Dasar Menulis

30+ Daftar Kata Baku yang Sering Salah

Meskipun bahasa Indonesia digunakan dalam keseharian dan bahkan sudah diperkenalkan ibu sendiri sejak kita lahir. Aktualnya, masih banyak dijumpai kata baku yang sering salah di suatu naskah. 

Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia tidak semudah yang kita bayangkan. Apalagi jika sudah membahas kata baku dan kata baku yang sering salah. Siapa sangka, banyak kosakata yang selama ini dianggap baku. Aktualnya malah keliru. Lalu, bagaimana mengatasinya? 

Apa Itu Kata Baku dan Tidak Baku?

Sebelum membahas mengenai daftar kata baku yang sering salah, maka pahami dulu definisinya. Dikutip melalui cnnindonesia.com, kata baku adalah kosakata bahasa Indonesia yang sesuai dengan KBBI dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

EYD disusun dan berlaku sejak tahun 1972  sampai sekarang, meskipun mengalami beberapa kali pembaharuan. EYD ini yang kemudian menjadi acuan untuk mengetahui penulisan atau bentuk kata yang baku dan sesuai dengan ketentuan seperti apa. 

Keberadaan EYD menjadi kebutuhan penting karena memang ada kata tidak baku. Kata tidak baku sendiri adalah kata yang tidak memenuhi kesepakatan atau standar yang telah ditetapkan dalam KBBI.

Kemunculan kata tidak baku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu yang paling dominan adalah dari dialek bahasa daerah dan masuknya kata ataupun istilah asing. Sehingga mempengaruhi bentuk maupun pelafalan suatu kata. 

Kata tidak baku kemudian tidak disarankan untuk digunakan dalam komunikasi memakai bahasa Indonesia, khususnya komunikasi formal. Dalam karya tulis yang sifatnya ilmiah, dianjurkan mengutamakan kata baku. 

Meskipun ada beberapa karya tulis non fiksi yang masih mempertahankan penggunaan kata tidak baku untuk membangun cerita yang utuh dan realistis. Begitu juga dengan komunikasi dalam keseharian, penggunaan kata tidak baku di setiap daerah dan wilayah masih dominan. 

Pentingnya Penggunaan Kata Baku untuk Komunikasi

Dalam komunikasi secara lisan maupun tulisan, disarankan untuk memakai ragam kata baku. Pada beberapa kondisi, penggunaannya menjadi wajib. Misalnya saat berkomunikasi dengan orang luar daerah, berpidato di forum formal, dan menulis karya tulis (khususnya karya ilmiah). 

Namun, akan lebih baik lagi jika memang mengutamakan penggunaan kata baku. Tujuannya agar terbiasa, sehingga bisa berkomunikasi dengan lebih baik dan membangun citra positif pada lawan bicara maupun pembaca. 

Secara umum, pemahaman kata baku yang sering salah sangat penting. Sebab penggunaan kata baku sendiri memiliki banyak arti penting, seperti: 

1. Menjadi Pemersatu

Arti penting yang pertama dari penggunaan kata baku adalah menjadi pemersatu. Dalam berkomunikasi, penting untuk ada pemahaman yang sama dari bahasa yang digunakan dengan lawan bicara. Sehingga terjalin komunikasi dua arah. 

Setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa dan dialek tersendiri, jika bertemu orang luar daerah maka tidak bisa berkomunikasi. Maka menguasai bahasa Indonesia dengan ragam kata baku bisa menjadi solusi, karena dijamin dikuasai seluruh masyarakat Indonesia. 

2. Memberi Kekhasan

Arti penting kedua dari kata baku adalah pemberi kekhasan atau ciri khas. Ragam kata baku akan membentuk pembeda dengan bahasa lain selain dari bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Indonesia punya ciri khas yang diketahui seluruh dunia. 

3. Memberi Wibawa

Ragam kata baku tidak hanya dimiliki bahasa Indonesia, tapi juga bahasa lain di dunia. Harus diakui, bahwa berkomunikasi dengan kata baku mampu memberi kesan wibawa kepada orang tersebut. 

Sebab mampu menunjukan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan penguasaan ragam kata baku yang sifatnya nasional. Hal ini menunjukan orang tersebut sudah menguasai bahasa Indonesia dan terampil menggunakannya untuk berkomunikasi. 

4. Menjadi Kerangka Acuan

Kata baku juga memiliki arti penting sebagai kerangka acuan atau tolak ukur. Adanya penetapan kata baku bisa menunjukan standar penulisan dan pengucapan kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti apa. 

Semakin menguasai ragam kata baku, maka semakin mudah memahami kata baku yang sering salah dan bagaimana mengatasinya. Jika hal ini dilakukan maka kemampuan komunikasi bisa terus membaik dan menjadi terampil. 

Perhatikan penggunaan kata baku yang benar pada naskah Anda, artikel berikut akan membantu:

Daftar Kata Baku yang Sering Salah

Dikutip dari berbagai sumber, terdapat banyak sekali kata yang dianggap sudah baku akan tetapi aktualnya malah keliru. Berikut beberapa diantaranya: 

  1. Dimana (salah), yang benar adalah dipisah menjadi “di mana” karena ‘di’ menunjukkan kata depan.
  2. Aktifitas (salah), bentuk baku yang benar adalah “”aktivitas.
  3. Apotik (salah), bentuk baku yang tepat untuk toko yang menjual obat adalah “apotek”.
  4. Silahkan (salah), yang benar adalah “silakan”.
  5. Sekedar (salah), bentuk baku yang tepat adalah “sekadar”. Alasannya karena dalam bahasa Indonesia, tidak ada kata kedar, melainkan kadar.
  6. Analisa (salah), bentuk baku yang benar adalah “analisis”, yang berarti penyelidikan atas suatu peristiwa, penguraian, penelaahan, atau penjabaran sesudah dikaji dengan baik.
  7. Nasehat (salah), bentuk baku yang tepat adalah “nasihat”.
  8. Praktek (salah), penulisan yang benar secara baku adalah “praktik”.
  9. Resiko (salah), penulisan yang tepat adalah “risiko”.
  10. Perduli (salah), penulisan baku yang benar adalah “peduli”, yang berarti mengindahkan, menghiraukan, dan memperhatikan.
  11. Antri (salah), bentuk kata kerjanya yang tepat adalah antre. Sedangkan bentuk kata bendanya adalah “antrean”.
  12. Jaman (salah), penulisannya yang tepat adalah “zaman”.
  13. Nafas (salah), bentuk kata bakunya yang tepat adalah “napas”.
  14. Hapal (salah), penulisan yang tepat dalam bahasa Indonesia adalah “hafal”.
  15. Himbau (salah), bentuk baku yang benar adalah “imbau”.
  16. Ijin/idzin (salah), penulisan yang tepat adalah “izin”.
  17. Ustad/ustadz/istaz (salah), tulisan baku yang tepat adalah “ustaz”.
  18. Sholat/shalat/solat (salah), penulisan yang benar menurut KBBI adalah “salat”.
  19. Sumatera (salah), penulisan yang tepat dalam KBBI untuk pulau di barat Indonesia ini adalah “Sumatra”.
  20. Perancis (salah), bentuk baku yang benar adalah “Prancis”.
  21. Kuatir/kawatir (salah), penulisan yang benar untuk deskripsi perasaan cemas/takut/gelisah ini adalah “khawatir”.
  22. Milyar (salah), bentuk penulisan baku untuk seribu juta adalah “miliar”.
  23. Lobang (salah), penulisan yang tepat berdasarkan KBBI adalah “lubang”.
  24. Lembab (salah), tulisan baku yang benar adalah “lembap”.
  25. Kwalitas (salah), penulisan yang benar adalah “kualitas”.
  26. Jagad (salah), dalam KBBI hanya terdapat kata “jagat”.
  27. Kreatifitas (salah), yang benar adalah “kreativitas”.
  28. Hutang (salah), penulisan yang baku berdasarkan KBBI adalah “utang”.
  29. Hoax (salah), penulisan yang benar untuk berita bohong menurut KBBI adalah “hoaks”.
  30. Hipotesa (salah), bentuk baku yang tepat adalah “hipotesis”.
  31. Atlit (salah), bentuk baku yang benar adalah “atlet”.
  32. Diagnosa/diagnose (salah), penulisan yang tepat berdasarkan KBBI adalah “diagnosis”.
  33. Detil/ditel (salah), bentuk baku yang benar adalah “detail”.
  34. Karir (salah), yang tepat adalah “karier”.
  35. Rapot (salah), dalam KBBI hanya ada kata “rapor”.
  36. Respon (salah), bentuk baku yang benar untuk kata yang artinya tanggapan ini adalah “respons”.
  37. Nopember (salah), penulisan untuk bulan ke-11 Masehi adalah “November”.
  38. Standarisasi (salah), bentuk baku yang benar adalah “standardisasi”.
  39. Realita (salah), penulisan baku yang tepat dalam KBBI adalah “realitas”.
  40. Terimakasih (salah), dalam KBBI yang benar adalah dipisah menjadi “terima kasih”.

Itulah beberapa daftar kata baku yang sering salah dan perlu diperhatikan. Supaya tidak lagi keliru, usahakan untuk mengecek suatu kata yang membuat Anda ragu di KBBI. Pengecekan sudah online sehingga mudah dan praktis. 

Jika ada pertanyaan berkaitan dengan isi artikel ini, silahkan menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Ketik Ulang agar Tidak Plagiat, Emang Bisa?

Dalam menyusun karya tulis ilmiah maka akan identik dengan penambahan kutipan. Kutipan ini biasanya dicantumkan…

3 minggu ago

8 Cara Mencari Sinonim Kata untuk Prafrase

Salah satu upaya yang umum dilakukan penulis untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan parafrase. Teknik…

3 minggu ago

Cara Mengubah Kata agar Tidak Plagiat dan Toolsnya

Ada banyak cara bisa dilakukan peneliti untuk menghindari plagiarisme saat menyusun karya ilmiah, salah satunya…

3 minggu ago

Cara Bebas Finansial bagi Akademisi, Bisa?

Berada di kondisi bebas finansial menjadi impian banyak orang di dunia, bisa jadi Anda termasuk…

3 minggu ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Buku Ber-ISBN di Jakarta

Bagi sebuah perguruan tinggi, memastikan dosen-dosen di bawah naungannya menerbitkan buku ber-ISBN adalah hal penting.…

3 minggu ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Karya Ilmiah di Jakarta

Setiap perguruan tinggi di Indonesia tentu ingin memaksimalkan pencapaian IKU (Indikator Kinerja Utama). Ada banyak…

3 minggu ago