Jika Anda berkomunikasi secara lisan maka bisa mengabaikan tanda baca, sebab digantikan dengan intonasi untuk menyampaikan makna dengan jelas. Namun, ketika berkomunikasi dengan tulisan maka penggunaan tanda baca yang tepat sangat penting.
Termasuk penggunaan titik koma (;) yang menjadi salah satu dari sekian tanda baca dalam bahasa Indonesia atau bisa juga ditemukan di bahasa lain di dunia. Bicara mengenai tanda titik koma, kira-kira apa fungsinya dan kapan sebaiknya digunakan?
Apa Arti Tanda Baca Titik Koma?
Sebelum membahas mengenai bagaimana penggunaan titik koma dalam penulisan suatu kalimat maupun klausa. Maka perlu dibahas dulu mengenai pengertiannya. Selain disebut dengan titik koma, tanda baca ini juga disebut dengan istilah semicolon.
Ketika Anda menyusun karya tulis dalam bahasa Inggris misalnya, maka akan lebih familiar menggunakan istilah semicolon. Adapun tanda titik koma definisi dasarnya bisa ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dalam KBBI, titik koma (;) adalah tanda baca yang berupa titik dan koma (;) untuk menandai bagian kalimat yang sejenis dan setara, juga untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Secara sederhana, tanda baca titik koma adalah suatu tanda baca yang digunakan untuk memisahkan dua atau beberapa kalimat yang setara untuk mengganti kata penghubung. Membaca definisi ini mungkin masih membuat Anda bingung.
Jadi, dikutip dari gramedia.com tanda baca titik koma digunakan untuk memisahkan dua atau lebih dari kalimat maupun klausa yang awalnya ingin berhenti diberi tanda titik (.) akan tetapi ternyata masih ada lanjutannya. Maka diberi tanda titik koma bukan kata hubung maupun tanda hubung.
Aturan Penggunaan Titik Koma
Dari penjelasan di atas, maka bisa dipahami bahwa penggunaan titik koma bisa dilakukan ketika ingin menyambung kalimat yang sebelumnya sudah diakhiri. Jika menggunakan kata penghubung dirasa kurang tepat, maka digantikan oleh tanda titik koma tersebut.
Penggunaan tanda baca satu ini juga memiliki aturan tersendiri yang diatur di dalam EYD maupun PUEBI. Setiap penulis tentu wajib memahami tata aturan ini untuk memastikan karya tulisnya sesuai ketentuan dan bisa dipahami dengan baik.
Lalu, apa saja aturan penulisan atau penggunaan titik koma dalam bahasa Indonesia? Dikutip melalui bbaceh.kemdikbud.go.id, aturan penggunaan tanda baca semicolon ini adalah sebagai berikut:
1. Memisahkan Kalimat Majemuk
Aturan penggunaan titik koma yang pertama adalah untuk memisahkan kalimat majemuk atau kalimat yang setara. Kalimat majemuk sendiri adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa utama atau lebih, dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat yang lepas.
Jika ada dua atau lebih kalimat majemuk yang ditulis dalam satu kalimat sebelum diakhiri tanda titik. Maka bisa mempergunakan tanda titik koma, berikut beberapa contohnya:
- Hari sudah siang; adik masih tidur di kamar.
- Ibu mencuci piring di dapur; kakak mengepel lantai.
- Ani sedang membuat gorengan bala-bala; Rika bermain boneka di ruang keluarga.
- Ika mencuci baju; Rani menyetrika baju; Siska sibuk menulis buku.
2. Mengakhiri Rincian Berbentuk Klausa
Fungsi atau penggunaan titik koma yang kedua dalam bahasa Indonesia adalah untuk mengakhiri rincian berbentuk klausa. Klausa sendiri adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
Dalam beberapa kalimat, bisa saja dijumpai daftar klausa yang menjelaskan rincian. Mengakhiri rincian dari masing-masing klausa bisa menggunakan titik koma. Misalnya pada daftar syarat lamaran pekerjaan, syarat program hibah riset, dll. Berikut contohnya:
Jurnal internasional adalah jurnal ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah serta etika keilmuan;
- Memiliki ISSN;
- Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia Spanyol, dan Tiongkok);
- Memiliki terbitan versi online;
- Editorial Board merupakan pakar di bidangnya dan berasal setidaknya dari 4 negara;
- Kontributor setidaknya berasal dari 4 negara berbeda dalam setiap terbitannya;
- Terindeks oleh database internasional bereputasi: Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Research, dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan Dirjen Dikti.
3. Memisahkan Rincian dalam Sebuah Kalimat
Fungsi atau aturan penggunaan titik koma yang terakhir adalah untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Jadi, jika dalam satu kalimat sudah ada tanda koma disusul kata hubung dan ingin dilanjutkan. Maka bisa memakai titik koma, berikut beberapa contohnya:
- Ika diminta ibu membeli jarum, benang, dan kain; tomat, cabai dan bawang putih; baju, celana, dan tas.
- Agenda kegiatan lomba 17-an tahun ini meliputi:
- lomba makan kerupuk;
- lomba memasukkan paku ke dalam botol; dan
- penampilan dari setiap RT selama 10 menit di atas panggung.
Arti Penting Penggunaan Tanda Baca yang Tepat
Dalam bahasa Indonesia, tanda baca bukan sekedar tanda titik koma. Melainkan juga ada tanda titik (.), koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan tanda petik (“). Masing-masing memiliki aturan penggunaan tersendiri.
Misalnya tanda titik yang umumnya digunakan untuk mengakhiri kalimat, sedangkan tanda tanya untuk mengakhiri kalimat berupa pertanyaan (kalimat tanya). Hal ini juga membentuk aturan penggunaan titik koma dalam karya tulis.
Dari banyaknya tanda baca tersebut, seberapa penting untuk digunakan dengan tepat oleh seorang penulis? Dikutip melalui detik.com, penggunaan tanda baca yang baik dan benar memiliki beberapa manfaat. Yaitu:
1. Menunjukan Struktur Kalimat
Manfaat atau arti penting tanda baca digunakan dengan benar saat menulis, salah satunya adalah untuk menunjukan struktur kalimat. Sehingga penulis bisa memberi tahu pembaca kapan kalimat berakhir, adakah lanjutannya, bagaimana bentuknya, dll.
Sehingga penulis bisa memudahkan pembaca memahami kalimat mana saja yang masih saling berhubungan. Mana yang menjadi awal kalimat, akhir kalimat, dan awal kalimat berikutnya di paragraf yang sama.
2. Menentukan Intonasi pada Kalimat
Arti penting kedua kenapa seorang penulis perlu memahami seluruh aturan penggunaan tanda baca, termasuk penggunaan tanda koma adalah menentukan intonasi.
Penulis tentu tidak memungkinkan membacakan tulisannya ke pembaca, melainkan pembaca membaca sendiri karya tulis tersebut. Tanpa tanda baca yang tepat maka intonasi setiap kalimat bisa rancu.
Pembaca kesulitan memilih jenis intonasi, sebab belum jelas mana yang kalimat tanya, mana yang menunjukan amarah, dll. Sehingga tanpa tanda baca, setiap kalimat yang ditulis terasa datar, tidak menarik, dan juga sulit dipahami pembaca.
3. Membantu Memberi Jeda saat Pembacaan
Tulisan yang Anda buat tentu akan dibaca oleh orang lain. Adanya tanda baca yang digunakan dengan benar juga bermanfaat untuk memberi jeda saat tulisan ini dibaca. Setiap penulis tentu tidak ingin pembacanya kehabisan nafas saat membaca.
Sehingga perlu diberi tanda koma, tanda titik, dan tanda baca lain yang sesuai dengan konteks kalimat. Lewat langkah ini, penulis juga bisa menghasilkan tulisan yang enak dibaca dan bisa dipahami dengan mudah.
Itulah penjelasan detail mengenai pengertian sampai aturan penggunaan titik koma dalam menyusun karya tulis. Setiap penulis tentu perlu memahami aturan penggunaan seluruh tanda baca, supaya kualitas tulisannya terjaga dan isinya mudah dipahami pembaca.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan isi dalam artikel ini, Anda bisa menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Perhatikan penggunaan kata baku yang benar pada naskah Anda, artikel berikut akan membantu: