Daftar Isi
Dalam menyusun sebuah karya ilmiah atau jurnal, penulis tentu akan menyusun yang namanya daftar pustaka. Kadang kala juga harus menuliskan footnote atau catatan kaki. Lalu, sudahkah memahami perbedaan footnote dan daftar pustaka tersebut?
Secara sekilas, keduanya memang tampak sama hanya saja jika diperhatikan dari sejumlah aspek. Maka akan dijumpai berbagai perbedaan, sebab sejatinya memang berbeda satu sama lain. Supaya tidak keliru, simak penjelasan berikut ini.
Memahami perbedaan footnote dan daftar pustaka bisa dimulai dari memahami definisi masing-masing. Footnote banyak dikenal sebagai catatan kaki. Footnote merupakan catatan penjelas dari teks yang dikutip, biasanya diletakkan pada bagian bawah tulisan atau karangan.
Sesuai namanya, penempatan footnote berada di sisi bawah halaman dari tulisan yang dibuat. Footnote bisa ditemukan di berbagai jenis tulisan baik itu tulisan ilmiah maupun non ilmiah. Sehingga, footnote tidak hanya bisa ditemukan di artikel ilmiah saja akan tetapi juga di novel.
Berikut adalah contoh tampilan footnote:
Baca Juga : Cara Membuat Footnote yang Baik dan Benar
Lalu, apa pengertian dari daftar pustaka? Daftar pustaka merupakan suatu daftar berisi informasi umum mengenai sumber pustaka yang dijadikan referensi dalam menyusun sebuah tulisan atau karangan.
Daftar referensi ini bisa dari sumber berbentuk buku, artikel ilmiah pada jurnal, artikel online di sebuah situs, modul, hasil wawancara, dan lain sebagainya. Semua daftar referensi disusun menjadi daftar pustaka dan daftar pustaka ditempatkan di satu halaman khusus dan diletakan di bagian akhir karangan.
Berikut adalah contoh tampilan daftar pustaka atau references :
Penjelasan di atas tentu bisa dipahami mengenai perbedaan footnote dan daftar pustaka. Selain dari definisi juga dari tempat penulisannya. Footnote akan tersebar di beberapa halaman karena letaknya di bawah tulisan yang butuh informasi tambahan.
Sementara itu, daftar pustaka ditulis atau disusun khusus di satu halaman tersendiri dengan bab atau judul bab tersendiri di antara bab lainnya. Meskipun begitu, keduanya tetap memiliki persamaan.
Baca Juga : Cara Menulis Daftar Pustaka APA Style Edisi Terbaru (7th Edition)
Footnote dan daftar pustaka memang memiliki sejumlah perbedaan yang terlihat dengan jelas. Berikut beberapa perbedaan footnote dan daftar pustala:
Perbedaan footnote dan daftar pustaka yang pertama adalah dari segi letak penulisan. Sesuai definisi yang dijelaskan sebelumnya, footnote diletakan di bagian bawah halaman setiap tulisan yang sekiranya membutuhkan informasi tambahan dan penjelasan.
Letak footnote ada di bagian bawah halaman setiap tulisan dan ditulis dengan huruf yang ukurannya lebih kecil. Sementara itu. daftar pustaka terletak di bagian belakang dan memiliki halaman khusus yang berjudul “Daftar Pustaka” atau “References” atau “Bibliography”.
Daftar pustaka bisa satu halaman sendiri dan bahkan lebih sesuai dengan jumlah referensi yang digunakan oleh penulis. Sehingga menjadi bab khusus di dalam sebuah tulisan.
Perbedaan footnote dan daftar pustaka juga terletak dari unsur atau isi yang dicantumkan. Unsur di dalam footnote mencakup nama pengarang, judul buku, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan halaman.
Sementara itu, daftar pustaka mencakup nama pengarang, judul buku/judul tulisan, tempat atau kota terbit, penerbit, dan tahun terbit. Sehingga di dalam daftar pustaka tidak ada keterangan halaman referensi.
