Daftar Isi
Dalam proses menyusun paragraf, seorang penulis perlu menentukan jenis paragraf tersebut. Salah satu jenis paragraf yang dimaksud adalah paragraf deskripsi atau deskriptif, yang menjadi jenis paling sering digunakan.
Jika membaca artikel di media massa, baik online maupun offline, sampai membaca buku, novel, dan karya tulis lainnya. Maka dengan mudah akan menemukan paragraf jenis ini. Sebab memang paling sering digunakan dan bisa untuk mengembangkan berbagai topik.
Dikutip melalui kumparan.com, kata deskripsi berasal dari bahasa Latin. Yakni dari kata “describe” yang artinya “menulis tentang sesuatu atau menggambarkan sesuatu hal”. Sementara dalam bahasa Inggris dari kata “description” yang artinya “melukis dengan bahasa”.
Dalam buku berjudul Konsep Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar karya Dr. Fitri Puji Rahmawati, M.Hum., M.Pd. (2023). Dijelaskan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan tentang suatu objek atau suatu keadaan yang diterangjelaskan dengan melibatkan indra.
Secara sederhana, paragraf jenis deskripsi adalah paragraf yang isinya menjelaskan dan menggambarkan suatu objek. Objek disini bisa beragam, mulai dari menggambarkan karakter fisik maupun kepribadian seseorang. Menggambarkan benda, hewan, gedung, dan sebagainya.
Jika menjumpai paragraf yang isinya menggambarkan secara rinci suatu hal, maka akan masuk dalam kategori paragraf ini. Sebagai paragraf yang menjelaskan dan menggambarkan maka sering menggunakan kata sifat.
Ternyata, paragraf memiliki jenis yang beragam, Inilah 6 Jenis Paragraf yang Wajib Diketahui
Dikutip dari buku berjudul Bahasa Indonesia SMA Kelas X oleh Sri Sutami, S.Pd. (2008), dijelaskan bahwa paragraf deskripsi memiliki sejumlah ciri yang membuatnya khas. Ciri ini pula yang membedakannya dengan paragraf jenis lain. Ciri-ciri tersebut antara lain:
Ciri yang pertama adalah sesuai dengan definisi dari paragraf deskriptif, yakni isinya menggambarkan suatu benda maupun peristiwa. Sehingga penulis akan memberi gambaran mengenai bentuk fisik dari benda tersebut.
Misalnya saat menggambarkan sebuah laptop. Maka penulis bisa menjelaskan materialnya, warna casing, desain keyboard, dimensi atau ukurannya, dan lain sebagainya. Sehingga pembaca bisa menggambarkan sendiri bentuk fisik laptop tersebut tanpa perlu melihatnya langsung.
Ciri-ciri yang kedua adalah menggambarkan suasana. Penggunaan kata sifat di dalam paragraf deskriptif membantu menggugah panca indera para pembaca. Sehingga sering sekali membuat pembaca merasakan suasana yang digambarkan penulis.
Misalnya, saat penulis menggambarkan bagaimana suasana suatu desa pasca bencana alam tanah longsor. Maka pembaca bisa merasakan langsung kepanikan warga desa tersebut tanpa harus datang ke lokasinya langsung.
Ciri-ciri yang ketiga dari paragraf deskripsi adalah kebutuhan penulis untuk melakukan observasi atau pengamatan. Intinya, seorang penulis baru bisa menggambarkan secara rinci objek dalam karyanya, jika sudah melihatnya langsung.
Disinilah keunikan paragraf jenis ini, karena tidak bisa diwakilkan oleh hasil pengamatan orang lain. Maka penulis wajib melihat langsung suasana, lokasi, benda yang akan diceritakan, dan sebagainya. Tujuannya agar memberi gambaran jelas dan mudah dipahami pembaca.
Ciri-ciri yang terakhir adalah kebutuhan penulis untuk mendapatkan data dan fakta. Terutama untuk penulisan karya tulis ilmiah, sehingga seluruh hal yang digambarkan wajib sesuai dengan kondisi aktual di lapangan.
Begitu juga saat menyusun artikel berita, maka isinya tidak boleh subjektif alias opini. Melainkan murni data dan fakta yang didapatkan penulis langsung dari lapangan maupun sumber lain yang kredibel. Tujuannya untuk memastikan penggambaran tersebut valid dan memberi informasi kepada pembaca.
Apakah Anda pernah kesulitan menyusun kalimat dalam paragraf? Jangan lewatkan pembahasan berikut:
Paragraf deskripsi kemudian memiliki beberapa jenis. Jenis ini disesuaikan dengan objek yang digambarkan di dalam paragraf. Sebab tidak hanya berupa benda tak hidup seperti barang, gedung, jalan, dan sebagainya.
Paragraf jenis deskripsi ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan makhluk hidup, termasuk manusia secara rinci. Menurut Tukan (2007), jenis paragraf ini adalah sebagai berikut:
Jenis yang pertama adalah deskripsi imajinatif, yaitu paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Sehingga disini penulis akan menjelaskan mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi.
Peristiwa ini tentu saja adalah peristiwa yang dilihat atau dialami langsung oleh penulis. Namun, untuk beberapa kondisi, penulis bisa melakukan wawancara mendalam dengan seseorang yang ada di lokasi saat peristiwa berlangsung.
Tujuannya agar penulis bisa menjelaskan peristiwa tersebut secara rinci dan sesuai dengan aktual yang terjadi di lapangan. Hal ini akan membantu pembaca memahami dan merasakan sendiri bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
Jenis yang kedua adalah paragraf deskripsi faktual, yaitu paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaan sebenarnya.
Pada jenis ini, penulis akan memberikan gambaran mengenai suatu hal dan hal disini bisa gambaran mengenai seseorang. Misalnya menjelaskan karakter fisiknya, karakter sifatnya, dan sebagainya.
Artikel terkait jenis paragraf :
Bicara mengenai jenis-jenis paragraf deskripsi, juga akan ikut membahas mengenai pola pengembangannya. Secara umum ada tiga pola pengembangan untuk paragraf jenis ini, yaitu:
Pola pengembangan yang pertama adalah deskripsi subjektif. Yaitu pola pengembangan yang menjelaskan gambaran subjektif sesuai dengan apa yang dipahami, dilihat, dan dialami oleh penulis mengenai suatu objek.
Sehingga pada pola pengembangan ini akan sangat bergantung pada pengetahuan dan wawasan penulis pada objek tersebut. Isinya kemudian menjadi subjektif. Misalnya saat mengatakan pemandangan di Pulau Bali indah, maka belum tentu orang lain merasa pemandangannya indah karena sangat subjektif.
Pola pengembangan yang kedua adalah paragraf deskripsi spatial. Pola pengembangan ini adalah pola penggambaran suatu objek yang hanya berupa benda atau sesuatu yang tidak bernyawa.
Misalnya penulis menggambarkan suatu tempat, suatu benda, suatu ruangan, suatu bangunan, dan sebagainya. Sehingga hanya fokus pada objek-objek yang tidak bernyawa untuk dijelaskan kepada pembaca.
Pola pengembangan yang terakhir adalah pola deskripsi objektif, yaitu teks deskripsi dengan penggambaran objek sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya sehingga pembaca bisa membayangkan keadaan tanpa adanya tambahan opini penulis.
Seluruh informasi yang disampaikan penulis akan sesuai dengan kondisi aktual di lapangan dan sesuai dengan hasil pengamatan. Jika ada data selain observasi, misalnya hasil wawancara, maka akan disampaikan apa adanya tanpa perlu memberi penilaian atau opini.
Paragraf deskripsi bisa digunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah maupun non ilmiah. Sifatnya yang mampu memberi gambaran mengenai suatu objek, membuatnya bisa digunakan untuk pengembangan paragraf dengan topik apapun.
Lalu, bagaimana cara menyusun paragraf jenis ini dengan baik dan benar? Menurut Sutarni dan Sukardi (2008) ada 6 tahapan untuk menyusun paragraf jenis deskripsi. Berikut penjelasannya:
Tahap yang pertama adalah menentukan topik. Hal ini menjadi tahapan yang juga dilakukan penulis saat mengembangkan paragraf jenis lainnya. Topik sendiri bisa disebut sebagai objek yang akan digambarkan dalam paragraf deskriptif.
Memahami bahkan objek sendiri sangat banyak, maka perlu ditentukan objek mana yang akan dijadikan topik utama. Dalam menentukan pilihan tentu akan memperhatikan beberapa hal. Seperti kebutuhan akan topik tersebut untuk dibahas sampai ketersediaan data.
Tahap kedua adalah penulis melakukan observasi pada objek. Seperti penjelasan sebelumnya, ciri khas dari paragraf deskripsi adalah kebutuhan penulis melakukan observasi. Sehingga tahu betul objek tersebut dan bisa menggambarkannya dengan detail.
Tahap yang ketiga setelah melakukan observasi atau pengamatan adalah mengumpulkan data dan juga fakta. Artinya, penulis perlu mengumpulkan informasi mengenai objek yang akan digambarkan dalam paragraf.
Data dan fakta ini bisa sejalan dengan hasil observasi. Kemudian disusul dengan data tambahan dari sumber lain. Misalnya membaca artikel di koran, wawancara, dan sebagainya.
Tahap yang keempat adalah menentukan pola pengembangan paragraf deskripsi. Seperti yang sudah dijelaskan, setidaknya ada 3 pilihan pola pengembangan. Setiap penulis bebas memilih pola yang mana untuk disediakan dengan kondisi dan kebutuhan.
Tahap yang kelima adalah mulai menyusun kerangka paragraf. Pada beberapa penulis, memulai proses menulis dengan membuat kerangka paragraf menjadi kebutuhan.
Sebab bisa menjadi peta jalan dan menunjukan pada penulis harus membahas apa saja. Sehingga tinggal fokus mencari data dan kemudian bisa memberi gambaran objek dengan terstruktur agar mudah dipahami.
Tahap akhir dalam pembuatan atau penyusunan paragraf deskriptif adalah mengembangkan kerangka paragraf yang disusun di tahap sebelumnya. Dalam proses ini, penulis tinggal fokus menulis dan mengembangkan topik sesuai data yang berhasil dihimpun.
Saat menyusun paragraf, perhatikan syarat dan cara mengembangkannya:
Memberi lebih banyak gambaran mengenai apa itu paragraf deskripsi, maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari:
Pemandangan pantai Mojopahit-Mojokerto sangat mempesona di sebelah kiri terlihat tebing yang amat sangat tinggi dan di sebelah akan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat.
Banyak wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Mojopahit ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Mojopahit ini kalian bisa bermain pari dan merasakan hembusan segar angin laut.
Kita juga dapat naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Di sore hari kita dapat melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah masuk ke dalam hamparan air laut.
Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat.
Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan
Melalui penjelasan tersebut, maka Anda tentu semakin memahami apa itu paragraf deskripsi dan kapan paragraf ini perlu dipilih. Menguasai lebih banyak jenis paragraf membantu mengembangkan topik dengan teknik yang tepat sehingga enak dibaca dan mudah dipahami.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…