Teknik menulis | Tujuan merupakan salah satu aspek penting yang kita miliki di dalam kehidupan ini, termasuk di dalam dunia kepenulisan. Tanpa adanya tujuan, tentu berbagai hal yang kita lakukan tidak memiliki makna. Artinya tidak ada target yang ingin kita capai. Ketika target tersebut tidak ada, maka kita cenderung apatis terhadap berbagai hal yang akan kita jalani. Bahkan terkadang kita akan mengalami kebingungan ketika akan melangkah. Menulis buku juga tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang kita miliki. Tanpa adanya tujuan, buku yang kita buat pada dasarnya tidak bermakna sama sekali. Bahkan isinya pun cenderung tidak jelas dan berbobot. Kondisi tersebut nantinya berdampak pada kualitas buku yang kita hasilkan. Dengan kualitas yang pas-pasan, tentu masyarakat juga akan cenderung berpikir berulang-ulang untuk membeli buku yang kita buat sendiri. Berangkat dari hal tersebut, menulis buku tanpa menetapkan tujuan yang jelas tentu hanya akan membuang-buang waktu.
Menetapkan tujuan dalam menulis buku akan memudahkan kita sebagai penulis untuk menuangkan ide-ide yang ingin kita sebarkan kepada publik. Ketika tujuan tersebut sudah kita tetapkan, maka langkah selanjutnya adalah membuat jalan yang nyaman bagi kita untuk meraih tujuan tersebut. Sebagai contohnya, ketika tujuan kita menulis buku adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap dunia politik, maka kita perlu menyusun bagian-bagian dari isi buku yang kita tulis. Bagian yang kita buat tentu harus enak dibaca dan mudah dipahami oleh masyarakat. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari kata politik sendiri yang cenderung dihindari oleh masyarakat sehingga kita perlu merangkainya dengan sesuatu yang unik dan menarik. Dengan strategi tersebut diharapkan masyarakat nantinya dapat teredukasi terkait hal-hal politik. Selain itu, kita juga perlu merangkai hal-hal yang ingin kita berikan kepada masyarakat melalui bab dan sub-bab.
Selanjutnya, terkadang sebagai penulis kita mengalami kesulitan dalam menentukan tujuan yang ingin kita capai dalam teknik menulis buku. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menemukan tujuan yang ingin kita capai melalui strategi 5W.
Kata tanya what ini pada dasarnya merujuk pada sesuatu yang perlu dibaca dari buku yang kita buat. Artinya kita sejak awal sudah harus menentukan dan menemukan alasan atau hal apa yang perlu dibaca dari buku kita. Apakah buku yang kita buat bersifat persuasif, informatif, atau deskriptif. Ketika kita sudah menemukan tipe tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis buku yang kita buat yaitu buku ajar, referensi, novel, atau lain sebagainya. Tentu akan berbeda apabila kita ingin membuat buku referensi. Artinya setiap jenis buku tersebut memiliki strategi sendiri untuk mengisi bagian kontennya, termasuk kata-kata yang dirangkainya. Sebagai contoh ketika kita ingin menulis buku tentang politik, maka kita perlu menentukan apa yang perlu dibaca dari buku kita. Misalnya tujuan kita adalah supaya masyarakat melek terhadap fungsi dan peran partai politik, maka kita perlu menyusun konten yang sesuai dengan tujuan kita supaya publik lebih mudah memahami tulisan kita.
Baca juga : Ini dia cara membuat daftar isi otomatis!
Langkah selanjutnya adalah kita sebagai penulis perlu untuk menentukan siapa yang sekiranya akan membaca buku yang kita buat. Artinya secara tidak langsung kita menentukan segmentasi pembaca. Ketika kita membuat buku tentang pariwisata, maka tentu segmentasi pembacanya adalah mereka yang sedang mempelajari hal kepariwisataan dan atau mereka yang tertarik dengan isu-isu wisata. Apabila segmentasi tersebut sudah jelas, maka kondisi tersebut akan mempermudah kita dalam membuat konten buku. Hal tersebut nantinya juga akan berpengaruh pada gaya bahasa atau teknis penulisan yang kita buat. Ketika segmentasinya adalah mahasiswa yang ada di jurusan kepariwisataan, maka bahasa yang kita gunakan cenderung akademis dan kaku. Berbeda ketika segmentasi pembacanya adalah masyarakat umum yang tidak terlalu paham terkait dunia kepariwisataan, tentu bahasa yang digunakan cenderung lebih ringan dan mudah dipahami. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk menentukan segmentasi pembaca.
Pelajari pula : Anda SANGAT DILARANG untuk mengoreksi tulisan! Kenapa?
Hal lain yang perlu kita tentukan adalah dimana buku yang kita buat enak untuk dibaca. Kondisi tersebut nantinya juga akan menentukan gaya kepenulisan yang kita buat. Apabila buku yang kita buat cenderung bersifat hiburan, tentu gaya bahasa yang digunakan cenderung ringan. Kita juga perlu menentukan dimana tempat yang cocok untuk pembaca dalam rangka menikmati buku kita. Apakah enak dibaca di ruang terbuka umum, rumah, atau tempat edukasi (sekolah dan universitas). Sebagai contohnya ketika kita ingin menyusun buku referensi, maka tentu tempat yang cocok untuk digunakan adalah universitas. Artinya buku yang kita buat nantinya juga harus menggunakan bahasa-bahasa yang cenderung ilmiah dan akademis. Buku tipe tersebut juga terkadang tidak sesuai dibaca di beberapa tempat tertentu yang tidak mendukung, meskipun sebenarnya buku bisa dibaca dimana saja. Meskipun demikian, tetap saja ada tempat-tempat tertentu yang enak dipakai ketika kita sedang membaca buku.
Lihat lagi : Naskah LANGSUNG DITERIMA penerbit hanya dengan MELIHAT JUDUL! Caranya??
Selanjutnya, kita juga perlu mengestimasi kira-kira kapan buku kita enak untuk dibaca oleh masyarakat umum. Apakah pada waktu sekolah atau mahasiswa mulai masuk kuliah ataukah ketika liburan. Ketika kita membuat buku tentang pengetahuan tempat-tempat wisata di Yogyakarta, maka waktu yang tepat untuk membaca buku tersebut ketika banyak orang yang mulai berencana berlibur di Yogyakarta. Artinya ada waktu-waktu tertentu dimana orang akan melakukan proses liburan atau wisata. Bisa jadi di waktu liburan sekolah atau semester bagi mahasiswa. Tidak menutup kemungkinan juga ketika libur di hari-hari tertentu. Kondisi tersebut nantinya juga akan berpengaruh pada teknis kepenulisan yang akan kita gunakan di dalam buku kita. Dengan demikian, pembaca merasa menggunakan buku yang kita tulisa dalam waktu yang tepat sehingga mereka enak dalam memahami buku yang kita buat tersebut. Secara tidak langsung, waktu juga menjadi salah satu dasar pertimbangan kita ketika menulis buku.
Simak pula : RAHASIA novel BEST SELLER! versi Penerbit Deepublish!
Hal yang tidak kalah penting dari penentuan tujuan menulis buku adalah mengapa masyarakat perlu membaca buku yang kita buat. Sebagai seorang penulis, kita perlu menentukan urgensi mengapa seseorang perlu membaca buku kita. Dengan kata lain, ada sebuah kerugian bagi pembaca yang kita sodorkan ketika mereka tidak membaca buku yang kita tulis. Ketika membuat bagian tersebut, tentu kita harus memiliki argumen yang kuat sehingga tulisan kita memiliki daya tawar yang tinggi di mata publik. Hal tersebut secara tidak langsung juga memaksa publik untuk membaca buku yang sudah kita buat tersebut. Dari teknis pemasaran, konten tersebut cukup bermanfaat dalam rangka menarik minat publik untuk membeli dan menikmati tulisan yang sudah kita buat
Referensi
Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.
[Bastian Widyatama][/mag]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…