Daftar Isi
Dalam kegiatan menulis, seorang dosen bisa mencoba cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku. Artikel ilmiah yang umumnya diterbitkan dosen ke jurnal ilmiah bisa dikonversi menjadi buku.
Sehingga dengan sumber dan topik yang sama, dosen bisa melakukan dua jenis publikasi ilmiah. Yakni publikasi ke jurnal sekaligus publikasi ke dalam bentuk buku, yang tentu lebih efisien. Namun, bagaimana cara melakukannya?
Artikel ilmiah ternyata bisa dikembangkan atau diubah menjadi naskah buku dan kemudian diterbitkan bersama penerbit. Namun, tentunya ada cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku secara khusus. Sebab memang tidak bisa dilakukan sembarangan.
Alasannya adalah karena isi atau struktur dari artikel ilmiah dengan buku ilmiah berbeda. Sehingga dosen perlu paham betul bagaimana tata caranya agar tidak keliru. Berikut penjelasan lengkapnya:
Cara yang pertama adalah dengan melakukan penyesuaian terhadap struktur buku. Alasannya adalah seperti yang disebutkan sebelumnya dimana struktur artikel ilmiah berbeda dengan struktur buku.
Artikel ilmiah pada bagian isi secara umum memiliki 4 bab dimulai dari pendahuluan, isi, pembahasan, dan kesimpulan. Sementara pada buku jumlah bab lebih banyak bisa sepuluh bab atau bahkan lebih.
Maka penting sekali untuk melakukan penyesuaian, sehingga jumlah bab lebih banyak dan pembahasannya pun lebih mendalam. Jika sudah memahami hal ini maka bisa masuk ke tahap kedua yakni membuat kerangka buku.
Tahap yang kedua ketika mencoba cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku adalah menyusun kerangka. Disebut juga dengan istilah outline yang berisi semua bab yang akan dicantumkan di dalam naskah buku dengan judul bab.
isinya akan dikembangkan pelan-pelan dalam proses penulisan yang akan dijelaskan di penomoran selanjutnya. Kerangka karangan membantu dosen mengetahui apa saja isi bab yang akan dijelaskan, jumlahnya, dan lain sebagainya.
Ketika dikembangkan isinya maka dosen bisa fokus ke alur di kerangka tersebut dan tetap fokus. Pembahasan pun tidak akan melebar, sehingga isinya informatif dan terstruktur baik agar mudah dipahami pembaca.
Baca Juga :
Mengapa Artikel Ilmiah Harus Diubah Menjadi Buku? Berikut 7 Alasannya
Cara Mengubah Karya Ilmiah Dalam Bentuk Buku Ajar
11 Tips Mengubah Skripsi/Tesis/Disertasi Menjadi Buku
Tahap berikutnya ketika mengubah artikel ilmiah menjadi buku adalah mengubah judul. Kenapa perlu diubah? Lagi-lagi karena judul di artikel ilmiah berbeda dengan judul di buku dalam hal standar.
Ada artinya ilmiah standar pembuatan judul menggunakan ragam kata baku yang cenderung kaku dan lempeng. Sementara pada judul buku dibuat lebih fleksibel dan dibuat dengan gaya tertentu agar menarik minat pembaca dan menggugah rasa penasaran.
Pada proses terdapat beberapa teknik atau tahapan yang perlu dilakukan, yaitu:
Langkah pertama adalah mencantumkan topik, yaitu topik utama yang juga dicantumkan dalam judul artikel ilmiah yang disusun sebelumnya. Sebab topik utama adalah inti dari naskah buku yang sudah disusun.
Tahap atau langkah kedua dalam pembuatan judul adalah dibuat lebih spesifik usai menentukan topik utama. Contohnya, topik utama “bahasa pemrograman visual basic. Maka bisa dibuat spesifik menjadi “Belajar Bahasa Pemrograman Visual Basic selama 30 Hari”.
Langkah ketiga adalah menambahkan power word yang bisa diisi dengan kata benda, kata sifat, dan kata kerja. Berikut contohnya:
Langkah selanjutnya adalah judul dibuat lebih unik, misalnya membuat buku tersebut punya kesan eksklusif. Misal ditambahkan kata “Kitab Programmer Pemula”. Sehingga judul menjadi:
Kitab Programmer Pemula: Menyingkap Cara Belajar Bahasa Pemrograman Visual Basic selama 30 Hari
Terakhir dan jika memang diperlukan, misalnya sudah membuat beberapa judul dengan semua teknik di atas. Lalu bingung menentukan pilihan, maka bisa meminta pendapat orang lain khususnya sesama dosen.
Tahap berikutnya adalah melakukan proses penyuntingan, secara sederhana adalah tahap penulisan ulang. Yakni menulis kembali isi artikel ilmiah untuk dituangkan ke dalam naskah buku.
Dalam prosesnya tentu akan ada perubahan besar, terutama dari unsur tata bahasa atau gaya bahasa. Pada artikel ilmiah yang menyasar pembaca dari kalangan akademisi, peneliti, dan ilmuwan.
Maka akan menggunakan lebih banyak kata yang menjadi kalimat tesis, premis, dan hipotesis yang kuat. Jika tetap dipakai ke naskah buku maka akan susah dipahami masyarakat awam yang lebih paham bahasa sederhana.
Maka dalam tahap ini, PR utama bagi dosen adalah mengubah gaya bahasa yang kaku dan terlalu ilmiah menjadi gaya bahasa sederhana. Lebih dominan memakai kosakata yang umum digunakan dalam keseharian agar pembaca tidak bingung dan tersesat.
Langkah kelima dalam cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku adalah punya komitmen untuk menulis. Jumlah bab yang lebih banyak dibanding artikel ilmiah membuat penulisan naskah buk memakan waktu lebih lama.
Supaya naskah tidak berhenti di tengah jalan maka sudah sepatutnya membangun niat dengan komitmen terus menulis. Misalnya menulis seminggu sekali selama 1 jam, atau menulis setiap hari selama 30 menit per hari. Silahkan disesuaikan kondisi.
Artikel Terkait :
Struktur Artikel Ilmiah Lengkap dengan Penjelasannya
Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku di Deepublish, Tertarik?
10 Persiapan Cara Menerbitkan Buku Sendiri [Terupdate 2022]
Jika naskah sudah diselesaikan, maka tahap berikutnya adalah melakukan editing secara mandiri. Artinya, dosen selaku penulis perlu membaca ulang naskah buku hasil konversi dari artikel ilmiah.
Tujuannya adalah memeriksa ada tidaknya kesalahan. Baik dalam bentuk penggunaan kata, penulisan kata, susunan kata dalam kalimat, tanda baca, dan lain sebagainya. Sehingga bisa segera memperbaiki kesalahan minor.
Tahap ini juga bisa diisi dengan proses merapikan naskah, sehingga lebih enak dibaca. Merapikan naskah disini bisa dengan mengatur align atau rata kanan dan kiri, jarak dengan tepi lembar kerja, spasi, jumlah kata di satu kalimat, dan jumlah baris di satu paragraf.
Jika naskah sudah selesai, sudah rapi, dan bebas dari kesalahan minor. Maka tahap terakhir dari cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku adalah memilih penerbit kemudian mengirimkannya.
Dalam memilih penerbit, penting untuk mencari yang sudah menjadi anggota IKAPI sehingga resmi dan buku dijamin memiliki ISBN maupun e-ISBN. Kemudian, pastikan pelayanannya bagus dan fasilitas penerbitannya juga lengkap.
Tidak kalah penting adalah biaya penerbitan yang sesuai dengan anggaran, sehingga tidak ada kendala pada saat menerbitkan naskah tersebut. Setelahnya, silahkan kirimkan naskah sesuai kebijakan penerbit tersebut. Bisa via email, website, atau dengan metode lainnya.
Dari penjelasan di atas, tentunya cara mengubah artikel ilmiah menjadi buku tidak sesusah yang dibayangkan sebelumnya. Pada pengalaman pertama mungkin kikuk, tapi perlahan akan lancar. Sehingga seluruh artikel ilmiah yang disusun bisa dikembangkan menjadi buku.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…