Menyusun paragraf dengan baik dan benar dimulai dengan menentukan pola pengembangan paragraf dengan tepat. Suatu ide pokok atau gagasan dalam paragraf tentu perlu dikembangkan agar ide ini bisa dipahami para pembaca.
Seorang penulis bisa mengembangkan ide pokok tersebut dengan memberi kalimat penjelasan sesuai kebutuhan. Proses ini yang disebut dengan upaya mengembangkan paragraf sehingga isinya bisa dipahami dan enak dibaca.
Apa Itu Pola Pengembangan Paragraf?
Pola pengembangan paragraf didefinisikan sebagai cara seorang penulis dalam mengembangkan pola pikirnya berupa pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat penjelas yang dituangkan dalam sebuah paragraf.
Secara sederhana, pola pengembangan suatu paragraf adalah cara dimana seorang penulis menjelaskan suatu ide pokok. Sebab paragraf tentu tidak hanya menuliskan suatu topik atau ide pokok tanpa ada penjelasan yang menyertainya.
Pola disini merujuk pada teknik yang digunakan, sebab dalam bahasa Indonesia memang ada beberapa pola bisa digunakan penulis. Misalnya dengan pola ilustrasi, pada pola ini seorang penulis akan menjelaskan ide pokok dengan memberi ilustrasi atau contoh konkrit.
Jenis pola pengembangan paragraf sekali lagi cukup beragam, masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Sehingga bisa dipilih sesuai dengan karakter dari ide pokok atau gagasan yang ingin dikembangkan.
Pada saat seorang penulis mampu memilih pola yang benar, maka paragraf yang disusun bisa memberi informasi atau penjelasan detail. Informasi ini lantas bisa dipahami oleh para pembaca.
Jadi, jika Anda menekuni profesi seorang penulis, apapun karya tulis yang dibuat. Maka pemahaman mengenai pola pengembangan suatu paragraf ini sangatlah penting. Sehingga tidak mengalami kesulitan menjabarkan informasi terkait topik kepada para pembaca.
Pentingnya Melakukan Pengembangan Paragraf yang Baik
Secara umum, paragraf paling tidak terdiri dari dua sampai tiga kalimat. Sehingga sangat sedikit paragraf yang disusun dari satu kalimat. Kecuali untuk artikel berita yang sering dimuat di portal berita online.
Memahami hal ini, tentu bisa diketahui juga bahwa satu paragraf terdiri dari beberapa kalimat. Jumah kalimat mengikuti dengan keputusan penulis hendak menyampaikan informasi apa saja terkait ide pokok paragraf tersebut.
Dalam prosesnya, penulis akan menggunakan salah satu dari sekian pola pengembangan paragraf. Lalu, seberapa penting sebenarnya seorang penulis mengembangkan paragraf dari karya tulisnya?
Setidaknya ada dua alasan kenapa pengembangan paragraf penting dilakukan dan dengan pola yang tepat. Yaitu:
1. Memberi Penjelasan Secara Detail atau Rinci
Alasan atau arti penting yang pertama dari pengembangan suatu paragraf adalah agar penulis bisa memberi penjelasan secara detail, rinci, atau lebih mendalam. Sehingga ide pokok bisa dijelaskan dengan lebih baik kepada para pembaca.
Menyusun karya tulis sama artinya sedang membangun komunikasi dua arah dengan para pembaca. Komunikasi bisa lancar ketika penulis mampu memberi informasi atau penjelasan yang detail dan terperinci.
Sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan untuk menangkap informasi tersebut dan tidak mengalami kesalahpahaman atau misinterpretasi maupun miskomunikasi. Jadi, ide pokok idealnya memang dijelaskan sedetail mungkin. Maka paragraf perlu dikembangkan bukan hanya tersusun atas kalimat tunggal.
2. Menjadikan Isi Paragraf Lebih Runtut
Arti penting penerapan pola pengembanga paragraf berikutnya adalah memastikan isi paragraf bisa runtut. Artinya, setiap kalimat penjelas yang menjadi bagian dari pengembangan tersampaikan secara berurutan tanpa melompat-lompat.
Fungsinya adalah memastikan seluruh kalimat penjelas tersebut punya hubungan satu sama lain kemudian bisa ditangkap pembaca. Fungsi berikutnya adalah memastikan isi paragraf lebih enak dibaca karena penjelasan disampaikan berurutan.
Pada akhirnya, informasi pada keseluruhan isi paragraf bisa ditangkap atau dipahami dengan baik oleh para pembaca. Sehingga pengembangan paragraf memang sangat penting bahkan bisa dikatakan wajib untuk dilakukan para penulis.
Baca Juga: Inilah 6 Jenis Paragraf yang Wajib Diketahui
Teknik Pengembangan Paragraf
Seperti yang dijelaskan di awal, pola pengembangan paragraf memiliki jenis atau teknik yang beragam. Dalam menyusun karya tulis, seorang penulis bebas hendak menggunakan pola yang mana.
Selain itu, dalam satu karya tulis seorang penulis dianjurkan untuk mengkombinasikan beberapa pola tersebut. Sehingga menciptakan paragraf yang bervariasi dalam tata cara menjelaskan ide pokok di setiap paragraf.
Hal ini membuat karya tulis mampu menarik minat baca pembaca sekaligus mencegah kebosanan selama proses membaca dilakukan. Dikutip dalam buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Paragraf karya Suladi (2019) ada 9 pola pengembangan suatu paragraf, yaitu:
1. Pengembangan dengan Kronologi
Pola pertama dalam pengembangan paragraf adalah kronologi. Yaitu pola pengembangan yang dilakukan dengan memberikan suatu peristiwa atau melakukan sesuatu secara berurutan, selangkah demi selangkah menurut perturutan waktu.
Susunan paragraf dengan pola ini bisa dibilang yang paling sederhana dibanding pola lainnya. Sebab penulis cukup menjelaskan ide pokok dengan melihat urutan waktu tahapan atau kejadian (peristiwa).
Ciri khas dari pola pengembangan ini adalah menggunakan kelompok kata yang menunjukan urutan waktu. Misalnya seperti kata pertama-tama, mula-mula, kemudian, sesudah itu, selanjutnya, dan akhirnya.
Berikut adalah beberapa contoh dari paragraf yang dikembangkan dengan pola kronologi:
Contoh 1
Perkembangan media sosial dimulai dengan peluncuran SixDegrees pada 1997 dan Makeoutclub pada 1999. Namun, kedua media sosial itu tidak terlalu populer. Ledakan pengguna media sosial baru muncul pada 2001 dengan kelahiran Friendster. Selanjutnya, berturut-turut muncul media-media sosial lain, yaitu LinkedIn (2002), MySpace (2003), Facebook (2004), dan Twitter (2006).
Contoh 2
Perkembangan komputer pertama kali dipelopori oleh Conrad Zuse dari Jerman pada tahun 1941 yang menciptakan komputer bernama Z3 untuk merancang pesawat dan peluru. Kemudian Inggris juga membuat komputer bernama Colossus untuk memecahkan kode rahasia Jerman.
Contoh 3
Perkembangan embrio ayam dimulai dari fertilisasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi dan organogenesis (Murphy, 2013). Fertilisasi merupakan penggabungan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membentuk zigot. Tahap selanjutnya adalah pembelahan secara mitosis pada zigot.
2. Pengembangan dengan Ilustrasi
Pola pengembangan yang kedua adalah ilustrasi, yaitu proses pengembangan paragraf dengan memaparkan sesuatu yang dilihat penulis kepada para pembaca. Sehingga pembaca bisa memahami kejadian, bentuk objek, dll yang dibahas penulis.
Teknik ini bisa dipilih para penulis yang ingin memberikan gambaran dengan jelas kepada pembaca. Misalnya menggambarkan kerumunan penonton di stadion sepak bola, kondisi bus yang penuh sesak, pemandangan alam yang indah, dll.
Isi dari paragraf kemudian bersifat objektif, bergantung dari penilaian atau perspektif penulis. Jika menyusun karya tulis ilmiah, maka ilustrasi disini wajib diikuti dengan penyampaian data dari suatu laporan yang dirilis pihak resmi.
Misalnya, pada saat penulis ingin menjelaskan kepadatan penduduk di kota Jakarta. Maka bisa mengacu pada laporan luas wilayah Jakarta dan jumlah penduduk dari lembaga atau badan terkait.
Jika bingung, maka berikut adalah beberapa contoh dari paragraf yang dikembangkan dengan pola ilustrasi:
Contoh 1
Media sosial pada umumnya dapat diakses baik melalui web maupun aplikasi. Antarmuka pengguna media sosial dirancang untuk mudah dipahami dan digunakan, bahkan tanpa manual pengguna. Tampilan utama media sosial biasanya adalah laman beranda yang menunjukkan kiriman dari orang-orang yang diikuti.
Contoh 2
Kampung Code di Yogyakarta telah mengalami transformasi yang luar biasa berkat usaha Romo Mangun. Dengan perubahan yang dilakukannya, kampung ini kini menjadi lebih ramah bagi warga dan wisatawan. Perubahan drastis yang dilakukan oleh Romo Mangun dan kerja sama dengan perusahaan cat tembok, memberikan sentuhan keren dan menakjubkan pada Kampung Code. Setiap sudut kampung dihiasi dengan warna-warni pelangi yang menarik, menciptakan suasana yang begitu menawan bagi setiap pengunjung.
Contoh 3
Pantai Sanur adalah salah satu pantai wisata yang ada di pulau Bali. Pantai ini terletak persis di sebelah timur kota Denpasar, Bali. Sanur berada di Kotamadya Denpasar. Karena memiliki ombak yang cukup tenang, maka pantai Sanur tidak bisa dipakai untuk selancar layaknya Pantai Kuta.
3. Pengembangan dengan Definisi
Pola pengembangan paragraf yang ketiga adalah pola dengan definisi. Artinya, pola ini ditandai dengan penulis menjelaskan suatu istilah yang mengandung suatu konsep dengan tujuan agar pembaca memperoleh pengertian yang jelas dan mapan mengenai topik atau ide pokok.
Secara sederhana, pola ini dilakukan penulis dengan cara mendefinisikan suatu ide pokok atau gagasan. Sehingga pembaca bisa memahami betul apa ide pokok tersebut dan menilai seberapa penting memahaminya dengan baik.
Mengenai panjang pendeknya, maka biasanya diikuti dengan penentuan batasan dari definisi yang akan disampaikan penulis. Sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan agar isi paragraf tetap efektif.
Ciri khas dari pola pengembangan ini adalah menggunakan kata seperti “adalah”, “merupakan”, “ialah”, “yaitu”, dan sejenisnya. Membantu lebih memahami pola pengembangan paragraf jenis ini, maka berikut beberapa contoh yang bisa diperhatikan dan dipelajari:
Contoh 1
Media sosial adalah platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi dan membagikan konten teks atau multimedia. Selain itu, media sosial juga menjadi sarana bagi manusia untuk berhubungan satu sama lain secara daring tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Contoh 2
Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi tentang satu ide pokok atau gagasan utama. Dalam Lunsford dan Connor dijelaskan bahwa paragraf adalah sebagai kumpulan kalimat atau group of sentences atau satu kalimat yang membentuk sebuah unit.
Contoh 3
Blog Pribadi adalah blog yang seluruh pengelolaannya diatur berdasarkan keinginan dan kebutuhan pribadi pemiliknya. Kontennya juga merupakan gagasan hasil olah pikir pribadi mengenai topik yang menurut pemilik blog, menarik untuk dibahas.
Jangan lewatkan pembahasan jenis paragraf yang sering disebutkan:
4. Pengembangan dengan Analogi
Pola berikutnya adalah dengan teknik analogi, yaitu pengembangan paragraf dengan ilustrasi yang khusus. Sehingga mirip dengan pola ilustrasi, hanya saja bentuk penggambaran dilakukan dengan menyebutkan unsur pembanding.
Sehingga suatu hal akan dibandingkan dengan hal lain yang setara atau pada dasarnya berbeda namun punya suatu kesamaan. Sehingga pembaca bisa memahami hal yang sedang dijelaskan tersebut.
Misalnya, saat menyebut suatu tokoh dalam cerita memiliki kulit yang putih dan bersih. Maka bisa dianalogikan kulitnya seputih dan sebersih susu. Sehingga pembaca bisa memahami dan punya gambaran, kulit tokoh ini seputih dan sebersih apa.
Berikut beberapa contoh pola pengembangan paragraf jenis analogi:
Contoh 1
Interaksi di media sosial kadang tidak mengindahkan kesantunan dan muka kawan bicara. Padahal, interaksi di dunia maya media sosial sama dengan interaksi di dunia nyata. Saat kita berinteraksi di dunia nyata, kita memperhatikan lawan bicara kita. Kita membedakan cara kita berbicara kepada teman sebaya dan kepada orang yang lebih tua.
