Dalam proses menyusun paragraf, penulis perlu menentukan dulu tujuan penyusunan paragraf tersebut sehingga bisa memilih jenis paragraf yang sesuai. Salah satu jenis paragraf adalah paragraf argumentasi.
Jenis ini membantu penulis menjelaskan suatu suatu pendapat atau pandangan yang bisa dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang menjadi dasar dari pendapat tersebut. Lalu, apa sebenarnya paragraf atau teks argumentasi?
Dikutip dari kompas.com, dalam buku berjudul Konsep Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (2023) oleh Fitri Puji Rahmawati, dkk. Menjelaskan bahwa Damayanti (2014) mendefinisikan paragraf argumentasi sebagai paragraf yang di dalamnya terdapat argumentasi atau pendapat yang didasarkan pada fakta yang kebenarannya telah terbukti.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumen adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sehingga paragraf jenis argumentasi adalah paragraf yang berisi argumen.
Dalam paragraf tersebut, penulis akan menjelaskan pendapatnya mengenai suatu topik agar bisa dibaca, dipahami, dan bahkan diikuti oleh pembaca. Sebagaimana pendapat pada umumnya, tentu isi paragraf ini subjektif sesuai dengan cara pandang dan pemahaman penulis.
Namun, dalam paragraf jenis ini seorang penulis diharapkan tidak hanya menyatakan pendapatnya. Melainkan juga menjelaskan dasar atau alasan yang membuat pendapat tersebut terbentuk.
Dalam meyakinkan pembaca bahwa pendapatnya adalah yang benar dan paling bijak, penulis akan mencantumkan sejumlah fakta, hasil penelitian, laporan kredibel, dan sebagainya. Sehingga pendapat yang disampaikan memiliki dasar yang kuat dan diyakini sebagai pendapat yang benar oleh pembaca.
Ternyata, paragraf memiliki jenis yang beragam, Inilah 6 Jenis Paragraf yang Wajib Diketahui
Paragraf argumentasi disusun untuk menjelaskan pandangan atau pendapat penulis mengenai suatu hal. Seringnya, penulis ingin agar pendapat ini diamini dan dipahami sebagai pendapat yang tepat oleh para pembaca.
Sehingga penulis akan menyampaikan beberapa hal yang menjadi dasar pendapat tersebut. Tujuannya agar pendapat ini dipandang bukan pepesan kosong, melainkan suatu pendapat yang memiliki dasar kuat, logis, dan paling tepat untuk diyakini kebenarannya.
Kondisi ini membuat paragraf argumentatif memiliki beberapa ciri yang membedakanannya dengan paragraf jenis lain. Dikutip melalui kumparan.com, berikut adalah ciri-ciri umum tersebut:
Ciri-ciri yang pertama dari paragraf argumentatif adalah terdapat suatu fakta yang menjadi dasar dari munculnya pendapat penulis. Kemudian juga yang menjadi data bahwa pendapat yang dimiliki memiliki dasar yang jelas dan kuat.
Umumnya fakta ini bisa dalam bentuk grafik, tabel, laporan statistik, hasil sebuah penelitian, hal yang dikemukakan dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya. Sehingga menunjukan sesuatu yang tidak bisa ditampik karena berupa fakta yang jelas.
Ciri-ciri yang kedua adalah berisi gagasan yang membujuk. Penulis akan menyampaikan ide atau gagasan disertai dengan fakta atau data. Sehingga gagasan tersebut memiliki dasar yang jelas dan diakui kebenarannya oleh semua pihak.
Dalam proses menjelaskan gagasan tersebut, pada dasarnya penulis akan membuktikan gagasannya memang benar. Sehingga ada kesan ingin membujuk pembaca meyakini kebenaran gagasan tersebut.
Suatu pendapat bisa bersifat objektif maupun subjektif. Dalam menyusun paragraf argumentasi, penulis diwajibkan memakai sifat objektif. Artinya, subjektif dalam berpendapat sah saja dilakukan.
Namun tanpa dasar yang kuat dan hanya asumsi, maka pendapat tersebut bukan pendapat terbaik. Maka dalam paragraf akan disampaikan sejumlah alasan yang mendasari pendapat tersebut. Alasan ini berupa data valid dan fakta di lapangan.
Apakah Anda pernah kesulitan menyusun kalimat dalam paragraf? Jangan lewatkan pembahasan berikut:
Ciri-ciri yang keempat dari paragraf argumentatif adalah sumber dari ide atau gagasan yang disampaikan sangat khas. Yakni bisa dari pengalaman pribadi penulis, hasil observasi mandiri, maupun hasil penelitian penulis.
Jadi, suatu gagasan tidak muncul begitu saja. Melainkan dari sesuatu yang memang dailami sendiri oleh penulis. Sehingga penulis paham betul apa yang menjadi dasar dari ide tersebut dan bisa menjelaskan maupun membuktikannya.
Ciri-ciri yang kelima dari paragraf argumentasi adalah pendapat yang disampaikan selalu dijelaskan dengan merumuskan masalah. Sehingga terkesan sedang menyusun karya tulis ilmiah meskipun ada unsur subjektif (pendapat) di dalamnya.
Artinya, menjelaskan suatu fenomena, kemudian menjelaskan beberapa data dan fakta, baru kemudian menjelaskan pendapat yang ditarik secara mandiri berdasarkan pemikiran pribadi atas data-data tersebut.
Sehingga pendapatnya kemudian ditarik kesimpulan sebagai pendapat seperti apa dan mengapa perlu diyakini kebenarannya. Pola seperti ini akan membuat suatu pendapat bukan sekedar asumsi pribadi, melainkan sebuah pendapat dengan dasar yang kuat.
Ciri yang terakhir adalah terdapat kalimat penutup sebagai kesimpulan yang bersifat umum. Artinya, dalam bagian penutup tersebut penulis akan menarik kesimpulan dari dasar pendapat yang dimiliki dan bersikap netral.
Selain itu, penarikan kesimpulan diharapkan bisa berlaku secara umum atau general. Sehingga mudah diterima dan membebaskan pembaca untuk mengikuti pendapat yang disampaikan atau memiliki pendapat sendiri dengan dasar yang kuat tersendiri juga.
Sama seperti jenis paragraf lainnya, paragraf argumentasi juga memiliki beberapa jenis. Seperti dikutip melalui laman bola.com, dijelaskan setidaknya ada 4 jenis paragraf argumentatif yang memiliki pola dan ciri khas tertentu. Berikut penjelasannya:
Jenis yang pertama adalah paragraf argumentatif rincian yang artinya merupakan paragraf yang berisi pendapat dan alasan penulis yang disertai beberapa perincian. Sehingga ada beberapa hal yang disusun rinci dan berurutan.
Misalnya, saat seorang penulis ingin menjelaskan tokoh A memiliki sikap seorang pahlawan. Maka akan menyebutkan secara rinci seluruh sikap seorang pahlawan. Sehingga ada beberapa perincian yang dipisahkan tanda koma (,).
Jenis yang kedua adalah paragraf argumentatif contoh, yaitu paragraf yang berisi pendapat dan alasan penulis yang disertai beberapa contoh sebagai bukti bahwa pendapat penulis benar dan tidak dapat disangkal lagi oleh pembaca atau pihak manapun.
Contoh disini haruslah sebuah fakta, sebuah kejadian atau peristiwa yang memang pernah terjadi. Sehingga selaras dengan pendapat yang disampaikan ke pembaca dan menjadi bukti bahwa pendapat tersebut adalah benar karena benar-benar terjadi.
Jenis ketiga adalah paragraf argumentatif sebab akibat, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.
Sehingga pola yang terbentuk adalah menjelaskan suatu sebab dan diakhiri dengan akibat. Suatu pendapat bisa terbentuk dengan pola ini, karena suatu pendapat terbentuk pasti ada penyebabnya. Penyebab ini yang disampaikan ke pembaca.
Jenis terakhir adalah paragraf argumentatif akibat sebab yang berkebalikan dengan jenis sebelumnya. Sebab disini penulis akan menyampaikan suatu akibat baru disusul dengan penyebabnya.
Jika suatu hal menyebabkan beberapa atau banyak akibat (dampak). Maka menggunakan pola ini dalam mengembangkan paragraf sangat disarankan. Sehingga bisa menjelaskan secara rinci di awal dan menggugah minat baca karena penasaran dengan apa yang menjadi penyebabnya.
Artikel terkait jenis paragraf :
Membantu lebih memahami lagi apa itu paragraf argumentasi, bagaimana menyusunnya, dan kapan perlu disusun. Maka berikut beberapa contoh seperti dikutip dari berbagai sumber yang bisa dijadikan bahan referensi:
Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi, sebaiknya lulusan SMP memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Namun, tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang makin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih tertinggal dengan pendidikan dari negara-negara lain di dunia. Bahkan, Indonesia masih keok dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, dalam bidang pendidikan.
Hal ini dapat disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang memperoleh pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Sementara di Indonesia, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan saja masih jauh tertinggal dengan negara lain, apalagi di tempat-tempat tertinggal seperti NTB, NTT, Papua, dan masih banyak lagi tempat lainnya.
Ketertinggalan pendidikan di tempat-tempat tersebut disebabkan karena tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Pemerintah cuma membangun fasilitas pendidikan di tempat perkotaan, terkhusus di Pulau Jawa.
Tak cuma itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di tempat tersebut ikut serta menjadi penyebab semakin jauhnya jalan masuk pendidikan yang ada di tempat. Jadi, pendidikan di Indonesia justru makin tidak merata serta cenderung tertinggal sehingga belum sanggup bersaing dengan negara lain yang ada di dunia.
Udara di kota-kota industri sangat kotor dengan banyaknya asap hitam hasil pembakaran di pabrik-pabrik. Udara makin panas sehingga menyebabkan berbagai dampak lingkungan hidup. Es di kutub selatan dan di Greenland mulai mencair. Itulah berbagai akibat yang terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak bumi.
Saat menyusun paragraf, perhatikan syarat dan cara mengembangkannya:
Melalui penjelasan di atas, Anda tentu semakin paham apa itu paragraf argumentasi dan bagaimana menyusunnya. Paragraf jenis ini bisa disebut sebagai paragraf yang bersifat ilmiah, karena suatu pendapat wajib disampaikan dengan dasar yang jelas dan kuat.
Inilah alasan kenapa paragraf jenis ini lebih sering disusun oleh para pakar atau ahli di bidangnya. Namun, sah saja menyampaikan pendapat yang dimiliki meskipun bukan pakar. Selama dasarnya jelas dan bisa disampaikan dengan baik.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman dalam menyusun paragraf argumentasi. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…