Search
Close this search box.

Klausa: Ciri, Jenis, Klasifikasi, Contoh Lengkapnya

klausa

Supaya mendapatkan tulisan yang bagus dan mudah dipahami pembaca, kita perlu memahami struktur penyusunan paragraf yang baik. Ada banyak ragam penyusunan kalimat, salah satu yang sering kita temui adalah klausa.

Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang klausa yang meliputi pengertian klausa, lalu ciri-ciri klausa, jenisnya klausa, dan contoh klausa. Simak selengkapnya!

Mau menulis buku? Anda wajib punya panduan ini
GRATIS
! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

Pengertian Klausa Menurut Beberapa Ahli

Klausa adalah penggabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat. Contoh klausa: Ibu memasak (tersusun dari Subjek dan Predikat). Biasanya, klausa dilengkapi dengan objek, pelengkap, dan keterangan. Sehingga, bisa ditarik kesimpulan bahwa klausa lebih lengkap dibandingkan dengan frasa. Akan tetapi, klausa belum menjadi sebuah kalimat karena  tidak mempunyai  intonasi akhir. Berikut pengertian klausa menurut para ahli:

Rusmaji

Menurut Rusmaji, klausa merupakan unsur kalimat, sebab sebagian besar kalimat itu terdiri dari dua unsur klausa.

H. Alwi

Menurut H. Alwi, klausa adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan mengandung unsur predikasi.

Chaer

Menurut Chaer, klausa merupakan satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya adalah didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).

Arifin

Menurut pendapat Arifin (2008:34), klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.

Baca Juga: Penggunaan Kata Di Yang Benar

Ciri-Ciri Klausa

Ciri-ciri klausa yang dapat membedakannya dengan frasa diantaranya :

  1. Memiliki satu jenis predikat
  2. Tidak memiliki intonasi akhir
  3. Jika ditambah dengan intonasi akhir maka akan menjadi sebuah kalimat
  4. Klausa termasuk dalam bagian dari kalimat plural
  5. Memiliki subjek secara tertulis atau tidak secara tertulis

Unsur – Unsur Klausa

Secara umum, klausa dibedakan menjadi 2, yaitu unsur inti dan tidak inti.

  • Unsur inti klausa adalah subjek (S) dan predikat (P)
  • Unsur yang bukan inti klausa adalah objek (O), pelengkap (Pel), keterangan (K).

Jenis-Jenis Klausa

Pengertian klausa dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi, struktur, kelengkapan unsurnya, dan kata negatifnya. Di bawah akan dijelaskan lebih rinci jenis klausa dan contohnya.

1. Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya

Berdasarkan strukturnya, macam-macam klausa dibagi menjadi dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. 

a. Klausa Bebas

Klausa bebas merupakan jenis klausa yang mempunyai unsur-unsur yang lengkap sehingga memiliki kemungkinan untuk menjadi kalimat utama, yaitu kalimat yang mempunyai subjek dan predikat. Klausa jenis ini dapat berdiri sendiri dan tidak menggunakan konjungsi.

Contoh klausa bebas:

  • Ayah bekerja
  • Kakak menyapu
  • Nia menyanyi
  • Arjuna bermain
  • Nenek Kasimah menjahit
  • Paman mendayung, Presiden berpidato
  • Bu Guru mengajar, Gadis berjalan
  • Mobil melaju
  • Pesawat terbang mengudara
  • Balon melayang

b. Klausa Terikat

Klausa terikat merupakan juga sebagai anak kalimat. Klausa terikat tidak memiliki kemungkinan menjadi sebuah kalimat karena seringkali tidak memiliki subjek maupun predikat. Klausa ini dapat ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi dalam kalimatnya. 

Contoh klausa terikat:

  • Ayah pulang tadi siang
  • Ibu pergi ke pasar
  • Tokonya berada diantara dua rumah
  • Kami berangkat menuju hotel dengan mobil
  • Kakak Bila membujuk dengan permen agar Juna belajar
  • Kami sudah berangkat sejak kemarin
  • Arjuna menangis ketika Bunda tidur

2. Jenis Klausa Berdasarkan Fungsinya 

Sementara berdasarkan fungsinya, macam-macam klausa dibagi menjadi 5 macam, yakni fungsi pengisi subjek, fungsi sebagai predikat, fungsi sebagai objek, fungsi sebagai pelengkap, dan fungsi sebagai keterangan. 

a. Unsur Pengisi Fungsi Subjek

Dalam bahasa Indonesia, unsur pengisi subjek biasanya adalah kata/frasa benda. Tetapi dapat juga diisi oleh kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan. Pada klausa ini, subjek menjadi sebuah frasa nominal. Kedudukan akan subjek mendahului predikat.

