Daftar Isi
Objek Penelitian. Kegiatan riset tentu tidak dapat dilakukan tanpa menentukan dulu objek penelitian tersebut. Objek dari riset sering juga disebut dengan istilah sumber data riset karena memang mengarah pada hal yang sama ketika didefinisikan. Dalam menentukan objek, seorang peneliti harus mengenal pengertian dari objek tersebut di dalam riset dan tahapan dalam menentukannya.
Menentukan objek yang tepat dalam sebuah riset bisa membantu melancarkan kegiatan riset tersebut. Namun, tetap perlu menyesuaikan dengan kebutuhan peneliti yang didominasi oleh kalangan dosen di Indonesia maupun negara lain di dunia. Lalu, sudahkah mengetahui bagaimana menentukan objek dalam kegiatan riset ?
Hal pertama yang perlu dipahami mengenai objek penelitian adalah pengertiannya. Hal ini penting untuk membantu ke tahap selanjutnya, misalnya tahap menentukan objek untuk diteliti. Adapun pengertian tentang objek di dalam penelitian ini disampaikan oleh sejumlah ahli dan berikut beberapa diantaranya:
Pendapat pertama mengenai pengertian dari objek di dalam riset disampaikan oleh Sugiyono. Sugiyono menjelaskan bahwa objek di dalam riset adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Objek dalam riset bisa berupa sifat dari seseorang atau sekelompok orang. Kemudian ditemukan masalah atau pandangan dari kelompok orang tersebut yang perlu diteliti lebih dalam. Baik untuk dicari penyebabnya dan juga untuk ditemukan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Variasi terhadap objek di dalam riset disusun dan ditetapkan secara pribadi oleh peneliti. Tujuannya tentu saja untuk lebih fokus pada satu masalah dan kemudian bisa segera menemukan solusi atas masalah yang dijadikan topik penelitian tersebut.
Sedangkan pendapat kedua tentang pengertian objek penelitian disampaikan oleh Supriati. Supriati menjelaskan bahwa objek di dalam riset adalah variabel yang diteliti oleh peneliti di tempat riset dilakukan. Sehingga peneliti perlu menentukan satu variabel dan kemudian dilakukan penelitian di objek yang sudah ditentukan.
Variabel ini bisa diartikan sebagai suatu masalah yang perlu dicari solusinya sebagai tujuan atas penelitian yang dilakukan. Sehingga variabel ini sangat berhubungan dengan objek itu sendiri. Hasil riset yang berupa solusi maupun teknologi baru akan bermanfaat langsung kepada objek yang diteliti tersebut.
Pendapat ketiga disampaikan oleh Iwan Satibi, dijelaskan bahwa objek di dalam penelitian adalah sesuatu yang secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komprehensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.
Oleh Iwan Satibi pengertian dari objek di dalam riset mencakup proses pemetaan wilayah riset serta sasaran riset tersebut. Definisi yang diberikan memang jauh lebih lengkap. Apalagi dalam praktek di lapangan, objek di dalam riset tidak hanya mencakup orang-orang di sebuah lingkungan saja.
Akan tetapi juga semua faktor yang mempengaruhi objek di dalam riset tersebut. Misalnya kondisi lingkungan sekitar, aspek ekonomis masyarakatnya, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Terakhir adalah pendapat yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto. Dijelaskan bahwa objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari problematika riset . Oleh Suharsimi juga disebutkan bahwa objek di dalam riset bisa disebut dengan istilah variabel penelitian.
Adapun maksud dari inti problematika, pada dasarnya objek di dalam riset adalah pusat dari masalah yang diteliti oleh seorang peneliti. Tanpa adanya objek maka problem atau masalah riset tidak akan ada. Begitu juga kegiatan penelitian menjadi sesuatu yang tidak diperlukan, karena tidak ada masalah yang bisa diteliti.
Berdasarkan pengertian objek di dalam riset yang disampaikan oleh para ahli di atas. Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah yang ditujukan untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana riset tersebut dilakukan.
Segala bentuk data yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan riset didapatkan dari objek dalam riset itu sendiri. Sehingga para peneliti perlu cermat dalam menentukan objek, agar riset yang dilakukan tidak mendapati kendala yang berarti. Bisa segera didapatkan hasilnya dan kemudian diaplikasikan atau diimplementasikan sesuai kebutuhan.
Baca Juga :
Setelah memahami betul apa pengertian dari objek dalam riset , maka di tahap selanjutnya adalah mengetahui macam-macam atau jenis dari objek di dalam riset tersebut. Secara umum, di dalam kegiatan penelitian terbagi menjadi 2 (dua) macam, dan berikut penjelasan detailnya:
Jenis yang pertama adalah objek penelitian primer yaitu objek yang dibutuhkan dari sumber pertama. Sumber pertama yang dimaksudkan disini adalah hasil pengambilan data dari sumbernya langsung. Misalnya saja, saat melakukan penelitian di desa A.
Maka peneliti bisa melakukan wawancara dengan Kepala Desa di desa A tersebut, dan data dari Kepala Desa ini didapatkan langsung. Sehingga tidak melewati perantara pihak ketiga, dan kemudian diolah sendiri oleh peneliti. Data-data ini disaring dan diambil data yang sekiranya memang diperlukan.
Sehingga tidak semua hasil wawancara menghasilkan data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Namun, wawancara penting untuk dilakukan agar bisa mendapatkan data yang akurat. Sebab disampaikan secara langsung atau secara lisan, dari perwakilan objek di dalam penelitian.
Jenis yang kedua adalah objek penelitian sekunder, merupakan kebalikan atau pengembangan dari objek penelitian primer yang dijelaskan di poin sebelumnya. Objek dalam penelitian sekunder adalah data yang diperoleh dari objek yang merupakan sumber sekunder atau sumber kedua.
Sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan di desa A tadi. Dimana hasil wawancara dengan Kepala Desa memberikan data objek penelitian primer. Sementara jika peneliti mengambil data dari hasil laporan bulanan, laporan tahunan, berita yang dimuat di surat kabar terkait desa A.
Maka data yang didapatkan merupakan objek penelitian sekunder. Didapatkan dari sumber kedua, yang memang tidak didapatkan langsung dari narasumber. Kredibilitas data tetap terjamin selama sumber data sekunder ini juga kredibel. Misalnya dari surat kabar terkemuka yang dikenal selalu menampilkan informasi akurat dan terpercaya.
Jika data didapatkan dari bentuk laporan, maka perlu dipastikan laporan tersebut disusun oleh pihak yang memang berwenang menyusunnya. Sehingga isi laporan tersebut memang bisa dipertanggung jawabkan sekaligus sesuai dengan kondisi di lapangan pada saat laporan disusun.
Dalam membahas aspek objek di dalam kegiatan penelitian, maka selain mengenal jenis-jenisnya. Juga perlu memahami prinsip di dalamnya, karena dalam objek di suatu penelitian akan mengikuti setidaknya 3 (tiga) prinsip. Berikut detailnya:
Prinsip yang pertama adalah identitas digital, bisa diartikan sebagai proses untuk membangun identitas secara digital. Misalnya profil di suatu media atau platform yang umum digunakan dalam kegiatan penelitian. Prinsip ini sendiri bertujuan untuk melakukan identifikasi unik.
Identifikasi unik yang dimaksud disini untuk mempermudah proses pengolahan data sudah sampai mana dan dilakukan oleh pihak mana saja. Misalnya saja ada keterangan DOI yang ditujukan untuk proses publikasi dari data hasil penelitian. Kemudian juga ada ID Orchid yang ditujukan untuk peneliti itu sendiri.
Prinsip yang kedua dalam menentukan dan mengolah data dari objek di dalam penelitian adalah agregasi data. Agregasi data diperlukan untuk studi yang lebih luas, dimana peneliti memerlukan lebih banyak data dan dipelajari secara lebih mendalam.
Proses agregasi data ini kemudian membantu peneliti untuk mendapatkan semua data yang diperlukan. Sekaligus memastikan data tersebut memang kredibel dan layak untuk dijadikan data penelitian. Sebab data yang tidak valid akan mempengaruhi validitas hasil penelitian itu sendiri. Maka harus dipastikan sejak awal.
Terakhir adalah prinsip anotasi yang memiliki fungsi memberikan metadata tambahan. Semua metadata yang didapatkan tentunya masih berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga ikut mendukung kesuksesan penelitian tersebut, dimana bisa mendapatkan hasil dan temuan terbaik yang solutif dan bermanfaat luas.
Baca Juga:
Menemukan objek penelitian merupakan hal penting dari kegiatan penelitian itu sendiri. Sebab dengan menentukan objek secara tepat maka penelitian bisa berjalan lancar. Hasil penelitian bisa didapatkan dengan cepat dan akurat yang kemudian bisa diterapkan ke objek dari penelitian tadi maupun ke objek lainnya yang memang membutuhkan.
Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan objek di dalam kegiatan penelitian. Kebanyakan peneliti menggunakan metode SMART yang merupakan kepanjangan dari Specific (Spesifik), Measurable (Terukur), Achievable (Dicapai), Realistic (Realistis), and Time (Jangka waktu).Berikut detail penjelasannya:
Pertama adalah spesifik, dimana dalam menentukan objek di dalam penelitian harus dibuat spesifik. Jika terlalu rancu maka akan menyulitkan dalam proses menentukan objek dari penelitian yang dilakukan. Maka perlu menyusun sejumlah kriteria, dan menentukan mana saja yang mewakili dan memenuhi kriteria tersebut.
Sebagai contoh, adalah melakukan penelitian terkait rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Muncul beberapa pilihan, masyarakat di kota mana saja atau di daerah mana saja? Maka perlu mencari kota atau daerah yang memang tingkat pendidikannya cukup rendah.
Daerah dan kota inilah yang nantinya menjadi objek dalam riset . Tentunya dibuat spesifik, yakni yang masyarakatnya punya pendidikan rendah. Sehingga peneliti tidak perlu mencari data penelitian dari semua daerah di Indonesia. Sebab tidak semua daerah masyarakatnya masih mengalami kesulitan meraih pendidikan tinggi.
Syarat dalam menentukan objek dibuat spesifik, yakni daerah yang hanya punya masalah masyarakatnya masih berpendidikan rendah. Jika tidak dibuat spesifik maka pilihan objek masih terlalu banyak. Menentukan salah satu diantaranya tentu semakin sulit, maka kriteria dibuat spesifik.
Berikutnya adalah terukur, yang artinya semua data dari sebuah objek penelitian bisa diukur untuk memudahkan peneliti mencapai tujuan riset . Misalnya saja data dalam bentuk angka, didapatkan dari hasil nilai dan laporan dalam bentuk angka. Data ini bisa dengan mudah diproses dan dihitung oleh peneliti.
Kemudian ada juga data dalam bentuk bukan angka, data ini bisa dalam bentuk hasil wawancara, hasil pengisian kuesioner, dan lain sebagainya yang bentuknya bukan angka. Misalnya berbentuk tingkat kepuasan, tingkat rasa suka, tingkat rasa nyaman, tingkat kebahagiaan, dan lain sebagainya.
Data ini juga bisa diolah oleh peneliti, biasanya dengan cara mengambil data yang jumlahnya paling banyak. Jika survei data penelitian dilakukan terhadap 100 orang, dan 70 orang diantaranya mengatakan puas sementara sisanya tidak puas. Maka peneliti bisa menyimpulkan bahwa masyarakat cenderung puas.
Langkah berikutnya adalah dengan bisa dicapai, yakni mencapai suatu tujuan. Dalam menentukan objek di dalam suatu riset perlu memastikan objek tersebut memiliki data yang mendukung pencapaian tujuan riset . Jika penelitian bertujuan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Maka peneliti perlu memilih objek penelitian yang menghadapi masalah serupa untuk diteliti lebih lanjut mengenai penyebabnya. Jika sudah diketahui penyebab kondisi kemiskinan tersebut maka bisa dicari solusi terbaik. Sebab bisa jadi kemiskinan dialami karena masyarakat masih buta huruf.
Maka dilakukan pembelajaran untuk membaca dan menulis, sehingga kondisi perekonomian terus membaik. Sebaliknya, jika kemiskinan sebagai akibat dari minimnya lapangan pekerjaan. Maka solusinya bisa dengan menemukan lapangan pekerjaan yang sesuai keahlian dari sebagian besar masyarakat di suatu daerah yang menjadi objek.
Dalam menentukan objek di dalam riset juga harus realistis. yakni yang memang mudah ditemukan atau didapatkan. Sehingga data yang dibutuhkan bisa segera didapatkan. Artinya, peneliti harus jeli melihat objek mana saja yang mudah untuk didapatkan datanya.
Sebagai contoh, peneliti butuh data dalam bentuk A dan perlu data dari hasil wawancara masyarakat. Maka perlu mencari masyarakat yang sesuai kriteria dan mau mendukung peneliti dengan bersedia diwawancara. Jika masyarakat di kota B tidak bersedia sedangkan di kota C bersedia.
Maka peneliti bisa mengutamakan masyarakat kota C sebagai objek penelitian. Sebab lebih realistis, dimana lebih mudah untuk didapatkan data dan mendorong kesuksesan penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam menentukan objek di sebuah penelitian, seorang peneliti juga harus memperhatikan jangka waktu. Jangka waktu ini adalah jangka waktu penelitian yang disesuaikan dengan anggaran. Kemudian perlu mencari objek yang cocok dengan jangka waktu tersebut.
Artinya, objek yang dipilih bisa terus dimintai data atau diteliti selama jangka waktu penelitian tersebut berlangsung. Oleh sebab itu, dalam menentukan objek penelitian perlu memperhatikan jangka waktu. Tujuannya agar data yang diperlukan di dalam penelitian bisa didapatkan secara kontinyu.
Sebab jika data ini terputus di tengah jalan maka ada resiko penelitian juga ikut terputus dan stagnan, artinya tidak bisa dilanjutkan. Maka perlu solusi agar penelitian ini bisa terus dijalankan dengan dukungan data dari objek yang didapatkan sampai akhir masa penelitian.
Baca Juga:
Supaya lebih mudah lagi dalam memahami definisi dari objek di dalam penelitian sekaligus menentukannya dengan mudah saat melakukan penelitian. Maka berikut sejumlah contoh objek di dalam penelitian:
Berikut contohnya dalam penelitian kualitatif. Melakukan penelitian terhadap aksi penolakan masyarakat di suatu kota untuk pembangunan bandara. Maka peneliti perlu menjadikan masyarakat tersebut sebagai objek dan kemudian mencari tahu alasan penolakan lengkap dengan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Melakukan studi kasus terhadap kebiasaan adu ayam di suatu daerah. Maka peneliti perlu melakukan penelitian dengan terjun langsung di lapangan dan melakukan wawancara langsung kepada masyarakat setempat. Masyarakat ini dijadikan objek dalam penelitian untuk mengetahui penyebab budaya adu ayam tumbuh subur.
Melalui penjelasan di atas, maka akan lebih mudah dalam menentukan objek penelitian yang sesuai dengan kriteria. Penentuannya mungkin memerlukan waktu yang lumayan. Tentunya tidak menjadi masalah, sebab objek yang tepat akan melancarkan penelitian yang dilakukan.
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…