dan sasaran pembaca dalam teknik menulis buku. Hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi untuk apa penulis teknik menulis buku dan siapa sasaran pembaca yang diharapkan. Setelah itu, penulis dapat menentukan topik dan mulai membangun ide. Untuk memperkuat topik dalam membangun ide dapat dilakukan melalui membaca, wawancara, atau bertukar pikiran dengan orang lain. Selain itu, bahan-bahan tulisan juga dapat dikumpulkan dari: (a) referensi buku atau media lainnya; (b) studi kasus; (c) perbandingan; (d) info mutakhir (https://www.academia.edu/19576395/Konversi_KTI_Nonbuku_Menjadi_Buku).
Setelah menentukan topik, maka selanjutnya dapat menyusun kerangka karangan untuk menyusun ide-ide dalam teknik menulis buku sehingga tulisan akan tetap runtut dan fokus pada topik. Dapat dikatakan bahwa kerangka karangan ini akan menjadi panduan dan garis besar dalam mengembangkan tulisan. Melalui kerangka karangan juga menunjukkan bagaimana alur pikir penulis menyusun dan menyampaikan ide/gagasannya dalam tulisan. Adapun pola kerangka karangan yang perlu Anda ketahui yaitu:
- Penulisan
Apabila kerangka karangan telah tersusun, maka selanjutnya penulis dapat mulai menulis. Dalam teknik menulis buku, kita tidak perlu menulis secara berurutan dari awal pembukaan sampai penutup/akhir. Kita juga jangan menyimpan seluruh tulisan kita dalam satu file yang sama. Cara ini sama saja dengan bunuh diri. Bagaimana jika filenya hilang? Ke-delete tidak sengaja? Kacau semua. Langkah pertama teknik menulis buku, tulislah bagian-bagian yang paling mudah dulu. Ingat waktu ujian pada saat Anda kuliah dulu, kerjakan yang mudah dulu dan yang susah belakangan. Teknik ini juga merupakan rumus ampuh dalam menulis. Intinya, kerjakan bagian yang paling dikuasai atau disukai terlebih dahulu. Lihat outline, tandai bagian yang sudah dikuasai 100%, tandai lagi bagian yang paling Anda sukai. Kerjakanlah bagian-bagian itu segera. Kemudian, tandai lagi bagianbagian yang sudah selesai dikerjakan. Setelah itu, lanjut kerjakan bagian lain pada outline yang belum dikerjakan (Cara Praktis Menulis Buku oleh An Nuur Budi Utama, Penerbit Deepublish).
Selama proses menulis, tidak jarang akan mengalami kendala seperti mandegnya ide atau justru menculnya banyak ide baru. Ketika kesulitan mengembangkan ide, maka sebaiknya menggali kembali ide dengan banyak membaca literatur yang berkaitan dengan topik tulisan. Sementara untuk ide-ide baru yang muncul dapat disisipkan ketika tulisan sudah selesai. Hal ini untuk menjaga tulisan tetap utuh sesuai dengan kerangka karangan. Agar tidak lupa, penulis dapat menyisipkan ide baru itu dengan mencatatnya pada kerangka karangan atau bagian tulisan yang diinginkan. Penulis dapat menambahkan ide itu sekaligus memperbaikinya setelah selesai menulis atau pada tahap penyuntingan (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Setyawan%20Pujiono,%20M.Pd./Konsep%20Menulis.pdf).
- Pascamenulis
Setelah penyusunan ide/gagasan dalam tulisan selesai, selanjutnya akan melalui tahap pacamenulis. Pada tahap ini akan meliputi tiga hal yaitu: revisi, penyuntingan dan publikasi. Meskipun terkesan sama, revisi dan penyuntingan memiliki perbedaan. Dimana pada tahap revisi, perbaikan lebih kepada menyempurnakan isi tulisan. Sedangkan penyuntingan lebih mengarah pada perbaikan ejaan, gaya bahasa, dan pemilihan kata. Sebagaimana yang diuraikan oleh Tompkins dan Hosskisson (1995:57) menyatakan bahwa penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih mengarah perbaikan dan pemeriksaan subtansi isi tulisan (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Setyawan%20Pujiono,%20M.Pd./Konsep%20Menulis.pdf).
Selama revisi, penulis akan menyaring kembali ide-ide atau gagasan yang dibangun dalam tulisan sehingga sesuai dengan tujuan dan sasaran pembaca. Pada tahap ini dapat menghilangkan, menambahkan, atau menyusun ulang isi tulisan. Setelah tahap revisi selesai, selanjutnya adalah melakukan penyuntingan. Dimana pada tahap ini penyunting akan melakukan perbaikan pada ejaan, tanda baca, gaya bahasa sehingga tulisan lebih mudah dibaca oleh orang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal” (optimally readable) (Smith, 1982)( http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA_DAN_MENULIS_DI_SD/BBM_8.pdf). Kedua tahap ini dapat dilakukan oleh penulis atau orang lain dengan terlebih dahulu membaca draft tulisan secara utuh. Setelah perbaikan tulisan selesai selanjutnya penulis dapat mengirim tulisan kepada penerbit untuk dicetak dan publikasi.
Hal tersulit dalam melakukan segala sesuatu adalah memulai, begitu juga menulis. Jadi, mari mulai menulis! sekarang juga!
[Ulin Nafiah]
Referensi:
- Handout Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku, (https://www.academia.edu/19576395/Konversi_KTI_Nonbuku_Menjadi_Buku)
- Cara Praktis Menulis Buku oleh An Nuur Budi Utama, Penerbit Deepublish (http://www.deepublish.co.id/download/Gratis-Premium-Panduan-Menulis-Buku-Penerbit-Deepublish.pdf)
- Konsep Dasar Menulis, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Setyawan%20Pujiono,%20M.Pd./Konsep%20Menulis.pdf
- Proses Menulis, http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA_DAN_MENULIS_DI_SD/BBM_8.pdf
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