Daftar Isi
Kesalahan Penggunaan Huruf Miring. Saat kita membaca suatu artikel atau buku, seringkali kita menemukan huruf yang tercetak miring, padahal yang lainnya tidak. Apa yang mendasari huruf tersebut dicetak miring? Apakah memang harus dicetak miring? Lalu, apa ya alasan yang mendasari huruf tersebut dicetak miring?
Untuk memahami penggunaan dari huruf yang dicetak miring, seorang penulis atau pembaca haruslah mampu memahaminya, maka dari itu penting dipelajari perihal mengenai penulisan. Kali ini kita akan mempelajari mengenai huruf yang dicetak miring pada suatu artikel, buku, dan sebagainya. Mulai dari penggunaan huruf miring, penyebab, kesalahan penggunaan huruf miring, dan contoh pembenarannya. Mari kita mulai!
Penggunaan huruf yang dicetak miring pada suatu artikel, buku, majalah, dan sebagainya tentu saja ada alasan yang mendasarinya. Tidak serta merta huruf tersebut dicetak miring tanpa ada kepentingannya. Sebelumnya, ketika kita mengetik suatu naskah di Ms. Word, seringkali kita menggunakan gaya huruf italic. Gaya huruf italic adalah suatu gaya dalam tipografi tulisan, yang pada penulisan hurufnya tercetak agak miring ke kanan.
Dikutip dari wikipedia.com, nama atau penamaan italic berasal dari gaya tipografi yang terinspirasi dari kaligrafi yang pertama kali di desain di Italia. Gaya italic ini bertujuan untuk mengganti dokumen-dokumen lama yang ditulis dengan gaya chancery hand. Desainer yang pertama kali menemukan atau menggunakan gaya italic ini adalah Aldus Manutius dan Ludovico Arrighi, yang hidup pada abad ke 15 dan 16.
Izan Bahdin (2015) menjelaskan bahwa sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama penerbit (koran, majalah, dan lain-lain).
Penggunaan gaya huruf italic ini penting sekali untuk membedakan kata yang satu dengan kata lainnya yang memiliki perbedaan. Dinukil dari puebi.readthedocs.io, ada tiga (3) syarat atau alasan mengapa huruf tersebut dicetak miring. Penjelasannya seperti di bawah ini.
Contoh penerapan huruf miring berdasarkan syarat pertama adalah sebagai berikut.
Contoh penerapan huruf miring berdasarkan syarat kedua adalah sebagai berikut.
Contoh penerapan huruf miring berdasarkan syarat ketiga adalah sebagai berikut.
Selain tiga syarat di atas, ada beberapa catatan yang wajib dipelajari. Penjelasan mengenai catatan tersebut bisa dipelajari seperti di bawah ini.
Mengutip dari narabahasa.id, bahwa huruf miring pun digunakan untuk menuliskan kata ragam cakapan, baik yang tercantum dalam kamus dengan berlabel cak (ragam cakapan), maupun yang tidak tercantum di dalam kamus. Contoh paling mudah adalah kata-kata dengan prefiks nge- dan sufiks -in, contohnya adalah ngejar dan nyebelin.
Lalu, kutipan dari seorang tokoh dengan bahasa asing atau daerah, dalam tulisan bahasa Indonesia juga harus ditulis dengan huruf miring. Contohnya adalah “We need some revolutionary institutional changes,” ucap Joe Biden.
Seperti penjelasan di atas, perlu dicatat bahwa huruf miring tidak digunakan pada penulisan nama diri (orang, organisasi, produk, dan sebagainya) dalam bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya Steve Rogers, Sutoyo, Sambal Spesial, Yamaha Music School, atau Ninik Mamak.
Baca Juga:
Ada beberapa penyebab dari seseorang masih salah atau kurang tepat dalam penggunaan huruf miring. Secara umum, ada dua penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan huruf miring. Dua hal penyebabnya adalah sebagai berikut.
Tidak sedikit para penulis dalam penulisannya bukan tidak memperhatikan ejaannya, akan tetapi kurangnya pemahaman atau pengetahuan mengenai hal-hal tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika seorang penulis tidak mengetahui bahasa asing tersebut apakah sudah menjadi bahasa serapan di bahasa Indonesia, sehingga penulis tersebut kebingungan bagaimana menuliskannya dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, banyak juga yang kurang membaca mengenai aturan-aturan yang telah diuraikan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Para penulis tidak semuanya berasal dari jurusan bahasa Indonesia, akan tetapi para penulis juga harus mempelajari PUEBI, supaya tulisannya dapat dikatakan benar dalam aspek ejaan. Oleh karena itu, sebagai penulis harus banyak-banyak membaca dan mempelajari aturan penulisan ejaan dalam bahasa Indonesia.
Kesalahan dalam penulisan huruf miring tidak serta-merta karena kurangnya pemahaman mengenai ejaan dalam bahasa Indonesia, akan tetapi bisa jadi karena kurang teliti dalam penulisannya. Bisa jadi seorang penulis kurang fokus atau konsentrasi dalam penulisan tersebut. Oleh karena itu, selain harus banyak memahami aturan penulisan dalam bahasa Indonesia, seorang penulis juga harus dituntut untuk teliti.
Selain dua sebab di atas, ada beberapa sebab atau faktor-faktor lain yang muncul dalam kesalahan berbahasa secara umum, dikutip dari balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id, yaitu,
Baca Juga:
Perbedaan Singkatan dan Akronim
Ada tiga (3) kesalahan penulisan huruf miring secara umum. Ketiga kesalahan penulisan huruf miring sering terjadi pada tempat umum, surat kabar, dan artikel atau tulisan umum. Penjelasannya adalah seperti berikut.
Penjelasan dari balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id, bahwa bahasa asing mendominasi ruang-ruang publik dan banyak yang belum memperhatikan kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia. Tolak ukur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik terlihat dari penggunaan bahasa pada papan-papan nama yang dipasang di gedung perkantoran, permukiman, lembaga, dan lain-lain.
Kasus mengenai kesalahan penggunaan huruf miring sering terjadi di lingkungan umum atau ruang publik, disadari atau tidak. Huruf miring dalam penerapannya di tempat umum masih banyak kesalahan, contohnya seperti berikut ini, greenhouse, wifi, hotspot, workshop, dan marching band, seharusnya ditulis miring, greenhouse, wifi, hotspot, workshop, dan marching band.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah menjadi keharusan bagi para jurnalis. Aturan ini tidak serta-merta membuat para jurnalis menerapkan kaidah bahasa Indonesia tersebut. Pada kenyataannya, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam teks berita pada surat kabar masih dijumpai. Bentuk kesalahan yang ditemukan sangat bervariasi, baik dalam bidang ejaan, diksi, maupun kalimat (Hakim, dkk, 2017:109).
Artikel dari Hakim, dkk (2017) mengenai kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar, ditemukan bahwa ada kesalahan dalam penulisan bahasa asing pada surat kabar tersebut. Kesalahan yang dimaksud adalah penggunaan kata cooling down pada naskah 3b, kata fashion show pada naskah 3c, dan kata leading sector.
Pertama, artikel dari Fitriani & Rahmawati (2020) mengenai analisis kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf miring dalam teks berita online, ditemukan bahwa ada penulisan huruf yang benar tapi justru dibenarkan dengan cara dicetak miring, pada halaman 15, mereka membenarkan kata Skype yang ditulis miring, dengan alasan merupakan bahasa asing. Padahal aturan dalam ejaan bahasa Indonesia di atas disebutkan bahwa nama diri (orang, organisasi, produk, dan sebagainya) dalam bahasa asing atau daerah tidak ditulis miring. Kita semua tahu bahwa Skype merupakan nama produk atau aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan panggilan suara atau video.
Kedua, artikel dari Sukmawaty (2017) mengenai analisis kesalah berbahasa Indonesia pada skripsi mahasiswa, ditemukan bahwa kesalahan penggunaan ejaan paling banyak terdapat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Sistem Informasi STMIK Kharisma Makassar adalah pada kesalahan penulisan huruf miring. Contohnya yaitu, pada kalimat “Teknik pengujian White Box meliputi pengujian basis path dan loop testing”. Kalimat tersebut ditulis tidak mengikuti kaidah penggunaan huruf miring sesuai PUEBI. Perbaikan kalimat tersebut adalah “Teknik pengujian White Box meliputi pengujian basis path dan loop testing”.
Baca Juga:
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan baiknya menjadi pelajaran atau bahan untuk introspeksi diri kita sebagai seorang penulis untuk tetap berusaha menyesuaikan kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa contoh kesalahan penggunaan huruf miring dan pembenarannya.
Kesalahan penulisan judul buku, majalah, artikel, puisi, dan sebagainya, contohnya adalah sebagai berikut.
Pada contoh judul di atas terdapat kesalahan, yaitu judul buku puisi tidak dicetak miring. Aturan kaidah dalam bahasa Indonesia mengharuskan judul buku atau puisi tersebut dicetak miring, oleh karena itu judul yang benar adalah “Analisis Stilistika dalam Kumpulan Puisi Buku Latihan Tidur karya Joko Pinurbo”.
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan, yaitu kesalahan cetak miring yang seharusnya pada judul bukunya, bukan pada penulisnya. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah sebagai berikut; “Seekor Anjing Ditabrak Honda Astrea Dini Hari Tadi adalah kumpulan cerpen karya Doni Iswara”.
Kesalahan penulisan dalam menegaskan atau pengkhususan (huruf, kata, dan sebagainya) dalam kalimat, contohnya adalah sebagai berikut.
Pada contoh di atas terdapat kesalahan, yaitu penegasan tidak dicetak miring. Aturan atau kaidah dalam bahasa Indonesia, penegasan yang berupa huruf, kata, dan sebagainya ditulis miring. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah “Peraturan di tempat ini sudah jelas, dilarang merokok”.
Kesalahan penulisan bahasa asing atau bahasa daerah, dan sebagainya, contohnya adalah sebagai berikut.
Pada contoh di atas terdapat kesalahan, yaitu nama produk asing tidak perlu dicetak miring. Aturan atau kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia mengenai nama produk berbahasa asing tidak perlu dicetak miring. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah “Saya menemukan informasi tersebut baru saja di Twitter.”
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan, yaitu nama produk berbahasa daerah atau asing tidak perlu dicetak miring. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah sebagai berikut; “Penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan media sosial WhatsApp dan Instagram dibandingkan dengan Bukalapak dalam aspek jual beli daring.”
Kesalahan penulisan alamat website atau tautan, dan sebagainya, contohnya adalah sebagai berikut.
Pada contoh di atas terdapat kesalahan, yaitu nama situs web dalam kalimat tersebut tidak dicetak miring. Aturan atau kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia mengharuskan nama situs web ditulis miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah “Penerbit Deepublish bisa dikunjungi di situs web penerbitdeepublish.com.”
Kesalahan penulisan kalimat yang dikutip dari buku, artikel, puisi, pernyataan seseorang, dan sebagainya, contohnya adalah sebagai berikut.
Pada contoh di atas terdapat kesalahan, yaitu yang seharusnya dicetak miring adalah kutipannya, bukan pada nama penulisnya. Oleh karena itu, pengutipan yang benar adalah sebagai berikut; “Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa,” kata Seno Gumira Ajidarma.
Artikel Terkait:
Apakah Anda sedang atau ingin melakukan cara membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silahkan isi data diri Anda di : Daftar Menjadi Penulis Buku
Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan EBOOK GRATIS yang Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yang Bisa Anda Download sebagai Berikut:
Ebook : Cara Praktis Menulis Buku
Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar
Ebook : Self Publishing
Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme
Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf
Ebook : Cerdas Menulis Buku Referensi
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…