Dasar Menulis

Penulisan Kata Ganti (ku, kau, mu, nya) yang Benar

Penambahan dan penggunaan kata ganti dalam naskah bahasa Indonesia adalah hal penting untuk memperkaya struktur kalimat sampai mencegah terjadi pengulangan. Namun, Anda perlu paham mengenai aturan penulisan kata ganti yang benar. 

Dalam bahasa Indonesia, kata ganti memiliki jenis dan bentuk yang beragam. Ketika dituangkan dalam naskah atau karya tulis, suatu kata memiliki aturan penulisan tersendiri. 

Kata ganti ternyata ada yang aturannya harus dipisah dengan kata dasarnya, ada pula yang harus digandeng seperti kata berimbuhan. Oleh sebab itu, menggunakan kata ganti tidak bisa asal-asalan. Berikut penjelasan detailnya. 

Penulisan Kata Ganti, Dipisah atau Digabung?

Dikutip melalui website resmi Universitas Darunnajah dalam salah satu materi di Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) Kemdikbud, kata ganti adalah pengganti untuk orang atau benda dalam suatu kalimat.

Kata ganti memiliki banyak sekali fungsi. Pertama, membantu memperkaya struktur kalimat. Sehingga kata ganti bisa mencegah kalimat monoton dalam satu paragraf karena mirip dengan kalimat lainnya. Hal ini juga efektif meningkatkan keterbacaan dan mendorong minat baca. 

Kedua, kata ganti berperan penting dalam mencegah terjadinya pengulangan kata. Terutama jenis kata yang berkaitan dengan orang maupun benda. Sehingga, tidak ada kalimat tidak efektif dan menjadi pengulang dari kalimat sebelumnya. 

Dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif (2017), ada beberapa jenis kata ganti. Meliputi aku, saya, kamu, engkau, dia, dan mereka. Jenis kata ganti ini kemudian hadir dalam versi pendek. Menjadi -ku, -mu, ku-, kau-, dan -nya. 

Lalu, bagaimana aturan penulisan kata ganti yang benar? Kata ganti ada yang penulisannya harus dipisah dengan kata setelahnya maupun sebelumnya. Berikut rangkuman mengenai aturan tersebut mengacu pada PUEBI daring: 

  1. Kata ganti ku- dan kau-, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau kata setelahnya.
    Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
    • Baju yang kupakai kemarin sudah terjual di marketplace. (kupakai merupakan contoh kata ganti ku-).
    • Kemarin kaubawa titipan itu dalam tas. (kaubawa merupakan contoh kata ganti kau-).
  2. Kata ganti -ku, -mu, dan -nya, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya atau kata sebelumnya.
    Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
    • Motorku kemarin malam terparkir di garasi. (motorku contoh kata ganti -ku).
    • Bukumu, dan Bukunya tersimpan di perpustakaan (bukumu contoh kata ganti -mu. Bukunya contoh kata ganti -nya).
  3. Khusus untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya, dapat diberi tanda hubung (-), jika penulisannya digabung dengan singkatan atau yang diawali huruf kapital.
    Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
    • Aku pergi ke Lamongan, tapi KTP-ku ketinggalan di rumah. (KTP-ku contoh kata ganti -ku).
    • Jangan lupa SIM-mu harus dibawa agar tidak kena tilang. (SIM-mu contoh kata ganti -mu).
    • Sampaikan ke Rani, STNK-nya ketinggalan di rumah paman. (STNK-nya contoh kata ganti -nya).

Sementara itu, dikutip melalui website Tirto, dijelaskan bahwa kata ganti “kau” tidak selalu ditulis dengan dirangkai melainkan bisa juga dipisah dari kata sebelum maupun setelahnya. Aturan penulisan kata ganti yang benar ini mengacu pada struktur kalimat. 

Jika kata “kau” dalam suatu kalimat menjadi subjek dan diikuti Keterangan (baik waktu, tempat), penulisannya dipisah. Berikut contohnya: 

  • Kau akan mendapat hadiah itu kalau nilai rapormu bagus.
  • Setelah mengerjakan tugas itu, kau boleh pulang nanti.

Sementara, jika kata ganti “kau” berperan sebagai subjek maupun predikat tanpa Keterangan setelahnya. Barulah mengikuti aturan penulisan kata ganti kau- yang dijelaskan sebelumnya. Sehingga kata kau- disambung penulisannya dengan kata setelahnya. 

Sebagai informasi tambahan, kata ganti juga berlaku untuk penyebutan Tuhan di dalam naskah. Umumnya menggunakan kata ganti -Mu dan -Nya. Sesuai aturan di PUEBI daring, penulisan kata ganti Tuhan wajib diawali dengan huruf kapital dan dirangkai menggunakan tanda hubung (-). Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Aku bersyukur kepada-Nya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku.
  • Hanya kepada-Mu aku berdoa dan meminta.

Kata ganti selain dalam bentuk -Mu dan -Nya yang ditujukkan untuk Tuhan juga selalu diawali dengan huruf kapital. Termasuk kata sandang misalnya Sang, Maha, dan lain sebagainya. Sehingga setiap kali kata ganti dan kata sandang yang diarahkan kepada Tuhan maka wajib diawali dengan huruf kapital. 

Aturan penulisan ini masih kerap ditemukan salah, cek penulisan yang benar:

Penggunaan Kata Ganti yang Tidak Tepat

Meskipun sudah ada kejelasan mengenai aturan penulisan kata ganti yang benar. Namun, masih sering dijumpai penggunaan dan penulisan kata ganti yang keliru. Pertama, dari segi kesalahan penulisan. Hal ini lumrah karena memang beberapa kata ganti harus dirangkai dan beberapa lagi dipisah. 

Kedua, dari segi penggunaan. Dikuti melalui salah satu tulisan karya Ria Febrina di website Scientia. Dijelaskan mengenai penggunaan kata ganti yang kurang tepat, sebab dirangkai dengan kata hubung. Yakni pada kata ganti -nya yang merupakan kata ganti untuk orang ketiga. 

Namun, banyak orang menggunakan kata ganti ini untuk kata hubung. Seperti pada kata karena menjadi karenanya, kemudian kata untuk menjadi untuknya, dan masih banyak lagi yang lainnya. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Nilai ulanganku jelek. Karenanya aku rajin belajar.
  • Baju adik mulai kotor maka aku cuci, untuknya aku mau mengalah.

Penambahan kata ganti -nya pada kata hubung difungsikan untuk menunjang pola sebab akibat. Maupun untuk menunjukan hubungan antara dua kalimat. Namun, cara ini tentunya salah dan tidak sesuai dengan aturan. 

Sebab secara aturan, kata ganti -nya hanya untuk menggantikan orang ketiga dalam naskah dan komunikasi lisan. Sehingga tidak ditujukan untuk ditambahkan pada kata hubung. Kesalahan yang masih jamak dilakukan ini tentunya wajib dihindari. 

Baca juga kumpulan penjelasan penulisan suatu kata yang benar:

Contoh Penulisan Kata Ganti yang Benar

Membantu lebih memahami lagi bagaimana tata aturan penulisan kata ganti yang benar, berikut beberapa contoh kalimat yang benar pada saat menggunakan kata ganti: 

  1. Tolong kauambilkan kotak makan di laci itu ya!
  2. Kemarin kaubawa buku itu dan sekarang tidak dikembalikan.
  3. Mintalah padanya untuk mengganti semua makanan ini.
  4. Pakaianmu sudah kotor, sebaiknya segera ganti!
  5. Pesanku hanya kamu baca saja.
  6. Dia mengerjakan tugas sekolahnya dengan sangat telaten dan sungguh-sungguh.
  7. Tadi pagi, aku menemukan bukumu tergeletak di bawah meja itu.
  8. Tadi sore, aku telah menjahit celanaku yang robek itu.
  9. Aku tidak bisa menebak pola pikirnya sama sekali.
  10. Aku baru mengetahui bahwa perempuan itu adalah istrinya.
  11. Perkataannya begitu tajam, sehingga orang-orang sakit hati.
  12. Kemarin aku bertemu dengan sepupumu yang tengah berjalan-jalan sendiri di taman.
  13. Sepedaku baru setelah mendapat hadiah dari ayah.
  14. KTP-mu terjatuh di lantai.
  15. SIM-ku hilang entah kemana.

Selain memperhatikan dan mempelajari sejumlah contoh di atas. Anda tentu perlu mempelajari contoh lainnya. Sehingga, Anda bisa lebih paham lagi mengenai apa dan bagaimana aturan penulisan kata ganti yang benar. 

Tak hanya aturan, pahami juga teknis menulis di Microsoft Word untuk mempercepat proses menulis Anda. Baca selengkapnya:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

4 minggu ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

4 minggu ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

4 minggu ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

4 minggu ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

4 minggu ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

4 minggu ago