Daftar Isi
Jenis konjungsi ternyata sangat beragam, salah satunya adalah konjungsi antar paragraf. Konjungsi jenis ini penting untuk dipahami siapa saja, terutama bagi Anda yang terjun di dunia kepenulisan dan menjadi penulis profesional.
Sebab dengan memahami konjungsi jenis ini Anda bisa dengan mudah menghubungkan dua paragraf. Sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan untuk memahami makna dari karya Anda meskipun tersusun dari paragraf-paragraf pendek.
Meskipun cukup penting, ternyata masih banyak penulis, terutama penulis pemula yang masih asing dengan jenis konjungsi ini. Padahal dengan menggunakan konjungsi ini maka kualitas karya tulis bisa meningkat, berikut penjelasan detailnya.
Dalam dunia kepenulisan, akan ada momen dimana penulis perlu menghubungkan antara satu paragraf dengan paragraf berikutnya. Sebab memang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
Dalam hal ini, penulis perlu menghubungkan keduanya dengan baik sehingga bisa mengalir dan enak dibaca sekaligus dipahami dengan baik oleh para pembaca. Menariknya, dalam bahasa Indonesia ternyata ada banyak pilihan cara untuk menghubungkan kalimat dan paragraf.
Dikutip melalui Ivan Lanin dari akun Mediumnya, setidaknya ada 4 (empat) cara dalam bahasa Indonesia untuk menghubungkan dua kalimat maupun dua paragraf dalam karya tulis. Berikut penjelasannya:
Cara atau teknik pertama yang umum digunakan para penulis dalam menghubungkan dua paragraf adalah menggunakan penghubung antar paragraf. Artinya, di teknik ini penulis akan menggunakan konjungsi antar paragraf.
Jadi, dalam bahasa Indonesia memang ada beberapa kelompok kata penghubung (konjungsi) yang bisa digunakan untuk menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lain.
Misalnya kata “sementara itu”, contoh lainnya adalah kata “dengan demikian”. Biasanya konjungsi ini akan ditempatkan di awal kalimat dalam suatu paragraf. Sehingga menjadi “tanda” bahwa paragraf tersebut terhubung dengan paragraf sebelumnya.
Cara yang kedua untuk menghubungkan dua kalimat maupun dua paragraf adalah dengan teknik pengulangan kata. Teknik ini memang paling sering digunakan para penulis, sebab dirasa paling mudah dibanding teknik lainnya.
Sesuai dengan namanya, pada teknik ini penulis akan mengulang suatu kata yang menjadi pokok bahasan utama. Sehingga pembaca langsung tahu bahwa kalimat atau paragraf yang dibaca masih terkoneksi dengan paragraf dan kalimat sebelumnya.
Misalnya, saat penulis membahas mengenai “medan magnet” pada paragraf pertama. Maka ketika menyusun paragraf kedua, bisa menuliskan “medan magnet” di awal kalimat. Sehingga menjadi penanda bahwa paragraf tersebut merupakan lanjutan atau terhubung dengan paragraf sebelumnya.
Teknik ketiga untuk menghubungkan antara dua kalimat maupun dua paragraf adalah dengan menyusun kalimat perangkai. Sesuai dengan namanya, teknik ini dilakukan dengan menyusun kalimat yang menjadi penghubung dengan kalimat atau paragraf sebelumnya.
Bedanya dengan dua teknik sebelumnya, adalah pada penyusunan kalimat. Sementara dua teknik sebelumnya hanya menggunakan suatu kata, baik itu konjungsi antar paragraf maupun mengulang kata yang menjadi ide pokok.
Kalimat perangkai secara sederhana menjelaskan kesimpulan dari kalimat atau paragraf sebelumnya. Susunannya ringkas sehingga hanya terdiri dari satu kalimat dan biasanya diletakan di akhir paragraf. Meskipun, bisa juga ditempatkan di awal paragraf.
Teknik terakhir adalah menyusun paragraf perangkai. Jika di teknik sebelumnya, penulis bisa menyusun kalimat perangkai. Maka di teknik ini, penulis bisa menyusun paragraf perangkai.
Sehingga ada satu paragraf khusus yang disusun dengan menyimpulkan paragraf sebelumnya. Kemudian baru beralih ke paragraf berikutnya yang memberi penjelasan lebih detail dan berkaitan dengan paragraf sebelumnya.
Teknik ini biasanya dipilih paling akhir oleh penulis, sebab memang perlu menyusun satu paragraf baru yang berfungsi sebagai penghubung antar paragraf. Selain itu, teknik ini biasanya dipilih ketika pembahasan akan berpindah cukup tajam dari paragraf sebelumnya.
Setiap teknik penghubung antar kalimat atau paragraf tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sehingga penulis bisa memilih memakai teknik mana yang dirasa paling sesuai kebutuhan. Sebab tujuan akhirnya adalah sama, yakni menghubungkan kalimat dan paragraf agar bisa mengalir dan mudah dipahami pembaca.
Baca Juga:
Dari penjelasan sebelumnya, maka bisa dipahami bahwa salah satu teknik untuk menghubungkan paragraf adalah dengan memakai konjungsi atau kata hubung. Namun, memang ada beberapa kata hubung khusus yang ideal dijadikan penghubung antar paragraf.
Dikutip melalui kompas.com, dalam buku Konjungsi dalam Karangan Siswa (2022) karya dari Mujiati La Saadi. Dijelaskan bahwa konjungsi antar paragraf adalah kata yang menghubungkan paragraf satu dengan paragraf lainnya.
Sesuai dengan namanya, konjungsi atau kata hubung antar paragraf ini berfungsi sebagai penghubung antara satu paragraf dengan paragraf lainnya. Secara umum kata hubung ini ditempatkan di awal paragraf sehingga menjadi “tanda” paragraf tersebut terhubung dengan paragraf sebelumnya.
Misalnya dengan menambahkan kata “sebagaimana” di awal paragraf pertama. Maka dengan menambahkan kata hubung ini, pembaca bisa langsung tahu bahwa paragraf tersebut masih terhubung dengan paragraf sebelumnya.
Teknik menghubungkan dua paragraf dengan konjungsi antar paragraf juga cukup sering digunakan para penulis. Sebab teknik ini lebih mudah, sama mudahnya dengan menggunakan teknik pengulangan kata seperti penjelasan sebelumnya.
Hanya saja, teknik ini lebih cocok digunakan ketika paragraf berikutnya memiliki bahasan yang tidak beda jauh dengan paragraf sebelumnya. Namun, jika perbedaan pembahasannya terlalu tajam maka lebih cocok menyusun paragraf perangkai.
Konjungsi antar paragraf kemudian terbagi menjadi 6 (enam) jenis untuk menunjukan hubungan antara dua paragraf. Dikutip melalui buku ajar berjudul Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018) karya Taufiqur Rahman, berikut penjelasan jenis konjungsi tersebut:
Jenis kata hubung antar paragraf yang pertama adalah yang bertujuan untuk menyatakan tambahan. Jenis kata hubung antar paragraf ini digunakan ketika paragraf berikutnya isinya memberi tambahan penjelasan atau suatu tambahan lain.
Sehingga saat Anda ingin memberi tambahan penjelasan, tambahan contoh, dll. Maka bisa menggunakan kata hubung jenis ini. Adapun beberapa contoh kata hubung jenis ini adalah kata begitu pula, demikian juga, di samping itu, dan akhirnya.
Tak hanya antar paragraf, terdapat juga konjungsi antar kalimat. Pahami dengan melihat 80+ Contoh Konjungsi Antarkalimat dan Penjelasan.
Jenis kedua adalah konjungsi antar paragraf yang ditambahkan dengan maksud menyatakan suatu pertentangan. Jika paragraf pertama bertentangan dengan paragraf kedua, maka bisa menambahkan kata hubung jenis ini.
Adapun beberapa kelompok kata yang termasuk kata hubung antar paragraf yang menyatakan pertentangan adalah bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun. Jika ada kata ini di awal paragraf, maka artinya isi bertentangan dengan paragraf sebelumnya.
Jika Anda ingin menyusun dua paragraf yang menyatakan perbandingan, maka bisa menggunakan kata hubung jenis ini. Sesuai dengan namanya, konjungsi ini bertujuan menyatakan pertentangan.
Pada saat Anda menyusun paragraf kedua dengan maksud menjelaskan suatu kondisi kontradiktif dengan isi paragraf pertama. Maka bisa mempergunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan.
Adapun contoh kelompok kata yang masuk dalam kategori konjungsi antar paragraf ini adalah sebagaimana dan sama halnya. Jadi, untuk menunjukan perbandingan yang kontradiktif, Anda bisa mulai dengan menuliskan kelompok kata ini.
Konjungsi yang menghubungkan dua paragraf juga bisa digunakan untuk menyatakan akibat. Jadi, ada beberapa konjungsi atau kata hubung yang memiliki makna menjelaskan akibat atau dampak dari penjelasan di paragraf sebelumnya.
Jika karya tulis Anda ada kemungkinan perlu melakukan hal ini, maka bisa menambahkan konjungsi seperti jadi, oleh karena itu, akibatnya, dampaknya, dan lain sebagainya.
Konjungsi ini juga umum ditempatkan di awal paragraf, yakni pada kalimat pertama. Sehingga bisa langsung memberi penanda kepada pembaca bahwa isi paragraf tersebut menjelaskan dampak atau akibat dari penjelasan sebelumnya.
Jenis konjungsi antar paragraf berikutnya adalah konjungsi yang menyatakan tujuan. Artinya, konjungsi ini menjelaskan bahwa suatu paragraf menjelaskan tujuan dari penjelasan di paragraf sebelumnya.
Misalnya, dalam karya tulis ilmiah seorang peneliti menjelaskan penggunaan jagung muda untuk proses pembuatan yogurt. Maka di paragraf kedua menjelaskan tujuan dari pemilihan jagung mudah tersebut.
Adapun contoh konjungsi jenis ini adalah kata untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah. Jadi, jika Anda ingin membuat paragraf yang menjelaskan tujuan dari paragraf sebelumnya bisa menggunakan konjungsi jenis ini.
Kenali jenis konjungsi lain agar tulisan Anda efektif dan mudah dipahami:
Jenis konjungsi antar paragraf yang terakhir adalah konjungsi yang tujuannya menyatakan waktu. Yakni untuk menjelaskan bahwa paragraf kedua memiliki kesamaan maupun perbedaan waktu kejadian dengan penjelasan di paragraf pertama.
Contoh kelompok kata yang termasuk konjungsi jenis ini adalah kemudian, lalu, sementara itu, dan lain sebagainya. Jadi, jika isi paragraf kedua bertujuan memberi keterangan waktu kejadian, peristiwa, atau perbuatan. Maka bisa memakai konjungsi jenis ini.
Membantu lebih memahami apa itu konjungsi antar paragraf dan bagaimana penggunaannya dalam karya tulis. Maka berikut beberapa contoh yang bisa dijadikan referensi dan dipelajari:
Rina masuk seorang diri ke bangunan tua itu. Ia mengenyit dan menatap heran rumah tua itu yang seolah tidak terawat, tetapi kesannya ada orang yang tinggal di situ.
Konon, rumah itu berhantu. Rina yang tak mudah percaya dengan apa pun sampai ia melihatnya sendiri, tetap memaksa diri masuk dan menjelajahi bangunan tua itu.
Sebagai manusia, kita harus mampu membiasakan diri untuk senantiasa bersikap sopan, hormat, dan ramah. Tidak hanya kepada orang yang lebih tua, tetapi juga ke semua orang yang kita jumpai.
Mengenai hal itu, saya sarankan untuk membiasakan diri melatih sikap hormat, sopan, dan ramah, sejak dini. Ini bisa ditanamkan kepada anak-anak kita sejak mereka masih duduk di bangku TK atau SD.
Masih sering melakukan kesalahan saat menulis? Lihat pembenaran dari kesalahan yang sering dilakukan penulis berikut ini:
Itulah penjelasan mengenai konjungsi antar paragraf yang tentu penting dipahami oleh para penulis. Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…