Contoh:
1. Saya (S) belum memahami (P) penjelasan guru (O) (Subjek kata benda)
2. Pengusaha kayu lapis itu (S) telah ditangkap (P) polisi (O) (Subjek frasa benda)

b. Unsur Pengisi Fungsi Predikat

Fungsi predikat dapat diisi dengan kategori kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata bilangan. 

Contoh:
1. Rapat pengurus koperasi (S) diadakan (P) bulan depan (Ket.)
2. Anak Pak Lurah (S) hanya satu (P)
3. Calon menantuku (S) seorang penulis (P)

Baca Juga: Kata Kerja: Macam-Macam dan Contoh Penggunaannya

c. Unsur Pengisi Fungsi Objek

Unsur pengisi fungsi objek adalah kata/frasa benda. Jenis pengisi klausa fungsi objek berupa frasa nominal dan  melengkapi verba transitif. Terdapat  2 macam objek, yaitu  objek langsung dan  tidak langsung.

Objek langsung merupakan  objek yang diketahui perbuatannya dengan langsung pada predikat verbal. Sementara itu  objek tidak langsung merupakan objek sebagai penerima perbuatan di dalam predikat verbal. 

Contohnya sebagai berikut:
1. Indonesia (S) mengalami (P) krisis moneter (O) beberapa tahun silam (Ket.)
2. Rendra (S) mengarang (P) puisi (O)

d. Unsur Pengisi Fungsi Pelengkap

Klausa pelengkap berwujud nomina, adjektiva, atau frasa adjektiva pada predikat verbal, serta frasa nominal. Biasanya pelengkap ini sering di salah artikan dengan menjadi objek. 

Perhatikan contoh di bawah ini:
1. Bibi saya (P) berjualan (P) sayur (Pel.) di pasar (Ket.)
2. Anak Pak Haryono (S) bertambah (P) satu (Pel.)
3. Semua siswa kelas enam (S) sedang belajar (P) berenang (Pel.)

e. Unsur Pengisi Fungsi Keterangan

Unsur pengisi keterangan dapat berupa: kata keterangan, frasa depan, dan frasa benda. Keterangan fungsinya  adalah untuk memperluas serta membatasi makna subjek ataupun  predikat. 

Terdapat  sejumlah jenis keterangan, seperti keterangan sebab, keterangan cara, keterangan alat, keterangan tempat, keterangan waktu, serta keterangan subjek, dan yang lain-lain.

Contohnya sebagai berikut:
1. Cepat-cepat (Ket.) penjabret itu (S) menghilang (P) dari kerumunan orang (Ket.)
2. Kemarin (Ket.) rombongan presiden (S) tiba (P) di Baghdad (Ket.)
3. Daniel Sihite (S) menulis (P) dengan tangan kiri (Ket.)

3. Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya 

Berdasarkan kelengkapan unsurnya, jenis klausa dibagai menjadi dua macam, yakni klausa lengkap dan tidak lengkap. 

a. Klausa Lengkap

Klausa lengkap dapat dilihat dari kelengkapan sebuah unsur Subjek (S) dan Predikat (P).  Jika subjeknya di awal disebut Klausa Lengkap Susun biasa, jika Subjeknya berada di belakang Predikat maka disebut Klausa Lengkap Susun Balik (Inversi).

Contoh klausa lengkap:

  • Kami sedang bekerja (Kami = subjek, sedang bekerja = predikat)
  • Ibu memasak (Ibu = subjek, memasak = predikat)
  • Andi sekolah hari ini (Andi = subjek, sekolah = predikat, hari ini = keterangan)

b. Klausa Tidak Lengkap

Berkebalikan dengan klausa lengkap, klausa tidak lengkap dapat diamati dengan ketidaklengkapan unsur yang menyusunnya. Alias klausa ini hanya terdiri dari  unsur predikat tanpa subjek.  

Contoh klausa tidak lengkap:

  • Terpaksa berhenti dari pekerjaannya 
  • Sudah pergi dari tadi siang
  • Sedang membuat kue

Baca Juga: Kata Majemuk: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Lengkapnya

4. Jenis Klausa Berdasarkan Kata Negatifnya 

Macam macam klausa berdasarkan kata negatif ada 2 jenis klausa, yaitu klausa negatif dan klausa positif.

a. Klausa Negatif

Klausa negatif yaitu klausa yang punya kata negatif seperti “tidak”,”bukan”,”jangan”, jadi predikatnya itu bersifat negatif.

Contoh klausa negatif:

  • Ibu belum pergi (Ibu = subjek, belum pergi = predikat)
  • Bukan saya yang melakukannya (saya = subjek, yang melakukan = predikat)
  • Karyawan belum menerima gaji bulan ini (karyawan belum menerima = klausa negatif, karyawan = subjek, belum = predikat dan kata negatif). 
  • Kamu jangan mengganggu di yang sedang tertidur pulas! (kamu jangan mengganggu = klausa negatif, kamu = subjek, jangan = predikat dan kata negatif). 
  • Mobil tidak dipakai oleh paman (mobil tidak dipakai = klausa negatif, mobil = subjek, tidak = predikat dan kata negatif).

b. Klausa Positif

Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif sehingga predikatnya bersifat positif.

Contoh klausa positif:

  • Saya berhasil melakukannya (saya = subjek, berhasil melakukannya = predikat)
  • Kami sudah menjadi anggota (kami = subjek, menjadi anggota = predikat)

5. Jenis Klausa Berdasarkan Unsur Yang Menjadi Predikat 

Berdasarkan unsur yang menjadi predikat, klausa dibagi menjadi 5 macam, diantaranya klausa verbal, klausa transitif, klausa nominal.

a. Klausa Verbal 

Klausa verbal merupakan klausa yang predikatnya berkategori kata kerja. Jadi klausa verbal memiliki predikat yang berupa kata kerja.

Contoh klausa verbal:

  • Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun (petani = subjek, mengerjakan sawahnya = predikat, dengan tekun = keterangan)
  • Dengan rajin, bapak guru memeriksa karangan murid (dengan rajin = keterangan, bapak guru = subjek, memeriksa karangan murid = predikat)
  • Mereka memancing di sungai (mereka = subjek, memancing = predikat, di sungai = keterangan)
  • Kita  menyanyi  Bersama (kita = subjek, menyanyi = predikat, Bersama = keterangan)

Sementara  berdasarkan struktur internalnya, klausa verbal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu klausa transitif  dan  klausa intransitive. 

b. Klausa Transitif

Klausa transitif adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang menghendaki hadirnya objek.  Klausa transitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau lebih objek.

Contoh klausa transitif:

  • Rudi mengagumi Yuli (Rudi = subjek, mengagumi Yuli = predikat)
  • Ayah membelikan adik sepatu roda (Ayah = subjek, membelikan adik sepatu roda = predikat)

Klausa verba transtif terdiri atas beberapa jenis, dimana jenis-jenis klausa tersebut antara lain:

Klausa Verba Transitif Aktif

Klausa verba transitif aktif merupakan klausa verba yang subjeknya aktif sebagai pelaku, dan predikatnya dibubuhi dengan imbuhan me-, me-i, atau me-kan.

Contoh klausa verba transitif aktif:

  • Dia menjilati es krim itu (subjek: dia, predikat: menjilati, objek: es krim itu)
  • Dia mengajukan surat lamaran kerja (subjek: dia, predikat: mengajukan, objek: surat lamaran)
Klausa Verba Transitif Pasif

Klausa verba transitif pasif merupakan klausa verba yang subjeknya menjadi penderita dan predikatnya diberi imbuhan di-, ter-, atau ber-an. Selain diberi imbuhan, klausa ini juga bisa diawali dengan kata kena di awal predikatnya.

Contoh klausa verba transitif pasif: 

  • Dia ditipu orang itu (subjek: dia, predikat: ditipu, objek: orang itu)
  • Dia ditahan polisi (subjek: dia, predikat: ditahan, objek: polisi)
  • Dia kena tipu seseorang (subjek: dia, predikat: kena tipu, objek: seseorang)
Klausa Verba Transitif Medial

Klausa verba transitif medial merupakan klausa yang subjeknya berperan sebagai pelaku sekaligus korban.

Contoh klausa verba transitif medial:

  • Dia merenungi nasibnya sendiri (subjek yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban: dia)
  • Aku menyalahkan diriku sendiri (subjek yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban: aku)
  • Kami menertawakan kebodohan kami (subjek yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban: kami)

Baca Juga: Perbedaan Singkatan dan Akronim: Penjelasan dan Contoh Lengkap

Klausa Verba Transitif Resiprokal dan Reflektif

Klausa verb transitif resiprokal atau reflektif merupakan klausa yang predikatnya menerangkan adanya hubungan saling membalas antara subjek dan predikat). 

Contoh klausa verba transitif transitif resiprokal atau reflektif: 

a) Aku bersalam-salaman dengan dia tadi pagi

  • Predikat yang menyatakan hubungan saling balas antara subjek dan objek: bersalam-salaman.
  • Subjek dan objek: aku, dia.

b) Mereka saling ejek dengan warga kampung sebelah

  • Predikat yang menyatakan hubungan saling balas antara subjek dan objek: saling ejek.
  • Subjek dan objek: mereka, warga kampung sebelah

c. Klausa Nominal

Klausa nominal merupakan klausa dimana predikatnya termasuk kata benda ataupun  frasa nomina. Struktur utama klausa ini sendiri sama seperti klausa lainnya yaitu terdiri atas subjek dan juga predikat.

Contoh klausa nominal:

  • Staf ahli bidang meteorologi (staf ahli = subjek, bidang meteorologi = predikat). 
  • Pak Wawan seorang satpam (Pak Wawan = subjek, seorang satpam = predikat). 
  • Berita dari media daring (berita = subjek, bidang media daring = predikat). 
  • Mobil baru kakak Nodi (mobil baru = subjek, kakak Nodi = predikat). 
  • Boneka koleksi Tika (boneka = subjek, koleksi Tika = predikat). 
  • Bapak Ridwan Kamil seorang Gubernur (Bapak Ridwan Kamil = subjek, seorang gubernur = predikat). 
  • Pak Andi seorang arsitektur (Pak Andi = subjek, seorang arsitektur = predikat).

d. Klausa Adjektiva 

Dalam jenis klausa adjectiva ini, predikat berkedudukan sebagai kata keadaan. Penyusunan klausa adjektival secara umum terdiri dari subjek yang berkategorikan nomina dan predikat yang berkategorikan adjektif.

Contoh klausa adjetiva: 

  • Harga baju itu sangat mahal. (Harga baju itu = kata benda, sangat mahal = kata sifat)
  • Anak itu cerdas sekali. (Anak itu = kata benda, cerdas sekali = kata sifat)
  • Hawa pagi ini dingin sekali (Hawa pagi ini = kata benda, dingin sekali = kata sifat)
  • Bunga itu harum sekali (Bunga itu = kata benda, harus sekali = kata sifat)
  • Budi lebih tinggi dari Andi (Budi = kata benda, lebih tinggi = kata sifat). 
  • Bapak lebih tua dari Ibu (bapak = kata benda, lebih tua = kata sifat). 
  • Adik lebih muda dari kakak (adik = kata benda, lebih muda = kata sifat).

Baca Juga: 12 Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar dalam Buku / Karya Ilmiah

e. Klausa Preporsisional

Klausa preposisional adalah ketika sebuah kalimat predikatnya berupa preposisi atau kata depan. Seperti di, ke, dari, maupun sejenisnya. 

Cara penulisannya pun berbeda-beda, tergantung bagaimana konteks kalimat. Mengingat kata depan (di, ke, dari) apabila menyatakan tempat maka harus dipisah dengan kata di belakangnya. Sebaliknya untuk kata sambung yang berarti kata sifat/keterangan tidak perlu disambung.

Contoh: 

  • Ibu di kamar (benar) 
  • Ibu dikamar (salah)
  • Ayah pergi ke kantor (benar)
  • Ayah pergi kekantor (salah)

Contoh klausa preporsisional:

  • David dari stadion (David = subjek, dari = predikat dan kata depan, stadion = objek) 
  • Panji dari losmen (Panji = subjek, dari = predikat dan kata depan, losmen = objek)

Sekian ulasan lengkap seputar klausa, apakah kamu sudah paham? Semoga bermanfaat ya!

Pertanyaan Seputar Klausa:

Klausa itu artinya apa?

Klausa merupakan penggabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat.

Apa contoh dari klausa?

Contoh klausa lengkap :
Kami sedang bekerja (Kami = subjek, sedang bekerja = predikat)
Andi sekolah hari ini (Andi = subjek, sekolah = predikat, hari ini = keterangan)

Apa ciri-ciri klausa?

Ciri-ciri klausa diantaranya memiliki satu jenis predikat, tidak memiliki intonasi akhir, bagian dari kalimat plural.

Artikel Penulisan Buku Pendidikan