Daftar Isi
Untuk mengetahui H-Indeks, diperlukan cara melihat H-Indeks tergantung pada media publikasi jurnal masing-masing. Hal ini penting untuk diperhatikan, terlebih bagi peneliti atau dosen. Tak hanya itu, H-Indeks juga dinilai penting bagi kredibilitas seorang peneliti atau dosen, sehingga harus dipahami dengan benar.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui H-Indeks, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Dalam Wikipedia, H-Indeks merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan oleh seorang ilmuwan atau sarjana. Indeksi ini didasarkan pada banyaknya jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh ilmuwan dan juga jumlah sitasi atau kutipan yang diterima dari publikasi lainnya.
Indeks ini biasanya juga diterapkan pada produktivitas dan juga dampak dari sekelompok ilmuwan, misalnya departemen atau universitas negara. Penemu H-Indeks yakni Jorge E. Hirsch yang merupakan seorang ahli fisika di Universitas California, San Diego ini awalnya menemukan indeks ini untuk mengukur kualitas fisikawan teoretis.
Kemudian, indeks ini digunakan hingga saat ini yang mana didasarkan pada distribusi berapa banyak jumlah sitasi atau kutipan yang diterima oleh sebuah publikasi dari seorang peneliti. Dengan kata lain, ketika suatu jurnal dijadikan rujukan atau referensi dari orang lain, maka H-Indeksnya akan meningkat sehingga mampu meningkatkan dan memperbaiki indeks sebelumnya yang membuat kualitas peneliti atau dosen tersebut lebih berkualitas.
Dari perannya tersebut, tak heran jika H-Indeks ini dijadikan sebagai tolok ukur oleh para ilmuwan di dalam karya ilmiah yang diciptakannya. Karya ilmiah yang dimaksud bisa meliputi publikasi dalam hasil penelitian, paten atau HKI, dan juga artikel yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah pada seminar nasional dan internasional.
Meskipun dianggap rawan akan manipulasi sitasi pribadi (self-citation), H-Indeks ini masih menjadi cara paling efektif untuk menilai suatu kinerja seorang ilmuwan. Hal ini karena H-Indeks seseorang lebih mudah dicari di media pengindeks dengan cara mencari nama peneliti atau nama jurnal yang diterbitkan.
Sebagai pembaca, Anda juga diberikan keleluasaan dalam mencari H-Indeks melalui kata kunci, baik dari nama penulis, judul atau nama jurnal, dan juga penerbitnya.
H-Indeks ini bukan hanya sekadar formalitas belaka. H-Indeks sangat penting, terutama bagi dosen karena peran H-Indeks sangat berpengaruh pada berapa besar dana penelitian yang akan disediakan oleh suatu lembaga atau bahkan pemerintah untuk penelitian dosen tersebut di kemudian hari.
Selain itu, dengan H-Indeks, maka para dosen yang memiliki H-Indeks lebih dari 2 diizinkan atau diperbolehkan mengajukan dua proposal, yang mana dalam penyelenggaraan kedua proposal tersebut berlaku sebagai ketua di dalam proposal tersebut.
Sehingga tak heran jika dosen yang sudah memiliki jurnal dan dipublikasikan di media publikasi untuk meningkatkan H-Indeksnya, dengan tujuan mendapatkan dana yang lebih besar untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Selain itu, secara umum H-Indeks ini juga penting untuk memperbaiki indeks sebelumnya yang tujuannya adalah untuk menambah jumlah kutipan atau sitasi dan juga publikasi. Manfaatnya adalah untuk membandingkan apakah ilmuwan tersebut bekerja lebih baik dengan ilmuwan dengan bidang yang sama, atau tidak, dan mana yang lebih baik antara ilmuwan yang satu dan ilmuwan lainnya.
Pada dasarnya, Sinta sudah terintegrasi dengan data dari Scopus dan juga Google Scholar, sehingga isi artikel atau jurnal Sinta sudah pasti terdapat di dalam Scopus atau Google Scholar. Namun jika Anda menghendaki melihat H-Indeks dari Sinta, simak penjelasan di bawah ini.
1. Pertama, buka laman resmi Sinta.
2. Ubah pilihan pencarian menjadi Author. Setelah itu, ketik nama penulis di kolom Pencarian yang ada di halaman utama dan klik tombol Enter.
3. Profil penulis akan muncul dan lihat pada bagian Metric. Kita akan memperoleh informasi H-Indeks dari Scopus, WoS, dan Google Scholar.
Selain, penulis, kita juga bisa melakukan pencarian langsung H-indeks jurnal melalui halaman utama Sinta. Begini caranya.
1 Ubah pilihan pencarian dengan Journal. Setelah itu, ketik nama jurnal di kolom Pencarian yang ada di halaman utama dan klik tombol Enter.
2. Setelah itu, pilih jurnal yang dimaksud.
3. Halaman jurnal muncul dan lihat pada sebelah kanan bawah. Informasi H-index tertera bersama Citation.
Baca Juga :
Apa Itu H-Indeks Jurnal? Kenali Manfaat dan Cara Mengeceknya
Mengenal Unsur Dalam Jurnal Index
Cara Mengecek Indeks Jurnal Scopus dan Sinta
Untuk mengetahui cara melihat H-Indeks di Scopus, simak langkah-langkah melalui tutorial yang akan disajikan di bawah ini.
1. Untuk dapat melihat H-Indeks di Scopus, hal pertama yang harus dilakukan adalah Anda harus sudah mempublikasikan setidaknya 1 artikel di jurnal terindeks Scopus. Dengan memiliki jurnal atau artikel di Scopus dan mendapatkan nomor ID Scopus, Anda bisa mengakses jurnal yang ada di Scopus.
Dengan demikian, barulah Anda bisa melihat H-Indeks di Scopus, baik milik Anda maupun oleh peneliti lain.
2. Setelah itu, Anda bisa mengunjungi laman resmi Scopus.
3. Setelah itu, klik Author Search, kemudian masukkan nama depan dan nama belakang orang yang ingin dicari H-Indeksnya di dalam Scopus tersebut dengan menekan simbol kaca pembesar atau Search. Anda bisa memasukkan nama Anda sendiri atau nama peneliti lain, misalkan saja dengan nama penulis Miguna Astuti atau Sri Nuryani Hidayah Utami.
4. Setelah memasukkan kata kunci berupa nama penulis, Anda kemudian bisa mengetahui berapa banyak H-Indeks Scopus yang dimiliki penulis tersebut.
Anda juga bisa melihat H-Indeks melalui Google Scholar. Di Google Scholar ini, siapa saja yang memiliki jurnal yang sudah dipublikasi juga bisa melihat H-Indeks peneliti atau dosen lain dengan mudah dan bisa digunakan sebagai rujukan di kemudian hari. Tentu saja untuk mendapatkannya, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1. Pergi ke laman resmi Google Scholar dan ketik nama penulis. Lalu, tekan Enter.
2. Pilih profil penulis yang ingin kamu cari.
3. Halaman profil penulis muncul dan lihat di sebelah kanan halaman pada bagian Dikutip Oleh.
Baca juga artikel terkait lainnya!
Jurnal Terindeks Scopus: Cara Mencari, Cara Submit, dan Contohnya
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…