Pengantar, pendahuluan, atau introduction menjadi bagian penting untuk mengantarkan pembaca sebelum mencermati keseluruhan isi saat melakukan cara membuat buku.
Cara membuat buku karya ilmiah, untuk melakukannya sudah pasti memerlukan pengantar. Si penulis perlu memberikan awal yang menarik agar pembaca bisa memahami isi tulisannya. Ia juga perlu mengantarkan pembaca untuk memahami bagian awal ini sebelum berlanjut ke bagian isi.
Walaupun sudah ada abstrak yang memberikan gambaran secara umum mengenai keseluruhan isi tulisan, pengantar tetap memberikan dasar bagi pembaca untuk mulai membaca suatu tulisan.
Bagaimana Menulis Pengantar yang Baik dalam Karya Ilmiah?
Dalam membuat pengantar, penulis sebaiknya memberikan gambaran umum. Penulis dapat menuliskan hal-hal yang mudah dipahami dan mengakhiri bagian ini dengan hal khusus, seperti fokus riset yang dilakukan.
Dalam membuat buku karya ilmiah, penulis bisa berangkat dari topik tertentu yang bisa dihubungkan dengan fokus penelitiannya. Kemudian ia bisa mulai membuat bagian pendahuluan dengan memberikan gambaran mengenai hal-hal berikut.
1. Hal yang menarik dan pentingnya riset
Melakukan riset yang menarik sudah pasti akan mendatangkan banyak pembaca. Penelitian atau topik yang tidak menarik pasti tidak akan diminati oleh pembaca. Melakukan riset yang menarik saja juga tidak cukup.
Peneliti yang nantinya juga menulis hasil penelitiannya juga perlu melakukan riset yang manfaat. Untuk semakin meyakinkan pembaca, perlu adanya penekanan bahwa riset tersebut penting untuk dilakukan si peneliti.
Bagian yang memaparkan tentang sisi menarik dari riset yang dilakukan ini memberikan kebebasan bagi penulis untuk merefer pekerjaan orang. Peneliti bebas menonjolkan pekerjaan terdahulunya juga. Ia dapat menjadikan hal-hal tersebut sebagai referensi atau pijakan sebelum masuk ke bagian selanjutnya. Namun peneliti perlu mengaitkannya dengan riset yang sedang dikerjakan.
Menggunakan referensi seperti itu bisa dilakukan agar peneliti dianggap memiliki cukup pengalaman dalam melakukan kerja penelitian. Reviewer bisa memberikan peluang lebih besar bagi peneliti yang menggunakan referensi di bagian ini dan menghubungkan dengan risetnya.
Namun sebisa mungkin para peneliti harus menghindari plagiarisme dalam menulis karya ilmiah. Peneliti harus menghindari copy paste. Dengan menghindari plagiarisme, peneliti tidak akan merusak reputasi atau hasil karyanya sendiri dengan jalan pintas tersebut.
2. Perkiraan pemahaman publik tentang topik yang diteliti
Tidak semua orang mengerti tentang permasalahan yang dikaji oleh seorang peneliti. Dalam pengantar inilah kemudian peneliti membawa para pembaca yang– mungkin masih awam- untuk memahami topik penelitian.
Seorang peneliti bisa memberikan pemahaman mengenai penelitian sejenis yang terdahulu dengan menunjukkan perbedaannya dengan penelitian yang ia lakukan. Ia dapat menggunakan beberapa karya terdahulu, baik milik penulis lain atau dirinya sendiri, untuk membuat kajian pustaka.
Kajian pustaka nantinya memberikan gambaran bahwa peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis. Dalam menuliskan kajian pustaka, peneliti dapat memberikan ulasan ringkas mengenai beberapa referensi yang dijadikannya sebagai acuan.
Referensi atau sumber yang dijadikan acuan sebaiknya merupakan karya yang belum lama dipublikasikan. Jika peneliti sulit mendapatkan sumber acuan yang masih belum lama dipublikasikan, maka ia bisa memilih sumber dari jurnal berbayar.