Contoh 2
Zaman modern ini, untuk mencari orang yang benar-benar jujur sangatlah sulit, diibaratkan seperti halnya mencari sebuah jarum dalam tumpukan jerami. Orang yang sangat jujur sepertinya hanya dapat kita temui saat beruntung saja.
5. Pengembangan dengan Pembandingan atau Pengontrasan
Pola pengembangan paragraf berikutnya adalah pembandingan atau pengontrasan. Yaitu pola pengembangan suatu paragraf dengan membandingkan dua hal yang berbeda satu sama lain dan menyebut perbedaan maupun suatu kesamaannya.
Pola ini bisa digunakan ketika penulis hendak menggambarkan suatu topik yang punya pembanding sangat kontras. Misalnya menggambarkan tokoh anak sulung yang disebut mirip dengan sang ibu.
Meskipun ada persamaan, yakni wajahnya nyaris mirip. Namun penulis membandingkan antara dua hal kontras, yakni ibu dan anaknya sehingga tidak memiliki posisi yang setara.
6. Pengembangan dengan Sebab Akibat
Pola berikutnya adalah sebab akibat, artinya suatu paragraf dikembangkan dengan menjelaskan suatu sebab disusul dengan akibat atau sebaliknya. Sehingga satu paragraf bisa menjelaskan mengenai sebab akibat secara detail.
Pola ini juga memiliki bentuk sederhana, sebab acuannya adalah pada sebab dan akibatnya. Jika ada topik yang bisa dijelaskan penyebab dan akibat yang ditimbulkan, maka pola ini sangat cocok untuk dipilih.
7. Pengembangan dengan Contoh
Pola pengembangan paragraf juga ada yang memakai teknik contoh. Artinya, proses pengembangan paragraf dilakukan dengan menyebutkan sejumlah contoh konkrit yang mudah dipahami pembaca luas atau yang memang nyata ada di lapangan.
Misalnya saat menjelaskan mengenai tata cara mengisi waktu luang. Maka penulis bisa menyebut beberapa aktivitas yang cocok dilakukan di momen tersebut. Misalnya memberi contoh membaca buku, menulis puisi, dan sebagainya.
8. Pengembangan dengan Repetisi
Pola berikutnya adalah repetisi, yaitu pegembangan paragraf dengan cara menjelaskan bahasan yang dikemukakan pada awal paragraf diulangi pada akhir paragraf sebagai simpulan.
Sehingga ada pengulangan suatu kalimat, akan tetapi bentuknya bisa diubah agar tidak sama persis. Hal ini akan mengingatkan pembaca dengan kalimat tersebut di paragraf berikutnya sehingga bisa memahami isi pembahasan dengan baik.
9. Pengembangan dengan Kombinasi
Pola terakhir adalah pengembangan dengan teknik kombinasi, yaitu teknik pengembangan suatu paragraf dengan mengkombinasikan beberapa metode pengembangan sekaligus.
Misalnya menggabungkan antara teknik kronologi dengan repetisi. Sehingga ada dua pola atau bahkan lebih yang digunakan penulis untuk mengembangkan ide pokok. Teknik ini juga banyak diterapkan para penulis dan terbukti efektif.
Selain meningkatkan penyajian informasi yang mendalam juga membantu meningkatkan pemahaman pembaca. Selain itu juga membuat bentuk di setiap paragraf lebih bervariasi dan enak untuk dibaca.
Sebelum mengembangkan pola paragraf, pastikan kalimat yang Anda susun sudah memenuhi kalimat efektif. Tulisan ini akan membantu:
- Syarat Kalimat Efektif Beserta Ciri-Ciri dan Contohnya
- Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif yang Sering Terjadi
- 5 Cara Mengecek Kalimat Efektif, Wajib Diketahui Penulis!
- Kohesif dan Koheren, Kunci Pembaca Paham Isi Buku
Dari 9 teknik atau pola pengembangan paragraf tersebut, mana saja yang cukup sering Anda gunakan? Memahami semua pola ini, membantu memberi variasi pada karya tulis yang disusun agar lebih menarik dan mampu memberi informasi mendalam.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk memahami semua teknik tersebut dan menerapkannya satu per satu mengikuti karakter dari ide pokok yang akan dikembangkan. Selanjutnya, Anda bisa mengkombinasikan beberapa pola tersebut dalam karya yang dibuat.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik pola pengembangan paragraf, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat!