Sebelum mempelajari cara menerbitkan buku sendiri usai menulis skripsi yang sudah diubah ke dalam bentuk buku. Ada baiknya memahami juga pentingnya mengubah skripsi menjadi buku dan kemudian diterbitkan.
Sehingga skripsi tersebut tidak usang dimakan rayap ataupun terlupakan. Sebab saat diubah menjadi buku dan kemudian diterbitkan maka akan dibaca lebih banyak orang. Sekaligus memberi keuntungan lain bagi pelakunya.
Hanya saja mengubah sebuah skripsi yang notabenenya merupakan karya tulis ilmiah menjadi buku yang sifatnya cenderung tidak ilmiah (non ilmiah). Ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan, tanpa niat yang kuat dijamin mudah menyerah.
Skripsi tentu bukan istilah yang asing di telinga, sebab merupakan salah satu syarat untuk bisa lulus dari jenjang Strata 1 atau S1 di perguruan tinggi. Setiap mahasiswa di jenjang tersebut dijamin sudah akrab dengan istilah skripsi sejak awal masuk kuliah.
Skripsi kemudian wajib disusun bersama dengan dampingan 2 atau lebih dari dosen pembimbing. Kemudian dipresentasikan dan diujikan di depan dosen penguji yang nantinya menentukan nilai ujian skripsi.
Skripsi tidak memerlukan pemahaman tentang cara menerbitkan buku sendiri. Sebab rata-rata skripsi memang disusun tanpa tujuan diterbitkan, kecuali setelah skripsi selesai di presentasikan.
Terdengar mudah ya? Aktualnya, banyak mahasiswa tingkat akhir yang jungkir balik dalam menyelesaikan satu judul skripsi. Alasannya sangat banyak, pertama karena skripsi adalah KTI (Karya Tulis Ilmiah) pertama sehingga ibarat bayi baru lahir sedang belajar berjalan.
Masih bergerak lambat dan tertatih-tatih karena memang baru pertama kali mencoba membuat KTI. Kedua, ada kemungkinan menghadapi kesulitan dengan judul atau topik yang dipilih. Misalnya baru sadar di tengah jalan judul susah dipahami atau referensi langka.
Belum lagi dengan alasan internal, seperti terserang penyakit malas untuk menyelesaikan bab demi bab. Apalagi harus mengatur janji temu dengan dosen pembimbing. Semua masalah ini akan dihadapi oleh mahasiswa tingkat akhir. Salah satu atau semuanya.
Setelah bersusah payah menyelesaikan skripsi dan menghadapi momen menegangkan berdiri di hadapan dosen penguji saat sidang. Akankah rela skripsi ini usang di rak buku? Atau mungkin hilang tanpa jejak dimakan virus ketika disimpan di laptop pribadi?
Padahal, skripsi mengandung sebuah isi atau materi yang bisa jadi dibutuhkan banyak orang. Seperti dijadikan referensi oleh mahasiswa semester akhir lain yang juga mengusung topik yang sama. Jadi, pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi buku lalu diterbitkan.
Setelah dilakukan, maka baru bisa belajar bagaimana tata cara menerbitkan buku sendiri. Sebab dengan teknik ini, pemilik buku hasil parafrase bisa memastikan naskahnya terbit dan dimanfaatkan banyak orang.
Mengubah skripsi, tesis, maupun disertasi yang awalnya merupakan KTI menjadi buku bukanlah hal baru. Langkah ini sering dilakukan banyak orang untuk bisa meningkatkan manfaat dan melakukan estafet kebermanfaatan KTI tersebut ke banyak orang.
Prosesnya memang tidak mudah, apalagi bagi siapa saja yang tidak terbiasa menulis dan belum memiliki keterampilan menulis yang baik. Namun, jangan patah semangat karena dengan melakukan perubahan struktur KTI menjadi buku atau parafrase.
Maka akan ada lebih banyak keuntungan bisa didapatkan, dan berikut adalah beberapa keuntungan tersebut:
Keuntungan yang pertama jika mahasiswa memutuskan mengubah skripsi menjadi buku lalu diterbitkan adalah mendapatkan penghasilan. Sebab ketika buku tersebut terbit, dibeli oleh orang. Maka hasil penjualan akan memberi komisi pada penulis.
Pernah mendengar istilah royalti? Royalti secara sederhana adalah komisi yang diberikan kepada penulis terhadap hasil penjualan bukunya. Royalti akan tetap diterima penulis selama buku tersebut masih terjual di pasaran.
Jadi, menyadari bahwa skripsi yang disusun pasti dibutuhkan banyak orang. Minimal oleh kalangan akademisi yang jumlahnya tidak sedikit. Maka dijamin saat diterbitkan akan dibeli banyak orang, khususnya target pasar tersebut (kalangan akademisi).
Setiap tahun, ada banyak dosen dan mahasiswa baru yang merupakan target pasar dari parafrase skripsi ke buku. Oleh sebab itu, jangan ragu melakukan parafrase lalu diterbitkan secara resmi agar mendapatkan sumber pemasukan tambahan jangka panjang.
Buku hasil parafrase skripsi tentunya setelah diterbitkan akan dibaca banyak orang. Tak hanya isinya yang dibaca, melainkan juga siapa penulisnya atau bahkan siapa penerbitnya. Data atau identitas buku tentu akan diperhatikan oleh pembaca.
Jika ada 10 orang membeli buku tersebut maka 10 orang akan mengenal nama penulisnya. Bagaimana jika sampai ada 100 eksemplar yang terjual? Atau mungkin 1.000 eksemplar dan seterusnya?
Maka nama penulis akan semakin dikenal. Jika sudah demikian, apa keuntungan yang didapat penulis? Banyak, pertama membantu membangun personal branding sebagai pakar dari suatu bidang keilmuan. Dibuktikan dengan karya bukunya.
Kedua, penulis bisa diajak berkolaborasi ke berbagai kegiatan. Misalnya diajak menjadi narasumber di sebuah seminar, acara bedah buku, workshop, training, dan sebagainya. Ketiga, relasi semakin luas yang tentu bagus untuk masa depan.
Keuntungan berikutnya dengan belajar cara menerbitkan buku sendiri dari skripsi yang diubah ke dalam bentuk buku, adalah menunjukan kontribusi diri terhadap dunia pendidikan nasional.
Pasalnya dengan buku tersebut maka sudah ikut berpartisipasi dalam menyediakan referensi berkualitas kepada kalangan akademisi dan masyarakat luas. Sehingga ketika buku dimanfaatkan maka ada ilmu yang diserap pembaca.
Hal tersebut tentu menjadi bukti bahwa penulis skripsi yang melakukan parafrase berhasil ikut berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan di tanah air. Kontribusi ini bersifat langsung dan tentunya diakui semua pihak.
Keuntungan terakhir jika menerapkan cara menerbitkan buku sendiri dari hasil parafrase skripsi ke bentuk buku. Adalah membuat skripsi tersebut lebih dihargai karena memang dibaca dan memberi manfaat kepada banyak orang.
Jadi, mencegah skripsi hanya menjadi pajangan dan berakhir di pasar loak. Atau mencegah skripsi hanya menjadi kenangan. Pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi buku lalu diterbitkan secara resmi.
Supaya skripsi ini tetap berharga, tidak hanya di mata penulis tapi juga masyarakat luas yang membacanya.
Jika merasa proses parafrase atau mengubah skripsi menjadi buku terasa sulit untuk dilakukan. Maka pertimbangkan untuk menggunakan jasa parafrase profesional, dan layanan ini tersedia di penerbit deepublish.
Lewat layanan tersebut, penerbit deepublish berhasil membantu para mahasiswa dan dosen mengubah KTI menjadi naskah buku siap terbit. Sehingga manfaat KTI semakin luas tidak hanya bagi masyarakat ilmiah tapi juga masyarakat umum.
Silahkan memanfaatkan layanan parafrase tersebut agar tidak pusing dan tidak repot sendiri untuk mengubah skripsi menjadi naskah buku. Manfaatkan seluruh fasilitas yang menyertainya.
Sehingga bisa memastikan naskah buku segera terbit dan dimanfaatkan oleh publik. Sekaligus tidak pusing belajar cara menerbitkan buku sendiri, karena semua tercakup dalam layanan parafrase penerbit deepublish tersebut.
Anda bisa mempelajari lebih lanjut tentang layanan ini dengan mengunjungi halaman Layanan Parafrase.
Artikel Terkait:
11 Tips Mengubah Skripsi/Tesis/Disertasi Menjadi Buku
Contoh Halaman Persembahan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
17 Contoh Penutup Makalah, Laporan, Jurnal, dan Skripsi
7 Contoh Simpulan Karya Ilmiah, Jurnal, Laporan, dan Skripsi
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…