Kalimat Langsung dan Tidak Langsung: Ciri, Struktur, Perbedaan

kalimat langsung dan kalimat tidak langsung

Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis kalimat, salah satunya adalah kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Kalimat jenis ini sangat jamak dijumpai pada artikel berita yang disusun seorang jurnalis. 

Namun, sangat mudah pula ditemukan pada karya tulis jenis lain termasuk karya tulis fiksi seperti dialog pada novel, cerpen, cerbung, dan lain sebagainya. Meskipun bukan hal yang asing, ternyata masih banyak yang bingung memahami dua jenis kalimat ini. 

Kalimat Langsung

Memahami apa saja yang membedakan dan menjadi persamaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung, bisa dimulai dengan memahami definisi masing-masing.

Kalimat langsung didefinisikan sebagai kalimat yang diucapkan secara langsung oleh seseorang saat menyampaikan suatu hal. Sehingga, kalimat jenis ini bisa diartikan sebagai rangkuman dari ucapan seseorang. 

Hal ini sesuai dengan definisi yang dipaparkan Kosasih (2017), dimana menyatakan bahwa kalimat langsung merupakan kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang telah diujarkan (diucapkan) oleh seseorang.

Kalimat langsung ditulis apa adanya sesuai dengan ucapan narasumber. Sehingga kalimat langsung paling umum dijumpai pada artikel berita. Dimana akan ditemukan banyak hasil wawancara seseorang secara langsung, baik bertatap muka maupun lewat telepon dan chat. Misal chat di WhatsApp dan DM Instagram. 

1. Ciri Kalimat Langsung

Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung adalah dua kalimat yang berbeda sekalipun dari segi nama mirip. Membantu tidak kesulitan membedakannya, berikut ciri kalimat langsung secara umum: 

  1. Pada kalimat langsung, biasanya kalimat akan ditandai dengan adanya tanda petik dua (“….”).
  2. Huruf pertama pada kalimat yang dipetik akan menggunakan huruf kapital.
  3. Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisah menggunakan tanda baca koma (,)
  4. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
  5. Pada bagian kutipan, umum terdapat adanya kalimat tanya, kalimat berita, maupun kalimat perintah.

2. Struktur dan Penulisan Kalimat Langsung yang Benar

Jika Anda seorang jurnalis atau ingin menjadi seorang jurnalis profesional. Maka selain harus pandai dalam melakukan peliputan, juga harus mampu menyusun hasil liputan ke dalam artikel berita. 

Mayoritas akan menambahkan kalimat langsung sesuai dengan apa yang disampaikan narasumber ketika peliputan dilakukan. Penulisan kalimat langsung mengikuti kaidah struktur berikut: 

  1. “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek]” (,) [kata kerja diawali dengan huruf kecil] [subjek]. 

Struktur ini diawali dengan kalimat yang diucapkan narasumber yang ditulis dengan diapit tanda petik dua. Kemudian diakhiri dengan penyebutan kata kerja dan mencantumkan nama objek (narasumber). 

Contohnya adalah pada kalimat berikut: 

“Kemarin saya melihat ada baku hantam antara petugas dengan sosok yang diduga masyarakat setempat adalah seorang pencuri,” kata Pak RT. 

  1. [Subjek] [kata kerja] (,) “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek dengan diawali huruf kapital] [tanda baca]”

Struktur kedua dari kalimat langsung adalah menuliskan subjek atau narasumber diikuti kata kerja. Baru kemudian ditulis kalimat yang diucapkan oleh narasumber tersebut diapit tanda petik dua. Berikut contohnya: 

Kapolres Bandung berkata “Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk mengatasi masalah ini, sehingga masyarakat tidak merasa was-was,” 

Sebagai catatan tambahan, akhir dari ucapan narasumber diberi tanda koma (,) bukan titik (.). Baru disusul dengan tanda petik yang menjadi tanda akhir dari kutipan langsung atau kalimat langsung tersebut. 

3. Contoh Kalimat Langsung

Membantu lebih memahami apa itu kalimat langsung dan kalimat tidak langsung secara detail dan jelas. Berikut adalah beberapa contoh kalimat langsung: 

  1. “Laki-laki yang tadi lewat adalah suami baru ibuku,” kata Dewi pada Ani sahabatnya. 
  2. “Listrik sudah dipadamkan oleh pihak PLN sebelum pukul 21.00 WIB,” ucap Bu Danik. 
  3. “Aku sudah sampai di depan rumah, coba keluar temui aku,” kata Ridwan kepadaku.
  4. Ayah bertanya, “Kapan kamu berangkat kerja, hari sudah mulai siang?”
  5. “Besok saja kita berangkat ke Solo naik kereta jangan naik bus,” ungkap Ardi. 

Pelajari lebih lanjut kutipan selengkapnya:

Kalimat Tidak Langsung

Sementara itu, untuk kalimat tidak langsung adalah kalimat yang berisi ungkapan yang disampaikan orang lain. Dalam buku Kitab Bahasa Indonesia (2012), definisi kalimat tidak langsung adalah kalimat yang berisi ungkapan yang disampaikan orang lain

Jika kalimat langsung berisi ucapan narasumber yang ditulis apa adanya. Sedangkan dalam karya fiksi, adalah ucapan langsung dari tokoh yang sedang diceritakan. Maka kalimat tidak langsung adalah kebalikannya. 

Sehingga ada pihak yang menjadi narasumber dan ucapannya diubah struktur dan bahkan pemilihan kosakata untuk menjelaskan ucapan tersebut dengan jelas. Penulisan ulang kalimat langsung juga bertujuan meringkas ucapan narasumber atau tokoh. 

1. Ciri Kalimat Tidak Langsung

Sama seperti kalimat langsung, kalimat tidak langsung juga memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya unik.

Berikut ciri kalimat tidak langsung: 

  1. Tidak menggunakan tanda petik dua (“….”)
  2. Intonasi seolah mendatar dan menurun pada akhir kalimatnya.
  3. Pelaku yang menyatakan ujaran dapat mengalami perubahan bergantung pada konteks kalimatnya, yakni: kata ganti orang pertama menjadi orang ketiga. Kata ganti orang kedua menjadi orang pertama.
  4. Memiliki kata tugas berupa: agar, sebab, bahwa, untuk, tentang, supaya, dan lainnya.
  5. Pada bagian kutipan biasanya berbentuk kalimat berita.

2. Struktur dan Penulisan Kalimat Tidak Langsung yang Benar

Jika Anda hendak menyusun kalimat tidak langsung, maka struktur yang baik dan benar adalah sebagai berikut: 

[subjek] [predikat] kata sambung] [kata yang diucapkan oleh subjek]

Sehingga kalimat tidak langsung diawali dengan mencantumkan subjek atau narasumber. Kemudian diikuti kata sambung dan disusul dengan ucapan subjek atau narasumber tersebut. 

Bedanya dengan kalimat langsung adalah tidak diapit dengan tanda petik atau tanda kutip. Sehingga ucapan dari subjek ditulis seperti menulis teks atau kalimat pada umumnya. 

Adapun pembaca tetap mengetahui ada ucapan dari subjek, sebab ada penjelasan di awal kalimat tersebut. Berikut contoh dalam kalimat: 

Ibu mengatakan jika adik berangkat ke sekolah jam 7 pagi dengan naik sepeda. 

Saat menyusun kalimat, pastikan sudah sesuai dengan kriteria kalimat efektif agar tulisan makin mudah dipahami. Begini syarat hingga contoh yang bisa Anda ikuti:

3. Contoh Kalimat Tidak Langsung

Berikut beberapa contoh kalimat tidak langsung: 

  1. Ayah kemarin bilang ingin diantar ke Pasar Minggu, ada yang ingin dibeli. 
  2. Ibu berkata bahwa kita sebagai anaknya harus ikut prihatin dengan kondisi keuangan keluarga yang belum bagus. 
  3. Ani berkata bahwa salah satu mimpinya di tahun ini adalah bisa kuliah di UGM. 
  4. Dokter Lisa menyuruh Amin untuk mengurangi makanan pedas karena bisa memperparah maag yang diderita. 

Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Jadi, dari penjelasan di atas bisa dipahami bahwa perbedaan kalimat langsung dan tidak langsung dalam penulisannya adalah tanda baca. Pada kalimat langsung diapit oleh tanda petik atau tanda kutip (“…”. Sementara pada kalimat tidak langsung tidak ada tanda baca ini. 

Jika Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat. 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama