Daftar Isi
Tidak banyak yang tahu, risiko terjadinya kegagalan penelitian adalah sesuatu yang mungkin terjadi, baik itu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa (penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi), maupun oleh dosen dan para ilmuwan/peneliti.
Kegagalan dalam penelitian tidak terjadi begitu saja, melainkan memang ada faktor pemicu yang menjadi penyebabnya. Berhubung risiko ini bisa dialami oleh semua peneliti tanpa terkecuali, Anda penting untuk memahami penyebabnya.
Kemudian menyusun rencana penelitian yang diharapkan bisa mengantisipasi risiko kegagalan tersebut sehingga risiko kegagalan terjadi bisa diminimalisir. Lalu, bagaimana cara menghindari dan menghadapi risiko ini? Berikut informasinya!
Mengenal Risiko Penelitian Gagal
Penelitian gagal adalah penelitian yang mengabaikan kaidah-kaidah ilmiah. Penelitian juga dikatakan gagal apabila peneliti tidak mematuhi metodologi penelitian ilmiah secara konsekuen.
Peneliti yang mengabaikan secara sengaja maupun tidak sengaja kaidah ilmiah akan menjadikan penelitianya tidak melewati prosedur yang lengkap. Hal itu menjadikan kegiatan penelitian tersebut tidak sempurna sesuai kaidah ilmiah yang kemudian dikatakan sebagai kegagalan penelitian.
Prosedur penelitian yang tidak lengkap bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya peneliti tidak bisa mendapatkan data penelitian bisa karena responden dan narasumber menolak menjawab pertanyaan penelitian.
Tidak bisa mendapatkan data penelitian bisa terjadi karena media pengumpulan data mengalami error atau rusak. Misalnya, peneliti mengumpulkan data melalui kuesioner. Kuesioner dibuat di Google Form dan mendadak eror, tidak bisa diakses oleh responden. Hal tersebut bisa menyebabkan adanya kegagalan dalam pengumpulan data jika tidak ditangani segera.
Jadi, dengan pemahaman ini, kegagalan penelitian bukan dilihat dari hasil penelitian yang tidak sesuai keinginan atau tujuan peneliti, melainkan ada pada prosedur yang tidak lengkap, sebagai konsekuensi atas pengabaian kaidah ilmiah maupun metodologi penelitian.
Kegagalan di dalam penelitian tidak selalu karena sengaja. Artinya, peneliti bisa saja tanpa disadari mengabaikan salah satu prosedur atau kaidah ilmiah sehingga membuat penelitian dan data yang didapatkan tidak lagi relevan atau bias, bahkan gagal mendapat data penelitian.
Persiapkan ide penelitian secara matang. Temukan ide terbaik dengan cara berikut:
- 7 Cara Menemukan Ide Penelitian yang Ampuh
- Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik
- 4 Aplikasi Berbasis AI untuk Mencari Ide Penelitian
Penyebab Penelitian Gagal
Kegagalan penelitian atau penelitian gagal bisa dialami oleh siapa saja, baik itu peneliti pemula maupun yang sudah senior dengan pengalaman bertahun-tahun. Selain itu, setiap penelitian di bidang keilmuan apapun dan meneliti topik apapun tetap ada risiko gagal.
Namun, apa saja yang bisa menyebabkan penelitian gagal? Secara umum, berikut penyebab gagalnya penelitian:
1. Penelitian yang Kurang dan Bahkan Tidak Jelas
Salah satu hal yang sering menjadi penyebab penelitian gagal adalah penelitian yang kurang jelas. Kurang jelas di sini bisa dilihat dari topik penelitian, batasan penelitian, rumusan masalah, metodologi, dan sebagainya masih belum jelas.
Dalam kaidah ilmiah, kegiatan penelitian harus memiliki aspek yang jelas secara menyeluruh, mulai dari topik yang spesifik, rumusan masalah yang relevan dengan tujuan penelitian, dan sebagainya.
Jika semua aspek belum jelas, rencana penelitian yang tertuang di dalam proposal juga ikut tidak jelas. Jika diajukan ke pembimbing, maka proposal ini bisa ditolak. Jika dikirimkan ke program hibah, maka besar kemungkinan akan gagal di tahap seleksi.
2. Rencana Penelitian yang Buruk
Kegagalan penelitian juga bisa disebabkan dari rencana penelitian yang buruk. Kegiatan penelitian memiliki tahapan yang panjang dan dilaksanakan berurutan. Jika ada tahapan yang terlewat, kegiatan penelitian tidak lagi sesuai kaidah ilmiah.
