Daftar Isi
Beberapa orang yang masih asing dengan diksi pasti bingung, apa sih pengertian diksi itu? Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Tapi, diksi tidak hanya terbatas pada pemilihan kata saja, melainkan juga untuk mengungkapkan gagasan atau menceritakan peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Hal inilah yang akan membantu lawan bicara atau pembaca Anda lebih mudah memahami pesan yang disampaikan. Pemilihan diksi pun sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti puisi, novel, laporan dan lainnya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan. Sehingga, penulis akan mendapatkan efek tertentu yang diharapkan ketika orang membaca karyanya. Dalam kata lain, diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan suatu gagasan agar mendapatkan hasil tertentu.
Karena itu, pemilihan diksi harus tepat dan lazim. Pemilih diksi yang tidak tepat bisa menyebabkan perbedaan makna dan pesan penulis tidak akan tersampaikan.
Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak. Aspek kata di dalam diksi meliputi denotasi, konotasi, morfologi, semantik, dan etimologi.
Penyair biasanya menggunakan diksi untuk memperoleh makna puitis tertentu. Penggunaan diksi dalam hal ini bertujuan untuk mendapatkan makna yang tepat. Sebab, pemilihan diksi yang tepat akan mendorong munculnya imajinasi yang estetik dan puitik.
Penerapan diksi yang paling dasar adalah pengungkapan gagasan penulis. Selain itu, penggunaan diksi juga bisa diterapkan ketika berbicara di depan publik maupun bergaram karya tulis.
Sedangkan, ketepatan dalam pemilihan diksi lebih dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif.
Baca Juga:
Mau menulis buku ajar tapi takut salah? Jadikan panduan ini pedoman dan Anda bisa mulai menulis buku ajar sekarang dengan benar!
EBOOK GRATIS! : Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Pengertian Diksi Menurut Para Ahli
Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian diksi dalam sebuah tulisan atau lainnya. antara lain:
1. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf, diksi terbagi menjadi dua, yakni pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, pengungkapan yang tepat dan gaya penyampaian kata yang lebih baik dan sesuai situasi.
Pengertian diksi juga merupakan sebuah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang disampaikan. Selain itu, diksi juga bisa berupa kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi, nilai dari suatu rasa yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar, dan pembaca.
2. Susilo Mansurudin
Susilo Mansurudin berpendapat, diksi adalah pilihan kata. Pemakaian atau pemilihan diksi yang tepat, benar dan cermat bisa membantu memberi nilai pada suatu kata. Pilihan diksi yang sesuai dengan kata lain akan mencegah terjadinya kesalahan penafsiran yang berbeda.
3. Widyamartaya
Menurut Widyamartaya, diksi adalah kemampuan seseorang dalam membedakan suatu nuansa-nuansa makna secara tepat dengan gagasan yang disampaikan. Kemampuan seseorang membedakan makna itu sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
4. Enre
Enre berpendapat, diksi adalah penggunaan kata yang sesuai dalam mewakili pikiran dan perawatan yang ingin disampaikan dalam suatu pola kalimat tertentu.
Itulah beberapa pengertian diksi menurut para ahli. Sudah jelas bukan? Setelah mempelajari pengertian diksi, yuk kita membahas mengenai fungsi diksi.
Fungsi Diksi, Ternyata Bisa Sebagai Hiburan
Secara umum, diksi juga berfungsi memperindah suatu kalimat, seperti diksi dalam suatu cerita, diksi yang baik untuk penyampaian cerita yang runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, serta lainnya. Berikut ini, beberapa fungsi pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra.
1. Membantu pembaca memahami pesan karya sastra
Pemilihan diksi yang tepat dalam penulisan karya sastra bisa membuat orang yang membaca lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang melalui hasil tulisannya.
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan ini menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.
2. Membantu komunikasi menjadi lebih efektif
Pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra juga bisa membantu membuat komunikasi menjadi lebih efektif. Pemahaman yang baik dalam penggunaan atau pemilihan diksi sangat penting, agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien.
Dalam praktik berbahasa yang sesungguhnya, diksi bisa menimbulkan gagasan yang tepat sekaligus kesalahpahaman bagi pendengarnya. Kemudian, hal ini bisa menimbulkan dampak yang luar biasa bagi masyarakat.
3. Mengekspresikan gagasan
Penggunaan atau pemilihan diksi juga bisa berupa bentuk ekspresi yang ada dalam gagasan secara tertulis maupun terucap. Penggunaan diksi yang tepat dan selaras bisa membantu membangun imajinasi pembaca atau pendengar ketika membaca atau mendengarkan sebuah karya sastra.
Ekspresi adalah istilah yang merujuk pada sesuatu yang memperlihatkan perasaan seseorang. Karena, mengekspresikan perasaan tidak hanya melalui mimik wajah, tetapi juga kata-kata dalam tulisan atau ketika berbicara.
4. Hiburan
Pemilihan diksi yang tepat juga bisa berfungsi sebagai hiburan bagi pembaca maupun pendengarnya. Hal ini berkaitan dengan setiap pesan dan ekspresi dalam sebuah karya sastra.
HIburan adalah segala sesuatu yang bisa berbentuk kata-kata, tempat, benda atau perilaku yang bisa menjadi penghibur atau pelipur hati yang sedang susah atau sedih. Pada umumnya, hiburan bisa berupa permainan video, film, musik, opera, drama atau permainan. Tapi, sekarang hiburan juga bisa berupa tulisan karya sastra.
Baca Juga:
Jenis-Jenis Diksi
Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni jenis diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Berdasarkan makna, jenis diksi ada 2, yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Sedangkan berdasarkan leksikal, jenis diksi ada 8, yaitu sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, hipernim, dan hiponim.
Berikut ini, penjelasan antara kedua jenis-jenis diksi tersebut.
1. Diksi Berdasarkan Makna
Jenis diksi berdasarkan maknanya masih terbagi menjadi 2 macam, meliputi makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer (2009: 65), perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah kata. Singkatnya, denotatif bersifat umum dan konotatif bersifat khusus.
a. Makna Denotatif
Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain, makna denotatif adalah makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.
Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri, antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna denotatif, meliputi:
- Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.
- Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
- Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.
Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski begitu, makna dari diksi ini juga akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
- Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki makna meninggal dunia).
- Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak emas memiliki makna anak yang paling disayang).
- Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta memiliki makna sebagai wartawan).
Baca Juga:
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
Jenis-jenis diksi berdasarkan leksikal juga terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.
Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti mampus yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-hal yang lebih halus
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.
c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan sama, tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna sebagai satelit alami di bumi sekaligus arti waktu.
d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda, tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon, seperti “bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda, tetapi pelafalannya terdengar mirip.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti makanan kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.
f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan mendapatkan “bunga” setiap bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.
g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal Hipernim, seperti kata sempurna yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik, bagus, luar biasa dan lainnya.
h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh, pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun binatang, yang meliputi gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat itu, kata binatang liar termasuk hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan lainnya termasuk hiponim.
Syarat-syarat Diksi
Diksi biasanya digunakan sebagai cara untuk menentukan suatu tuturan bahasa. Syarat utama penggunaan diksi yang tepat adalah adanya sejumlah kata yang mirip. Kemudian, akan dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan sebuah pesan, ekspresi atau makna lainnya.
Karena itu, pemilihan diksi yang tepat bukan sekedar memilih kata yang tepat, tetapi juga harus mempertimbangkan kecocokan kata dengan konteks. Selain itu, makna dari diksi yang dipilih harus sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Anda bisa memiliki diksi yang tepat bila menguasai banyak kosakata yang cukup luas. Selain itu, Anda juga bisa membedakan setiap kata yang memiliki makna serupa dengan tepat.
Pemilihan diksi juga harus kaidah maknanya. Maksudnya, makna dari kata yang dipilih harus berhubungan dengan bentuk bahasa dan objek. Jenis makna yang utama dalam mempertimbangkan pemilihan diksi, yaitu makna denotatif atau makna leksikal dan makna konotatif atau makna gramatikal. Karena itu, penguasaan kosakata dan wawasan yang luas sangat diperlukan untuk memilih dan menggunakan diksi yang tepat dalam sebuah karya sastra.
Menurut Gorys Keraf, beberapa syarat memilih diksi yang tepat, antara lain:
1. Penggunaan kata konotasi dan denotasi yang tepat
Penggunaan kata konotasi dan denotasi yang tepat juga termasuk syarat pemilihan diksi yang harus dipahami oleh penulis. Kata konotatif adalah diksi yang memiliki makna tidak murni dan perasaan yang sifatnya pribadi. Sedangkan, kata denotatif adalah diksi yang memiliki makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu dan murni.
