Search
Close this search box.

Skala Pengukuran dalam Penelitian: Pengertian, Jenis, Contoh

Skala Pengukuran dalam Penelitian

Saat akan menyelesaikan tugas akhir atau akan melakukan penelitian untuk menyusun skripsi, karya ilmiah dan lain sebagainya, tentu saja penulis atau peneliti membutuhkan berbagai unsur penting di dalam penelitian yang harus ada demi lengkapnya data di dalam penelitian tersebut.

Salah satu unsur penting di dalam karya ilmiah adalah skala pengukuran data. Skala pengukuran dalam penelitian ini memiliki beberapa jenis. Akan tetapi sebelum membahas apa saja macam-macam atau jenis-jenis skala pengukuran dalam penelitian, akan dibahas lebih dulu mengenai pengertian dan lain sebagainya.

Bagi yang masih bingung mencari jawaban mengenai apa sebenarnya skala pengukuran data dalam penelitian, ikuti penjelasan berikut ini.

Mau menulis buku? Anda wajib punya panduan ini
GRATIS
! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

Pengertian Skala Pengukuran Data dalam Penelitian

Skala pengukuran dalam penelitian adalah sarana untuk menentukan panjang pendeknya interval yang telah ditentukan dalam satuan alat ukur. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk dapat mengetahui panjang pendeknya interval dapat dilakukan menggunakan alat ukur atau alat pengukuran.

Kemudian, skala pengukuran dalam penelitian yang diukur menggunakan alat ukur ini digunakan untuk mengkuanlifikasi informasi yang diberikan oleh konsumen, jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam suatu kuesioner. Skala pengukuran dalam penelitian juga biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan variabel.

Variabel yang sudah diklasifikasikan akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Skala pengukuran dalam penelitian juga merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif.

Skala pengukuran tersebut nantinya akan menggambarkan sifat informasi dalam nilai yang diberikan pada suatu variabel dan hal ini menghubungkan nilai-nilai yang diberikan pada suatu variabel satu sama lain, sehingga tingkat pengukuran nilai dan informasi lainnya jelas dan terarah.

Pengertian Skala Pengukuran Menurut Para Ahli

Setelah memahami pengertian skala pengukuran dalam penelitian secara umum, tentu saja pengertian mengenai skala pengukuran ini juga memiliki pandangan yang berbeda-beda menurut para ahli.

1. Winarno (2013)

Menurut Winarno, pengukuran atau measurement merupakan prosedur penetapan angka yang mewakili kuantitas ciri atau atribut yang dimiliki oleh subjek dalam suatu populasi atau sampel. Pengukuran merupakan aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.

2. Sugiyono (2012)

Sugiyono berpendapat bahwa skala pengukuran dalam penelitian merupakan kesepakatan yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya interval dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif.

3. Ramli (2011)

Ramli mengungkapkan pandangannya bahwa skala pengukuran merupakan suatu kesepakatan untuk menentukan panjang pendek interval pada alat ukur. Baik digunakan untuk dijadikan sebagai acuan atau sebagai tolok ukur untuk memperoleh data.

4. Imam Ghozali (2005)

Menurut Imam Ghozali, pengukuran adalah meletakkan angka atau simbol pada karakter yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diakui. Karakter yang dimaksud adalah satuan ukuran tertentu. Misalnya mengacu pada usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, atau jenis kelamin.

5. Muhammad (2005)

Muhammad menyatakan skala pengukuran sebagai penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian.

6. Agus Irianto

Agus Irianto berpendapat bahwa skala pengukuran seperti pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa skala pengukuran sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif.

7. Lien

Menurut Lien, pengukuran sebagai sejumlah data yang dikumpulkan menggunakan alat ukur yang memiliki keakuratan yang objektif. Di mana pengukuran ini diperlukan untuk menganalisis dan menginterpretasi.

8. Stanley Smith Stevens (1946)

Stanley Smith Stevens berpendapat bahwa pengukuran data dalam penelitian yang membuat klasifikasi skala pengukuran penelitian sosial. Di mana pengukuran penelitian ini nantinya dibuat menjadi 4 skala yang meliputi skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

9. Budi Hatoro

Budi Hatoro mengartikan pengukuran sebagai proses atau kegiatan yang bertujuan untuk menentukan hasil data berupa data agar dapat digunakan untuk melakukan pengukuran.

10. Suharsimi Arikunto

Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa skala pengukuran diambil dari upaya mengukur dan membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran yang lain.

Baca Juga:

Instrumen Penelitian: Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap

11 Jenis Laporan Penelitian yang Baik dan Benar 

Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui 

Kesulitan Menentukan Topik Penelitian ? Temukan Jawabannya Disini!

Macam-macam Skala Pengukuran Data dalam Penelitian

Skala pengukuran dalam penelitian pada dasarnya dibagi menjadi empat jenis. Berikut merupakan macam-macam skala pengukuran dalam penelitian antara lain skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Baca detail penjelasannya!

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sering digunakan. Hal ini karena skala nominal bentuknya paling sederhana, tetapi hanya cocok digunakan untuk penelitian yang mencari pengkategorian saja. Contohnya kategori tabel, simbol, lambang, dan lain sebagainya, di mana skala ini berperan mengelompokkan data sesuai kategorisasinya.

Biasanya, kategori yang dilakukan di lapangan menggunakan simbolisasi yang fungsinya membedakan kelompok atau objek maupun kelompok subjek. Biasanya, tanda skala nominal berupa mutually exclusive yang mana setiap objeknya memiliki satu kategori saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki aturan terstruktur atau disebut abstrak.

Ciri-ciri skala nominal adalah:

  1. tidak dijumlah bilangan pecahan
  2. tidak memiliki ranking
  3. tidak memiliki nol mutlak
  4. angka hanya sebagai label saja
  5. tidak memiliki ukuran yang baru
  6. menggunakan statistik non parametrik

2. Skala Ordinal

Skala pengukuran dalam penelitian yang kedua adalah skala ordinal. Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukkan jarak interval antar-tingkatan tidak harus sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal ini pengkategorisasiannya disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi.

Dari segi pengkategorisasiannya, skala ordinal ini saling memisah. Artinya, karakteristik dalam segi kategorisasinya dibuat secara khusus berdasarkan kategori data dari karakteristik masing-masing.

Ciri-ciri skala ordinal adalah

  1. data saling memisah
  2. data bersifat logis dan mengikuti aturan
  3. kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah karakteristik yang dimiliki

3. Skala Interval

Skala interval merupakan skala pengukuran yang sering digunakan untuk menyatakan sebuah peringkat antara berbagai tingkatan. Pada skala interval, tidak memiliki nilai nol. Sehingga nilai nol yang dimaksud hanya menggambarkan satu titik di dalam skala saja. Dari tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala nominal.

Namun, skala interval tetap memiliki nilai dan bobot yang sama dari satu data dengan data yang lain. Sama dengan skala ordinal, skala interval ini bersifat saling memisah dan untuk kategorisasi datanya diatur dan disusun secara logis, sehingga datanya memiliki karakteristik khusus dalam penentuan skalanya.

Ciri-ciri skala interval adalah

  1. data bersifat logis
  2. data saling memisah
  3. data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimiliki
  4. angka “0” hanya menggambarkan titik pada skala, tetapi sebenarnya tidak memiliki nilai nol yang absolut.

4. Skala Rasio

Skala pengukuran dalam penelitian terakhir adalah skala rasio yang mana digunakan untuk mengukur data dalam penelitian yang lebih sering digunakan untuk membedakan, mengurutkan, dan membandingkan data. Skala rasio menjadi skala paling tinggi dari tiga skala lainnya.

Ciri-ciri skala rasio adalah

  1. data bersifat saling memisah
  2. data bersifat logis dan mengikuti aturan
  3. kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus

Skala Pengukuran dalam Penelitian

Jika macam-macam skala pengukuran data ada empat seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka ada empat macam juga skala pengukuran dalam penelitian yang akan dijelaskan di bawah ini.

a. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Skala likert dalam penelitian tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menggunakan indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolok ukur untuk menyusun aspek-aspek atau instrumen yang berupa pernyataan atau pernyataan, baik yang sifatnya favorable atau positif dan yang sifatnya unfavorable atau yang sifatnya negatif.

b. Skala Guttman

Skala guttman merupakan skala pengukuran yang tipenya peneliti akan mendapat jawaban yang tegas. Yaitu jawaban ya atau jawaban tidak, jawaban benar, atau jawaban salah, jawaban pernah, atau jawaban tidak pernah. Data yang diperoleh pada skala guttman ini berupa data interval atau rasio dikotomi atau dua alternatif.

Perbedaannya dengan skala likert terdapat pada intervalnya. Jika skala likert intervalnya 1, 2, 3, 4, 5, yakni “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”. Sementara itu skala guttman yakni hanya ada pada interval “setuju atau tidak setuju”. Penelitian pada skala guttman ini bisa dilakukan bila peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang jadi pertanyaan.

c. Skala Semantic Differential

Skala pengukuran dalam penelitian selanjutnya adalah skala semantic differential atau semantik diferensial. Artinya, skala ini bisa digunakan untuk mengukur sikap, akan tetapi bentuknya bukan pilihan ganda atau checklist, melainkan tersusun dalam satu garis kontinyu yang jawaban paling positif berada di bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif di bagian kiri garis, atau sebaliknya.

Data yang diperoleh dalam skala ini adalah data interval. Artinya, skala ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki orang yang berbeda-beda.

d. Skala Rating

Skala terakhir adalah skala rating atau penilaian yang diperoleh melalui data kuantitatif atau angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Sama seperti skala yang lainnya, dalam skala rating ini, responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang sudah disediakan.

Sifat dari skala rating adalah fleksibel dan tidak hanya bisa dipakai untuk mengukur sikap, tetapi juga bisa digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan. Misalnya skala untuk mengukur status sosial, status ekonomi, kemampuan, dan lain sebagainya.

Hal terpenting yang harus dimiliki saat menggunakan skala ini adalah kemampuan seseorang dalam menerjemahkan alternatif jawaban pilihan responden.