Memberikan ulasan dalam suatu kajian pustaka tidak hanya memberikan pemahaman publik atas topik penelitian. Hal ini juga menguntungkan bagi peneliti. Dalam proses publikasi karyanya di kemudian hari, peneliti akan mendapatkan keuntungan. Karyanya akan mendapat peluang lebih besar untuk direview. Selain itu, jumlah sitasinya juga akan meningkat.
3. Masalah yang diteliti
Permasalahan-permasalahan yang diteliti sebaiknya merupakan topik yang sedang hangat dan belum terpecahkan. Oleh karena itu, saat menulis karya ilmiah peneliti sebaiknya terus mengikuti perkembangan ilmu terkini agar ia bisa menemukan berbagai permasalahan baru.
Peneliti dapat mengidentifikasi berbagai masalah di bidang tertentu dan mulai mengkajinya. Hal ini biasanya dapat dilakukan setelah membaca banyak karya yang telah dipublikasikan.
Berbagai karya yang belum lama dipublikasikan biasanya mengandung permasalahan baru atau yang sedang “hangat” dalam suatu aspek kehidupan. Permasalahan yang dikaji dalam karya tersebut setidaknya akan memberikan gambaran bagi peneliti untuk menemukan permasalahan lain yang bisa ia gunakan untuk topik penelitian.
4. Hipotesis atau dugaan sementara tentang hal yang diteliti
Dalam pengantar, peneliti sudah dapat menunjukkan hipotesis terhadap masalah yang dikaji. Peneliti dapat memunculkan hipotesis. Akan lebih baik jika peneliti menunjukkan hipotesisnya secara eksplisit dalam karya ilmiah yang ditulisnya.
Hipotesis dapat berisi asumsi-asumsi peneliti mengenai jawaban permasalahan yang dikajinya. Namun hal tersebut bukanlah hasil pemikiran akhir. Masih perlu adanya pembuktian untuk menjawab masalah yang ingin dibahas.
5. Langkah atau metode dalam melakukan penelitian dan menjawab masalah
Ada langkah-langkah yang perlu dilakukan peneliti dalam menjawab permasalahan yang dikajinya. Ia dapat menggunakan langkah-langkah tertentu sesuai dengan bidang yang ditelitinya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan.
Tidak hanya itu, dengan langkah ini, peneliti juga akan membuktikan bahwa hipotesisnya benar atau tidak benar. Langkah atau metode ini mencakup membangun teori baru atau melakukan studi tertentu.
Beberapa studi yang bisa dilakukan antara lain studi komparasi, numerik, survei, literatur, dan sebagainya. Dalam bagian ini, peneliti akan memberitahu pembaca mengenai hal-hal yang ditempuhnya untuk memecahkan masalah.
Pada dasarnya, menulis karya ilmiah terutama di bagian pengantar atau pendahuluan bisa dikatakan mudah dan sulit. Peneliti akan dengan mudahnya menuliskan pengantar ketika seluruh ide akan risetnya telah terkonsep.
Sementara itu, peneliti yang belum mendapatkan ide dapat mencari berbagai referensi yang kiranya sesuai dengan topik yang diteliti. Kemudian ia dapat memerhatikan beberapa poin di atas untuk memudahkannya menulis pengantar. Dengan begitu, ia tidak akan melewatkan hal-hal penting yang perlu dipaparkan dalam pengantar di karya ilmiahnya.[Wiwik Fitri Wulandari]
Referensi:
- Mikrajuddin Abdullah, “Tuntunan Praktis Menulis Makalah untuk Jurnal Ilmiah Internasional”, 2016.
Apakah Anda sedang atau ingin melakukan cara membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang membuat buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:
Cara Membuat Buku: Pahami Penyajian Data Informasi dalam Buku
10 Penggunaan Huruf Kapital Dalam Membuat Buku
Cara Membuat Buku dengan Hasil Wawancara Sebagai Sumber Buku