Tahapan dalam penelitian secara sederhana mencakup menentukan topik, mencari sumber pendanaan, menyusun proposal penelitian dan menyusun RAB, menentukan populasi, menentukan jenis dan metode penelitian, metode pengumpulan data, pengumpulan data, analisis data, dan seterusnya.
Jika ada salah satu tahap yang dirasa kurang pas atau ada kekeliruan yang tidak disadari, maka akan memberi kesalahan pada tahap berikutnya. Apalagi jika ada satu tahapan yang terlewati, maka rencana penelitian dikatakan buruk dan memperbesar risiko terjadi kegagalan.
3. Data Penelitian Tidak Memadai
Dalam kegiatan penelitian, keberadaan data sangat penting. Jumlah data atau juga jenis data memberi efek signifikan pada penelitian tersebut. Dengan data yang cukup dan berkualitas maka memberikan validitas, reliabilitas, dan generalisasi.
Namun, data dalam penelitian tidak selalu memadai dan tidak sesuai dengan rencana penelitian yang disusun. Hal ini yang bisa memperbesar risiko terjadinya kegagalan penelitian.Â
Data penelitian yang tidak memadai bisa disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari penetapan tujuan dan rumusan masalah yang tidak jelas. Kemudian ada kendala di proses pengumpulan data. Misalnya ada responden yang tidak mengisi kuesioner, hasil analisis data keliru, dan sebagainya.
4. Kecacatan dalam Analisis Data
Penyebab terjadinya kegagalan penelitian selanjutnya adalah adanya kecacatan dalam proses analisis data. Data penelitian yang baik dan memadai, ketika dianalisis dengan cara yang kurang tepat.Â
Maka akan memberikan hasil analisis yang biasa, kemudian menjadikan penelitian yang dilakukan gagal. Jadi, analisis dalam kegiatan penelitian perlu dipastikan sudah sesuai kaidah ilmiah dan prosedur sesuai standar umum penelitian.
Kesalahan dalam analisis data penelitian bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya, teknik analisis data yang tidak tepat, penggunaan aplikasi analisis yang kurang tepat, kesalahan interpretasi dari peneliti, dan sebagainya.
5. Kemampuan Komunikasi Peneliti yang Lemah
Penyebab kelima dari risiko kegagalan penelitian adalah kemampuan komunikasi dari peneliti yang masih lemah atau belum maksimal. Kemampuan komunikasi yang dimaksud disini adalah antara peneliti dengan pihak-pihak pendukung.
Misalnya, peneliti belum memahami tata cara menyampaikan ide dan rencana penelitian dalam bentuk proposal penelitian. Contoh lainnya, hasil penelitian sudah didapatkan. Hanya saja peneliti kesulitan menjelaskannya dalam laporan hasil penelitian maupun artikel ilmiah untuk dipublikasikan sebagai luaran.
Kemampuan komunikasi secara lisan dan secara tertulis wajib dikuasai dengan baik oleh peneliti. Sehingga bisa menyampaikan rencana penelitian dengan baik dan jelas kepada semua pihak yang terlibat. Jika kemampuan ini masih lemah, maka penelitian akan rawan mengalami kegagalan.
6. Kesalahan Teknis dan Logistik
Dalam kegiatan penelitian, kegagalan juga bisa terjadi karena ada kesalahan teknis dan logistik. Kesalahan teknis dan logistik sendiri adalah hal-hal praktis dan operasional yang berhubungan dengan alat, bahan, waktu, dana, lokasi, dan akses.
Dalam penelitian, ketersediaan alat dan bahan sampai waktu dan sumber daya lainnya sangat penting. Sayangnya tidak semua penelitian mendapatkan dukungan sumber daya yang memadai. Sehingga rawan berhenti di tengah jalan.
Kegagalan penelitian juga sering dipahami sebagai kegiatan penelitian yang belum selesai sehingga peneliti dalam kondisi kesulitan melanjutkan penelitian karena adanya keterbatasan sumber daya. Hal ini menjadikan penelitian gagal.
Kesalahan teknis dan logistik dalam kegiatan penelitian bentuknya sangat beragam. Misalnya, peneliti kehabisan dana dan kesulitan melanjutkan penelitian. Contoh lain, peneliti kesulitan mengakses lokasi populasi atau sampel penelitian.
7. Kesalahan dari Faktor Manusia
Kesalahan lain yang bisa menimbulkan risiko kegagalan penelitian adalah dari faktor manusia. Dalam penelitian, ada banyak orang terlibat di dalamnya. Masing-masing berpotensi memberi sumbangsih pada risiko kegagalan.
Pertama, dari pihak peneliti sendiri. Misalnya peneliti belum menguasai keterampilan meneliti sehingga rawan melakukan kesalahan. Kedua, dari dosen pembimbing. Mahasiswa yang melakukan penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi bisa jadi mendapatkan bimbingan yang kurang. Terutama untuk dosen yang susah ditemui.
Ketiga, dari tim penelitian. Penelitian dilakukan bersama tim yang terdiri dari beberapa dosen, mahasiswa, dan lain sebagainya. Kadang kala ada konflik di dalam tim, misalnya konflik dua diantaranya yang kemudian tidak bekerja profesional dan menjadikan penelitian gagal.
8. Kesalahan dari Faktor Etika
Kesalahan berikutnya yang bisa memicu kegagalan penelitian adalah dari faktor etika. Artinya, dalam penelitian yang dilakukan ternyata ada pelanggaran etika baik secara sengaja maupun tidak disengaja, sehingga ada bias dalam penelitian dan temuan yang dihasilkan.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti akan menjunjung tinggi etika penelitian. Ada banyak sekali etika dalam kegiatan penelitian tersebut. Misalnya, sebelum meminta narasumber maupun responden memberi data peneliti perlu mendapatkan informed consent.
Sayangnya, karena peneliti terburu-buru atau memang belum mengetahui pentingnya informed consent tersebut sehingga diabaikan yang berujung pada pelanggaran etika. Oleh sebab itu, data yang didapatkan bisa dianggap tidak valid dan penelitian gagal atau diminta untuk diulang dari tahap pemilihan sampel.
Pahami lebih lanjut informed consent atau yang biasa dikenal dengan consent form.
Dampak Positif
Kegagalan penelitian diketahui memberi dampak yang cukup kompleks. Menariknya, dampak yang ditimbulkan tidak selalu negatif melainkan juga memberi dampak positif yang memberi manfaat tersendiri bagi penelitian dan pihak-pihak terkait.Â
Berikut dampak positif mengalami kegagalan dalam penelitian:
1. Memberi Pembelajaran dan Pengalaman Berharga
Dampak positif yang pertama dari penelitian gagal adalah memberi pembelajaran dan pengalaman berharga. Ada pepatah yang mengatakan bahwa practice makes perfect, yang secara sederhana bisa dipahami bahwa pengalaman memberi kesempurnaan.Â
Apapun yang dilakukan di masa awal, pada masa pembelajaran, rawan gagal. Ketika sudah senior dan berpengalaman, risiko gagal masih ada meski tidak sebesar ketika di tahap awal merintis tanpa pengalaman.
Dengan adanya kegagalan dalam melakukan penelitian, peneliti bisa belajar dari kegagalan tersebut dengan menganalisis apa yang salah dan menghindarinya di penelitian berikutnya. Pahami bahwa pengalaman kegagalan adalah guru terbaik.Â
2. Mendorong Perbaikan pada Penelitian Selanjutnya
Dampak positif kedua dari kegagalan penelitian adalah bisa mendorong perbaikan pada penelitian selanjutnya. Artinya, peneliti bisa memetik pelajaran dari penelitian terdahulu yang statusnya gagal.
Tentunya dengan adanya proses evaluasi untuk mengetahui penyebab kegagalan tersebut. Sebelum memulai penelitian berikutnya, peneliti akan berusaha mencari cara mengantisipasi terjadi kesalahan serupa.
Oleh sebab itu, kegagalan di penelitian sebelumnya bisa membantu mencegah adanya kesalahan serupa dan lebih mawas terhadap kesalahan lain yang mungkin dilakukan. Sehingga, peluang penelitian berhasil lebih tinggi dibanding sebelumnya.Â
3. Tetap Memberi Kontribusi pada Pengembangan Iptek
Pada beberapa penelitian yang berstatus gagal, temuan yang didapatkan bisa tetap memberi kontribusi pada pengembangan iptek. Misalnya, kegagalan penelitian karena adanya masalah etika tidak ada informed consent.Â
Namun, data yang didapatkan ternyata tidak keliru dan masih bisa digunakan untuk menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian ini kemudian bisa mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).Â
Umumnya, penelitian gagal tidak dipublikasikan tetapi laporan penelitiannya bisa menjadi koleksi internal perguruan tinggi. Dengan demikian, kesalahan etika tersebut bisa mendorong mahasiswa berikutnya melakukan penelitian lanjutan yang sesuai kaidah ilmiah.Â
4. Meningkatkan Kepatuhan pada Etika Penelitian dan Transparansi
Dampak positif keempat dari kegagalan penelitian adalah mendorong kepatuhan peneliti pada kaidah ilmiah mencakup etika penelitian, etika publikasi ilmiah, dan pentingnya transparansi dalam kegiatan penelitian yang dilakukan.Â
Ketika peneliti merasa etika dan kaidah ilmiah tidak penting. Sebagai konsekuensi, peneliti harus menerima penelitiannya dianggap gagap. Otomatis muncul kesadaran bahwa apa yang dilakukan adalah keliru atau salah.Â
Peneliti yang baik dan profesional akan belajar dari kesalahan tersebut dan tidak mengulanginya lagi sehingga ada peningkatan pada kepatuhan etika dan transparansi sesuai standar pelaksanaan penelitian.Â
Dampak Negatif
Sementara itu, kegagalan penelitian juga harus diakui memberi sejumlah dampak negatif pada peneliti dan pihak terkait. Dampak negatif kegagalan penelitian, diantaranya:Â
1. Mengalami Kerugian Sumber Daya
Dampak negatif pertama yang tentunya akan dirasakan semua peneliti yang mengalami kegagalan adalah kerugian sumber daya. Kegiatan penelitian membutuhkan banyak unsur sumber daya.
Mulai dari waktu, tenaga, dan biaya. Semakin besar skala penelitian, semakin tinggi sumber daya biaya yang dibutuhkan. Jika seluruh sumber daya sudah digunakan dan hasilnya kegagalan, sumber daya tersebut tidak bisa di-refund. Alhasil ada kerugian sumber daya, baik secara tenaga maupun waktu dan biaya.Â
2. Menurunkan Semangat dan Motivasi Meneliti
Kegagalan penelitian juga memberi dampak negatif bagi peneliti, khususnya secara psikis. Penelitian yang gagal memberi kerugian dari aspek waktu, tenaga, dan biaya. Terkait biaya yang bersumber dari pihak lain, pertanggungjawabannya terasa semakin berat.Â
Kegagalan ini lantas bisa menurunkan semangat dan motivasi untuk melakukan penelitian. Peneliti mungkin butuh waktu untuk siap kembali melakukan penelitian berikutnya atau mengulang penelitian yang tadinya gagal.
Bagi para dosen, kegagalan dalam penelitian bisa berdampak pada rendahnya produktivitas meneliti dan memiliki publikasi ilmiah. Hal ini akan berdampak pada karir akademik yang susah berkembang. Kesadaran ini bisa menjadi motivasi baru untuk segera melakukan penelitian berikutnya yang lebih baik.Â
3. Mempengaruhi Reputasi Peneliti
Riwayat ada kegagalan penelitian tentu akan menjadi rahasia umum. Khususnya di institusi yang menaungi sehingga ikut diketahui rekan sejawat. Hal ini bisa berdampak negatif pada reputasi yang dimiliki.Â
Kesalahan, kelalaian, adanya pelanggaran etika penelitian, dan sebagainya yang memicu kegagalan dalam penelitian. Kemudian bisa berimbas pada nama baik yang tercoreng. Tentunya butuh waktu lama dan kerja keras untuk memperbaikinya.
Misalnya, penelitian didanai program hibah dan kemudian gagal berakibat pada risiko mendapat kepercayaan dari penyelenggara hibah semakin kecil. Dibutuhkan kerja keras untuk produktif meneliti untuk bisa mengembalikan kepercayaan.Â
4. Hasil Penelitian Tidak Bisa Dipublikasikan
Meskipun temuan atau hasil penelitian gagal tetap memberi kontribusi dalam pengembangan iptek. Tentunya akan sulit dan bahkan bisa dikatakan tidak mungkin dipublikasikan.
Misalnya, penelitian melanggar etika penelitian, maka tidak ada jurnal yang menerima artikel berisi hasil penelitian tersebut. Secara umum, dampak negatif dari kegagalan penelitian adalah hasil yang tidak bisa dipublikasikan.Â
Bagi peneliti, hal ini menjadi kerugian besar karena penelitian yang panjang dan melelahkan serta menyita banyak waktu maupun tenaga dan biaya. Pada akhirnya tidak menghasilkan luaran sebagaimana penelitian lainnya.Â
Baca Juga:
Apa yang Dilakukan Jika Penelitian Gagal?
