Dasar Menulis

Penggunaan Tanda Petik Dua yang Benar

Memahami penggunaan tanda petik dua tentu sangat penting bagi seorang penulis, sebab memiliki fungsi tersendiri dalam karya tulis. Dalam  bahasa Indonesia sendiri, tanda petik ada dua jenis yakni tanda petik satu (‘…’) dan tanda petik dua (“…”). 

Dua tanda petik ini lumrah digunakan dalam penulisan karya tulis dan memang memiliki fungsi yang berbeda. Meskipun begitu, yang paling sering digunakan memang tanda petik dua yang umum dijumpai pada karya tulis non ilmiah seperti novel dan artikel berita. 

Penggunaan Tanda Petik Dua

Jika membahas mengenai penggunaan tanda petik dua, maka ada beberapa kondisi yang membuat tanda baca ini perlu digunakan seorang penulis. Dikutip melalui jejakpustaka.com, tanda kutip dua memiliki penggunaan atau fungsi sebagai berikut: 

1. Mengutip Kalimat

Penggunaan yang pertama dari tanda petik dua adalah mengutip kalimat. Jika Anda pernah membaca cerpen atau mungkin novel dan artikel berita di koran atau website berita tertentu. 

Maka akan jamak menjumpai penggunaan tanda baca ini untuk mengutip kalimat. Mengutip kalimat disini artinya adalah mengutip suatu pernyataan atau kutipan secara langsung. 

Pada novel misalnya, tokoh yang saling melakukan dialog maka dialog tersebut akan diapit oleh tanda petik dua. Dalam artikel berita, seperti pada koran atau surat kabar tanda petik dua digunakan untuk mengapit pernyataan narasumber. 

Penggunaan tanda petik dua dalam mengapit kutipan akan membantu pembaca memahami mana yang kutipan langsung dan tidak. Pada novel, pembaca bisa memahami mana yang paragraf biasa dan dialog para tokoh dalam cerita. 

Baca Juga: Kesalahan Penggunaan Tanda Baca yang Sering Dilakukan

2. Mengutip atau Menuliskan Judul

Penggunaan tanda petik dua yang kedua adalah untuk mengutip atau menuliskan judul. Judul disini bisa judul film, judul buku, judul lagu, dan judul lain yang akan dimasukan ke dalam paragraf. 

Jadi, ketika menyusun suatu paragraf dan akan menyebutkan judul film misalnya. Maka judul film ini nantinya bisa ditulis dengan diapit tanda petik dua. Beberapa penulis kadang menuliskan judul di paragraf dengan dicetak miring (italic). 

Meskipun begitu, penggunaan tanda petik dua untuk penulisan judul dalam teks atau paragraf tidak keliru. Justru cara ini yang paling sering digunakan oleh para penulis, sehingga sah saja untuk dijadikan pilihan. 

3. Menunjukan Kata yang Memiliki Makna Tertentu

Penggunaan tanda petik dua yang terakhir adalah untuk menunjukan kata yang memiliki makna tertentu. Dalam menyusun karya tulis, seringkali penulis menggunakan kata kiasan seperti majas. 

Kata kiasan ini bisa memilih kosakata yang memang memiliki makna ganda. Sehingga ada suatu kosakata yang maknanya tunggal dan jelas, akan tetapi ada juga kosakata yang maknanya ganda. Biasanya tergantung konteks dalam kalimat. 

Misalnya pada kalimat berikut: 

Ritme sirkadian adalah “jam” pada tubuh manusia

Pada contoh kalimat tersebut, kata “jam” diapit oleh tanda petik dua untuk memudahkan pembaca memahami makna lain dari kata tersebut. Secara umum kata “jam” mengacu pada unit waktu. Sedangkan di kalimat tersebut mengacu pada suatu bagian di tubuh manusia. 

Baca lebih lengkap: 15 Macam Tanda Baca: Contoh, Penggunaan, dan Fungsi

Contoh Kalimat Menggunakan Tanda Petik

Jika masih sedikit bingung mengenai pengertian dan penggunaan tanda petik dua, maka berikut beberapa contoh dalam kalimat yang bisa dijadikan acuan untuk mempelajarinya lebih dalam: 

1. Contoh Mengutip Kalimat

  • “Kamu mau ikut?” ajak Rossi.
  • “Kita harus segera berangkat,” kata ayah.

2. Contoh Mengutip Judul

  • Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 dan bisa dibaca.
  • Ani sedang membaca buku “Negeri 5 Menara”.

3. Contoh Menunjukan Makna Kata

  • Teks yang keliru ini bisa diatasi dengan teknik “coba dan ralat” saja.
  • Iwan memang masih muda, tak heran cenderung “alay”.

Itulah penjelasan mengenai penggunaan tanda petik dua yang tentu bisa dijadikan bahan untuk memahami fungsinya dengan baik. Jika memiliki pertanyaan, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan artikel ini ke kolega Anda. Semoga bermanfaat. 

Perhatikan penggunaan kata baku yang benar pada naskah Anda, artikel berikut akan membantu:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago