Menulis Karya Ilmiah

Cara Menentukan Teori dalam Penelitian dengan Mudah

Memahami bagaimana cara menentukan teori dalam penelitian akan mendukung peneliti dalam mengembangkan penelitian dengan tujuan dan dasar yang jelas. Suatu penelitian diawali dengan menganalisis masalah dan mencari teori yang menjelaskan masalah tersebut. 

Sekaligus teori-teori yang menjelaskan metode penelitian yang tepat untuk dipilih peneliti dalam meneliti masalah tadi. Sehingga, teori dalam penelitian memiliki fungsi yang penting dan beragam. Lalu, bagaimana cara menentukannya? 

Apa Itu Teori dalam Penelitian?

Biasanya proses dimana peneliti perlu memahami tata cara menentukan teori dalam penelitian adalah pada tahap penyusunan proposal penelitian. Pada bab kedua, akan ada bab mengenai kajian teori dan disinilah teori dalam penelitian dijelaskan atau dicantumkan. 

Lalu, apa itu teori dalam penelitian? Dikutip melalui laman resmi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, menurut Ardianto (2007) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel untuk menjelaskan dan memprediksikan gejala itu. 

Secara sederhana, teori adalah suatu pandangan sistematis yang menjelaskan mengenai suatu fenomena. Dalam penelitian, fenomena disini adalah masalah yang diteliti atau topik penelitian. 

Suatu topik dipilih seorang peneliti harus dijelaskan alasannya, sekaligus diikuti dengan metode penelitian  yang akan digunakan. Metode penelitian dipilih juga harus berdasarkan dasar yang jelas. Maka semua mengacu pada keberadaan teori dalam penelitian. 

Semakin kuat dan jelas teori dalam penelitian tersebut, maka semakin menjelaskan suatu fenomena layak diteliti. Kemudian metode penelitian yang dipilih memang menjadi metode terbaik untuk meneliti fenomena tersebut. 

Fungsi Teori dalam Penelitian

Bicara mengenai cara menentukan teori dalam penelitian, maka perlu membahas juga mengenai fungsi teori tersebut. Seperti yang disampaikan sekilas sebelumnya, suatu teori dalam penelitian memiliki peran penting dan mendasar. 

Secara umum, teori dalam penelitian memiliki 3 fungsi utama yang oleh seorang peneliti bisa dipilih salah satu atau menggabungkan ketiganya. Inilah fungsi adanya teori dalam penelitian:

1. Deskriptif

Teori dalam penelitian berfungsi untuk mendeskripsikan suatu fenomena dengan dasar yang jelas sekaligus rinci. Sehingga peneliti bisa memahami fenomena tersebut dengan baik sejak awal penelitian. 

2. Prediksi

Fungsi yang kedua dari teori dalam penelitian adalah untuk memprediksi, mulai dari prediksi fenomena tersebut terjadinya dalam kurun waktu berapa lama sampai bisa terjadi di wilayah dengan kondisi seperti apa. 

3. Penjelasan

Teori dalam penelitian juga berfungsi sebagai sumber penjelasan atas fenomena yang diteliti, penyebab atau faktor pemicu, dan penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan. Sehingga peneliti terbantu memahami fenomena yang akan diteliti. 

Manfaat Menyusun Teori dalam Penelitian

Sedangkan menurut Kountur (2004), menyusun teori dalam penelitian memberi beberapa manfaat bagi peneliti, diantaranya:

1. Memperdalam Pengetahuan Tentang Bidang yang Diteliti

Manfaat pertama yang diberikan teori penelitian pada peneliti adalah membantu peneliti tersebut memperdalam pengetahuan tentang bidang yang sedang diteliti. Penelitian tentu diawali dengan menentukan masalah sebagai topik. 

Jika sudah, maka peneliti wajib mempelajari masalah tersebut dan memahaminya secara mendalam. Selain belajar dengan observasi langsung ke lapangan, peneliti bisa memperdalam pemahamannya lewat studi literatur. 

Semakin paham dengan topik, semakin membantu peneliti dalam menyusun rencana penelitiannya. 

2. Mengetahui Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Manfaat yang kedua adalah membantu peneliti mengetahui hasil penelitian sebelumnya dan relevan dengan topik yang sedang atau ingin diteliti. Suatu penelitian tidak harus meneliti topik baru yang belum diteliti sebelumnya. 

Bisa meneliti topik yang sudah diteliti sebelumnya dan mengembangkan hasil penelitian tentang topik tersebut. Meski terdengar mudah, aktualnya sama sulitnya dengan penelitian pada topik baru. 

Jika pemilihan topik ternyata sudah pernah diteliti, maka peneliti bisa mempelajari hasil penelitian sebelumnya. Sehingga bisa mendapatkan unsur kebaruan dan mencegah mengulang penelitian lama. 

Artikel terkait “penelitian terdahulu”:

3. Memperjelas Masalah Penelitian

Manfaat yang terakhir dari penyusunan teori dalam penelitian adalah memperjelas masalah yang diteliti. Ketika melakukan penelitian pada suatu masalah, maka bisa melebar dan tidak terfokus. 

Ketika dilakukan studi literatur dan menemukan berbagai teori yang relevan hasil penelitian sebelumnya. Maka akan memudahkan peneliti untuk menetapkan batasan masalah dan memperjelas topik seperti apa yang akan diteliti. 

Cara Menentukan Teori dalam Penelitian

Lalu, bagaimana cara menentukan teori dalam penelitian? Menentukan teori dalam penelitian kuncinya adalah mencari literatur yang relevan dengan topik. Kemudian memilih sumber yang paling spesifik untuk menguatkan argumen dari penelitian yang ingin dilakukan. 

Jadi, silakan dimulai dengan mencari sumber-sumber teori yang memang relevan dengan topik penelitian Anda. Semakin spesifik maka semakin baik, karena bisa memberi penjelasan atau informasi yang tepat dan mendalam. 

Selain itu, dalam menentukan teori penelitian penting juga untuk memperhatikan kapan teori tersebut muncul. Artinya, teori yang dijadikan landasan penelitian harus yang terbaru. Sehingga bukan teori yang dikemukakan peneliti atau ahli dari 20 tahun yang lalu atau lebih. 

Sebab kegiatan penelitian terus berjalan dan akan ditemukan teori-teori baru yang mengembangkan ilmu pengetahuan. Jika memakai teori lama maka dikhawatirkan sudah tidak relevan atau kadaluarsa, sehingga tidak disarankan.

Tahukah Anda? Hasil penelitian lebih mudah disebarkan ke masyarakat umum melalui buku. Sejumlah akademisi yang telah meneliti banyak menerbitkannya dalam bentuk buku monograf. Bagaimana caranya? Informasi berikut akan membantu Anda:

Cara Membuat/Menyusun Teori dalam Penelitian

Teori yang sudah ditentukan atau dipilih kemudian tidak sekedar dibaca dan dipahami secara personal. Melainkan dituangkan ke dalam karya tulis ilmiah dimulai dari proposal penelitian sampai laporan penelitian. 

Perumusan ini akan masuk ke bab II Landasan Teori atau Kajian Teori, dan bisa ditemukan di nyaris semua karya tulis ilmiah. Berikut adalah tahapan menyusun teori dalam penelitian ke naskah karya ilmiah: 

1. Menentukan Teori

Langkah pertama dalam membuat atau menyusun teori (landasan teori) adalah menentukan teori itu sendiri. Sebab ada banyak teori yang dikemukakan dan ditemukan para ahli dari penelitiannya. 

Tentu tidak semua teori tersebut akan digunakan dan dicantumkan ke naskah karya ilmiah. Seperti penjelasan sebelumnya, cara menentukan teori dalam penelitian adalah mencari yang paling relevan dengan topik yang diteliti dan merupakan teori terbaru dari hasil penelitian dan publikasi terkini. 

2. Mengumpulkan Sumber

Tahap yang kedua adalah mengumpulkan sumber. Sesuai dengan namanya, maka peneliti akan melakukan kajian literatur dengan membaca sejumlah publikasi ilmiah. Baik itu artikel pada prosiding, jurnal, buku ilmiah, dan sebagainya. 

Sumber yang kredibel dan publikasi terbaru akan menjadi prioritas dan kemudian dikumpulkan menjadi satu. Biasanya, setiap peneliti akan mengumpulkan sumber sebanyak mungkin dan dari berbagai jenis sumber. 

Sebab semakin banyak sumber teori yang ditemukan dan dihimpun, maka akan menemukan lebih banyak penjelasan. Sehingga memberi pemahaman lebih mendalam dibanding menggunakan sumber yang terbatas. 

3. Menyeleksi Sumber

Tahap ketiga dalam menyusun teori dalam penelitian adalah menyeleksi sumber yang sudah dihimpun atau dikumpulkan di tahap sebelumnya. Seperti penjelasan sebelumnya, ada banyak teori dari berbagai sumber dan tidak semua akan digunakan. 

Sebagai peneliti ada kebutuhan untuk memilih sumber paling relevan dan dari publikasi terkini. Sehingga dari sekian sumber yang sudah berhasil dikumpulkan perlu disaring dengan seksama untuk mendapat sumber terbaik dari yang terbaik. 

Lalu, kenapa harus mengumpulkan sumber sebanyak mungkin di tahap sebelumnya? Meskipun semakin banyak teori semakin mudah memahami topik penelitian. Namun tidak semuanya bisa digunakan karena bisa jadi tidak relevan, tidak spesifik, ada teori yang lebih baru, dan alasan lainnya. 

4. Merumuskan Kembali Teori

Tahap keempat dalam merumuskan kembali seluruh teori yang sudah dipilih dari sumber yang digunakan. Mulai dengan mencatat beberapa informasi seperti judul, nama penulis, tahun terbit, dan halaman dimana teori akan dikutip. 

Baru kemudian merumuskan kembali atau menulis ulang dengan bahasa sendiri, artinya peneliti perlu melakukan parafrase. Sebisa mungkin meminimalkan kutipan langsung karena akan meningkatkan skor similarity indeks sehingga rentan dituduh plagiarisme. 

5. Menyusun Landasan Teori

Tahap terakhir tentu saja menyusun seluruh teori menjadi landasan teori di bab II pada naskah karya tulis ilmiah Anda. Pada tahap ini ada kewajiban untuk mengikuti struktur penyusunan karya tulis ilmiah dan mematuhi seluruh aturan yang menyertainya. 

Pada akhirnya, seluruh teori tersebut akan dikumpulkan dan menjelaskan seluruh hal yang menjadi topik penelitian. Seperti dari definisi beberapa istilah terkait topik secara mendalam dan terstruktur. 

Perdalam pembuatan landasan teori melalui Macam dan Cara Membuat Landasan Teori.

Contoh Teori dalam Penelitian

Pada dasarnya, cara menentukan teori dalam penelitian dan penyusunannya disesuaikan kebutuhan penulis yang didasarkan pada topik penelitian. Sehingga apa saja teori yang perlu dicantumkan ke naskah dan ada berapa banyak adalah fleksibel. 

Berikut adalah beberapa contoh penulisan landasan teori dalam penelitian di karya tulis ilmiah baik itu makalah, skripsi, tesis, disertasi, proposal penelitian, dan lain sebagainya: 

a. Contoh Landasan Teori 1

Bab II 

Landasan Teori 

  1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Dalam proses pembelajaran matematika, peserta didik sering dilatih atau dibiasakan memperoleh pemahaman terhadap suatu objek pengetahuan melalui pengalaman maupun pengamatan atas sifat-sifat yang dimiliki atau tidak dimiliki sekumpulan objek.

Sesuai dengan pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pendidikan dan pengajaran adalah usaha yang bertujuan. Proses pembelajaran matematika di sekolah pun memiliki tujuan. Jadi tujuan pembelajaran untuk kepentingan pendidikan, materi matematika dipilah-pilah sesuai dengan tahap berpikir peserta didik pada jenjang pendidikan masing-masing. 

Sesuai dengan ruang lingkup matematika yaitu komponen keempat dari Bagian I (Pendahuluan) dalam GBPP Matematika Sekolah menjelaskan secara singkat tentang ruang lingkup materi/bahan kajian matematika di sekolah. 

b. Contoh Landasan Teori 2

Bab II 

Landasan Teori 

  1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar adalah “penambahan pengetahuan”. Definisi atau konsep ini banyak dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat untuk mengumpulkan/ menerimanya. Dalam kasus demikian, guru hanya berperan sebagai pengajar. Sebagai konsekuensi dari pengertian yang terbatas ini, kemudian muncul banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar itu adalah menghafal. Hal ini terbukti, misalnya kalau peserta didik itu akan ujian, mereka akan menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian seperti ini secara esensial belum memadai. 

Itulah penjelasan mengenai pengertian sampai tata cara menentukan teori dalam penelitian. Keberadaan teori yang relevan dan dari sumber yang jelas atau kredibel adalah sangat penting. Sebab menunjang kredibilitas penelitian dan hasil penelitian Anda. 

Mau mengembangkan hasil penelitian jadi buku tapi Anda tak punya waktu? Atau Anda tak tau caranya? Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi yang ada di Penerbit Deepublish.

Kami akan bantu mengonversi naskah ilmiah hasil penelitian Anda menjadi buku dan bergaransi lolos ISBN. Hingga tahun ini, telah ada 500+ lebih naskah buku hasil parafrase telah diterbitkan dan mendapatkan nomor ISBN.

Sejumlah dosen telah menggunakan buku hasil layanan ini untuk mendapatkan angka kredit. Tak hanya itu, banyak keuntungan lain yang akan Anda dapatkan. Apa saja? Bagaimana caranya? Daftarkan diri Anda melalui Layanan Parafrase Konversi sekarang juga!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Menyusun Kalimat yang Mudah Dipahami pada Buku Ilmiah

Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…

4 hari ago

Aturan Penulisan Nama Tempat dan Nama Geografi

Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…

4 hari ago

4 Cara Membuat Tanda Tangan di Word dengan Fitur dan Menu yang Ada

Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…

6 hari ago

Cara Mengutip Ayat Al-Quran dalam Berbagai Gaya Sitasi

Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…

6 hari ago

Cara Menulis Daftar Pustaka Ebook dengan APA, MLA, dan Chicago Style

Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…

1 minggu ago

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…

1 minggu ago