Rupiah menjadi mata uang di negara Indonesia yang tentu sifatnya resmi. Selain mengenalnya sebagai mata uang, pemahaman mengenai bagaimana penulisan Rupiah yang benar sangatlah penting. Terutama untuk Anda yang terjun di dunia kepenulisan.
Sebab sejauh ini, memang masih banyak masyarakat Indonesia yang keliru dalam menuliskan mata uang resmi Indonesia tersebut. Adapun aturan penulisannya mengacu pada EYD dan PUEBI, detailnya adalah sebagai berikut.
Aturan Penulisan Rupiah yang Benar Sesuai PUEBI
Meskipun menjadi mata uang resmi di Indonesia dan sudah dipergunakan untuk kegiatan transaksi dalam keseharian. Mengucapkan Rupiah tentu lebih mudah dibanding menuliskannya.
Seperti yang diketahui, dalam menyusun karya tulis memang terikat dengan sejumlah aturan. Mulai dari aturan penggunaan huruf kapital untuk kondisi apa saja, sampai penggunaan tanda baca. Aturan pun semakin ketat untuk karya tulis ilmiah.
Berkaitan dengan penulisan Rupiah yang benar, acuannya bisa dari EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dan juga PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Dikutip melalui goodnewsfromindonesia.id, dijelaskan mengenai beberapa aturan dalam penulisan Rupiah. Berikut detailnya:
1. Simbol Mata Uang
Aturan penulisan Rupiah yang benar dan yang pertama adalah mengenai penulisan simbol. Dalam karya tulis, baik ilmiah maupun non ilmiah penulisan uang dalam Rupiah menggunakan simbol mata uang yakni “Rp”.
Meskipun bisa ditulis dengan teks, akan tetapi jika perlu menuliskan nominal uang dengan angka maka memakai simbol “Rp” tersebut. Dimana huruf “R” ditulis memakai huruf kapital, sementara huruf “p” memakai huruf kecil. Berikut contohnya:
- Rp100.000
- Rp50.000
2. Pemisahan Ribuan
Aturan kedua dalam penulisan Rupiah yang benar dalam karya tulis adalah tanda baca untuk memisahkan ribuan. Jadi, ketika menulis nominal uang maka menggunakan tanda baca titik (.) untuk memisahkan ribuan.
Misalnya saat menuliskan nominal seribu Rupiah maka angka 1 dengan tiga angka 0 di belakangnya dipisahkan dengan tanda titik. Beberapa orang masih keliru karena menggunakan tanda koma (,). Berikut contohnya:
- Rp1.000 bukan Rp1,000
- Rp50.000 bukan Rp50,000
3. Pemisahan Desimal
Pada momen tertentu, Anda mungkin perlu menuliskan harga suatu barang atau jasa dalam karya tulis ilmiah. Ketika dilakukan, maka biasanya akan menambahkan dua bilangan 0 di belakang nominal harga atau uang tersebut. MIsal Rp10.000,00.
Secara aturan, penulisan dua bilangan tersebut dipisahkan dengan tanda koma (,) dengan nominal utuhnya. Berikut contohnya:
- Rp10.000,00 bukan Rp10.000.00
- Rp5.000,00 bukan Rp5.000.00
4. Penulisan Huruf
Aturan penulisan Rupiah yang benar berikutnya adalah untuk penulisan simbol mata uang. Sesuai penjelasan sebelumnya, simbol “Rp” ditulis dengan huruf R memakai huruf kapital sementara huruf p memakai huruf kecil. Berikut beberapa contohnya:
- Rp1.000,00 bukan rp1.000,00
- Rp5.000,00 bukan RP5.000,00
5. Penulisan dengan Garis Miring sebagai Pemisah Satuan
Dalam momen tertentu, Anda mungkin perlu menuliskan harga dalam karya tulis ilmiah dan diikuti keterangan harga tersebut untuk jumlah tertentu. Misalnya harga Rp1.000 untuk satu lembar kertas.
Maka penulisan antara nominal harga tersebut dengan satuan harga dipisah dengan tanda miring (/) dan tidak dipisahkan dengan spasi. Bagaimana jika keterangan ditulis dengan teks? Maka bisa dipisahkan dengan spasi. Berikut contohnya:
- Rp5.000 per lembar, bukan Rp5.000per lembar
- Rp5.000 per lembar bisa diubah menjadi Rp5.000/lembar (ditulis tanpa spasi).
6. Penulisan Rupiah dengan Huruf
Jika dalam kondisi atau momen perlu menuliskan Rupiah dalam bentuk teks, baik untuk simbol mata uang sampai nominal yang menyertainya. Maka tidak lagi menuliskan simbol mata uang, melainkan ditulis memakai teks secara utuh. Berikut contohnya:
- “Lima ratus ribu Rupiah”, bukan ditulis “lima ratus ribu Rp”
- “Tujuh belas ribu Rupiah” bukan ditulis “tujuh belas ribu Rp”
7. Penulisan Rupiah dalam IDR
Aturan penulisan Rupiah yang benar berikutnya adalah ketika menggunakan IDR. IDR sendiri adalah kode standar internasional untuk menyebut mata uang dari Negara Indonesia.
IDR terdiri dari dua kode, dua huruf pertama “ID” merupakan kode negara. Sementara “R” merupakan satu huruf inisial mata uang Negara Indonesia. Penulisan IDR menghapus penulisan simbol mata uang “Rp”.
Kemudian IDR sendiri bisa ditulis di depan maupun di belakang nominal uang yang ingin dicantumkan diikuti dengan spasi. Berikut beberapa contohnya:
- IDR 5.000 bukan IDR5.000
- 7.000 IDR bukan 7.000IDR
Contoh Penulisan Rupiah dalam Tulisan yang Benar
Membantu lebih memahami lagi seperti apa aturan penulisan Rupiah yang benar untuk karya tulis, baik ilmiah maupun non ilmiah. Berikut adalah beberapa contoh penulisannya dalam kalimat yang benar dan sesuai dengan EYD maupun PUEBI:
- Adik membeli roti di minimarket seharga Rp5.000,00
- Harga baju yang dibeli oleh Rita di toko itu sampai Rp780.000.000,00.
- Proyek pembangunan masjid tersebut memakan biaya sekitar Rp10 miliar.
- Yayasan sosial milik Pak Budi berhasil mengumpulkan Rp5.432.100 untuk para korban bencana alam di Kendari.
- Harga baju baru itu sebesar IDR 500.654,85 tanpa diskon.
- Harga emas batangan ini adalah Empat Puluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah.
- Minuman Aqua dijual seharga Rp54.000/dus
Kenapa Harus Menulis Rupiah dengan Benar?
Usai mempelajari penjelasan di atas, mungkin beberapa dari Anda menganggap bahwa mengikuti ketentuan tersebut termasuk tutorial mempersulit hidup. Lumrah memang, karena memang ada beberapa hal perlu diperhatikan dan tidak bisa menuliskan Rupiah secara asal.
Namun, semua aturan yang ditetapkan tersebut di dalam kaidah bahasa Indonesia sudah tentu ada maksud dan tujuannya. Secara umum, mengikuti aturan penulisan Rupiah yang benar sesuai kaidah memberi manfaat bagi penulis dan karya tulis yang disusun. Seperti:
1. Meningkatkan Kredibilitas Penulis
Alasan pertama kenapa perlu mengikuti aturan tersebut, adalah untuk meningkatkan kredibilitas penulis. Sebab penulis yang menghasilkan karya tulis berkualitas dan bebas atau minim kesalahan adalah penulis yang sudah mampu menyusun karya tulis, bukan sekedar iseng atau alasan remeh lainnya.
2. Meningkatkan Kredibilitas Karya Tulis
Alasan kedua adalah untuk meningkatkan kredibilitas karya tulis yang disusun. Karya tulis yang disusun sesuai kaidah maka dinyatakan benar dan kredibel sehingga layak dibaca dan bahkan sangat layak dijadikan referensi.
3. Mencegah Kebingungan Para Pembaca
Alasan dan tujuan lain kenapa perlu mengikuti kaidah penulisan Rupiah yang benar adalah untuk mencegah kebingungan pembaca. Sebab kesalahan ketik saja sudah bisa membuat bingung, apalagi jika ada kesalahan yang tidak sesuai kaidah yang berlaku.
Melalui penjelasan di atas, tentunya akan lebih mudah dalam mengikuti aturan penulisan Rupiah yang benar. Sebagai penulis, Anda tentu ingin menjaga kredibilitas diri dan karya tulis yang disusun. Sekaligus memastikan pembaca memahami apa yang Anda susun.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan isi artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Perhatikan penggunaan kata baku yang benar pada naskah Anda, artikel berikut akan membantu: