Menulis Karya Ilmiah

Bias Penelitian: Jenis, Contoh dan Cara Menghindarinya

Pernahkah mendengar mengenai bias penelitian atau bias riset? Bias dalam riset memang menjadi hal yang cukup sering terjadi. Meskipun bisa terjadi tanpa disengaja, bias ini bisa menurunkan objektivitas dan integritas penelitian yang dilakukan. 

Sebab bias disini akan mempengaruhi pemaparan data, hasil analisis, sampai hasil penelitian saat penarikan kesimpulan. Sehingga bias riset membuat hasil penelitian mengandung unsur subjektif yang tentu tidak ideal. Lalu, untuk mencegah bias dalam penelitian apa saja yang perlu dilakukan peneliti?  

Apa Itu Bias Penelitian?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bias memiliki beberapa definisi. Pertama, bias didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok daripada yang lain dengan cara yang kurang adil. 

Sehingga, berperilaku bias bisa mendorong ketidakadilan dalam memperlakukan orang lain, menyusun kebijakan, menarik kesimpulan atau hasil analisis, dan sebagainya. Secara sederhana, perilaku bias adalah sikap berpihak maupun sikap percaya pada keyakinan diri sendiri. 

Definisi lainnya dalam KBBI terkait istilah bias adalah galat sistematis dalam pengambilan sampel atau pengujian dengan memilih atau mendorong suatu hasil atau jawaban atas yang lain. Definisi ini lebih umum digunakan di dunia penelitian. 

Sehingga bias riset adalah kesalahan sistematis dalam pengambilan sampel atau pengajuan dengan memilih atau mendorong suatu hasil atau jawaban atas yang lain. Kondisi bias ditunjukan dengan peneliti memiliki pandangan subjektif. 

Dalam laman Mind The Graph, dijelaskan bahwa bias penelitian adalah kondisi peneliti memiliki keyakinan, nilai, sikap, atau preferensi subjektif yang dapat mempengaruhi desain, pelaksanaan, atau interpretasi hasil penelitian.

Kondisi ini membuat peneliti rentan mengabaikan data dan fakta di lapangan, kemudian memilih mempercayai apa yang diketahui sebagai acuan. Pemikiran dan sikap seperti ini akan menurunkan kredibilitas data dan hasil penelitian yang dilakukan. 

Sumber-Sumber Bias dalam Penelitian

Dikutip melalui SIM Dosen Universitas Udayana, dijelaskan bahwa terjadinya bias penelitian adalah karena ada beberapa kesalahan. Sumber bias atau sumber kesalahan dalam penelitian ini setidaknya ada 3, yaitu: 

1. Bias Seleksi

Bias seleksi adalah bias yang terjadi karena kesalahan dalam proses seleksi atau partisipasi subjek penelitian. Contohnya sendiri seperti kesalahan dalam menentukan sampel, jumlah sampel, dan sejenisnya. 

Sampel penelitian yang kurang tepat akan memberi dampak pada kualitas dan kredibilitas data penelitian yang didapatkan. Sehingga ketika tidak disadari sejak awal akan membuat penelitian menjadi bias. 

2. Bias Informasi

Sumber bias penelitian yang kedua adalah bias informasi, yaitu bias yang terjadi karena kesalahan proses pengumpulan data. Sehingga terjadi atau ada kesalahan saat mengumpulkan data dalam penelitian. 

Kesalahan pendataan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, dari faktor internal peneliti sampai eksternal. Contohnya adalah menggunakan alat ukur yang belum dikalibrasi, sehingga pengukuran menjadi kurang akurat dan mempengaruhi hasil penelitian. 

3. Confounding

Sumber bias riset yang terakhir adalah confounding, yaitu bias yang terjadi akibat tercampurnya efek pajanan (paparan) utama dengan efek faktor risiko eksternal lainnya atau adanya variabel lain sebagai perancu yang tidak diperhitungkan pada metode maupun saat analisis.