Jika mengalami kegagalan penelitian, apa yang sebaiknya dilakukan oleh peneliti? Pertanyaan ini tentu akan muncul di pikiran saat penelitian yang dilakukan berakhir dengan status gagal.
Kegagalan menjadi hal yang bisa saja terjadi dalam penelitian, dan hal ini bisa dialami semua peneliti. Supaya cepat kembali produktif meneliti, berikut upaya yang bisa Anda lakukan jika penelitian gagal:Â
1. Menerima Kegagalan Penelitian yang Dialami
Hal pertama yang perlu dilakukan setelah gagal dalam melaksanakan penelitian adalah berusaha menerima kegagalan tersebut. Ubah mindset atau cara berpikir bahwa apa yang dilakukan pasti sukses dan berhasil, melainkan sebaliknya.Â
Apapun yang dilakukan tidak bisa lepas dari kesalahan dan berujung pada kegagalan. Pahami juga bahwa peneliti senior yang sudah berpengalaman sekian tahun pun bisa gagal dalam penelitiannya.Â
A banyak sekali faktor yang memicu kegagalan penelitian sesuai penjelasan sebelumnya. Melalui pemahaman ini, peneliti akan lebih mudah lapang dada atau ikhlas menerima kegagalan tersebut.Â
Semakin mudah menerima kegagalan yang dialami, semakin cepat bisa bangkit. Sehingga memunculkan semangat dan motivasi untuk meneliti lagi. Tentunya dengan persiapan lebih baik untuk menghindari kesalahan dan kegagalan serupa.
2. Melakukan Analisis atau Evaluasi Penyebab Kegagalan
Hal kedua yang perlu dilakukan setelah mengalami kegagalan dalam penelitian adalah melakukan analisis. Secara sederhana, peneliti perlu melakukan evaluasi secara jujur pada penelitian yang gagal tersebut.
Tujuannya untuk mengetahui kesalahan ada di tahap apa, bagaimana mempengaruhi penelitian, dan sebagainya. Kesalahan bisa pada rencana penelitian metodologi, pengumpulan data penelitian, proses analisis, hasil interpretasi, dan lainnya.Â
Kejujuran penting dalam proses evaluasi tersebut sehingga lebih mudah mengetahui kesalahan dan mengakuinya. Hal ini membantu menyadari betul bahwa kesalahan ada pada rencana penelitian maupun pada aspek lain dari penelitian tersebut.Â
Hasil evaluasi secara jujur bisa membantu memberi dasar atau landasan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. Jadi, peneliti bisa menghindari kesalahan serupa untuk meminimalkan risiko adanya kegagalan kembali.Â
3. Berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing
Hal ketiga yang perlu dilakukan adalah konsultasi dengan dosen pembimbing. Hal ini bisa dilakukan jika Anda seorang mahasiswa dan penelitian untuk menyusun skripsi, tesis, maupun disertasi sebagai syarat kelulusan.
Diskusikan kegagalan yang dialami dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan dosen pembimbing. Dosen pembimbing ini nantinya akan memberikan penjelasan untuk membantu proses analisis atau evaluasi penyebab kegagalan.
Selanjutnya akan membantu memberi saran atau masukan sehingga wawasan mahasiswa lebih terbuka luas. Hasil diskusi bisa membantu melakukan revisi pada proposal penelitian atau pada tahap lain yang menjadi penyebab.
Hasil diskusi juga bisa membantu menentukan apakah perlu mengulang penelitian dari awal atau justru harus mencoba topik lain dan diajukan kembali dalam bentuk proposal sebagaimana tahap penelitian sebelumnya yang gagal.Â
4. Merevisi Rencana Penelitian
Kegagalan penelitian bisa diatasi dengan melakukan revisi pada rencana penelitian. Langkah ini bisa ditempuh oleh mahasiswa yang gagal dalam meneliti untuk menyusun skripsi, tesis, maupun disertasi.
Rencana penelitian yang tertuang di dalam proposal penelitian bisa dievaluasi. Jika dosen pembimbing menyarankan ada revisi, maka bisa dilakukan revisi pada proposal penelitian.Â
Perbaikan ini bisa menjadi lebih ringan dan mudah bersama bimbingan yang intens. Sekaligus tidak seberat jika harus mengulang penelitian dari awal. Maupun mengganti topik penelitian, karena bisa jadi topik baru malah susah disetujui oleh pihak terkait di kampus.
