Cara menulis resensi akhir-akhir ini banyak yang mempelajarinya. Selain untuk keperluan tugas sekolah, ternyata juga dapat dijadikan pekerjaan sampingan yang bisa menghasilkan uang loh. Kok bisa meresensi bisa menghasilkan uang?
Seperti yang pernah saya singgung pada artikel-artikel sebelumnya. Bahwasanya menguasai cara menulis resensi dapat membantu menambah uang saku dengan cara mengirimkan ke surat kabar, tabloid atau semacamnya.
Jadi buat kamu yang masih mengerjakan resensi sekedar tugas kelas, sekarang Anda menguasai cara menulis resensi lebih dari itu. Sayangnya agar bisa menulis resensi dibutuhkan kemauan dan mengetahui beberapa pembahasan seperti menguasai unsur-unsurnya, struktur, jenis resensi dan pengertiannya.
Secara umum, pengertian menulis resensi diambil dari kata recensere yang bermakna menilai kembali. Kemudian untuk memudahkan dalam pemahaman, resensi diartikan sebagai kegiatan menilai atau menimbang kembali hasil karya. Bisa karya berbentuk buku, karya film ataupun karya musik. Ternyata menurut para ahli, terkait mendefinisikan ada beberapa pendapat sebagai berikut.
Menurut Zaenuddin (2004) memfokuskan pada pengertian resensi buku, yang mengartikan bahwa upaya seseorang untuk melakukan penilain ulang terhadap kualitas buku. Dalam proses menilai ulang, peresensi bisa menilai aik buruknya buku tersebut apa saja. Jika ditemukan informasi penting yang baru, itu juga yang harus disampaikan ke pembaca secara singkat, padat, jelas dan mendetail.
Pendapat Hakim lebih singkat. Resensi adalah tulisan yang ditulis menggunakan bahasa deskripsi dan dibubuhi pandangan kritis sesuai dengan tema dan pokok pembahasan yang diresensi.
Berbeda dengan putra, kata resensi memiliki istilah lain seperti rehal, bedah buku, tinjauan buku, book review, pustaka, timbangan buku dan ulasan buku. Dimana resensi buku sebagai objek.
Dijelaskan lebih luas lagi oleh Suhandang, bahwasanya resensi tidak selalu berbentuk resensi buku saja. Di era yang sekarang sudah mengalami perkembangan pesat, resensi juga dapat digunakan untuk resensi pertunjukan teater, film, hingga resensi music juga loh.
Baca Juga: Resensi Buku Non Fiksi: Contoh dan Penjelasan Lengkapnya
Lebih kritis, menurut Hasnun resensi buku dengan kritik buku memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Resensi lebih menekankan memberikan penilaian secara garis besarnya saja terhadap yang diresensi. sedangkan kritik buku lebih memfokuskan pada penilaian isi buku itu lebih mendetail dan rinci. Atau, dalam makna singkat dan sederhana, resensi buku dapat diartikan sebagai catatan yang disertai dengan komentar singkat dari pihak peresensi.
Sementara Samad mendefinisikan resensi sebagai ringkasan yang menilai sebuah karya. Tentunya, bagi peresensi memiliki kewajiban untuk mengetahui, menikmati, membaca yang hendak di resensi terlebih dahulu.
Berbeda lagi dengan pendapat Sudarman (2008) yang mengungkapkan bahwasanya resensi adalah wawasan yang akan mengulas baik atau buruk yang dierensi. Di sinilah penulis bertugas untuk memberikan penilaian, kritik isi buku terhadap objek yang direview.
Resensi buku menurut Dalman (2015) adalah istilah yang digunakan untuk menilai kelebihan dan kelemahan buku.
Berbeda dengan pendapat Mursidi, yang mengartikan bahwa resensi sebagai upaya menilai karya orang lain. Tidak sekedar memberikan penilaian saja, tetapi juga membahas, mengkritik dan mengungkapkan kembali isi buku, apakah di sana ditemukan kelemahan dan kelebihannya.
Fanani mendefinisikan resensi sebagai upaya untuk menilai objek resensi. Objek resensi itu sendiri memiliki banyak macamnya. Ada resensi buku, resensi film, resensi music dan masih banyak lagi.
Itulah beberapa pendapat resensi menurut para tokoh. Jika dibuat sebuah kesimpulan, maka resensi dapat diartikan sebagai aktivitas seseorang untuk menimbang, meringkas sebuah buku yang disertai dengan komentar. Disamping itu, resensi sebagai upaya untuk mengulas baik buruk, kelemahan dan kelebihan dari isi buku yang dituliskan.
Cara menulis resensi tidaknya semudah membaca pengertian yang sudah kita baca di bab sebelumnya. Sebuah resensi yang dapat dikatakan baik, apabila memuat unsur-unsur sebagai berikut.
Judul resensi menjadi unsur yang paling penting. Ketika meresensi buku, ada dua judul. Judul pertama adalah judul bawaan buku yang diulas. Sedangkan judul yang kedua adalah judul ulasan resensi yang peresensi buat.
Pembuatan judul resensi pada ulasan yang Anda buat, harus dibuat agar tetap menarik. Pertanyaannya, bagiamana membuat judul yang menarik? Jawabannya sederhana, cukup ditulis menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas.
Meskipun judul ditulis secara ringkat dan pendek, pembaca tergelitik dan penasaran ingin membaca ulasan dari resensi yang Anda buat. Penulisan yang menarik tidak hanya bagian judul, tetapi juga bagian ulasan resensi ditulis secara menarik.
Baca Juga: Ingin Resensi Buku Dimuat? Kenali 6 Identitas Buku di Penerbit Buku
Menyusun data buku juga menjadi unsur yang wajib ada saat meresensi buku. Dalam bahasa umumnya, menyusun data buku dapat diartikan dengan menyusun identitas buku. Adapun beberapa identitas wajib yang harus ada saat meresensi buku sebagai berikut.
Judul buku yang diresensi tidak boleh diotak-atik oleh peresensi. Jadi tuliskan judul buku sesuai dengan judul aslinya.
Penulis buku juga wajib dituliskan agar memberitahu pembaca bahwa buku tersebut ditulis oleh si penulis A, atau B, atau C. Mengingat ada kemungkinan, judul sama, tetapi penulis berbeda.
Mencantumkan penerbit buku sebagai identitas dan penanda. Seperti yang diulas di nomor 2 yang memungkinkan ada kesamaan data buku, tetapi diterbitkan oleh penerbit yang berbeda.
Seberapa penting mencantumkan ketebalan buku? Mungkin ada yang menganggap tidak penting. Tapi sebenarnya ini penting banget loh. karena dalam meresensi buku hanya melihat cover depan, tidak bisa melihat punggung buku, maka mencantumkan tebal atau jumlah halaman buku memberikan gambaran setebal apa buku tersebut.
Tahun terbit juga penting dicantumkan. Salah satu tujuan penulisan tahun terbit buku adalah memberikan gambaran kepada calon penulis buku tersebut masih baru atau sudah lama. Tentu saja tahun terbit terbaru dapat memberikan pertimbangan bagi para calon pembeli buku.
Ada calon pembeli buku yang sengaja mencari buku lawas, ada juga tipe pembaca yang suka membaca buku terbaru. Maka dari itu, agar cara menulis buku resensi lebih lengkap, wajib menyantumkan tahun terbit.
Penyusunan data buku yang tidak kalah penting yang lain adalah menyantumkan nomor ISBN. Kelihatannya no ISBN hanya menyantumkan sederetan angka saja dan tidak berarti bagi pembaca. Namun, tahukah kamu juika sederetan angka ISBN tersebut memiliki manfaat dan fungsi loh.
Diantaranya, berfungsi untuk memudahkan penjual buku untuk mengidentifikasi buku dan harga. ISBN juga dapat digunakan untuk mengetahui asal penerbit dan jenis buku terbitan dari luar negeri atau dalam negeri. Bagi penulis, ISBN sebagai hak cipta atau perlindungan karena sudah terdaftar di perpusnas.
Baca Juga: Begini Cara Menulis Buku Referensi Dari Karya Essay
Setelah mengetahui kelengkapan penyusunan data buku, langkah selanjutnya adalah membuat pembukaan. Bahasa sederhananya intro yang dibuat oleh peresensi sebelum masuk ke tubuh atau isi pembahasan yang akan Anda ulas.
Tidak semua orang mampu membuat pembukaan yang menarik dan mengajak calon pembaca tertarik ingin membacanya loh. nah, buat kamu yang mengalami kesulitan hal yang sama, maka kamu bisa membuat lead pembuka yang menarik.
Cara membuat lead yang menarik bisa membuat kesimpulan yang menarik. Bisa juga dengan mengambil pernyataan dari sumber buku yang paling bombastis menurut kamu atau bisa juga dibuat menggunakan bahasa dan gagasan yang Anda miliki.
Bagian isi adalah adalah bagian yang berisi pernyataan dari isi buku yang sedang Anda review. Cara menulis resensi kuncinya adalah ringkas tetapi informative. Nah, inilah yang sebenarnya menjadi tantangan bagi peresensi.
Anda sebagai peresensi dituntut bisa mengeksplorasi secara mendalam dan lengkap, namun tetap dikemas dengan sesingkat-singkatnya. Karena penulisan resensi buku secara keseluruhan hanya 1-2 halaman saja.
Pokoknya, di bagian isi yang super singkat ini, peresensi juga harus bisa mengkritisi sekaligus mampu memberikan ulasan kelemahan dan kelebihan dari buku. Sampai di sini, barangkali Anda sudah ada gambarannya.
Unsur yang tidak kalah penting saat meresensi buku adalah, menyertakan pernyataan resensi. Sesuai dengan namanya, pernyataan berbentuk kalimat atau kata yang diambil secara utuh namun menarik dari sumber buku yang diresensi.
Berbicara tentang pernyataan, ada dua bentuk pernyataan. Yaitu pernyataan langsung dan pernyataan tidak langsung. Nah, Anda bisa menggunakan salah satu atau salah duanya. Pernyataan yang diambil tidak perlu banyak, cukup satu atau dua pernyataan paling menarik dari buku tersebut, itu sudah cukup.
Cara menulis resensi yang terakhir, pastikan unsur terakhir harus terpenuhi. Yaitu bagian penutup resensi. Penutup resensi bisa dituliskan kesimpulan, dan rekomendasi buku tersebut cocok digunakan untuk siapa dan alasannya.
Itulah beberapa unsur-unsur menulis resensi pada buku. Jika ingin meresensi film dan music, kurang lebih sama. Hanya beda objek bentuknya saja.
Baca Juga: Berikut Langkah Mengetahui Penerbit Buku Dosen yang Berkualitas
Setelah mempelajari tentang pengertian dan unsur-unsur resensi, ada juga hal terpenting yang tidak kalah penting, yaitu menulis resensi sesuai dengan struktur. Struktur penulisan resensi memuat beberapa poin sebagai berikut.
Orientasi bagian struktur paling utama dalam teks resensi. Peresensi menuliskan dengan cara memberikan gambaran umum tentang isi dari yang diresensi. Termasuk dalam meresensi buku, film, drama maupun musik.
Penulisan orientasi dapat dipaparkan dengan cara memaparkan secara umum latar belakang yang diresensi. tidak perlu dituliskan secara detail, cukup secara garis besarnya, hanya saja tetap mengandalkan pengemasan kalimat yang menarik.
Sesuai dengan nama nya, tafsiran adalah menafsirkan karya (baik karya buku, film, drama ataupun music). Tafsiran yang dapat diulas pada bagian buku secara singkat. Adapun muatan tafsiran yang wajib ada, yaitu mencantumkan kelemahan dan kelebihan dari karya tersebut. Termasuk mencantumkan kualitas karya.
Struktur resensi yang ketiga adalah evaluasi. Sebagai referensi, Anda bisa mengulas karya dengan seksama dan hati-hati. Sesuai dengan nama nya, evaluasi adalah mengoreksi, memilih dan memilah bagian mana yang memiliki nilai lebih dan mana yang memiliki nilai kurang.