Selain itu, isi footnote tidak selalu berupa identitas referensi melainkan juga keterangan atau penjelasan. Misalnya, saat penulis memakai istilah asing X maka dibuat footnote yang menjelaskan definisinya dengan bahasa sederhana.
Sehingga isi footnote tidak melulu mencantumkan unsur-unsur yang disebutkan sebelumnya. Sebab fungsi dari footnote sendiri memang lebih beragam dibandingkan dengan daftar pustaka.
Perbedaan selanjutnya adalah dari segi fungsi. Footnote memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
Sementara daftar pustaka, berfungsi untuk memberitahu pembaca mengenai seluruh referensi yang digunakan. Sehingga isi tulisan dijamin kredibel dan bisa dipertanggung jawabkan. Daftar ini bisa dipakai pembaca untuk menemukan referensi yang sesuai.
Baca Juga : Fungsi Footnote dalam Karya Ilmiah yang Perlu Diketahui
Perbedaan footnote dan daftar pustaka juga berasal dari tujuan penulisan. Footnote bisa bertujuan untuk menjelaskan suatu istilah kepada pembaca. Sekaligus bertujuan menjelaskan sumber dari sebuah istilah dan kutipan.
Sementara daftar pustaka disusun dengan sejumlah tujuan, diantaranya adalah:
Perbedaan yang terakhir adalah dari cara penulisan, dalam hal ini ada beberapa aspek yang menjadi pembeda. Yaitu:
Meskipun memiliki sejumlah perbedaan, akan tetapi footnote dan daftar pustaka juga memiliki persamaan. Tepatnya satu persamaan, yakni sama-sama menjelaskan sumber referensi. Hanya saja pada footnote terkadang hanya berisi informasi penjelas.
Baca Juga : 8 Situs Pembuat Daftar Pustaka Online Pilihan dan Linknya
Khusus untuk footnote, ternyata dalam penulisannya ada sejumlah istilah yang wajib dipahami oleh penulis. Istilah-istilah ini bisa jadi akan sering digunakan, dan berikut penjelasannya:
Istilah pertama adalah “Ibid”. Istilah Ibid digunakan untuk isi footnote yang sama dengan footnote sebelumnya. Misalnya:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Ibid.
Istilah kedua adalah “Op. Cit.”. Istilah Op. Cit. digunakan untuk menjelaskan sumber kutipan berasal dari referensi yang sama meski tidak sama halamannya. Misalnya sumber A ditulis footnote di halaman 4 maka footnote kedua dengan sumber sama di halaman 6 atau selebihnya. Berikut contohnya:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Batubara, Op. Cit., 57.
Terakhir adalah istilah “Loc. Cit.”. Istilah Loc. Cit. digunakan untuk menyebutkan sumber yang disebutkan sebelumnya di footnote sekaligus di halaman yang sama. Jika Cit. Loc. sumber sama di halaman berbeda, maka Loc. Cit. sumber dan halaman sama. Contohnya:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
Baca Juga : Hal-Hal yang Tidak Perlu Ditulis dalam Penulisan Daftar Pustaka
Supaya lebih mudah memahami perbedaan footnote dan daftar pustaka, berikut adalah contoh penulisan masing-masing:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
Berikut contoh penulisan daftar pustaka dari buku:
Batubara, Raihan. 2005. Pemimpin yang Demokratis. Jakarta: Diona.
Nasution, Bahar. 2004. Jiwa Nasionalis Sejati. Yogyakarta: Viro Bolio.
Artikel seputar penulisan daftar pustaka :
Cara Membuat Daftar Pustaka Otomatis
8 Cara Merapikan Daftar Pustaka di Word [+Gambar]
Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Jurnal dan Contohnya
Cara Menulis Daftar Pustaka Undang-Undang
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…