5. Memperluas Literatur
Hal kelima yang perlu dilakukan pasca mengalami kegagalan penelitian adalah memperluas literatur. Artinya, peneliti perlu memperluas pengetahuan dan wawasan melalui kegiatan membaca.
Membaca disini tentunya disarankan dari berbagai jenis publikasi ilmiah. Dimana ada penjelasan dan pemaparan mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sebagainya. Dimana menjadi aspek penyebab kegagalan dalam penelitian.
Pengetahuan dan wawasan yang lebih luas membantu merancang penelitian yang lebih baik dan minim atau bahkan bebas kesalahan sehingga mencegah adanya kegagalan lagi dalam penelitian lain yang dilakukan berikutnya.Â
6. Berkolaborasi dalam Penelitian
Hal berikutnya yang bisa dicoba dilakukan pasca mengalami kegagalan dalam meneliti adalah berkolaborasi dengan peneliti lain. Pertama, peneliti bisa mencoba berdiskusi mengenai penyebab kegagalan dari penelitian yang dilakukan.
Diskusi ini bisa dilakukan dengan rekan sesama peneliti, rekan sesama dosen, maupun dengan mahasiswa jika merupakan seorang dosen. Sehingga mendapat masukan dan memperluas sudut pandang dari kacamata peneliti lain.
Kedua, setelah melakukan analisa dan evaluasi bersama maka bisa berkolaborasi dalam penelitian berikutnya. Peneliti lain yang lebih berpengalaman dan dengan mudah menemukan kesalahan yang menyebabkan penelitian gagal.
Kemudian bisa digandeng untuk mendukung penelitian berikutnya baik dengan topik yang sama maupun topik lain di bidang keilmuan yang sama. Sehingga membantu menyusun rencana penelitian yang lebih baik dan mencegah adanya kegagalan.Â
7. Jadikan Kegagalan sebagai Dasar Perbaikan
Hal selanjutnya yang bisa dilakukan untuk menghadapi kegagalan penelitian dan benar dan segera bangkit adalah menjadikan kegagalan tersebut sebagai pembelajaran. Sehingga bisa dijadikan dasar atau landasan untuk melakukan penelitian berikutnya.
Kegagalan dalam meneliti adalah proses untuk mengasah keterampilan meneliti. Tak hanya itu, peneliti juga bisa menjadi peneliti ahli dan profesional yang produktif dan memiliki banyak publikasi ilmiah.Â
Jadi, kegagalan yang dialami tidak perlu dilupakan. Melainkan dijadikan dasar acuan untuk meneliti secara lebih baik lagi di kemudian hari. Misalnya membantu meningkatkan ketelitian agar rencana penelitian benar dan minim pelanggaran.
Adanya dasar yang kuat dari pengalaman pribadi, cenderung lebih efektif mencegah adanya pengulangan kesalahan. Hal ini tentunya penting agar tidak ada lagi kegagalan dan bisa lebih produktif meneliti dan menghasilkan publikasi ilmiah.
Tips Meminimalkan Risiko Penelitian Gagal
Meskipun kegagalan penelitian bisa memberi dampak positif bagi peneliti dan pihak terkait. Tentunya setiap peneliti akan berusaha untuk menghindari kegagalan tersebut. Lalu, apa saja yang harus dilakukan? Berikut tips agar risiko gagal penelitian kecil:
- Menentukan topik penelitian dengan tepat, selain harus sesuai bidang keilmuan juga harus spesifik agar jelas.
- Menyusun rumusan masalah yang spesifik, tajam, dan bisa diteliti. Sebab rumusan masalah ini idealnya bisa terjawab dari hasil penelitian.
- Lebih teliti dalam menentukan metodologi penelitian, dimana disesuaikan dengan jenis data dan tujuan penelitian dilakukan.
- Melakukan studi literatur secara mendalam, luangkan lebih banyak waktu untuk membaca berbagai publikasi ilmiah. Sehingga wawasan terkait topik yang diteliti lebih mendalam.
Itulah penjelasan mengenai apa dan bagaimana menyikapi kegagalan penelitian. Kegagalan ini bisa dialami semua peneliti tanpa terkecuali. Maka pahami betul bagaimana menyikapinya agar tidak terulang di kemudian hari.