Daftar Isi
Dalam aktivitas menulis, memahami pengertian dan sejumlah contoh parafrase termasuk hal penting. Khususnya untuk penulisan karya ilmiah yang memang wajib menjunjung tinggi hak cipta sekaligus mencegah tindakan plagiarisme.
Parafrase masuk ke dalam upaya untuk menghindari plagiarisme pada saat mengambil bagian tertentu dari karya orang lain. Berhubung pembuatan parafrase ini ada aturannya maka pahami betul pengertian dan contoh-contohnya agar tidak bingung dan melakukan kesalahan.
Sebelum mengenal beberapa contoh parafrase, maka pahami dulu definisinya. Secara etimologi, kata parafrase ternyata berasal dari bahasa Yunani. Yakni dari kata Paraphrasein yang artinya adalah “cara ekspresi tambahan”.
Sehingga definisi umum dari segi ilmu bahasa istilah parafrase ini punya pengertian sebagai pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama tetapi tidak mengubah makna yang dimilikinya.
Jika bingung, maka secara sederhana parafrase bisa disebut sebagai upaya menuliskan kembali suatu hal dari karya orang lain menggunakan bahasa sendiri. Meskipun diungkapkan dengan cara ini, akan tetapi makna yang dihasilkan sama.
Parafrase bisa dilakukan dengan mengungkapkan sesuatu yang tadinya memakai istilah asing menjadi istilah umum, dari bahasa ilmiah menjadi bahasa sederhana, dan sejenisnya. Sehingga lebih mudah dipahami dan maknanya tetap sama seperti sumber.
Melakukan parafrase bagi penulis pemula mungkin terasa susah, akan tetapi semua orang akan menghadapi masa ini. Semakin terbiasa maka semakin mudah melakukan parafrase, bahkan dari referensi dengan bahasa asing sekalipun.
Jika memang melakukan parafrase ini tidak mudah, bahkan lebih praktis copy paste. Kira-kira kenapa perlu dilakukan? Jadi, ada dua alasan utama kenapa parafrase perlu dilakukan oleh para penulis. Baik untuk KTI maupun non KTI, yaitu:
Kebanyakan penulis melakukan parafrase mengikuti berbagai contoh parafrase yang sudah dipelajari adalah untuk menghindari plagiarisme. Plagiarisme adalah tindakan menduplikasi karya orang tanpa izin dan tanpa mencantumkan sumber.
Tindakan ini adalah tindakan tercela yang dilarang dalam dunia kepenulisan, terutama di lingkungan akademik. Pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Mulai dari teguran sampai penarikan ijazah (untuk plagiarisme tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi). Parafrase mencegah seseorang melakukan copy paste dan terseret kasus plagiarisme. Sehingga sering dilakukan saat menulis KTI maupun non KTI.
Alasan kedua kenapa seseorang melakukan parafrase adalah untuk membantu pembaca memahami isi yang dipaparkan. Hal ini sejalan dengan definisi parafrase yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Beberapa penulis melakukan parafrase karena sumber yang dijadikan referensi memiliki bahasa berbeda. Misalnya bahasa terlalu ilmiah, terlalu banyak memakai istilah asing, menggunakan bahasa asing, dan penyebab lainnya.
Jika tidak dilakukan parafrase maka tidak semua pembaca bisa memahami apa yang disampaikan dalam tulisan yang dibuat. Oleh sebab itu, menjelaskan suatu hal dari sumber memakai bahasa sendiri perlu dilakukan.
Harapannya dengan perubahan bahasa dan susunan kalimat ini, para pembaca lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Sehingga pembaca bisa memetik manfaat dari tulisan yang sedang atau sudah dibaca tersebut.
Baca Juga :
Umumnya, orang mencari tahu apa itu parafrase dan contoh parafrase adalah untuk belajar menghindari tindakan plagiarisme. Bagaimana, tindakan parafrase ini bisa melakukan pencegahan tersebut?
Mengacu pada definisi plagiarisme yang merupakan tindakan mengambil sebagian maupun seluruh bagian dari karya orang lain dan diakui sebagai karya sendiri tanpa mencantumkan sumber.
Maka plagiarisme adalah tindakan copy paste tulisan orang lain yang diakui sebagai tulisan buatan sendiri. Tindakan ini tentu melanggar etika penulisan ilmiah dan bisa berujung pada kasus hukum. Sebab sudah merugikan penulis asli yang karyanya dilindungi Hak Cipta.
Penjelasan lengkap etika publikasi dapat Anda baca melalui panduan menulis dengan etika agar terhindari plagiarisme. Patuhi agar tak terjerat kasus plagiasi.
Parafrase bisa menghindarkan seseorang dari tindakan plagiarisme, karena tidak melakukan copy paste. Sebab akan menuliskan ulang dari sumber menggunakan bahasa sendiri. Sumber referensi tetap dicantumkan, yakni di daftar pustaka.
Jadi, jika memperhatikan sejumlah contoh parafrase maka bisa dipahami betul tindakan ini bukan tindakan copy paste yang mengarah ke plagiarisme. Jika selama ini kesulitan menghindari plagiarisme, maka bisa mencoba melakukan parafrase.
Parafrase bisa dilakukan terhadap sumber dalam bentuk apapun, baik itu jurnal maupun buku. Tekniknya memang sama, yakni memahami dulu sumber utama untuk kemudian disampaikan ulang ke tulisan dengan bahasa sendiri.
Supaya lebih mudah dalam melakukan parafrase pada KTI yang akan disusun, berikut beberapa contoh parafrase yang bisa dijadikan contekan:
Sumber:
“Belajar adalah proses transfer ilmu” (Danis, 2008 7).
Parafrase:
Belajar dapat diartikan sebagai proses pengiriman informasi, pengetahuan, dan atau pengalaman dari satu orang ke orang yang lain melalui berbagai cara (Danis, 2008:7).
Gunakan teknik menulis dengan benar dengan membaca pedoman menulis buku tanpa plagiarisme. Parafrasekan dengan benar dengan mengikuti pedoman.
Sumber:
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Memanfaatkan Sumber Belajar di Internet Melalui Sosialisasi Edukasi Internet Cerdas, Sehat, dan Aman dianggap telah mencapai sasaran, karena 35% dan 60% peserta menyatakan setuju dan sangat setuju secara berturut-turut bahwa sosialisasi ini bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran sehari-hari (Zonyfar, Sihabudin; and Khusaeri, 2019).
Parafrase:
Mayoritas responden yang menjadi audiens dalam penyuluhan bertajuk edukasi internet cerdas, sehat dan aman sepakat hasil penyuluhan memiliki dampak positif bagi rutinitas belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan persentase setuju sebesar 35% dan sangat setuju sebesar 60% sehingga kegiatan tersebut dianggap telah mencapai sasaran. (Zonyfar, Sihabudin, and Khusaeri, 2019).
Sumber:
“Sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.” (Anggraeni dan Irfiani, 2017).
Parafrase:
“Sistem informasi merupakan kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber data untuk mengolah dan menyebarkan informasi ke sebuah organisasi.” (Anggraeni dan Irfiani, 2017).
Sumber:
“Mahasiswa sering berlebihan menggunakan kutipan langsung ketika membuat catatan. Akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan pada tugas karya ilmiah. Dari manuskrip akhir, mungkin hanya sekitar 10% yang diperbolehkan muncul dalam kutipan langsung. Oleh sebab itu, kamu harus berusaha membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis buku ataupun catatan.” (Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed., 1976:46-47).
Parafrase:
“Dalam penulisan paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip secara berlebihan serta gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Masalahnya bersumber dari penulisan catatan, untuk itu sangatlah penting meminimalkan pencatatan materi atau per kata yang sama persis.”(Lester, et al., 1976:46-47).
Sumber:
“Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer.” (WHO, 2003).
Parafrase:
“Penggunaan obat herbal untuk melengkapi pengobatan primer dilakukan masyarakat di berbagai negara. Bahkan 80% masyarakat di Afrika menerapkannya.” ((WHO, 2003).
Sumber:
“Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air. Sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air tertentu.” (Suarni, 2005).
Parafrase:
“Buah mahkota dewa dikonsumsi dengan perbandingan dengan air 1:3, sementara daun mindi direbus sebanyak 7 lembar dengan takaran air tertentu.” (Suarni, 2005).
Penjelasan mengenai pengertian sampai contoh parafrase tersebut diharapkan bisa memberi pemahaman tambahan terhadap tindakan parafrase. Sehingga semakin mahir dilakukan untuk mencegah plagiarisme dan memudahkan pembaca memahami isi tulisan.
Artikel Terkait :
2 Teknik Menulis Menghindari Plagiarisme dalam Karya Ilmiah
Teknik Menulis Karya Tulis dengan Parafrase untuk Menghindari Plagiarisme
Pengertian Plagiarisme: Ruang Lingkup, Tipe, Cara Pencegahan dan Sanksinya
Ingin mengubah artikel ilmiah menjadi buku tetapi tidak punya banyak waktu? Tenang! Penerbit Deepublish siap membantu hingga tahap menerbitkan buku melalui Layanan Parafrase.
Layanan Parafrase adalah layanan konversi artikel ilmiah menjadi buku referensi atau buku monograf dengan fasilitas tambahan berupa desain layout, desain cover, dan masih banyak lagi. Kirim naskah kepada kami, buku pun jadi.
Kunjungi halaman Layanan Parafrase Penerbit Deepublish dan daftar sekarang juga!
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…
View Comments
Misi mau tanya kalo tabel itu boleh dimasukkan ke parafase gak ya ?