Baca Juga:

Pengertian Observasi dan Jenis-Jenisnya(Lengkap)

10 Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar 

Contoh Variabel Kontrol Lengkap Dengan Pengertian dan Ciri-Cirinya

Contoh Variabel Terkait yang Baik dan Benar 

Instrumen Penelitian:Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap

Jenis Angket Penelitian yang Wajib Diketahui 

Desain Penelitian: Pengertian,Jenis,dan Contoh Lengkap

Contoh Skala Pengukuran Data dalam Penelitian

Setelah mempelajari berbagai macam skala pengukuran dalam penelitian, berikut ini adalah contoh skala pengukuran data dalam penelitian.

1. Contoh Skala Nominal

Skala nominal dibagi menjadi dua, yaitu skala nominal sebenarnya dan skala nominal tidak sebenarnya. Inilah masing-masing contoh dari dua jenis skala nominal tersebut.

2. Skala Nominal Sebenarnya

Jenis kelamin: laki-laki, perempuan

Jenis pekerjaan: swasta, PNS, wirausaha, TNI, Polri, seniman

Jenis kulit: kulit hitam, kulit kuning langsat, kulit sawo matang, kulit putih

Kepercayaan atau agama: Islam, Hindu, Kristen, Katholik, Budha, Konghucu

Suku daerah: Suku Jawa, Suku Bugis, Suku Batak, Suku Madura, Suku Asmat

Status perkawinan: kawin atau tidak kawin

3. Contoh Skala Nominal Tidak Sebenarnya

Pendidikan terakhir: SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, atau S3

Tahun terbit: 2019, 2020, 2021, 2018, 2017

Kelulusan: lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas

4. Contoh Skala Ordinal

Untuk skala ordinal, berikut contoh bagaimana skala ordinal dalam skala pengukuran data dalam penelitian.

a. Contoh Skala Ordinal 1

Saat selesai memakai aplikasi pada ponsel, biasanya kita sering mendapat fitur yang berisi penawaran pemberian bintang pada aplikasi yang sudah kita pakai tersebut. Bintang yang ditawarkan mulai dari bintang 1 yang artinya sangat tidak puas, bintang 2 yang artinya tidak puas, bintang 3 yang artinya kurang puas, bintang 4 yang artinya puas, dan bintang 5 yang artinya sangat puas.

Penilaian ini juga bisa muncul di berbagai angket penelitian, misalnya pada aplikasi YouTube, aplikasi Googledocs, dan lain sebagainya. Biasanya, skala ordinal disusun dari angka yang paling besar dan mengikuti angka yang lebih kecil sampai angka yang paling kecil.

b. Contoh Skala Ordinal 2

Skala ordinal 2 disusun menggunakan tampilan yang lebih menarik. Misalnya contoh yang akan disajikan di bawah ini mengenai mengukur tingkat kenikmatan nasi goreng di salah satu rumah makan.

Nilai I: angka 100

Nilai II: angka 80

Nilai III: angka 60

Nilai IV: angka 40

Nilai V: angka 20

c. Contoh Skala Ordinal 3

Skala ordinal 3 digunakan untuk mengukur peringkat atau ranking di kelas, yakni dimulai dari ranking 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

d. Contoh Skala Ordinal 4

Skala ordinal 4 bisa digunakan untuk mengklasifikasikan status ekonomi masyarakat. Misalnya status ekonomi miskin, menengah ke bawah, menengah, menengah ke atas, dan status atas.

5. Contoh Skala Interval

Skala interval ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu. Misalnya, di Kota Jakarta, siang hari ini memiliki suhu mencapai 37⁰ celcius, sementara di Bandung dengan waktu yang sama memiliki suhu yakni 32⁰ celcius. Sehingga dapat dikatakan, bahwa suhu di Jakarta 5⁰ lebih panas dibandingkan suhu di Jakarta dalam waktu yang bersamaan.

Artinya, pengukuran skala interval memiliki jarak yang tetap. Meski demikian, tidak bisa dikatakan bahwa suhu di Jakarta memiliki panas dua kali lipat karena dalam skala celcius atau suhu, tidak memiliki nomor absolut.

6. Contoh Skala Pengukuran Rasio

Sapi kurban milik Raffi Ahmad memiliki berat 3.000 kg, sedangkan sapi kurban milik Nagita Slavina memiliki berat 1.500 kg.

Dari contoh di atas, pengukuran skala rasio digunakan tidak hanya untuk mengetahui berat dari sapi tersebut dalam kelipatan, karena memiliki nomor atau angka absolut. Selain mengukur berat badan, skala pengukuran rasio juga bisa digunakan untuk mengetahui usia, berat benda, tinggi benda, ukuran, jarak, panjang, dan bahkan nilai ujian.

Dengan informasi lengkap mengenai pengukuran skala dalam penelitian, Anda akan semakin mengetahui bagaimana sebenarnya pengukuran skala data dalam penelitian dan bagaimana contoh serta penerapannya agar ketika menggunakan atau menerapkan hal tersebut, Anda akan lebih tepat dan terarah.

Artikel Terkait:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan