Menulis buku karya ilmiah pada dasarnya sudah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang dosen sebagai tenaga pengajar di institusi pendidikan tinggi. Pekerjaan menulis buku ilmiah menjadi salah satu penilaian seorang dosen dianggap produktif atau tidak. Dosen yang tidak produktif adalah mereka yang tidak pernah mau untuk menulis buku dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan. Padahal pemerintah sudah berupaya untuk mendorong kualitas dosen di Indonesia agar memiliki publikasi ilmiah sendiri, baik dalam bentuk jurnal ataupun buku. Luasnya ilmu pengetahuan yang ada di dunia sebenarnya bisa menjadi peluang untuk mengembangkan pengetahuan yang ada. Dengan begitu bukankah lebih mudah menemukan sumber inspirasi dalam menulis buku?
Tapi menulis buku ilmiah tidak bisa disamakan dengan menulis buku kategori fiksi yang mungkin tampak lebih mudah. Menulis buku karya ilmiah mesti berdasarkan penelitian dosen yang tentunya tidak mudah dalam menyusunnya. Meski begitu, ada banyak manfaat dari membuat buku ilmiah. Manfaat ini bisa dirasakan oleh dosen, mahasiswa, maupun masyarakat biasa. Berikut ini 5 manfaat jika Anda membuat buku karya ilmiah.
Disadari atau tidak, menulis buku ilmiah dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam ilmu yang ia pelajari. Dengan menulis buku karya ilmiah, mau tidak mau dosen dituntut untuk mempelajari bahkan melakukan penelitian sendiri. Hasil dari penelitian akan menambah wawasan dosen dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Bahkan dengan menulis buku, dosen justru tidak dirugikan, tetapi diuntungkan dengan banyak hal.
Berbagai penelitian yang dilakukan dosen, baik berasal dari proyek ataupun individu tentu bisa dijadikan sumber inspirasi untuk menulis buku. Kondisi yang demikian seharusnya dapat mendorong dosen untuk menerbitkan buku karya ilmiah sebagai tambahan sumber ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari oleh mahasiswa di kelas. Selain itu, dengan menulis buku berarti dosen telah melaksanakan tanggungjawab dan kewajiban yang harus dilakukan di lingkungan akademis.
Membuat buku karya ilmiah tidak harus dosen atau guru kok. Profesi lain juga bisa menjajal menulis buku karya ilmiah. Manfaat saat Anda menulis karya ilmiah secara tidak langsung Anda mengembangkan keterampilan membaca yang efektif. Hal ini karena saat mencari data penelitian, Anda dituntut untuk membaca banyak referensi dari buku. Anda harus mencari sumber-sumber yang akurat yang sesuai dengan penelitian Anda. Meski mungkin terasa membosankan, tapi percayalah cara ini akan membuat Anda lebih terampil dalam membaca.
Saat menulis, Anda dipaksa untuk lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi yang berhubungan dengan topik yang ditulus. Dengan demikian kegitan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun fakta-fakta yang berhubungan. Kegiatan seperti ini secara tidak langsung mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat dari referensi yang telah Anda baca. Dengan demikian kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula mungkin masih samar bagi kita sendiri dan orang lain.
Dengan menuliskan di buku, Anda juga dapat meninjau ulang dan menilai gagasan kita seendiri secara lebih objektif. Menuliskan gagasan di atas kertas kita kan lebih mudah memecahkan permasalahan, yakni dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
Secara psikologis, menulis dapat meningkatkan daya ingat seorang dosen. Dampaknya dosen akan terus mengingat materi apa yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Selama masih diberi kesempatan untuk hidup, maka sebaiknya teruslah menulis. Menulis buku adalah sebuah pilihan karena memiliki manfaat yang positif untuk mahasiswa ataupun dosen itu sendiri.
Selain menjaga produktivitas dosen dalam menghasilkan karya-karya yang bagus, menulis setidaknya juga dapat mengisi waktu luang ketika tidak lagi menjalankan kewajiban utamanya sebagai seorang dosen yaitu mengajar di dalam kelas. Pada sisi yang lain, dosen tersebut juga tidak dipandang sebagai orang yang pelit untuk membagikan ilmunya kepada orang lain. Dengan begitu peran agen of change dan agen of intellectual dapat terealisasikan ke masyarakat luas.
Kewajiban seorang dosen untuk menulis buku bukan tanpa alasan. Dosen diharapkan turut membantu menambah jumlah buku di Indonesia. Dilansir dari buku yang ditulis oleh Widaryanto, baru seperdelapan (0,125%) dosen dari 45 perguruan tinggi negeri dan 1400 perguruan tinggi swasta di Indonesia yang telah menulis publikasi, baik dalam bentuk jurnal, artikel, atau buku (Leo, 2010). Padahal seluruh dosen yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah 1.850.000 orang akademisi. Hal tersebut juga bisa dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun di Indonesia hanya berjumlah 3000 judul.
Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih kalah jauh dari jumlah buku dan jurnal buku yang diterbitkan. Di Inggris setiap tahun menerbitkan 60000 buku, sementara Amerika Serikat yang menerbitkan 100000 per tahun. Salah satu faktor yang dituding menjadi penyebab rendahnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun adalah masih kurangnya minat baca di kalangan masyarakat. Apabila tingkat minat baca masyarakat tinggi, maka bisa diprediksi akan banyak penulis di kalangan masyarakat tersebut, begitu juga sebaliknya. Sayangnya masih banyak orang menganggap bahwa Banyak orang masih menganggap bahwa mereka malas menulis karena masih ada banyak hiburan yang lebih menghibur daripada menulis.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…