Promo Terbatas! ⚠️

Cetak buku diskon 35%, bonus tambahan eksemplar dan gratis ongkir se-Indonesia, MAU? Ambil diskon di sini!

Penulisan Pasca yang Benar, Digabung atau Dipisah?

penulisan pasca yang benar

Pada saat membaca suatu karya tulis untuk referensi, misalnya artikel berita. Anda mungkin menemukan perbedaan penulisan pasca. Ada yang dipisah dan ada yang dirangkai dengan kata lainnya. Lalu, seperti apa penulisan pasca yang benar? 

Kata pasca diketahui menjadi salah satu dari sekian jenis kata serapan. Kosakata ini kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia dan umum digunakan dalam keseharian. Mayoritas digunakan di karya tulis berbentuk artikel berita maupun opini. 

Namun, penulisan kata “pasca” yang ditemukan berbeda-beda. Lalu, bagaimana penulisan pasca yang benar? Temukan aturan dan contoh penulisan selengkapnya.

Mengulik Kata “Pasca” yang Ternyata Merupakan Kata Serapan 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai tata aturan penulisan pasca yang benar dalam bahasa Indonesia. Anda perlu memahami apa itu kata pasca dan asal muasal atau sejarah kosakata ini masuk dalam daftar kosakata baku di Indonesia. 

Dikutip melalui website Narabahasa, mengacu pada Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2003) karya  J.S. Badudu, kata pasca merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta.

Dikutip melalui website resmi Blibli, pasca adalah suatu periode yang berlangsung setelah terjadinya sebuah peristiwa atau berlalunya masa tertentu. Secara sederhana, pasca sama artinya dengan kosakata setelah, sesudah, dan sejenisnya. 

Misalnya pada kalimat: 

  • Kondisi ibu membaik pascapengobatan. (artinya kondisi ibu membaik setelah menjalani pengobatan). 
  • Pak Irwan kini sibu kuliah lagi usai mengambil studi pascasarjana. (Artinya, Pak Irwan menempuh jenjang pendidikan tinggi setelah jenjang Sarjana—S1). 

Dengan demikian, kosakata pasca bisa digunakan untuk menggantikan kata “setelah”, “sesudah”, dan lain sebagainya yang memiliki makna serupa. Sebagai kosakata yang berasal dari bahasa Sansekerta, bentuk baku pasca adalah pasca. Bukan paska. 

Jika Anda merasa kata pasca berasal dari bahasa Inggris maka keliru. Bahkan di dalam Kamus Dewan terbitan Kuala Lumpur pada 1991 mengatakan bahwa pasca berasal dari bahasa Indonesia. Kamus yang terbit di Malaysia ini juga menjelaskan jika kata pasca juga umum digunakan di negara tersebut. 

Penulisan Pasca yang Benar

Penulisan pasca yang benar sesuai EYD adalah digabung karena kata pasca masuk ke dalam kategori kosakata bentuk terikat. Secara aturan, semua kosakata bentuk terikat adalah digabung dengan kata setelahnya. 

Dalam bahasa Indonesia, ada aturan khusus untuk kondisi khusus juga. Kata bentuk terikat juga bisa harus dipisah dengan kata setelahnya ketika memenuhi kondisi khusus. 

Salah satunya adalah ketika kata setelahnya diawali dengan huruf kapital maupun seluruhnya huruf kapital. Misalnya pada singkatan, akronim, penyebutan nama kota, penyebutan nama orang, dan sejenisnya. 

Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam bahasa Indonesia, bentuk baku adalah kata “pasca” bukan kata “paska”. Seperti penjelasan sebelumnya, kosakata ini adalah kata serapan dari bahasa Sansekerta. 

Selain itu, kata “pasca” diketahui tidak mengalami perubahan bentuk sehingga penulisannya mengikuti bentuk dalam bahasa Sansekerta itu sendiri. Lain halnya dengan kata serapan yang sudah berubah bentuk. 

Aturan penulisan ini masih kerap ditemukan salah, cek penulisan yang benar:

Kesalahan Penulisan Pasca

Sebagai kata serapan, penulisan kata pasca sering ditemukan keliru. Hal ini terjadi karena penulis kurang paham tata aturan penulisan yang benar. Berikut beberapa bentuk kesalahan dari penulisan kata pasca yang tak boleh Anda lakukan: 

1. Penulisan Pasca Dipisah dengan Kata Setelahnya 

Seperti penjelasan sebelumnya, pasca termasuk kosakata bentuk terikat dalam bahasa Indonesia sehingga aturan penulisannya adalah digabung atau disambung dengan kata setelahnya. 

Jika membaca sejumlah karya tulis yang menggunakan kata pasca, Anda masih menemukan penulisan pasca yang dipisah. Terutama pada artikel berita yang dipublikasikan di portal daring maupun media massa cetak. 

Kesalahan yang terjadi di media massa, dimana akan dibaca masyarakat luas tentu berdampak besar. Masyarakat akan kebingungan dan keliru menganggap kata pasca tersebut aturannya dipisah. Padahal aturan penulisan pasca yang benar adalah disambung.

2. Masih Menggunakan Kata Paska 

Bentuk kesalahan kedua dari penulisan pasca adalah masih banyak yang menggunakan kata “paska”. Sebagai kata serapan, kata pasca diketahui memiliki bentuk stagnan. Artinya, tidak berubah dari bahasa asalnya, yakni bahasa Sansekerta. 

Maka, dalam bahasa Indonesia, bentuk baku dari kata serapan ini adalah “pasca” bukan “paska”. Jika masih menggunakan kata “paska”, maka artinya kosakata yang digunakan adalah bentuk tidak baku. 

Berikut contoh kalimat yang masih menuliskan “pasca” yang salah:

Sebenarnya ketika pasian positif tersebut, paska dinyatakan positif yang bersangkutan berada di rumah.

Pasca juga disebutkan bukan satu-satunya bentuk terikat yang sering ditemukan kesalahan penulisan. Ada juga bentuk terikat lain dalam bahasa Indonesia yang masih salah ketika dicantumkan dalam tulisan. 

Misalnya untuk kata “antar”. Sebagai salah satu bentuk terikat, aturan penulisannya tidak berbeda dengan aturan penulisan pasca yang benar sesuai EYD. Bentuk terikat lain juga sudah tentu memiliki aturan sejenis. 

Jadi, jika Anda ingin menjadi penulis maupun menjadi jurnalis. Sangat penting untuk memahami aturan tersebut. Sebab, sebaik-baiknya karya tulis yang dibuat tentunya yang menunjukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu juga jika tulisan tersebut memakai bahasa lain, maka sepatutnya mengikuti aturan dalam bahasa tersebut. 

Baca juga kumpulan penjelasan penulisan suatu kata yang benar:

Contoh Kalimat dengan Kata Pasca 

Membantu untuk lebih memahami lagi mengenai tata aturan penulisan pasca yang benar sesuai EYD maupun KBBI. Berikut adalah beberapa contoh penulisan kalimat yang benar dengan kata pasca di dalamnya: 

  1. Dia menerima gelar pascasarjana sastra Inggris dari Universitas Indonesia.
  2. Dia membutuhkan terapi untuk pulih sepenuhnya pascaoperasi lutut tersebut.
  3. Ani menyelesaikan pendidikan pascasarjana dengan tepat waktu dan menjadi lulusan terbaik.
  4. Pascapanen kali ini menjadikan harga beras naik sehingga masyarakat protes di sejumlah daerah.
  5. Kondisi pascabanjir cukup mengkhawatirkan karena banyak terjadi kerusakan infrastruktur.
  6. Dampak pascagempa masih dirasakan oleh warga desa di kaki gunung tersebut.
  7. Pemerintah daerah bersama para relawan melakukan proses pembersihan pascabanjir.
  8. Pascagempa para siswa diliburkan sementara karena gedung sekolah mengalami kerusakan.
  9. Setelah melewati pascapandemi, masyarakat tetap diminta untuk tetap menjaga kesehatan.
  10. Pasangan suami istri itu memilih pindah ke pedesaan pascapensiun
  11. Ani memilih meniti karir di luar negeri pascakelulusan di bulan Agustus kemarin. 
  12. Trauma sangat mungkin dialami seseorang pascakejadian kurang menyenangkan yang dialami. 
  13. Kondisi ibu pascamelahirkan tentu perlu diperhatikan, tujuannya agar masa pemulihan lebih cepat dan maksimal.  
  14. Pascahemodialisis, pasien diharapkan istirahat yang cukup dan memperhatikan pola makan. 
  15. Mahasiswa baru akan segera memulai perkuliahan di bulan Agustus pascapendaftaran di bulan Mei. 

Itulah penjelasan penulisan pasca yang benar hingga contohnya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan penulisan lagim, ya. Yuk, bagikan informasi penting ini kepada rekan penulis lain yang masih kerap salah menuliskan kata melalui tombol Share. Semoga bermanfaat!

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Komentar ditutup.

Subscribe

Mau dapat update promo dan artikel eksklusif? Tulis e-mail di bawah!
logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama