Pada saat menulis, ada beberapa hal perlu dipahami, salah satunya mengenai aturan kapitalisasi judul. Penulisan judul memang dibuat berbeda dengan penulisan untuk isi suatu karya tulis, apapun jenisnya.
Kira-kira kenapa? Alasannya tentu saja karena memang ada aturan khusus yang mengatur bagaimana penulisan judul yang baik dan benar pada karya tulis. Baik karya tulis ilmiah dan non ilmiah, biasanya akan terikat oleh aturan ini. Jadi, seperti apa aturannya?
Aturan Kapitalisasi Judul Karya Tulis
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan judul suatu karya, baik itu karya tulis, karya dalam bentuk video seperti film, lagu, dan masih banyak lagi. Setiap karya yang memiliki judul, maka ditulis dengan huruf kapital.
Lalu, apakah semua judul memakai huruf kapital secara keseluruhan? Jawabannya tidak. Jadi, ada aturan khusus dalam kapitalisasi judul. Jadi, ada beberapa bagian dari judul ditulis dengan huruf kapital dan sisanya huruf kecil.
Berikut penggunaan huruf kapital yang benar dalam penulisan judul:
1. Kata Pertama dalam Judul
Penggunaan huruf kapital yang pertama pada judul adalah pada huruf pertama di setiap kata dalam judul. Jadi, setiap kata di dalam judul akan mengkombinasikan huruf kapital dengan huruf kecil.
Berikut beberapa contohnya:
- Kisah Malin Kundang Anak Durhaka (jadi bukan ditulis “kisah malin kundang anak durhaka”).
- Cinta Karmila (bukan ditulis “cinta karmila”
Baca Juga: 12 Penggunaan Huruf Kapital yang Benar [Update]
2. Kata Ulang Utuh
Kapitalisasi judul yang kedua adalah digunakan untuk huruf pertama pada kata ulang utuh, yakni kata ulang yang tidak berubah bunyi maupun berimbuhan, sehingga murni ada pengulangan kata.
Jadi, huruf pertama pada kata ulang utuh wajib ditulis memakai huruf kapital, berikut contohnya:
- Kisah Kupu-Kupu Malam (bukan ditulis “Kisah Kupu-kupu Malam”).
- Cara Mengolah Kata-Kata dalam Menyusun Judul (bukan ditulis “Cara Mengolah Kata-kata dalam Menyusun Judul”).
Meskipun huruf pertama di setiap kata dalam judul wajib ditulis dengan huruf kapital, termasuk kata ulang yang utuh atau tidak mengalami perubahan bentuk dan mendapat imbuhan.
Namun, kapitalisasi judul juga mengatur penggunaan huruf kecil secara keseluruhan. Artinya, ada beberapa jenis kata yang memang wajib ditulis memakai huruf kecil semua tanpa menggunakan huruf kapital, diantaranya:
a. Kata Bersifat Partikel pada Judul
Tidak semua huruf pertama di dalam judul ditulis dengan huruf kapital mengikuti aturan kapitalisasi judul yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ada juga beberapa kata yang justru ditulis huruf kecil seluruhnya maupun wajib memakai huruf kecil.
Jenis kata pertama yang wajib ditulis seluruhnya dengan huruf kecil ketika masuk ke judul adalah kata bersifat partikel. Berikut beberapa jenis kata yang masuk kategori bersifat partikel:
- Kata depan atau preposisi: di, ke, dari, pada, dalam, yaitu, kepada, daripada, untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, terhadap, di, ke, dari, dalam, atas, oleh, kepada, terhadap, akan, dengan, tentang, dan sampai.
- Konjungsi atau kata penghubung: dan, serta, atau, tapi, tetapi, namun, melainkan, padahal, sedangkan, yang, agar, supaya, biar, biarpun, jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala, sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguh(pun), kendati(pun), seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih, sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, sehingga, sampai, dan maka(nya)
- Interjeksi atau kata seruan: dong, sih, wow, yuk, dan lho
- Artikula atau kata sandang: para, si, dan sih
- Kata partikel lain: pun dan per.
Jadi, jika saat menyusun judul perlu menggunakan kata bersifat partikel seperti contoh di atas. Maka praktis ditulis seluruhnya dengan huruf kecil. Terkait aturan ini, memang masih banyak penulis yang kebingungan.
Rata-rata karena memang belum mengenal semua jenis kata yang masuk kategori atau partikel. Oleh sebab itu, penting untuk memperbanyak membaca agar bisa memahami ragam kata partikel untuk menuliskannya dengan benar di judul.
Baca Juga: Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital yang Kerap Terjadi
b. Kata Ulang Berubah Bunyi pada Judul
Kata ulang berubah bunyi, pada huruf pertama di kata pertama memakai huruf kapital. Namun untuk huruf kedua pada kata ulangnya, ditulis memakai huruf kecil. Misalnya: Sayur-mayur, Serba-serbi, Padu-padan, dll. Sehingga tidak ditulis Sayur-Mayur, Serba-Serbi, dan Padu-Padan.
c. Kata Ulang Berimbuhan pada Judul
Aturan kapitalisasi judul berikutnya adalah untuk kata ulang berimbuhan pada judul, maka kata kedua juga ditulis sepenuhnya memakai huruf kecil. Misalnya: Berubah-ubah, Rumah-rumahan, Kuda-kudaan.
Mengapa Penempatan Huruf Kapital Tidak Boleh Salah?
Bagi penulis, memahami aturan penggunaan huruf kapital pada judul maupun pada isi karya tulis sangat penting. Hal ini sejalan dengan aturan penggunaan tanda baca yang jenisnya sangat beragam.
Kesalahan dalam menggunakan huruf kapital akan membuat karya tulis dianggap tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sebagai penulis, Anda pasti diharapkan bisa memberikan karya yang tidak hanya menarik melainkan juga sesuai dengan kaidah yang ada.
Sebab karya tulisnya sudah tentu akan menjadi contoh bagi pembaca. Apa yang tersaji dalam karya tulis tersebut akan dianggap benar. Bayangkan jika salah, maka pembaca juga akan keliru dalam memahami dan menggunakan huruf kapital pada tulisan mereka.
Dari penjelasan tersebut, Anda bisa memahami arti penting mengetahui dan menerapkan kaidah kapitalisasi judul. Hal serupa juga berlaku untuk tanda baca dalam bahasa Indonesia. Jadi, usahakan dipelajari agar karya tulis Anda tidak dianggap keliru oleh pembaca.
Meminimalkan kesalahan dalam penggunaan huruf kapital pada judul maupun pada isi karya tulis. Maka disarankan untuk tetap aktif membaca karya orang lain, sehingga mendapatkan gambaran yang konkrit mengenai aturan penggunaan huruf kapital.
Langkah atau upaya lain yang bisa ditempuh adalah dengan rajin menulis. Sebab semakin sering menulis semakin terbiasa bertemu dengan kosakata tertentu yang perlu ditulis dengan huruf kapital atau tidak. Sehingga secara alami akan hafal diluar kepala.
Tak hanya kapital, ternyata banyak orang yang masih salah saat menyingkat nama. Berikut 8 Tata Cara Menyingkat Nama yang Benar Menurut PUEBI.
Apakah Anda memiliki pengalaman buruk karena penggunaan kata baku yang salah? Share di kolom komentar!
Apabila ada rekan Anda yang masih salah menuliskan judul, bagikan saja artikel ini dengan klik tombol share. Semoga bermanfaat!