Daftar Isi
Guru yang melaksanakan kewajiban menulis dan menerbitkan buku tentu memiliki kebutuhan untuk paham teknik menulis buku APIK. Seluruh publikasi ilmiah yang dilakukan oleh seorang guru memang diwajibkan untuk ditulis secara APIK.
APIK disini memiliki kepanjangan dari empat kata, dimulai dari kata Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten. APIK kemudian menjadi standar yang harus dipenuhi guru dalam menyusun karya ilmiah. Lalu, bagaimana teknik menulis yang baik agar hasilnya APIK?
Selama ini masyarakat mengira bahwa tugas utama seorang guru hanya mengajar siswa, baik di kelas maupun di luar kelas. Benarkah demikian? Ternyata tidak, sebab seorang guru juga perlu melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Dalam kegiatan PKB tersebut, seorang guru dituntut untuk melakukan tiga kegiatan. Dimulai dari pengembangan diri yang mencakup mengikuti diklat dan mengikuti kegiatan profesi. Kemudian kegiatan publikasi ilmiah dan disusul kegiatan menciptakan karya inovatif.
Sehingga, guru memiliki kewajiban sekaligus kebutuhan untuk menulis karya tulis ilmiah. Publikasi ilmiah ini bisa dalam bentuk buku pelajaran, buku bidang pendidikan, dan buku pedoman guru. Kemudian publikasi ilmiah dalam bentuk modul, artikel populer, dll.
Dalam proses menulis buku, penguasaan teknik menulis buku APIK menjadi penting untuk dilakukan. Sebab dengan teknik inilah guru bisa menulis buku berkualitas dan sesuai dengan standar maupun aturan yang ditetapkan.
Seorang guru yang sudah menunaikan kewajiban untuk menulis buku kemudian akan mendapatkan tambahan angka kredit. Sehingga angka kredit ini digunakan untuk mengembangkan kenaikan pangkat atau jabatan fungsional guru.
Lalu, apakah semua guru memiliki kewajiban menulis buku dan menguasai teknik menulis buku APIK? Terkait hal ini, maka bisa mengacu pada PermenPAN & RB Nomor 16 Tahun 2009. Disebutkan bahwa kewajiban ini mulai berlaku untuk guru dengan golongan IIIb ke atas.
Guru dengan golongan IIIa sampai IIIb diwajibkan untuk fokus pada kegiatan pengembangan diri. Misalnya dengan rutin mengikuti diklat. Setelah naik ke golongan IIIb ke atas, maka selain melaksanakan pengembangan diri juga diwajibkan melakukan kegiatan publikasi ilmiah.
Dalam kegiatan publikasi ilmiah, seorang guru bisa mempublikasikan karya tulis berbentuk buku. Ada lima jenis buku yang bisa ditulis dan beberapa diantaranya wajib diterbitkan dengan ISBN, beberapa lagi tidak diterbitkan. Berikut penjelasan detailnya:
Jenis buku karya seorang guru yang pertama untuk menunjang kenaikan pangkat adalah buku pelajaran. Buku pelajaran adalah buku berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi siswa pada suatu jenjang pendidikan tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru.
Buku pelajaran yang diterbitkan seorang guru jika lolos penilaian oleh BNSP maka berhak mendapat tambahan angka kredit sebesar 6 poin. Jika buku tersebut diterbitkan dengan ISBN maka menambah angka kredit 3 poin dan 1 poin tanpa ISBN.
Jenis buku kedua yang harus disusun menggunakan teknik menulis buku APIK oleh seorang guru adalah modul. Modul sendiri termasuk karya tulis ilmiah guru berbentuk buku yang tidak wajib diterbitkan dengan ISBN.
Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.
Selanjutnya adalah buku dalam bidang pendidikan, yaitu buku yang berisi pengetahuan yang terkait dengan bidang kependidikan. Sehingga isinya adalah pengetahuan yang mengusung isu-isu terkini di bidang pendidikan. Buku jenis ini wajib diterbitkan oleh guru, terutama diterbitkan dengan ISBN.
Buku terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke Bahasa Indonesia. Buku jenis ini juga membantu kenaikan pangkat guru.
Terakhir, adalah buku pedoman guru. Yaitu buku tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru. Isi dari buku jenis ini adalah perencanaan dari guru untuk melaksanakan kewajibannya.
Dalam menulis buku, Anda yang berprofesi sebagai guru diharapkan dan bahkan diwajibkan untuk menguasai teknik menulis buku APIK. APIK sendiri merupakan akronim dari empat kata berikut:
Buku atau karya tulis ilmiah yang disusun oleh guru wajib asli. Artinya, karya tersebut disusun atas kerja keras sendiri bukan menjiplak. Teknik ini praktis akan membantu seorang guru untuk menghindari plagiarisme dalam publikasi ilmiah.
Teknik menulis buku APIK yang kedua adalah Perlu. Artinya, dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah, guru perlu memastikan topik dalam karya tersebut memang diperlukan. Misalnya mendukung pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, dll.
Ketiga adalah Ilmiah yaitu karya tulis yang disusun oleh guru wajib bersifat ilmiah. Yakni memiliki kerangka isi yang jelas dan mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah yang benar sesuai dengan ketentuan.
Terakhir adalah Konsisten, yaitu isi atau topik yang diusung guru dalam karya tulis ilmiahnya harus sesuai dengan tugas yang dimiliki. Dengan kata lain, isi dari karya tulis tersebut sesuai dengan tugas pokok yang diemban oleh guru yang menyusunnya.
Anda seorang Guru dan mau naik pangkat dengan menulis buku? Artikel berikut akan membantu Anda memahami jenis buku dan perbedaannya. Ketahui ini agar tidak salah mengkategorikan buku.
Kenapa guru perlu menguasai teknik menulis buku APIK tersebut? Ada banyak alasan kenapa teknik APIK ini harus dikuasai dan selalu diterapkan guru dalam proses menulis buku maupun karya tulis ilmiah lain. Diantaranya adalah:
Lewat teknik APIK, maka seorang guru akan berusaha untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan kerja keras sendiri. Sehingga terhindar dari tindakan plagiarisme yang bisa menurunkan kredibilitas diri sendiri dan karya lain yang dimiliki.
Lewat teknik menulis buku APIK maka seorang guru juga bisa menyusun karya tulis ilmiah yang relevan atau sesuai. Pertama, sesuai dengan bidang yang dikuasai. Kedua, mampu menulis karya sesuai kebutuhan peserta didik dan guru lain di Indonesia.
Menggunakan teknik APIK membantu seorang guru untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat melalui publikasi ilmiah. Sebab karya orisinil dan memenuhi teknik APIK lainnya akan diakui dan memberi tambahan angka kredit.
Teknik APIK juga membantu seorang guru untuk terus produktif dalam berkarya. Sehingga bisa terus melakukan publikasi ilmiah untuk sampai ke puncak karir dan mendapatkan manfaat lainnya. Seperti mendapat penghasilan tambahan dari royalti.
Penjelasan mengenai teknik menulis buku APIK tersebut, tentu meningkatkan pemahaman mengenai arti penting menguasainya dan terus menerapkannya. Jadi, pahami betul teknik APIK ini agar bisa konsisten diterapkan dan membantu memiliki karir yang terus berkembang.
Guru yang mau menerbitkan buku sebaiknya menerbitkan buku ber ISBN. Kenapa begitu? Angka kredit buku ber-ISBN lebih tinggi dibandingkan dengan buku yang tidak memiliki ber-ISBN. Apa itu ISBN dan dimana menerbitkan buku ber-ISBN?
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…