Daftar Isi
Kerangka berpikir banyak digunakan penulis untuk membantu menyelesaikan tulisannya. Tidak hanya tulisan buku atau artikel. Bahkan tulisan yang sifatnya penelitian pun juga. Mungkin Anda masih belum mengenal lebih dekat tentang materi ini?
Nah, pada kesempatan kali ini akan membahas pengertian dan contoh kerangka berpikir. Tidak lupa juga akan disinggung bagaimana cara membuatnya. Siapa tahu membantu Anda yang ingin mencoba menggunakan dan rasakan manfaatnya. Langsung saja, berikut ulasannya.
Ditinjau dari pengertiannya, topik ini memiliki perspektif bermacam-macam. Tergantung dari siapa yang mengartikan. Namun yang jelas, secara garis besar memiliki makna yang sama. Apa itu kerangka berpikir? Berikut pengertian kerangka berpikir menurut para ahli.
Menurut Polancik (2009), kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara beberapa konsep.
Sugiyono mendefinisikan kerangka berpikir sebagai model konseptual yang dimanfaatkan sebagai teori yang ada kaitannya dengan beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting. Konteks yang dimaksud untuk kerangka penelitian.
Dalam menjalankan sebuah penelitian yang membutuhkan kerangka berpikir, alangkah lebih baiknya jika hal tersebut mampu menjelaskan secara teoritis. Sekaligus juga bisa menjelaskan hubungan antara variable yang diangkat. Jadi peneliti bisa menjelaskan hubungan antara variable independen & variable dependent.
Menurut Sapto Haryoko, kerangka berpikir adalah sebuah penelitian yang akan meneliti dua variabel atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu variable atau lebih secara mandiri, maka peneliti hanya bisa mengemukakan deskripsi teoritik dari masing-masing variable, atau bisa juga mengemukakan argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti.
Jika di atas ada beberapa pendapat dari para tokoh, kali ini bukan hadir dari tokoh, tetapi dari web scribd. Scribd mengartikan kerangka berpikir pemahaman yang mendasari pemahaman lain yang mendukung pemikiran-pemikiran yang lain. Disebutkan juga, kerangka berfikir tidak sekedar sebagai gambaran besar, tetapi juga sebagai kerangka cerdas dan brilian dalam seluruh informasi yang pada nantinya akan diambil kesimpulan.
Baca Juga:
Sedikit berbeda dengan pendapat Eecho yang mengartikan kerangka berpikir sebagai dasar pemahaman yang akan mempengaruhi dasar pemahaman orang lain. Dengan kata lain, kerangka berpikir dapat diartikan pula sebagai pondasi dasar dari semua pemikiran.
Itulah beberapa pengertian dari beberapa perspektif. Jika disimpulkan secara garis besar, kerangka berfikir adalah landasan berpikir yang akan membantu dalam mengembangkan kajian. Jika beberapa pendapat di atas menjadikan hal itu untuk penelitian ilmiah, sebenarnya hal ini juga dapat digunakan untuk menulis buku ataupun artikel juga lo.
Mau menulis buku ajar tapi takut salah? Jadikan panduan ini pedoman dan Anda bisa mulai menulis buku ajar sekarang dengan benar!
EBOOK GRATIS! : Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Jika sebelumnya sudah menyimak beberapa pengertian para ahli, barangkali Anda penasaran bagaimana cara membuat kerangka berpikir penelitian?
Berikut 6 cara membuat kerangka berpikir:
Cara pertama tentu saja Anda terlebih dahulu menentukan variabel apa yang akan diangkat. Jika bingung bagaimana cara menentukan variabel Anda cukup lihat judul yang dibuat. Bisa juga melihat topic yang akan diangkat. Kemudian dari hal tersebut, barulah ditentukan variable-variabel bisa ditentukan.
Cara selanjutnya adalah mengumpulkan referensi. Referensi banyak membantu penulis dalam mendapatkan ide, gagasan, dan membukakan perspektif. Dari sisi sudut pandang pun akan lebih luas. Pilih referensi yang relevan dengan topic atau tema yang diangkat. Bentuk Referensi bisa berupa hasil penelitian seperti jurnal atau karya ilmiah. Bisa juga berbentuk buku bacaan. Termasuk buku kamus, atau hasil skripsi, tesis, berita di televisi atau di surat kabar.
Adapun langkah lain, yaitu melakukan deskripsi teori. Teori dapat diambil dari sumber referensi yang sudah dikumpulkan. Karena konteksnya adalah penelitian, maka deskripsi memperhatikan pemilihan bahasa. Pilih bahasa yang baku, baik dan benar. Karena diperuntukan untuk kalangan akademik, maka bahasa bisa menggunakan bahasa ilmiah.
Akan berbeda cerita jika kerangka berfikir digunakan untuk penulisan buku popular. Maka penggunaan bahasa bisa menyesuai segmentasi pasar. Jika segmentasi pasar adalah orang-orang muda, maka Anda bisa menggunakan bahasa gaul, bahasa non formal. Berlaku sebaliknya. Jika segmentasinya adalah lembaga pendidikan, maka penggunaan bahasa juga menggunakan bahasa baku.
Di pembahasan teori, Anda dituntut jeli dan analitis. Karena Anda tidak sekedar menuliskan teori-teori dari berbagai hasil referensi. Tetapi Anda juga perlu melakukan analisis secara mendalam. Dimana teori yang diambil cukup garis besar dan benang merahnya saja. Apakah ada keterkaitan atau tidak.
Jika semuanya dianggap cukup, langkah selanjutnya Anda bisa melakukan analisis serta komparasi. Misalnya, anda bisa membandingkan teori satu dengan yang lain. Kemudian anda bisa melakukan analisis komparatif tentang teori dari hasil penelitian
Dari hasil analisis selesai, selanjutnya membuat kesimpulan. Kesimpulan ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat dan jelas. Hindari penjabaran yang bertele-tele. Dalam penelitian, ada yang disebut kesimpulan sementara, nah kesimpulan sementara inilah yang nantinya diperlukan pengujian.
Di dalam membuat kesimpulan sementara, terdapat hubungan antar variabel, hubungan antar variable inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai kerangka berpikir. Dimana kerangka berpikir inilah yang mengarahkan peneliti untuk membuat skema. Setidaknya ada dua skema yang dapat Anda gunakan, yaitu asosiatif dan komparatif.
Nah, itulah beberapa tahapan cara membuatnya bisa Anda coba praktekan. Jika konteksnya untuk penulisan buku popular, maka hal ini dapat dibuat lebih sederhana dan tidak terlalu teoritis.
Macam-macam kerangka berpikir ada 3, yaitu kerangka teoritis, kerangka operasional, dan kerangka konseptual. Berikut penjelasannya.
Kerangka teoritis adalah jenis yang menegaskan tentang teori yang digunakan untuk landasan sekaligus untuk menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.
Kerangka operasional menjelaskan variabel yang diangkat oleh peneliti berdasarkan konsep yang diteliti. Umumnya jenis ini sering digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar variable satu dengan yang lain.
Terakhir adalah konseptual. Dikatakan kerangka konseptual apabila terdapat asumsi teoritis yang nantinya teori teoritis ini yang akan digunakan untuk mengistilahkan objek yang diteliti.
Kerangka berpikir memiliki manfaat yang banyak. Diantaranya membantu peneliti untuk menempatkan penelitian dalam konteks yang lebih luas. Selain itu hal ini juga membantu peneliti dalam menguji rumusan masalah.
Padahal kita tahu, rumusan masalah tidak dapat diuji jika peneliti tidak tahu arah penelitiannya kemana. Setidaknya hal ini menjawab masalah tersebut. Sehingga peneliti lebih mudah dalam menguji rumusan masalah yang sudah diambil secara masuk akal.
Manfaat yang terakhir adalah memudahkan peneliti menemukan konsep. Tentu saja konsep yang dimaksud adalah konsep yang digunakan untuk masalah penelitian yang akan dilaksanakan di lapangan.
Barangkali Anda masih bingung, sebenarnya kerangka pemikiran berbentuk apa sih? Sebenarnya dilihat dari bentuknya, berisi teori pokok yang nantinya digunakan untuk penelitian. Membantu pula dalam memilih atau menentukan model.
Bahkan, kerangka pemikiran bisa juga berisi tentang hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh orang lain. Bedanya, peneliti dan penelitiannya bertanggung jawab untuk melihat apa saja aspek yang belum tuntas ditelaah dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Jadi, manfaat kerangka berpikir antara lain membantu peneliti untuk menempatkan penelitian dalam konteks yang lebih luas dan memudahkan peneliti menemukan konsep.
Sebenarnya bentuk kerangka berpikir memiliki bentuk yang berbeda-beda. Tergantung dari keinginan, selera dan dari masing-masing orang. Ada yang dibuat menggunakan gambar seperti mapping map, ada yang dibuat dengan bagan, ada juga yang dibuat dengan cara seperti membuat daftar isi. Nah, berikut beberapa contoh kerangka berpikir.
Berikut contoh kerangka berpikir yang berbentuk cek poin:
Berikut model proses implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn:
Melihat beberapa contoh dan model di atas, Setidaknya Anda sudah memiliki gambaran bagaimana Anda bisa membuatnya. Anda pun juga bisa membuatnya sesuai dengan kreativitas Anda. Kerangka berpikir tidak harus seperti itu, karena contoh di atas hanya sebagai panduan agar tulisan kita tetap terarah dan tidak melenceng jauh.
Bahkan Anda juga tetap bisa menerapkan ini untuk hal lain selain didunia penulisan. Misalnya dapat digunakan untuk membuat agenda acara, atau bisa juga diterapkan untuk membuat rencana hidup 5 tahun yang akan datang. Jadi ini sebenarnya lebih fleksibel dalam penggunaan. Tergantung kebutuhan.
Semoga dengan sedikit pembahasan ini memberi manfaat dan selamat mencoba. Buat Anda yang setiap kali menulis tidak pernah menggunakan kerangka berpikir, mulai sekarang sudah bisa dicoba.
Artikel Terkait:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…