Daftar Isi
Dalam kegiatan penelitian, menentukan teknik pengambilan sampel penelitian yang tepat sangat penting. Sebab akan menentukan perolehan data yang valid tanpa perlu melakukan pengamatan pada keseluruhan objek penelitian.
Pengambilan sampel umum dilakukan di dalam kegiatan penelitian untuk meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan juga biaya. Meskipun hanya sampel namun dengan teknik yang tepat maka data yang diperoleh bisa mewakili keseluruhan objek penelitian.
Menariknya, jenis pengambilan sampel ini memiliki teknik yang beragam dan para peneliti bebas menggunakan yang mana. Idealnya disesuaikan dengan kondisi di lapangan, tujuan penelitian, maupun aspek lain yang sekiranya mempengaruhi.
Apa Itu Teknik Pengambilan Sampel?
Sebelum mengenal seluruh teknik pengambilan sampel penelitian, maka ketahui dulu definisinya. Berikut adalah beberapa pendapat ahli dalam menjelaskan definisi pengambilan sampel pada penelitian:
1. Sugiyono (2001)
Penjelasan pertama mengenai definisi pengambilan sampel dipaparkan oleh Sugiono. Beliau menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel adalah teknik pengambilan contoh (sampel) dari objek penelitian secara keseluruhan.
Artinya, dalam objek penelitian yang cakupannya luas atau jumlahnya banyak maka cukup diambil sampel dengan persentase tertentu. Sebagai contoh, data didapatkan dengan wawancara masyarakat di daerah A.
Hanya saja jumlah anggota masyarakat di daerah tersebut mencapai 1.000 orang. Jika peneliti harus melakukan wawancara satu per satu, maka penelitian berlangsung sangat lama. Maka dipilih 100 orang saja dari 1,000 orang tadi.
2. Margono (2004)
Pendapat kedua mengenai pengertian teknik pengambilan sampel penelitian adalah Margono. Beliau menjelaskan pengambilan sampel sebagai cara untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan sumber data.
Yakni dengan memperhatikan karakteristik dan penyebaran populasi agar bisa benar-benar mewakili. Sehingga diambil perwakilan dari keseluruhan objek penelitian untuk mendapatkan data yang mewakili sisa objek tersebut.
3. Teken (1965)
Terakhir adalah definisi yang dipaparkan oleh Teken, dimana pengambilan sampel adalah teknik untuk mengambil sampel yang memenuhi sifat-sifat seperti:
- Dapat dipercaya untuk menggambarkan seluruh populasi yang diteliti.
- Sederhana.
- Bisa menentukan presisi dengan menentukan standard deviation dari taksiran yang didapatkan.
- Bisa memberikan banyak keterangan dengan biaya yang cenderung sedikit.
Jadi dari pendapat para ahli tersebut, bisa disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel penelitian adalah proses mengambil sampel atau perwakilan dan contoh dari sebuah populasi yang menjadi objek penelitian.
Sebagaimana yang dijelaskan sekilas sebelumnya. Pada saat peneliti mendapati jumlah populasi yang tinggi dan tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara satu per satu. Maka akan diambil perwakilan dari populasi tersebut, sehingga tetap didapatkan data yang kredibel.
Baca Juga:
Manfaat Penelitian: Pengertian, Karakteristik, Fungsi, dan Contoh
Instrumen Observasi: Pengertian, Macam, Langkah, dan Contohnya
Mengetahui Apa itu Metodologi Penelitian dan Jenis-Jenisnya
Tujuan Pengambilan Sampel
Peneliti secara umum melakukan pengambilan sampel bukan tanpa alasan. Tindakan ini dilakukan dengan beberapa tujuan spesifik berikut ini:
1. Mendapatkan Data yang Relevan
Tujuan yang pertama adalah untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian. Data ini didapatkan dengan mengambil sampel populasi yang menjadi objek penelitian. Sehingga data sudah sesuai dengan topik penelitian yang ditentukan di awal.
2. Mendapat Informasi Terkait Populasi
Tujuan yang kedua adalah untuk mendapatkan informasi terkait populasi yang menjadi objek penelitian. Sehingga peneliti cukup mengajukan pertanyaan dalam wawancara ke beberapa orang saja di dalam populasi yang bersedia.
Sehingga tanpa perlu melakukan wawancara kepada seluruh populasi. Peneliti sudah mendapatkan gambaran informasi dari populasi tersebut dan tentunya relevan dengan topik penelitian yang ditentukan.
3. Dijadikan Acuan dalam Mengambil Kesimpulan
Pengambilan sampel penelitian juga bertujuan untuk mendapatkan acuan dalam mengambil kesimpulan. Data yang didapatkan dari sampel yang diambil bisa memberi gambaran secara keseluruhan terhadap populasi.
Gambaran yang didapatkan kemudian membantu peneliti untuk mengambil keputusan. Jika melakukan wawancara pada 50 orang dan ada 35 orang yang setuju dengan suatu hal maka populasi tersebut bisa dinyatakan setuju dengan hal tersebut.Â
Baca Juga:
Reduksi Data: Pengertian, Tujuan, Langkah-Langkah, dan Contohnya
Pengertian Tabel, Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya
Distribusi Probabilitas: Pengertian, Karakteristik, Macam, dan Contohnya
Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel penelitian seperti yang dibahas sekilas di awal memiliki jenis beragam. Secara garis besar terbagi menjadi dua kategori yakni probability sampling dan non probability sampling.
Masing-masing kemudian terbagi lagi menjadi beberapa kategori. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Probability Sampling
Kategori atau jenis pertama dalam pengambilan sampel penelitian adalah probability sampling. Yaitu proses pengambilan sampel secara acak karena setiap member di dalam populasi dianggap setara dan sama-sama mampu menjadi perwakilan populasi.
Jenis pengambilan sampel penelitian ini kemudian terbagi lagi menjadi 5 jenis teknik, yaitu:
a. Simple Random Sampling
Simple random sampling atau sistem acak sederhana adalah proses penentuan sampel dengan melakukan undian. Sehingga setiap member populasi memiliki kesempatan sama untuk dijadikan sampel.
b. Systematic Random Sampling
Systematic random sampling atau sampel acak sistematis adalah pengambilan sampel dengan metode lebih terstruktur. Misalnya seluruh member populasi diberi nomor urut, lalu secara acak nomor urut kelipatan 10 menjadi sampel.
c. Stratified Random Sampling
Stratified random sampling adalah pengambilan sampel penelitian secara acak dengan tingkatan tertentu. Misalnya populasi diambil sampel berdasarkan tingkat usia. Maka ada sample usia muda, dewasa, dan lansia.
d. Cluster Random Sampling
Cluster random sampling adalah proses atau teknik pengambilan sampel penelitian berdasarkan wilayah. Misalnya objek penelitian adalah mahasiswa di Undip, kemudian diambil sampel mahasiswa yang asalnya dari Jateng saja.
e. Multistage Sampling
Terakhir adalah multistage sampling, yaitu proses pengambilan sampel dengan menggabungkan beberapa teknik berbeda yang tujuannya mendapatkan sampel terbaik sehingga efektif dan efisien.
2. Non Probability Sampling
Jenis teknik pengambilan sampel penelitian yang kedua adalah non probability sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak dilakukan secara acak, sampel diseleksi dengan ketat untuk memastikan bisa menjadi perwakilan populasi.
Sama seperti teknik sebelumnya, pada teknik ini juga terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasannya:
a. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sehingga peneliti wajib menentukan kriteria dalam mengambil sampel paling sesuai.
b. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah mengambil sampel penelitian dengan teknik wawancara bersambung. Hasil wawancara dengan calon sampling satu dengan yang lainnya akan memperlihatkan sampel mana yang terbaik menjadi sumber data.
c. Accidental Sampling
Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel penelitian yang sifatnya insidental. Jadi, ada suatu kejadian antara sampel dan peneliti sebelumnya. Misalnya sudah kenal sejak lama, pernah bertemu sebelumnya, dan lain-lain.
d. Quota Sampling
Quota sampling adalah proses pengambilan sampel dengan dilakukan penelitian terlebih dahulu. Jadi, peneliti mencari tahu siapa dan latar belakang sampel sebelum memutuskan menjadikannya sampel penelitian.
e. Systematic Sampling
Systematic sampling adalah memberikan urutan sistematis kepada seluruh sampel penelitian. Misalnya mengambil sampel dari sebagian siswa di kelas, maka diberi nomor 1-20. Siswa dengan nomor 1-20 kemudian dipilih menjadi sampel.
Banyaknya jenis teknik pengambilan sampel penelitian membuat peneliti perlu mengenal semua secara keseluruhan. Sehingga bisa memilih teknik mana yang tepat sesuai dengan kondisi pengumpulan data selama penelitian berjalan. Tujuannya agar ada efisiensi waktu, tenaga, dan tentunya biaya.
Artikel Terkait:
Penelitian Deskriptif: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
Data Penelitian: Pengertian, Klasifikasi, dan Contoh Lengkap
Pengertian Metode Penelitian, Tujuan, Macam, dan Contoh Lengkapnya