2. Penggunaan kata sinonim atau memiliki makna sama yang tepat
Syarat pemilihan diksi yang kedua adalah penggunaan kata sinonim yang tepat dalam sebuah kalimat atau tulis. Sinonim adalah dua kata yang memiliki kesamaan makna. Biasanya, penggunaan salah satu katanya terdengar lebih halus dan lainnya terdengar lebih kasar.
3. Kemampuan membedakan kata-kata yang memiliki ejaan sama
Penulis juga harus bisa membedakan kata-kata yang memiliki ejaan sama dalam satu kalimat atau tulisan. Karena, kata-kata yang ejaannya sama ini bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Ada pula kata-kata yang memiliki ejaan sama, tetapi pelafalan dan artinya berbeda. Sehingga, Anda perlu memahami penggunaan setiap diksi dalam sebuah kalimat atau tulisan dengan tepat.
4. Penggunaan kata kerja pada kata yang idiomatis
Idiomatis adalah makna kata atau rangkaian kata yang menyimpang atau berbeda dengan makna dari kata-kata pembangunnya. Kata dengan makna idiomatis ini mirip dengan kata kiasan atau konotasi. Dalam hal ini, penggunaan kata kerja pada kata yang idiomatis juga termasuk syarat pemilihan atau penggunaan diksi dalam sebuah tulisan.
5. Kemampuan membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan
Penulis juga harus bisa membedakan kata khusus dan umum dalam sebuah tulisan agar ketepatan dalam pemilihan diksi itu terjamin. Kata khusus adalah kata yang dipakai dalam penyusunan kalimat yang memiliki makna terbatas, lebih spesifik dan sempit. Sedangkan, kata umum adalah kata yang digunakan dalam penyusunan kalimat dengan makna lebih luas dan cakupannya lebar.
6. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat dalam tulisan
Penulis juga harus memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam tulisannya. Pemilihan kata sama halnya dengan pemilihan diksi yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, pengungkapan yang tepat dan gaya penyampaian kata yang lebih baik serta sesuai situasi.
Itulah 6 syarat penggunaan diksi yang tepat menurut Gorys Keraf. Jadi, Anda perlu memperhatikan penggunaan konotasi dan denotasi, kata sinonim, penggunaan kata yang memiliki ejaan yang sama, penggunaan kata kerja pada kata yang idiomatis, perbedaan kata khusus dan umum pada tulisan, dan pemilihan kata yang tepat.
Contoh Diksi
Berikut ini, beberapa contoh penggunaan diksi yang tepat dalam sebuah kalimat.
Contoh kata diksi :
- tangan kanan
- sapi perah
Contoh penggunaan diksi dalam kalimat:
- Rendy sudah menjadi tangan kanan Andin selama 5 tahun. (tangan kanan adalah diksi yang memiliki arti sebagai orang kepercayaan).
- Rudy memilih menguras usaha sapi perah milik ayahnya setelah lulus SMA. (sapi perah memiliki makna yang murni dalam kalimat ini, yakni sapi yang memang diternakkan dan diperah susunya).
- Alika adalah anak yang paling pandai di sekolahnya dan Naura adalah anak yang paling pintar di kelas. (Pandai dan pintar adalah dua kata dengan ejaan berbeda tetapi memiliki kesamaan makna).
- Intan sangat gemar pergi hedon dengan temannya hingga boros, sedangkan siska, adiknya adalah anak yang hemat dan gemar menabung. (Boros dan hemat adalah dua kata yang memiliki makna saling berlawanan).
- Sebelum berangkat apel pagi, saya selalu menyempatkan diri untuk sarapan buah apel. (Apel adalah kata yang memiliki ejaan sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda).
Pertanyaan Seputar Diksi:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan.
Contoh : Rendy sudah menjadi “tangan kanan” Andin selama 5 tahun. “Tangan kanan” adalah diksi yang memiliki arti sebagai orang kepercayaan)
Fungsi dari diksi adalah membantu pembaca memahami pesan karya sastra, membantu membuat komunikasi menjadi lebih efektif, mengekspresikan gagasan, dan sebagai hiburan.
Artikel Terkait: