Menulis Buku

Cara Menulis Footnote: Ketentuan dan Contoh

Cara Menulis Footnote. Catatan kaki atau footnote salah satu bagian penting dalam sebuah karya tulis, yang berbeda dengan daftar pustaka. Seorang penulis harus memahami fungsi dan cara menulis footnote untuk menginformasikan kepada pembaca sumber referensi dan kutipan Anda dalam menciptakan karya tulis.

Sehingga penulisan footnote atau catatan kaki harus singkat, detail dan jelas. Sebelum Anda belajar cara menulis footnote, alangkah lebih baiknya memahami maksud, fungsi dan unsur-unsur penulisan footnote.

Mau menulis buku? Anda wajib punya panduan ini
GRATIS
! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

Pengertian Footnote

Footnote adalah catatan kaki, yakni catatan yang berada di bagian paling bawah halaman untuk mencantumkan sumber rujukan dari pengutipan informasi di bagian badan teks atau paragraf. Footnote atau catatan kaki juga digunakan sebagai keterangan tambahan untuk informasi, istilah-istilah atau nama tertentu.

Cara menulis footnote biasanya menggunakan simbol angka, huruf maupun tanda kurung yang ditulis berurutan dari awal sampai seterusnya. Selain itu, teks atau kutipan yang akan dijelaskan sumber rujukannya dalam catatan kaki akan ditandai dengan nomor. Nomor tersebut akan berkaitan langsung dengan keterangan di catatan kaki bagian bawah halaman.

Penomoran ini membantu pembaca memahami sumber-sumber rujukan atau kutipan secara jelas, tidak tertukar antara teks satu dengan lainnya. Karena, footnote berfungsi membantu pembaca menelusuri sumber rujukan dalam karya tulis Anda sehingga perlu ditulis rinci dan mudah dipahami.

Cara menulis footnote atau catatan kaki tentu berbeda dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi sumber kutipan yang ditulis secara langsung dan tak langsung. Daftar pustaka juga berisi semua sumber rujukan dan referensi yang dijelaskan secara rinci, baik sumbernya berupa buku, laporan karya ilmiah atau internet.

Sedangkan, cara menulis footnote atau catatan kaki hanya menulis sumber kutipan dari teks yang tertulis dalam satu halaman itu saja dan footnote akan ditulis di bagian paling bawah halaman dengan ukuran font lebih kecil serta penomoran.

1. Gorys Keraf (1994 : 143)

Seorang Gorys Keraf mengatakan bahwa footnote atau catatan kaki adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.

Catatan kaki ini bisa ditemukan pada semua karya ilmiah, seperti tesis, skripsi atau tugas akhir, makalah proposal dan beberapa karya tulis lainnya.

Baca Juga: Cara Menulis Kutipan Langsung dan Tidak Langsung dari Buku, Jurnal dan Internet

Fungsi Footnote

Penulisan footnote atau catatan kaki pastinya memiliki fungsi yang penting untuk sebuah jurnal atau karya tulis sebelum dipublikasikan ke khalayak. Footnote bukan hanya sekadar memberikan informasi, tetapi juga penguat bukti dari isi tulisan Anda. Berikut ini, beberapa fungsi menulis footnote yang harus Anda pahami.

1. Memberi informasi

Footnote atau catatan kaki memiliki fungsi utama untuk memberikan informasi lengkap tentang sumber rujukan atau kutipan yang dipakai penulis dalam karya tulisnya. Sehingga pembaca bisa membedakan hasil pemikiran pribadi penulis dan seorang ahli.

Adanya footnote juga akan membantu mereka mencari dan membaca sumber aslinya untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Karena itu, memberi informasi termasuk fungsi dari footnote atau catatan kaki.

2. Memberikan keterangan dan petunjuk

Footnote atau catatan kaki memiliki fungsi untuk memberikan keterangan dan petunjuk kepada pembacanya. Maksudnya, petunjuk dan keterangan yang berupa lampiran catatan terkait dengan data, pernyataan dan fakta-fakta yang dijabarkan dalam isi tulisan.

Supaya, pembaca bisa mempelajari permasalahan yang dibahas dalam karya tulis atau jurnal dari sumber-sumber yang dijadikan rujukan secara mendalam.

3. Menguatkan bukti

Footnote atau catatan kaki juga berfungsi untuk menguatkan pernyataan dan data yang dijabarkan dalam jurnal atau karya tulis lainnya. Adanya footnote untuk memberikan informasi mengenai sumber rujukan akan membantu pembaca memahami bahwa data yang penulis sampaikan memang sesuai fakta dan bisa dipertanggungjawabkan.

Footnote atau catatan kaki ini juga memberikan bukti dan penjelasan kepada pembaca mengenai sumber kutipan pernyataan dan data tersebut diambil. Artinya, footnote bisa digunakan sebagai bentuk validasi atau penguat informasi.

4. Memperluas pembahasan

Footnote atau catatan kaki berfungsi memperluas pembahasan sebuah jurnal atau karya tulis. Maksudnya, footnote akan membantu permasalahan yang dibahas dalam sebuah jurnal semakin berkembang lebih luas.

Di sisi lain, pembaca juga akan memahami dan mempelajari pembahasan dalam karya tulis tersebut dengan melihat footnote atau catatan kaki. Hal ini juga membantu mereka ketika menghadapi studi kasus yang sama.

Ketahui juga 4 fungsi footnote dalam karya ilmiah. Ternyata, footnote memiliki fungsi spesifik. Apa itu? Fungsi-Fungsi Footnote pada Karya Ilmiah

Unsur-unsur Footnote

Cara menulis footnote atau catatan kaki juga tidak sembarangan. Karena, ini menyangkut dengan tulisan orang lain maupun pernyataan seorang ahli.

Sehingga penulis perlu memperhatikan unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam penulisan footnote, agar informasinya jelas, detail sekaligus terhindar dari penjiplakan. Berikut ini, unsur-unsur penulisan footnote atau catatan kaki.

1. Nama penulis

Penulisan footnote atau catatan kaki harus menyertakan nama penulis dari buku, jurnal atau karya tulis yang telah dijadikan sebagai sumber rujukan. Anda bisa menuliskan nama lengkapnya tanpa gelar, seperti penulisan dalam daftar pustaka.

2. Judul tulisan

Judul adalah identitas dan informasi penting dari sebuah buku, jurnal atau karya tulis. Karena itu, Anda harus menuliskan judul buku atau karya tulis yang menjadi sumber rujukan atau kutipan dalam footnote atau catatan kaki.

Penulisan judul buku dalam footnote atau catatan kaki ini juga harus memperhatikan ejaan yang benar, sama seperti penulisan judul di daftar pustaka.

3. Tahun terbit

Tahun terbit adalah tahun publikasi buku, jurnal atau karya tulis tersebut. Tahun terbit dari buku atau jurnal yang menjadi sumber rujukan juga termasuk unsur penting dalam penulisan footnote atau catatan kaki, sama halnya dengan penulisan di daftar pustaka.

Supaya, pembaca paham judul dan tahun penerbitan buku yang telah dijadikan sumber rujukan penulis sehingga tidak keliru dengan buku lain, yang mungkin berjudul serupa.

4. Nomor halaman yang dikutip

Nomor halaman adalah unsur penting dalam penulisan footnote atau catatan kaki dan hal inilah yang membedakannya dengan daftar pustaka. Maksudnya, penulis biasanya mengutip sebuah pernyataan dari halaman tertentu sebuah buku untuk menguatkan data yang dijabarkannya dalam karya tulis.

Maka, penulis harus mencantumkan nomor halaman dari sebuah buku yang memuat pernyataan tersebut. Supaya, pembaca lebih mudah untuk mencari pernyataan yang telah Anda kutip dari buku atau jurnal lain. Hal ini membantu pembaca untuk membuktikan kutipan itu benar atau tidak. 

Penulisan nomor halaman dari sebuah buku yang menjadi sumber rujukan dalam footnote atau catatan kaki pun cukup ditulis dengan “hal” dan pemberian nomor halaman pada kutipan.

Apakah cara mengutip Anda sudah benar? Perhatikan cara mengutip Anda dan lihat cara mengutip yang benar:

Ketentuan Penulisan Footnote

Bila Anda ingin mempelajari cara menulis footnote atau catatan kaki, Anda harus memahami aturan penulisan catatan kaki. Berikut ini, ketentuan-ketentuan yang harus dipahami ketika menulis footnote atau catatan kaki.

