Information

Outline Penelitian: Manfaat, Cara Membuat, Contoh

Sebelum memulai kegiatan penelitian dan menyusun proposal penelitian, peneliti akan menyusun outline penelitian atau kerangka penelitian. Kerangka penelitian akan membantu peneliti menentukan topik yang diteliti, arah penelitian, dan cara melaksanakannya. 

Kerangka penelitian yang sudah disusun bisa menjadi acuan untuk menyusun proposal penelitian. Sehingga, isi proposal lebih jelas, terstruktur, dan mudah dipahami. Hal ini bisa memperbesar peluang proposal yang diajukan disetujui pihak terkait. 

Kerangka dalam penelitian pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan kerangka karya tulis ilmiah. Sebab akan mencantumkan rencana judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, sampai pengaturan jadwal penelitian. Lalu, bagaimana cara membuatnya? Berikut informasinya. 

Apa Itu Outline Penelitian?

Kerangka atau outline penelitian adalah gambaran umum rencana penelitian. Jadi, kerangka penelitian bisa dipahami sebagai kerangka atau rencana sistematis yang merangkum elemen-elemen utama dari sebuah penelitian.

Outline dalam kegiatan penelitian membantu peneliti menentukan topik yang kemudian menyusun rencana kegiatan penelitian tersebut. Mulai dari penentuan populasi dan sampel, metodologi penelitian, tujuan, rumusan masalah, dan detail lainnya. 

Penyusunan outline penelitian masuk ke dalam tahap perencanaan penelitian sehingga dilakukan sebelum menyusun proposal penelitian dan melaksanakan penelitian yang tertuang di dalam proposal tersebut. 

Perbedaan utama antara outline penelitian dengan proposal penelitian adalah pada isi di dalamnya. Outline berisi rencana penelitian yang masih ada perbaikan kedepannya. Sementara itu, proposal berupa hasil pengembangan outline dan dipastikan bisa dilaksanakan jika disetujui. 

Jadi, proposal penelitian ini bisa dikatakan bentuk final setelah revisi beberapa kali dari outline yang dirancang sebelumnya. Menyusun outline membantu menyusun proposal penelitian yang baik dan benar dimana topik penelitian, tujuan, dan aspek lainnya sudah jelas dan realistis. 

Cara Membuat Outline Penelitian

Memahami bahwa outline penelitian adalah susunan rencana kegiatan penelitian yang belum final karena masih perlu ada perbaikan sebelum mulai disusun menjadi proposal penelitian, Anda perlu memahami juga bagaimana membuat outline tersebut. 

Outline dalam kegiatan penelitian perlu disusun sebelum menyusun proposal penelitian. Berikut langkah-langkah membuat outline penelitian: 

1. Menentukan Topik yang Akan Diteliti

Langkah yang pertama dalam menyusun outline untuk penelitian adalah menentukan topik penelitian terlebih dahulu. Topik ini pada dasarnya adalah menentukan apa yang akan diteliti. 

Dalam menentukan topik penelitian, setidaknya ada tiga aspek yang harus terpenuhi dan dijadikan bahan pertimbangan. Pertama, topik tersebut relevan dengan bidang keilmuan yang ditekuni. Misalnya, Anda mahasiswa akuntansi maka topik di bidang ilmu akuntansi. 

Kedua, topik tersebut merupakan apa yang Anda minati. Dimana Anda tertarik dengan topik tersebut sehingga memunculkan motivasi untuk mempelajari dan menelitinya dengan baik dan benar. 

Ketiga, topik tersebut memiliki referensi yang cukup. Artinya, topik yang relevan dengan bidang keilmuan dan menarik minat. Jika tidak ditunjang ketersediaan referensi, maka belum tepat dijadikan topik penelitian. 

Menemukan topik penelitian bisa dari pengamatan lingkungan sekitar, hasil obrolan dan diskusi dengan orang sekitar, hasil konsultasi dengan dosen pembimbing, akses informasi di media daring termasuk isu hangat di media sosial, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

2. Merumuskan Judul Penelitian Sementara

Langkah kedua dalam membuat outline penelitian adalah merumuskan atau menyusun judul sementara. Disebut sementara, karena judul di dalam outline ini bisa berubah ketika sudah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing atau pihak terkait. Sekaligus dipastikan topik penelitian sudah tepat. 

Dalam menyusun judul penelitian sementara perlu memastikan memenuhi tiga hal. Yakni spesifik, jelas, dan menggambarkan ruang lingkup penelitian. Spesifik, artinya judul fokus pada satu topik di bidang keilmuan yang ditekuni. 

Jelas, artinya judul tersebut punya makna dan bisa dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Menggambarkan ruang lingkup, artinya dalam judul menjelaskan penelitian dilakukan dimana. 

Sehingga ada penyebutan lokasi dimana penelitian dilakukan. Misalnya, penelitian dilakukan di SMA N 1 Demak, maka nama sekolah ini tercantum di dalam judul penelitian sementara yang dirumuskan. 

Artikel terkait:

3. Menyusun Struktur Dasar Outline Penelitian

Tahap atau langkah yang ketiga dalam menyusun outline penelitian adalah menyusun struktur dasar dari outline secara umum. Secara umum, struktur dari outline dalam penelitian mencakup 10 unsur dan 11 unsur pada penelitian kuantitatif. Berikut detailnya: 

  • Judul Penelitian
  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Kerangka Teoritis / Pemikiran
  • Hipotesis (jika kuantitatif)
  • Metode Penelitian
  • Jadwal Penelitian
  • Daftar Pustaka Sementara

Jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, maka tentunya tidak ada hipotesis. Maka ada 10 unsur di dalam struktur outline yang akan disusun. Begitu juga sebaliknya, sehingga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peneliti. 

Jika Anda mahasiswa, dan pihak perguruan tinggi menerbitkan buku panduan penyusunan outline dalam penelitian. Kemudian ada bagian yang menjelaskan struktur dasarnya. Maka wajib mengikuti ketentuan di dalam buku panduan tersebut. Dimana bisa jadi sama atau berbeda dengan struktur umum di atas. 

4. Mengisi Setiap Poin Struktur Dasar Secara Singkat

Langkah yang keempat dalam menyusun atau membuat outline penelitian adalah mengisi setiap poin di dalam struktur dasar yang dibuat di tahap sebelumnya. Isi ini bisa dibuat singkat dan sederhana, sebab sifatnya sementara. 

Kunci utamanya adalah Anda sudah memiliki rencana penelitian yang jelas. Dimana sudah tahu apa yang akan diteliti, bagaimana melaksanakan penelitian tersebut, dan kemana arah penelitian yang akan diajukan tersebut. 

Berikut adalah contoh struktur umum outline dari penelitian yang setiap poinnya sudah diberi penjelasan singkat: 

  • Judul: Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa
  • Latar Belakang: Maraknya penggunaan media sosial; dugaan mengganggu fokus belajar.
  • Rumusan Masalah: Apakah media sosial berdampak pada konsentrasi belajar mahasiswa?
  • Tujuan: Mengetahui pengaruh media sosial terhadap konsentrasi belajar.
  • Manfaat: Memberi wawasan untuk mahasiswa dan dosen.
  • Tinjauan Pustaka: Teori konsentrasi belajar, perilaku media sosial, penelitian terkait.
  • Metode: Kuantitatif, survei 100 mahasiswa, analisis regresi sederhana.
  • Jadwal: Juni – Agustus 2025.
  • Daftar Pustaka: Beberapa buku dan jurnal awal.

Outline hanya berisi poin-poin penting yang menjelaskan apa yang akan diteliti, bagaimana penerapannya di lapangan, dan arah penelitian akan kemana. Sementara untuk penjelasan rinci akan dijabarkan ketika menyusun proposal penelitian. 

Jadi, prinsipnya sama persis ketika hendak menyusun outline buku. Penulis akan menyusun daftar berisi poin-poin setiap bab dari naskah buku yang akan ditulis. Namun, detail penjelasan akan dijabarkan ketika penulisan naskah mulai dilakukan. 

5. Memeriksa Outline dan Melakukan Penyesuaian

Langkah berikutnya dan merupakan tahap akhir dari penyusunan outline penelitian adalah memeriksa outline tersebut. Jika dirasa ada kekeliruan, ada kesulitan memahami unsur yang dijelaskan, dan sebagainya. Maka bisa diperbaiki. 

Dalam perkembangannya, outline yang disusun akan mengalami penyesuaian. Misalnya, pada rencana awal metode penelitian adalah dengan membagikan kuesioner kepada 100 mahasiswa sebagai responden. 

Namun, ketika melakukan penjajakan dan riset, ternyata tidak semudah itu mendapat 100 mahasiswa. Maka dilakukan penyesuaian menjadi 50 mahasiswa atau justru sebaliknya jika dirasa kuantitas responden menentukan kualitas data. 

Jika Anda mahasiswa, biasanya outline ini perlu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Tujuannya agar rencana penelitian sudah tepat dan jelas. Hal ini akan memudahkan penyusunan proposal yang baik, sehingga peluang disetujui dosen pembimbing dan pihak terkait lebih tinggi. 

