Daftar Isi
Memasuki momen Ramadan tentu akan sangat dekat dengan momen Hari Raya Idul Fitri. Maka perlu memahami penulisan Idul Fitri yang benar seperti apa, khususnya bagi penulis yang nantinya akan mengirimkan ucapan hari raya dan yang selalu dituntut untuk menulis sesuai kaidah.
Jika melihat ucapan-ucapan lebaran memang tulisan Idul Fitri disusun dari dua kata yang dipisahkan oleh spasi. Namun, pernahkah mencari tahu apakah penulisan tersebut benar dan baku sesuai dengan aturan KBBI? Simak penjelasannya!
Sebelum membahas mengenai penulisan Idul Fitri, maka perlu dipahami dulu mengenai makna istilah hari besar tersebut dalam bahasa Indonesia. Istilah Idul Fitri masuk ke dalam kategori istilah serapan, yang artinya berasal dari bahasa luar bukan bahasa Indonesia.
Seperti yang diketahui, kata Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata ‘Īd al-Fiṭr. Penulisan terjemahan dalam bahasa Arab tersebut memiliki arti susunan huruf sebagai berikut:
Mengacu pada Pedoman Transliterasi Arab-Latin Hasil SKB 2 Menteri No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987, dasar penulisan adalah dari hasil terjemahan sebuah istilah asing, maka penulisan Idul Fitri yang benar adalah Idulfitri (digabung tanpa spasi).
Namun, penulisan ini berdasarkan pada proses terjemahan atau menerjemahkan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Sementara untuk penulisan Idul Fitri yang benar acuannya bukan dari hasil terjemahan, melainkan mengikuti penulisan kata baku.
Pertanyaannya, sudahkah kata Idul Fitri dibakukan dan masuk ke dalam database KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)?
Baca Juga : 60 Contoh Ucapan Selamat Hari Raya Idulfitri 2023 (1444 H)
Salah satu rujukan untuk mengetahui definisi kata atau istilah sekaligus penulisan yang baku seperti apa, adalah melalui KBBI. KBBI bisa diakses secara online melalui browser, melalui laman kbb.web.id.
Pada halaman utama nantinya akan ada kolom pencarian, sehingga pengguna tinggal mengetik kata yang dituju di kolom tersebut. Lalu, bagaimana penulisan Idul Fitri yang benar menurut KBBI?
Merujuk melalui laman resmi KBBI diketahui bahwa penulisan Idul Fitri adalah digabung menjadi Idulfitri bukan dipisahkan oleh spasi. Detailnya seperti gambar berikut.
Melalui hasil pencarian di laman resmi KBBI tersebut, maka bisa diketahui bahwa penulisan Idul Fitri adalah “Idulfitri” yang disusun tanpa spasi dan hanya terdiri dari satu kata saja. Kenapa masyarakat menuliskan dengan dua kata dan dipisahkan spasi?
Jawabannya adalah karena pada KBBI atau lebih tepatnya di dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI) dari Pusat Bahasa yang diterbitkan pada tahun 2008 ditetapkan bahwa penulisan Idul Fitri adalah “Idul Fitri”.
Namun, memasuki tahun 2019 sampai sekarang KBI sudah digantikan oleh KBBI. Artinya, penulisan Idul Fitri yang benar mengacu pada KBBI edisi terbaru yang ditulis menjadi satu kata tanpa ada spasi.
Baca Juga : Ramadhan atau Ramadan? Cara Penulisannya di Kalimat
Lalu, bagaimana aturan penulisan Idul Fitri yang benar dalam bahasa Inggris? Hal ini tentu perlu dipahami karena kadang kala akan mengirimkan ucapan hari raya menggunakan bahasa Inggris. Tentunya perlu memastikan sudah baku dan sesuai aturan grammar.
Terkait hal ini, ketika dicek melalui situs Sederet istilah Idul Fitri menggunakan kata “Eid ul-Fitr”. Arti dari kata tersebut adalah “Idulfitri”. Jadi, jika ingin mengucapkan Selamat Idul Fitri silahkan menulis “Happy Eid ul-Fitr”.
Bagaimana dengan kata “Eid Mubarak”? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kata tersebut memiliki arti “Selamat Hari Raya”. Sah saja memakai kata ini saat mengirimkan kartu ucapan di momen lebaran.
Hanya saja dilihat dari segi arti memang tidak spesifik. Sebab hanya mengucapkan selamat hari raya akan tetapi tidak disebutkan dengan hari raya apa yang dimaksudkan. Padahal umat muslim punya dua hari raya, pertama Idulfitri dan yang kedua adalah Iduladha.
Baca Juga : Penggunaan Kata Di yang Benar Sesuai Kaidah
Membahas lebih dalam mengenai tata cara atau tata aturan dalam menuliskan kata Idul Fitri yang benar. Maka perlu dibahas juga mengenai aturan penulisan menurut kaidah penyerapan kata.
Kaidah penyerapan kata sendiri bisa mengacu pada aturan di dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Dijelaskan untuk kaidah penulisan Idul Fitri yang benar berdasarkan kaidah penyerapan kata bahasa Arab “‘Īd al-Fiṭr” adalah sebagai berikut:
Dalam istilah ‘Īd al-Fiṭr diketahui jika huruf pertama i dalam istilah tersebut memakai tanda apostrof. Dalam Kaidah Penyerapan, huruf ع tetap ditulis apa adanya tanpa ada apostrof.
Sehingga penulisan Idul yang benar memang “Idul” tanpa ada tambahan tanda apostrof tadi. Berhubung Idulfitri adalah hari raya maka huruf i pertama ditulis memakai huruf kapital.
Dalam bahasa Arab akan ada harakat yang menunjukan panjang pendek sebuah huruf dibaca. Namun, hal ini tidak ada di dalam aturan bahasa Indonesia. Dalam kata ‘Īd al-Fiṭr diketahui jika huruf i pertama memiliki tanda garis di atas.
Artinya di dalam kata aslinya di bahasa Arab dibaca panjang. Namun, mengacu pada Kaidah Penyerapan maka huruf i ini tetap ditulis huruf i saja tanpa ada tambahan garis di atasnya.
Mengamati tulisan ‘Īd al-Fiṭr maka bisa dilihat jika huruf t di paling akhir ditulis dengan tanda titik di bagian bawah. Tanda ini menunjukan jika dalam bahasa Arab ditulis memakai huruf ط .
Mengacu pada Kaidah Penyerapan kata maka huruf satu ini tetap ditulis dengan huruf t biasa tanpa tambahan titik di bagian bawah.
Dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa penulisan Idul Fitri yang benar menurut Kaidah Penyerapan kata adalah Idulfitri. Kenapa tidak dipisah? Sebab dalam bahasa Arab sendiri kata ‘Īd al-Fiṭr berbentuk satu kata.
Baca Juga : 12 Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar dalam Buku / Karya Ilmiah
Jika membahas mengenai Idul Fitri maka akan menjumpai sejumlah istilah menarik dan unik. Disebut unik karena memang hanya ditemukan dan hanya berhubungan dengan salah satu hari besar umat Islam tersebut. Berikut beberapa diantaranya:
Memasuki momen lebaran tentu akan akrab dengan istilah halal bihalal, apa itu? Halal bihalal diketahui diambil dari bahasa Arab halla-yahallu-hallan, dengan makna terurai atau terlepas.
Dalam masyarakat Indonesia sendiri, halal bihalal dimaknai sebagai sebuah media untuk mengembalikan kekusutan hubungan persaudaraan dengan saling memaafkan pada saat dan atau setelah hari raya Idul Fitri (Niamillah,2014).
Banyak masyarakat Indonesia mengira kata Lebaran sebagai kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, padahal bukan. Menurut Salmun, kata Lebaran berasal dari tradisi Hindu yang artinya selesai, usai, atau habis. Dalam hal ini menandakan habisnya masa berpuasa di bulan Ramadhan.
Jadi, dengan adanya berbagai istilah asing yang menyertai momen Idul Fitri maka penting untuk memahaminya dengan baik agar penggunaannya tidak keluar konteks. Termasuk juga memahami tata cara penulisan Idul Fitri yang benar sesuai penjelasan di atas.
Baca Juga :
Rapi Atau Rapih? Ini Penulisan Yang Benar
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…