Kondisi ini dapat terjadi karena adanya pengaruh terhadap suatu pemaparan data atau hasil penelitian. Sehingga pengaruh ini pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir analisis data penelitian. 

Tahukah Anda? Sejumlah dosen yang meneliti membuat buku monograf dari penelitiannya. Bagaimana caranya? Informasi berikut akan membantu Anda:

Jenis-Jenis Bias Penelitian

Memahami bahwa sumber bias penelitian cukup banyak maka akan memunculkan berbagai bentuk atau jenis bias. Satu sumber bias bisa menyebabkan terbentuknya beberapa jenis bias, sehingga memang bisa dikatakan sangat beragam. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah jenis-jenis bias berdasarkan sumber biasnya: 

1. Bias Seleksi

Bias seleksi adalah bias riset yang terjadi ketika peneliti secara selektif memasukkan atau mengeluarkan individu atau titik data tertentu dalam sebuah penelitian, yang mengarah pada representasi miring dari populasi yang diteliti.

Secara sederhana, bias seleksi adalah bias riset yang terjadi karena kesalahan dalam menentukan sampel. Seperti penjelasan sebelumnya, dan istilah lain untuk menyebut jenis bias ini adalah bias pemilihan sampel. 

Inilah alasan kenapa para peneliti perlu memilih sampel (subjek penelitian) dengan teliti. Kemudian menetapkan beberapa kriteria agar memastikan sampel sudah benar. Bahkan untuk pengisi kuesioner pun ada kriteria, sehingga tidak bisa diisi sembarang orang. 

2. Bias Konfirmasi

Bias penelitian yang kedua adalah bias konfirmasi, yaitu bias yang terjadi karena peneliti cenderung memilih atau mencari informasi yang menegaskan keyakinan atau hipotesis yang telah mereka buat sebelumnya. 

Sehingga kondisi ini membuat peneliti rentan mengabaikan atau meremehkan bukti yang bertentangan dengan keyakinan tersebut. Hal ini tentu meningkatkan subjektivitas, padahal idealnya penelitian harus objektif. 

3. Bias Pengamat

Bias pengamat adalah bias yang terjadi ketika ekspektasi atau pengetahuan peneliti sebelumnya mempengaruhi pengamatan atau interpretasi mereka terhadap perilaku atau respons peserta penelitian. 

Kondisi seperti ini akan mempengaruhi kualitas dan kredibilitas data penelitian. Sehingga ikut mempengaruhi pula kualitas dari hasil penelitian tersebut. Sebab menjadi terlalu subjektif. 

4. Bias Pelaporan

Jenis bias penelitian yang keempat adalah bias pelaporan, yaitu bias yang terjadi karena ada penekanan pada temuan tertentu yang selaras dengan hasil yang diinginkan peneliti, sementara mengabaikan atau meremehkan hasil yang kontradiktif atau tidak menguntungkan.

Artinya, peneliti terlanjur memiliki keyakinan yang membuat data penelitian diabaikan karena dipandang tidak sesuai dengan keyakinan tersebut. Keyakinan disini bisa dari aspek pengetahuan, suatu hasil penelitian, dll yang diyakini paling benar oleh peneliti. 

5. Bias Publikasi

Bias berikutnya adalah bias publikasi, yaitu kecenderungan peneliti atau jurnal untuk mempublikasikan penelitian dengan hasil yang positif atau signifikan secara statistik lebih sering daripada penelitian dengan hasil yang negatif. 

Artinya, dalam proses publikasi hasil penelitian, seorang peneliti mengupayakan hasil penelitian yang positif atau menguntungkan beberapa pihak. Sehingga menjadi sangat subjektif dan kredibilitas publikasi menjadi dangkal. 

Kembangkan hasil penelitian Anda jadi buku agar makin mudah dipahami masyarakat luas. Artikel berikut akan membantu Anda dalam menyusunnya:

6. Bias Budaya

Bias budaya adalah bias yang mungkin secara tidak sengaja peneliti memaksakan perspektif, nilai, atau norma budaya mereka ke dalam proses penelitian. Hal ini berpotensi menghasilkan interpretasi atau generalisasi yang bias yang mungkin tidak sesuai dengan budaya atau konteks yang berbeda.

Artinya, peneliti sangat mungkin sengaja maupun tidak sengaja lebih condong pada suatu budaya. Sehingga berusaha mendapatkan data sampai hasil penelitian yang sejalan dengan budaya tersebut. Hal ini juga akan memicu subjektivitas pada penelitian. 

7. Bias Ingatan

Bias ingatan adalah bias penelitian yang terjadi ketika ingatan partisipan terhadap peristiwa atau pengalaman dipengaruhi oleh keyakinan atau ekspektasi mereka saat ini. Sehingga dipengaruhi oleh ingatan dan persepsi sampel saat ini. 

Kondisi ini bisa membuat peneliti kesulitan mendapatkan data yang kredibel. Bahkan sudah merasa mendapat data kredibel dari sampel yang dipilih dengan teliti. Namun aktualnya, sampel tersebut terlalu subjektif dalam menyampaikan data. 

8. Bias Desain

Selanjutnya adalah bias desain, yaitu bias riset yang terjadi karena kesalahan atau distorsi sistematis yang dimasukkan ke dalam sebuah penelitian karena kekurangan atau keterbatasan dalam desain atau metodologi. 

Desain dan metodologi penelitian idealnya sudah sesuai dengan topik atau karakter topik yang diteliti. Namun pada beberapa kondisi, desain dan metodologi ini tanpa disadari tidak sesuai sehingga memicu bias desain. 

Cara Mengetahui Adanya Bias dalam Penelitian

Bias penelitian adalah hal umum yang bahkan tidak ada penelitian tanpa bias. Sehingga, setiap penelitian memiliki bias dengan jenis atau bentuk tersendiri. 

Meskipun begitu, bias dalam penelitian bisa diminimalisir atau bahkan dicegah dengan mengetahui sudah terjadi bias tersebut atau tidak. Lalu, bagaimana cara mengetahui adanya bias dalam penelitian? 

Jawabannya mengacu pada prosedur penelitian tersebut, sehingga bisa dilakukan evaluasi ketika penelitian masih berjalan.

Berikut beberapa cara mengetahui biasa penelitian: 

1. Mengevaluasi Desain Penelitian

Cara yang pertama adalah melakukan evaluasi terhadap desain penelitian yang dimiliki. Dalam proses evaluasi tersebut, Anda mungkin akan menemukan sumber-sumber dari bias dalam penelitian. 

Misalnya ada kesalahan dalam prosedur pemilihan partisipan, kesalahan atau kelemahan dari struktur penelitian, dan lain sebagainya. Sehingga bisa menimbulkan bias. Jika disadari sejak awal maka bisa melakukan penanganan dini untuk mencegah terjadi bias. 

2. Meninjau Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

Cara kedua untuk menyadari atau mengetahui ada kemungkinan bias dalam penelitian adalah meninjau prosedur pemilihan sampel. Memahami bahwa sampel penelitian rentan menimbulkan bias, maka pemilihan sampel harus teliti. 

Anda bisa memeriksa kembali prosedur dan kriteria pemilihan sampel penelitian seperti apa. Kemudian analisis ada tidaknya kemungkinan terjadi kekeliruan dalam memilih sampel. 

Misalnya karena kriteria tidak lengkap, kredibilitas sampel tidak pasti, dan lain sebagainya. Jika hal ini ditemukan maka Anda bisa memutuskan untuk memperbaiki prosedur pemilihan sampel dan melakukan pemilihan ulang jika memungkinkan. 

3. Meninjau Metode Pengumpulan Data

Cara ketiga untuk menyadari ada tidaknya bias penelitian sejak awal adalah melakukan peninjauan terhadap metode pengumpulan data. Tujuannya untuk mencari tahu ada tidaknya sumber bias pada proses pengumpulan data penelitian. 

Dalam kegiatan penelitian, peneliti bisa mendapatkan data dengan berbagai metode. Misalnya dengan dokumentasi, wawancara ke narasumber, menyusun kuesioner untuk mencari responden, dan lain sebagainya. 

Metode yang digunakan tentunya akan disesuaikan dengan topik dan kriteria topik tersebut agar mendapat data yang beragam dan mendalam. Namun, jika metode pengumpulan data masih salah maka akan berimbas pada data yang tidak valid atau tidak sesuai. 

Oleh sebab itu, memeriksa kembali seluruh metode pengumpulan data sangat penting. Sehingga bisa diketahui ada tidaknya kesalahan pemilihan metode. Jika diketahui sejak awal maka memperbaikinya lebih mudah. 

Tahukan Anda? Luaran hasil penelitian ternyata dapat dijadikan beragam bentuk yang bernilai angka kredit, cek selengkapnya:

Bagaimana Menghindari Bias Penelitian?

Meskipun bias penelitian ditemukan di nyaris semua kegiatan penelitian. Namun, para peneliti tentu memiliki kewajiban untuk meminimalkan terjadinya bias. Minimal efek bias tersebut tidak berlebihan sehingga tidak mempengaruhi kredibilitas penelitian. 

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan peneliti untuk menghindari bias dalam penelitian, diantaranya: 

1. Kesadaran dan Refleksivitas

Setiap peneliti perlu memahami bahwa penelitian harus objektif, sehingga mengabaikan seluruh pandangan personal. Hal ini akan menurunkan subjektivitas karena sadar bahwa persepsi pribadi bisa mengabaikan bukti konkrit di lapangan. 

Sehingga peneliti sejak awal perlu menyadari adanya resiko bias ketika memiliki keyakinan terlalu kuat terhadap data, teori, dan sebagainya. Refleksi ini akan membantu lebih objektif dan mengacu pada data yang didapatkan bukan keyakinan atau pandangan personal. 

2. Menetapkan Tujuan Penelitian yang Jelas

Cara kedua untuk menghindari bias dalam penelitian yang dilakukan adalah menetapkan tujuan yang jelas. Tujuan utama suatu penelitian adalah mengungkap kebenaran untuk menjadi solusi yang solutif dan aplikatif. 

JIka tujuan ini dipahami dengan baik maka peneliti akan fokus pada data yang berhasil didapatkan. Alih-alih mempercayai suatu pendapat, sehingga bisa meminimalisir terjadinya bias karena fokus pada data faktual di lapangan. 

3. Desain Penelitian Sudah Kuat

Cara ketiga untuk menghindari bias penelitian adalah membuat desain penelitian yang kuat. Artinya, rancangan penelitian sudah dibuat teliti dan memiliki resiko kecil terjadi kesalahan yang memicu bias. 

Biasanya, desain penelitian yang kuat cenderung ketat sehingga membantu peneliti fokus pada tujuan penelitian. Keputusan ini akan membantu peneliti mengacu pada data di lapangan bukan persepsi atau keyakinan pribadi. 

4. Teliti di Tahap Pra Pendaftaran

Pada tahap pra pendaftaran penelitian, Anda bisa mendaftarkan dulu protokol penelitian, termasuk hipotesis, desain penelitian, dan rencana analisis sebelum pengumpulan data. 

Langkah ini terbilang cukup efektif untuk mencegah terjadinya bias, karena mencegah terjadinya perubahan rencana dan poin-poin lain dalam penelitian. Sehingga penelitian lebih terfokus dan mengutamakan data di lapangan dibanding persepsi dan keyakinan personal. 

5. Melakukan Replikasi dan Verifikasi

Cara kelima yang bisa membantu menghindari bias dalam penelitian adalah melakukan replikasi dan verifikasi. Pertama untuk replikasi, langkah ini membantu menunjukan konsistensi dalam melakukan penelitian yang mengacu pada data di lapangan. 

Sehingga dengan langkah ini, peneliti terhindar dari kehilangan fokus dan merasa lebih yakin dengan pandangan pribadinya. Kedua adalah verifikasi, yang artinya peneliti perlu memvalidasi seluruh data atau temuan dalam penelitian. Tujuannya untuk memastikan memang data yang benar dan tidak ada kesalahan di dalamnya. 

6. Mematuhi Etika Penelitian dan Publikasi

BIas penelitian juga bisa terjadi karena peneliti mengabaikan etika dalam pelaksanaan penelitian maupun etika publikasi. Sehingga rawan melakukan plagiarisme dan juga mengedepankan subjektivitas. 

Oleh sebab itu, salah satu upaya menghindari bias tersebut adalah dengan mematuhi seluruh etika yang berlaku. Sehingga, kredibilitas dari data sampai hasil analisisnya terjamin. 

Sejumlah dosen yang meneliti membuat buku monograf dari penelitiannya. Bagaimana caranya? Informasi berikut akan membantu Anda:

Contoh Bias Penelitian

Jika sedikit bingung dan masih belum memahami dengan mendalam mengenai apa itu bias penelitian. Maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari: 

1. Contoh Bias Seleksi

Suatu penelitian tentang preferensi makanan mengambil sampel hanya dari populasi remaja di satu sekolah menengah. Sehingga sampel disini dari kalangan remaja, padahal remaja memiliki ragam preferensi makanan yang lebih luas.

2. Contoh Bias Pengamat

Seorang peneliti yang memiliki keyakinan kuat terhadap efektivitas terapi alternatif sehingga cenderung memberikan penilaian positif terhadap hasil terapi tersebut. Sehingga mengabaikan efektivitas dari pengobatan medis. 

3. Contoh Bias Konfirmasi

Seorang peneliti yang telah mengembangkan hipotesis bahwa merokok menyebabkan penyakit jantung. Kemudian hanya mencari dan memperhitungkan penemuan yang mendukung hipotesis tersebut. 

Sementara mengabaikan atau mengabaikan bukti yang tidak mendukung. Hal ini akan membuat bukti-bukti yang lebih valid dan kredibel diabaikan. Sehingga hasil penelitian memiliki kredibilitas tidak maksimal. 

Itulah penjelasan secara rinci mengenai apa itu bias penelitian, cara mengetahui, sampai cara menghindarinya. Sehingga bisa meminimalkan adanya bias dalam penelitian yang dilakukan. 

Mau mengembangkan hasil penelitian jadi buku tapi Anda tak punya waktu? Atau Anda tak tau caranya? Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi yang ada di Penerbit Deepublish.

Kami akan bantu mengonversi naskah ilmiah hasil penelitian Anda menjadi buku dan bergaransi lolos ISBN. Hingga tahun ini, telah ada 500+ lebih naskah buku hasil parafrase telah diterbitkan dan mendapatkan nomor ISBN.

Sejumlah dosen telah menggunakan buku hasil layanan ini untuk mendapatkan angka kredit. Mau jadi selanjutnya? Daftarkan diri Anda melalui Layanan Parafrase Konversi sekarang juga!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Menyusun Kalimat yang Mudah Dipahami pada Buku Ilmiah

Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…

4 hari ago

Aturan Penulisan Nama Tempat dan Nama Geografi

Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…

4 hari ago

4 Cara Membuat Tanda Tangan di Word dengan Fitur dan Menu yang Ada

Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…

6 hari ago

Cara Mengutip Ayat Al-Quran dalam Berbagai Gaya Sitasi

Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…

6 hari ago

Cara Menulis Daftar Pustaka Ebook dengan APA, MLA, dan Chicago Style

Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…

1 minggu ago

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…

1 minggu ago