Search
Close this search box.

Teknik Menulis: Membuat Paragraf Efektif dalam Buku

teknik menulis | teknik menulis buku | teknik menulis buku | penerbit buku

Dalam teknik menulis, penulis tidak boleh asal menuliskan paragraf-paragraf. Mereka wajib menuliskan paragraf yang efektif dan mudah dipahami.

Penulisan paragraf juga merupakan bagian penting dari teknik menulis buku. Dalam penulisannya, para penulis tidak bisa sembarangan menuliskan kalimat demi kalimat begitu saja. Dengan kata lain, menulis paragraf bukan semata-mata menulis beberapa kalimat yang digabungkan dalam satu kesatuan. Jika tidak disusun secara utuh, paragraf tidak akan memiliki gagasan. Hubungan antar kalimat juga tidak akan dapat ditemukan. Selain itu, isinya juga cenderung berantakan dan tidak runtut atau tidak mengalir.

Dalam teknik menulis buku, penulisan paragraf harus efektif. Syarat penulisan paragraf efektif adalah utuh, bisa dikembangkan dengan baik, mudah dipahami, dan berbentuk penjelasan yang mengalir dari tiap-tiap kalimatnya. Paragraf yang utuh berarti memiliki ide utama atau gagasan pokok, yang dikembangkan dalam bentuk kalimat topik. Dengan adanya kalimat topik, gagasan dari sebuah paragraf dapat terkontrol. Paragraf yang efektif juga hendaknya bisa dikembangkan dengan baik, dan dituliskan dalam bentuk kalimat-kalimat yang rinci, relevan, dan memadai. Di samping itu, penjelasan dari satu kalimat ke kalimat yang lain juga sebaiknya menunjukkan adanya alur yang mengalir.

Baca juga : Melihat logika penerbit buku dalam menilai naskah kita

Paragraf yang efektif adalah paragraf yang dapat dikembangkan. Dalam teknik menulis buku, penulisan paragraf bisa dikembangkan menjadi berbagai jenis. Pertama, paragraf yang dijadikan sebagai susunan isi buku dapat dituliskan dalam bentuk narasi. Paragraf narasi berisi cerita atau pemaparan mengenai suatu hal yang terjadi. Kemudian paragraf juga bisa dikembangkan dalam bentuk deskriptif, yang menggambarkan sesuatu dengan detail. Tidak hanya itu, paragraf juga bisa dikembangkan dalam bentuk ilustrasi yang memaparkan kejadian spesifik, yang sedang dibicarakan. Penulis juga bisa mengembangkannya dalam bentuk pemaparan fakta, statistik, dan alasan. Jadi, paragraf bisa menjelaskan suatu kenyataan objektif, penyajian data, dan penjelasan atau justifikasi sesuatu.

Di sisi lain, paragraf bisa dipaparkan dalam bentuk penjelasan kata kunci atau definisi. Biasanya paragraf seperti ini ditampilkan pada bagian awal tulisan untuk menjelaskan kata-kata yang masih awam bagi pembaca. Paragraf definisi juga akan berisi pendapat ahli tentang pengertian suatu hal.

Selanjutnya, ada pula paragraf informasi yang menjelaskan tentang terjadinya sesuatu atau yang berisi data. Ada juga paragraf yang dipaparkan dalam bentuk instruksi, proses, atau perbandingan sesuatu. Instruksi akan berisi arahan untuk melakukan sesuatu. Kemudian proses akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan terjadinya sesuatu. Sementara itu, paragraf perbandingan akan berisi penjelasan akan kelebihan suatu hal yang dibandingkan dengan hal lain atau sesuatu yang dirasa tidak familiar.

Dalam teknik menulis, penulis bisa juga menggunakan paragraf analogi, klasifikasi, atau sebab-akibat. Paragraf analogi akan berisi penjelasan mengenai kesamaan sebuah konsep yang sulit dipahami dengan konsep yang konkret dan mudah dipahami. Selanjutnya, penulis bisa menggunakan paragraf klasifikasi untuk mengelompokkan objek, fakta, atau ide yang didasarkan pada suatu sistem tertentu. Di samping itu, penulis juga sangat bisa menggunakan paragraf sebab-akibat untuk menunjukkan adanya hubungan antara sebuah kejadian dengan kejadian yang lain kepada pembacanya.

Paragraf apapun yang dipilih penulis dalam teknik menulis buku sebaiknya berisi satu gagasan. Nantinya gagasan tersebut juga perlu dipaparkan sampai pembaca bisa menangkapnya. Paragraf yang berisi lebih dari satu gagasan terkesan tidak fokus. Selain itu, inti dari paragraf juga akan sulit ditentukan.

Di samping itu kalimat-kalimat dalam paragraf juga perlu dituliskan dengan mudah. Dalam konteks ini, mudah berarti mengalir dan enak dibaca, menggunakan frasa transisi, dan mengandung pengulangan kata kunci. Kalimat yang mudah maksudnya tidak terlalu panjang, sederhana, ringkas, tetapi lebih mudah dipahami.