Struktur yang paling akhir adalah rangkuman. Dibagian rangkuman, memuat kesimpulan terhadap karya yang sedang diresensi. Meskipun sebagai bentuk kesimpulan, pendapat peresensi tetap bisa dimasukan di sini. Ingat, kesimpulan ditulis secara singkat, padat dan tetap menarik untuk dibaca.
Itulah struktur menulis resensi. Setelah mengetahui beberapa struktur di atas, tidak ada salahnya mengetahui macam-macam jenis resensi.
Baca Juga: Contoh Judul Buku Nonfiksi
Mengetahui cara menulis resensi buku tidak cukup. Kita juga perlu tahu jenis resensi? Tidak banyak orang yang tahu ada banyak jenis resensi. Nah, untuk menjawab hal tersebut, berikut berikut macam-macamnya.
Jenis resensi informatif satu ini salah satu jenis resensi yang dikemas secara singkat, padat dan jelas. Fokus yang disampaikan lebih menekankan pada bagian-bagian yang terpenting-penting saja, seraya mengutarakan kelemahan dan kelebihan. Sehingga artikel tersebut kaya informasi.
Resensi deskriptif adalah menggambarkan secara mendetail dan rinci sebuah karya. Jenis resensi ini ditulis dan bertujuan untuk memberikan informasi betapa pentingnya karya tersebut harus dinikmati. Tidak lupa juga disertai kelemahan dan kelebihan karya tersebut.
Teks resensi kritis dipaparkan lebih menonjolkan pada metode ilmu pengetahuan tertentu. Contohnya, novel Laskar Pelangi yang menggunakan pendekatan ilmi sosiologi. Oh iya, sebagai catatan, penulisan resensi ditulis secara objektif dan kritis. Jadi tidak ditulis semata-mata karena pandangan dari pembuat resensi tersebut.
Itulah beberapa jenis menulis resensi buku. Nah, setelah mempelajari tentang struktur menulis resensi, kita masuk ke pembahasan inti. Yaitu mempelajari cara menulis resensi itu sendiri.
Berbicara tentang bagaimana cara menulis resensi, pastinya setiap orang memiliki cara dan trik sendiri-sendiri. Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi pengalaman cara menulis resensi, yang difokuskan pada penulisan resensi buku.
Cara menulis resensi yang pertama, tentu saja menentukan buku yang hendak di resensi. Jika konteks meresensi karena inisiatif sendiri, bukan karena tuntutan tugas. Maka, carilah buku yang Anda sukai.
Mengetahui peruntukan resensi terlebih dahulu, meresensi buku untuk kepentingan tugas, atau keinginan diri sendiri. Jika untuk kepentingan diri sendiri, umumnya dikirimkan ke surat kabar, majalah atau semacamnya.
Cara menulis resensi yang paling wajib dilakukan adalah membaca buku. Seorang peresensi tanpa membaca bukunya akan berdapak pada gaya bahasa dan value yang disampaikan. Setidaknya peresensi yang benar-benar membaca memiliki kesannya tersendiri.
Cara menulis resensi yang lain, bisa dicoba adalah membuat catatan. Jadi agar tidak terkesan bekerja dua kali. Saat membaca buku tersebut, pastikan mencatat setiap kalimat atau poin-poin pentingnya. Cara ini terbukti efektif dan mempersingkat waktu dalam menuliskannya nanti.
Jika beberapa cara di atas sudah dipraktekan. Maka saat membuat resensi akan terasa mudah dan mengalir. Anda pun tidak perlu lagi membaca ulang dalam menuliskannya. Cukup membaca catatan yang sudah Anda tulis sebagai acuan.
Nah, terkait dengan isi resensi apa saja yang harus dituangkan? Anda bisa kembali merujuk pada struktur dan unsur resensi di bab di atas. Semuanya ada di sana.
Dari pembahasan di atas, sudah tahu gambaran bagaimana cara menulis resensi bukan? Sebenarnya menulis resensi itu mudah. hal yang mempersulit saat menulis resensi adalah dorongan untuk membaca bukunya. Apalagi jika buku tersebut sangat tebal.
Nah, semoga dengan pembahasan yang cukup panjang ini bermanfaat buat Anda. selamat mencoba mempraktekannya. Salam literasi. (Irukawa Elisa)
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…