Manfaat Menyusun Outline Penelitian

Menyusun outline penelitian memang tidak wajib. Sebab ada banyak peneliti yang langsung menyusun proposal penelitian. Namun, dengan adanya kerangka penelitian justru akan mendapat banyak keuntungan. 

Sebab memang kerangka penelitian memiliki banyak manfaat bagi seorang peneliti. Diantaranya adalah: 

1. Membantu Menjelaskan Ide Penelitian

Manfaat yang pertama dari membuat outline kegiatan penelitian adalah membantu menjelaskan ide abstrak menjadi ide yang realistis. Ide penelitian mungkin sudah ada di kepala, akan tetapi sulit menjelaskannya. 

Maka dibantu lewat penyusunan outline agar ide abstrak tersebut bisa menjadi tulisan yang bisa dipahami. Sehingga memudahkan menjelaskan ide penelitian tersebut dan merealisasikannya. 

2. Memudahkan Penyusunan Proposal Penelitian

Outline kegiatan penelitian bisa membantu menyusun proposal penelitian. Sebab unsur atau bagian dari outline ini juga menjadi isi dari proposal penelitian. Misalnya sama-sama ada unsur judul, latar belakang masalah, tujuan, dan sebagainya. Jika outline sudah disusun, maka pembuatan proposal menjadi lebih cepat dan mudah. 

3. Memudahkan Pelaksanaan Penelitian

Manfaat yang ketiga dari outline penelitian adalah memudahkan pelaksanaan penelitian. Sebab outline ini membantu peneliti memahami apa yang diteliti, bagaimana memulai penelitian tersebut, hasil yang diharapkan, dan sebagainya. Sehingga outline bisa menjadi acuan dari pelaksanaan penelitian di lapangan. 

4. Mendukung Diskusi dengan Dosen Pembimbing

Jika Anda mahasiswa, membuat outline kegiatan penelitian mendukung diskusi dengan dosen pembimbing. Anda bisa menjelaskan ide penelitian dengan baik, jelas, dan terstruktur. Sehingga mudah dipahami oleh dosen pembimbing, kemudian bisa disarankan untuk dilanjutkan menjadi proposal penelitian atau ada perbaikan. 

5. Membantu Menjaga Tetap Fokus pada Topik Penelitian

Manfaat berikutnya dari outline kegiatan penelitian adalah menjaga fokus dalam melaksanakan penelitian. Sebab di dalam outline menjelaskan secara rinci mengenai topik yang diteliti dan batasan masalahnya. Sehingga penelitian tidak akan melenceng atau melebar ke topik lain. 

Contoh Outline Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Membantu menyusun outline penelitian sendiri, maka berikut beberapa contoh outline baik untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif: 

Contoh Outline Penelitian Kuantitatif

Judul Penelitian: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 X”

  1. Latar Belakang Masalah
    • Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMP.
    • Metode ceramah masih dominan, kurang interaktif.
    • Perlunya penerapan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif berpikir dan berdiskusi.
    • Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu model kooperatif yang menjanjikan peningkatan pemahaman.
  2. Rumusan Masalah
    • Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII?
  3. Tujuan Penelitian
    • Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP.
  4. Manfaat Penelitian
    • Secara teoritis: Menambah referensi tentang efektivitas model TPS dalam pembelajaran matematika.
    • Secara praktis: Menjadi masukan bagi guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
  5. Tinjauan Pustaka
    • Teori belajar kognitif dan konstruktivistik
    • Model pembelajaran kooperatif dan TPS
    • Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
    • Penelitian terdahulu yang relevan (misalnya: eksperimen penggunaan model TPS di sekolah lain).
  6. Kerangka Teoritis
    • Penjelasan tentang hubungan antara strategi TPS dan hasil belajar.
    • Disajikan dengan model konseptual (diagram panah: variabel bebas → variabel terikat).
  7. Hipotesis Penelitian
    • H₀ (nol): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model TPS terhadap hasil belajar matematika siswa.
    • H₁ (alternatif): Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model TPS terhadap hasil belajar matematika siswa.
  8. Metode Penelitian
    • Pendekatan: Kuantitatif
    • Jenis penelitian: Eksperimen semu (quasi experiment)
    • Populasi: Seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 X
    • Sampel: Dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang dipilih secara purposive
    • Teknik pengumpulan data: Tes hasil belajar (pretest dan post-test)
    • Teknik analisis data: Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t (independent sample t-test)
  9. Jadwal Penelitian
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Penyusunan proposalJuni 2025
Pengumpulan data (eksperimen)Juli 2025
Analisis data & penulisanAgustus – September 2025
Revisi & finalisasi laporanOktober 2025
  1. Daftar Pustaka (Sementara)
    • Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.
    • Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
    • Trianto. (2010). Model Pembelajaran Inovatif-Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Contoh Outline Penelitian Kualitatif

Judul Penelitian: “Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa Sekolah Menengah”

  1. Latar Belakang Masalah
    • Uraian tentang pentingnya keterampilan kolaborasi di abad 21.
    • Masalah rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran konvensional.
    • Pentingnya pendekatan berbasis proyek dalam pembelajaran aktif.
    • Alasan pemilihan lokasi/sekolah sebagai objek penelitian.
  2. Rumusan Masalah
    • Bagaimana implementasi strategi pembelajaran berbasis proyek di kelas?
    • Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan strategi tersebut?
    • Bagaimana dampak pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan kolaborasi siswa?
  3. Tujuan Penelitian
    • Mendeskripsikan proses implementasi strategi pembelajaran berbasis proyek.
    • Mengidentifikasi kendala dalam penerapan strategi tersebut.
    • Menganalisis dampak pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan kolaborasi siswa.
  4. Manfaat Penelitian
    • Manfaat teoritis: Menambah wawasan tentang efektivitas metode pembelajaran berbasis proyek.
    • Manfaat praktis: Memberikan rekomendasi bagi guru dan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran aktif.
  5. Tinjauan Pustaka
    • Teori pembelajaran konstruktivistik
    • Strategi pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning)
    • Keterampilan kolaborasi dalam konteks pendidikan
    • Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan
  6. Kerangka Pemikiran
    • Model hubungan antara strategi pembelajaran → aktivitas belajar → pengembangan keterampilan kolaborasi.
    • Disajikan dalam bentuk narasi dan skema diagram alur pemikiran.
  7. Metode Penelitian
    • Jenis dan pendekatan: Kualitatif deskriptif
    • Subjek penelitian: Guru dan siswa kelas X di SMA Negeri X
    • Lokasi penelitian: SMA Negeri X, Kota Y
    • Teknik pengumpulan data:
      • Observasi kelas
      • Wawancara dengan guru dan siswa
      • Dokumentasi (RPP, tugas proyek, hasil kerja kelompok)
    • Teknik analisis data:
      • Reduksi data
      • Penyajian data
      • Penarikan kesimpulan (model Miles & Huberman)
  1. Jadwal Penelitian
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Penyusunan proposalJuni 2025
Pengumpulan data lapanganJuli – Agustus 2025
Analisis data & penulisanSeptember – Oktober 2025
Revisi & finalisasiNovember 2025
  1. Daftar Pustaka (Sementara)
  • Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  • Thomas Markham. (2011). Project Based Learning: Design and Practice.
  • Kemendikbud. (2020). Panduan Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Menengah.

Jika memungkinkan, Anda juga bisa meminta contoh outline penelitian dari kakak tingkat maupun dosen pembimbing. Sehingga mendapat gambaran lebih jelas. Sebab umumnya menyusun outline menjadi lebih mudah saat melihat contoh konkretnya langsung. Namun, usahakan tidak copy paste agar rencana penelitian tepat dan  realistis.

Dapatkan informasi secara komprehensif tentang penelitian selengkapnya:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Aplikasi Mentimeter dan Manfaatnya dalam Kegiatan Pembelajaran

Mendukung penerapan metode pembelajaran interaktif dan bisa dijalankan jarak jauh, menggunakan platform Mentimeter bisa dipertimbangkan.…

21 jam ago

Kegagalan Penelitian, Penyebab dan Cara Menyikapinya

Tidak banyak yang tahu, risiko terjadinya kegagalan penelitian adalah sesuatu yang mungkin terjadi, baik itu…

22 jam ago

Penerbit Deepublish Umumkan Saluran WhatsApp Resmi

Penerbit Deepublish secara resmi mengumumkan peluncuran Saluran WhatsApp (WhatsApp Channel). WhatsApp Channel Penerbit Deepublish menjadi…

2 hari ago

Menjawab Tantangan Zaman, Deepublish Adakan Webinar tentang Inovasi Perpustakaan

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memang akan terus terjadi dan semakin pesat dari waktu ke…

3 hari ago

Strategi Praktis Menulis Buku Hasil Penelitian: Penerbit Deepublish Hadirkan Prof. Sugiyono dalam Webinar Eksklusif

Yogyakarta, 30 April 2025 — Menulis buku hasil penelitian merupakan salah satu bentuk kontribusi dosen…

3 hari ago

Produktif Menulis Buku Ajar dan Referensi: Deepublish Gelar Webinar Bersama Prof. Sugiyono

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang penelitian serta pendidikan dan…

3 hari ago