Kemudian kalimat juga perlu dituliskan dalam bentuk yang efektif. Artinya, penggunaan kata-kata yang berlebihan dan tidak memiliki makna tidak diperkenankan. Kata-kata yang tidak perlu ditambahkan juga sebaiknya dihindari. Selain itu, penulis juga perlu mengurangi kata-kata yang boros dan menghapusnya, selama tidak mengurangi makna atau inti dari kalimat tersebut.

Ketika dikembangkan menjadi rangkaian kata-kata pembentuk suatu paragraf, kalimat bisa juga disusun berdasarkan aspek kronologi atau kelogisan. Kalimat yang kronologis akan dituliskan sesuai dengan urutan atau tatanan waktu. Sementara itu, kalimat yang logis lebih bersifat masuk akal atau rasional. Selebihnya, kalimat yang logis ini bisa dipaparkan dari hal-hal yang sederhana ke kompleks.

Kalimat-kalimat yang disusun dengan memerhatikan aspek kesederhanaan dan kompleksitas itu bisa dituliskan dengan memberikan gambaran umum lalu mendetail. Dengan kata lain, penulis bisa menjelaskan aspek-aspek yang mudah ke aspek yang lebih sulit, tidak kontroversial ke kontroversial, dan sebagainya. Penulis juga bisa memulai dari hal-hal yang mendasar ke hal-hal yang sifatnya mudah diterima ke berbagai hal yang perlu membawa pembaca untuk turut berpikir.

Simak pula : Punya pengalaman menarik dalam menulis buku? Let’s share it!

Dalam teknik menulis buku, penulis bebas meletakkan kalimat topik dalam suatu paragraf di awal, tengah, dan akhir paragraf, tergantung tujuan penulis. Kalimat topik juga sebaiknya berisi sebuah inti paragraf yang kuat, yang bisa ditemukan dan dipahami pembaca setelah menerima buku di tangan. Selanjutnya dalam menuliskan kalimat penjelas, penulis perlu melihat kesamaan inti kalimat dengan topik. Ia juga perlu menulis berbagai kalimat yang menyatakan fakta, contoh, atau rincian yang mendukung inti dari paragraf. Penulis juga sebaiknya tidak menuliskan kalimat-kalimat yang tidak relevan dengan kalimat topik.

Setelah kita pahami bersama, ternyata menulis paragraf yang baik tidak sekedar menuliskan kata-kata sehingga membentuk alinea. Ada tata cara penulisan yang perlu diterapkan untuk menuliskan paragraf-paragraf yang efektif dan dipahami oleh para pembaca. Pemahaman mengenai penulisan paragraf ini penting bagi orang-orang yang menulis buku agar mereka tidak sembarangan dalam menuliskan kalimat demi kalimat.

Harapannya, setelah kita memahami ulasan mengenai penulisan paragraf di atas, kita dapat memperbaiki cara menulis yang selama ini masih belum sempurna. Selain itu, kita juga akan lebih mudah menentukan jenis paragraf yang cocok untuk menulis isi buku. Di samping itu, kita juga akan mengetahui cara-cara menyusun kalimat yang memiliki ide utama sebagai kalimat topik. Kita juga bisa belajar menuliskan kalimat-kalimat topik sehingga dalam paragraf terdapat inti yang bisa dipahami.

Tentunya teknik menulis juga akan semakin baik jika penulisan paragrafnya dengan baik. Penulis nantinya akan menghasilkan tulisan yang lebih berkualitas jika ia memerhatikan cara-cara penulisan paragraf yang efektif. Dari pemahaman yang mendasar tetapi penting ini, penulis akan melihat adanya dampak bagi isi buku yang ditulis. Ia pasti akan menghasilkan tulisan yang lebih bagus. Tidak hanya sekedar bagus, tulisannya juga akan dipahami oleh lebih banyak orang. Belum lagi jika ia juga menulis buku dengan bahasa atau penjelasan yang menarik. Pastinya akan ada lebih banyak orang yang menggemari dan membaca bukunya hingga selesai.

 

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Tapi naskah sering ditolak penerbit buku? Atau sudah pernah menerbitkan di penerbit buku tapi royaltinya tidak sebanding dengan pengeluarannya??

Dengan menjadi penulis kami, buku Anda PASTI akan kami diTERBITkan, PASTI kami terbitkan secara GRATIS, dan PASTI MENGUNTUNGKAN. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. di penerbit buku Deepublish

Semoga artikel ini bermanfaat! Salam literasi!

Referensi:

  1. Dani W. Munggoro, “Membuat Paragraf yang Efektif” dalam Belajar Menulis Efektif, diunduh dari https://makinbill.files.wordpress.com

[Wiwik Fitri Wulandari]

Artikel Penulisan Buku Pendidikan