1. Nomor penanda

Cara menulis footnote atau catatan kaki harus menggunakan nomor penanda, baik di bagian akhir teks kutipan dan pada catatan kaki di bawah lembar halaman. Nomor penanda ini ditulis menggunakan angka kuadrat dan harus sama antara teks serta catatan kakinya. Ingatlah, penulis nomor penanda ini tidak sampai satu spasi dan ukurannya juga sedikit lebih kecil. 

2. Nama pengarang

Cara menulis footnote atau catatan kaki harus menyebutkan nama pengarang dari buku atau jurnal yang menjadi rujukan. Dalam catatan kaki, Anda bisa menulis nama pengarang sesuai dengan urutan nama aslinya. Tapi, Anda tidak perlu menuliskan pangkat atau gelar nama pengarang, seperti Ir., Prof., Dr., tidak perlu dicantumkan. 

Jika buku atau jurnal yang menjadi bahan rujukan Anda ditulis oleh 2 atau 3 pengarang. Maka, Anda harus mencantumkan semua namanya dalam footnote. 

Jika buku, jurnal atau karya tulis yang menjadi rujukan Anda ditulis oleh lebih dari 3 pengarang. Maka, cara menulis footnote cukup menyebutkan nama pengarang pertama saja, lalu diikuti dengan dkk atau et all. 

3. Judul buku atau sumber referensi

Cara menulis footnote atau catatan kaki yang benar harus mencantumkan judul buku atau jurnal yang menjadi referensi atau rujukan. Jika Anda mengutip sebuah teori atau pandangan ahli dari buku lain dalam isi karya tulis Anda  berilah tanda pada kutipan itu dan tuliskan judul buku yang menjadi rujukan dalam footnote di bagian bawah lembar halaman. 

Karena footnote berbeda dengan daftar pustaka, Anda juga harus menyebutkan nomor halaman teori atau kalimat yang sudah Anda kutip. Anda bisa menulis judul buku atau jurnal rujukan itu dengan tulisan dicetak miring atau digaris bawahi dalam catatan kaki. Sementara itu, Anda bisa menulis nomor halaman buku atau jurnal yang menjadi rujukan dengan singkatan “hal”.

Bila sumber referensi Anda berasal dari jurnal di internet, cara menulis footnote tetap harus mencantumkan nama penulisnya, judul jurnal yang dicetak miring, alamat URL dan tanggal aksesnya.

4. Identitas buku referensi

Cara menulis footnote atau catatan kaki tidak hanya mencantumkan judul buku dan nama pengarangnya saja, tetapi juga tahun terbit, nama penerbit dam kota penerbit dari buku yang menjadi sumber rujukan Anda. Anda bisa menuliskan identitas ini dalam catatan kaki, sama seperti menulis daftar pustaka.

Baca Juga: Citation: Pengertian, Tujuan, Jenis-jenis, Prinsip-prinsip dan Cara Penulisan

Contoh Penulisan Footnote

Adapun beberapa contoh cara menulis footnote atau catatan kaki berdasarkan banyaknya pengarang dan sumber rujukan, antara lain:

1. Cara Menulis Footnote dengan 1 Pengarang

Bila sumber referensi tulisan Anda, baik buku atau jurnal hanya ditulis oleh 1 pengarang saja. Maka, cara menulis footnote dengan 1 pengarang sebagai berikut: 

Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. 

Contohnya:

¹Sartono Suryadiningrat, Pendekatan Ilmu-ilmu Agama Dalam Muamalah Masyarakat (Jakarta: Asy-Syariah, 2003), hal. 13.

2. Cara Menulis Footnote dengan 2-3 Pengarang

Bila buku atau jurnal yang menjadi sumber referensi Anda ditulis oleh 2-3 orang, Anda juga harus mencantumkan semuanya. Cara menulis footnote dari buku yang memiliki 2-3 pengarang, berikut ini. 

Nomor Kutipan, Nama Pengarang (2-3 orang), Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman.

Contohnya:

²Abdul Khalik, Rapi Armad, Bagus Kuncoro, Belajar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Dwikarya, 2009), hlm 26.

3. Cara Menulis Footnote dengan Lebih dari 3 Pengarang

Bila buku atau jurnal referensi Anda ditulis oleh lebih dari 3 pengarang, Anda tidak harus mencantumkan semua namanya. Maka, cara menulis footnote untuk buku dengan lebih dari 3 pengarang sebagai berikut ini. 

Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman.

Contohnya: 

¹Sri Utami dkk, Bahasa Inggris Level 5 (Yogyakarta: PT. Gramedia, 2003), hal. 4. 

4. Cara Menulis Footnote dari Buku

Buku seringkali menjadi sumber referensi penulis dalam membuat sebuah karya tulis. Terkadang, penulis juga perlu mengutip sebuah kalimat atau pandangan ahli dari buku tersebut untuk karya tulisnya. Maka, cara menulis footnote untuk referensi yang berasal dari buku seperti ini. 

Nomor kutipan Nama Penulis, Judul Buku (Kota Terbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. 

Contohnya:

³Budi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam manajemen Kearsipan (Jakarta: Pustaka sinar Harapan, 1994), hlm. 16.

5. Cara Menulis Footnote dari Jurnal, Makalah atau Laporan Penelitian

Bila sumber referensi atau kutipan dalam karya tulis Anda berasal dari sebuah jurnal atau laporan penelitian. Maka, cara menulis footnote berbeda dengan sumber yang berasal dari buku, seperti berikut ini. 

Nomor Kutipan, Nama Penulis, “Judul Artikel”, Nama Jurnal, Edisi, Tahun Terbit, Nomor Halaman.

Contohnya: 

²Yahya Saputra, “Kekerasan Terhadap Wanita dalam Hukum Islam”, Asy-Syariah, Edisi 6, April 2016. Hal.15. 

6. Cara Menulis Footnote dari Majalah

Majalah juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber referensi membuat karya tulis maupun kutipan. Tapi, Anda harus mencantumkannya dalam catatan kaki yang pastinya berbeda dengan penulisan sumber lain. Cara menulis footnote untuk sumber yang berasal dari majalah adalah sebagai berikut. 

Nomor Kutipan, Nama Penulis, “Judul Majalah”, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Terbit, Nomor Halaman. 

Contohnya: 

³Mochtar Naim, “Mengapa Orang Minang Merantau?”, Tempo, 31 Januari 1975, hlm. 36. 

7. Cara Menulis Footnote Skripsi, Tesis atau Disertasi

Sumber referensi dan kutipan sebuah karya tulis juga bisa berasal dari skripsi, tesis maupun disertasi, tak hanya laporan penelitian. Cara menulis footnote untuk sumber dari skripsi dan semacamnya itu seperti berikut ini. 

Nomor Kutipan, Nama Penulis, Jenis Karya Tulis : “judul karya tulis dicetak miring” (Kota Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. 

Contohnya: 

²Adnan Syarief, Skripsi: “Sistem Pendaftaran Praktikum Berbasi Laravel” (Yogyakarta: UMY, 2017), Hal 30. 

8. Cara Menulis Footnote dari Buku Terjemahan

Cara menulis footnote untuk sumber referensi tulisan dari buku saja pastinya berbeda dengan buki terjemahan. Bila referensi Anda adalah buku terjemah, Anda bisa menuliskan footnote berikut ini. 

Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku, Nama Penerjemah, (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. 

Contohnya: 

⁴Muhammad Rab’i, Sejarah Penaklukan Konstantinopel, Terj. Muhammad Afifuddin dan Mukhtar Rifa’i (Jakarta: Asy-Syariah, 1998), hal. 23. 

9. Cara Menulis Footnote dari Koran

Cara menulis footnote untuk sumber tulisan dari majalah juha pasti akan berbeda dengan koran. Berikut ini, cara menulis catatan kaki untuk sumber yang berasal dari koran. 

Nomor Kutipan, Nama Penulis, “Judul Artikel”, (Sumber Kutipan, Tanggal Terbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. 

Contohnya: 

³Bambang, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak” (Kompas, 30 April, 2016), Hal. 14. 

10. Cara Menulis Footnote dari Internet

Bila buku, laporan penelitian koran hingga majalah tidak cukup digunakan sebagai referensi atau kutipan. Anda bisa mencari sumbernya dari internet dan mencantumkannya dalam catatan kaki. Cara menulis footnote untuk sumber dari internet berikut ini.

Nomor Kutipan, Nama Penulis, “Judul Artikel”, (URL web, Tanggal Akses, Tahun Akses). 

Salmaa

sharing and optimazing

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

3 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

3 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

4 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

4 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

4 hari ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

4 hari ago