2 Teknik Menulis Menghindari Plagiarisme dalam Karya Ilmiah | Dalam penulisan karya ilmiah tentu tidak terlepas dari kutipan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain yang telah terlebih dulu dipublikasin untuk mendudukung pendapat yang kita bangun dalam sebuah tulisan.
Kutipan tersebut tidak dapat serta merta dilakukan sesuka hati, terdapat etika dan pedoman dalam mencantumkan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain dalam sebuah tulisan ilmiah yang kita susun. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kecurangan akademis dalam bentuk plagiarisme yang sering terjadi.
Untuk mencegah dan menanggulangi plagiat, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 17 Tahun 2010 dengan jelas dalam pasal 1 ayat (1) disebutkan, “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.
Sementara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa, “Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan”.
Berkaitan dengan itu penting kiranya untuk memahami pedoman kutipan yang ada dalam penulisan karya ilmiah sebagai bentuk menghargai hasil pemikiran orang lain serta untuk menghindari plagiarisme.
Untuk menghindari terjadinya plagiarisme perlu diketahui beberapa tindakan yang masuk dalam kategori plagiat, adapun ruang lingkupnya yaitu :
(1) Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
(2) Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
(3) Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
(4) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri;
(5) Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
(6) Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.
Pelaku plagiat (plagiator) ini dapat dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok yang melakukan plagiat terhadap ide, gagasan dan/atau teori orang lain maupun karya sendiri (self plagiarism).
Sebagaimana defisini plagiat yang telah disebutkan, maka penting untuk memahami cara mencantumkan gagasan, ide, dan/atau teori orang lain untuk menyusun sebuah tulisan ilmiah yang baik. Adapun untuk menghindari plagiarisme setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu:
Dalam penulisan karya ilmiah dibutuhkan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain yang kita kutip untuk mendukung argumen yang kita bangun. Kutipan dapat diambil dari media cetak, online, audio, maupun dari audio visual berupa video atau radio.
Cara melakukan pengutipan dalam sebuah tulisan dapat dilakukan melalui kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Berikut adalah beberapa contoh pengutipan yang baik:
“Pendekatan Kebutuhan Pokok mempunyai dimensi internasional karena peranan bantuan asing dan perdagangan luar negeri dirasakan penting untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan pokok. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Syahrir (1980, hal.35) ”Dalam membahas Konsep Kebutuhan Pokok ini setidaknya harus dibicarakan lebih dulu pendefinisiannya, metodologi dan pengukurannya serta persoalan sektoral dan antar sektoral.”
Sementara, untuk menghindari kutipan kalimat-kalimat yang terlalu panjang yang tidak relevan dengan tema tulisan maka teknik menulis nya adalah dapat diambil bagian-bagian yang dirasa penting saja. Potongan kalimat tersebut diganti dengan tanda tiga titik (…) atau elipsi sebagai berikut.
Kutipan kalimat panjang dari tulisan asli:
Kebutuhan Pokok belum diakui sebagai suatu teori pembangunan. Perdebatan dengan menggunakan argumen-argumen yang bersifat falsafati, semantik maupun definisi dapat berkembang menjadi perdebatan tak berujung. Ketimbang demikian, saya akan berargumen bahwa dibandingkan dengan teori pertumbuhan ekonomi maupun teori distribusi pendapatan beserta ukuran-ukurannya (apakah dengan optimalitas Pareto, Indeks Gini dan sebagainya) konsep Kebutuhan Pokok belum cukup dibahas sebagai teori dalam kepustakaan pembangunan (Syahrir 1986, hal 35)
Kutipan kalimat panjang setelah di-elipsis:
Kebutuhan Pokok belum diakui sebagai suatu teori pembangunan … dibandingkan dengan teori pertumbuhan ekonomi maupun teori distribusi pendapatan beserta ukuran-ukurannya (apakah dengan optimalitas Pareto, Indeks Gini dan sebagainya) konsep Kebutuhan Pokok belum cukup dibahas sebagai teori dalam kepustakaan pembangunan (Syahrir 1986, hal 35).
Untuk penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks seperti kutipan di atas, biasanya dilakukan dengan penggunaan tanda kurung di akhir kalimat.
Dalam tanda kurung dicantumkan nama keluarga atau nama akhir pengarang, tahun dan diikuti nomor halaman setelah tanda koma. Hal ini dilakukan untuk selain untuk menghindari plagiarism juga untuk mempermudah pembaca mengetahui informasi sumber yang digunakan dalam karya tulis.
Baca lebih lanjut : Cara Menulis Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Teknik menulis Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Untuk melakukan parafrase terhadap satu kalimat dari penulis asli memerlukan ketrampilan teknis yang harus sering dipraktekkan, karena dalam satu tulisan ilmiah seorang penulis harus lebih banyak melakukan paraphrase dibanding dengan pengutipan (citation).
Merujuk kepada panduan yang dikembangkan dalam buku “Handbook for Student” di MIT, USA., setidaknya adalah enam cara/teknis sekaligus diterapkan dalam membuat parafrase dari kalimat-kalimat yang disampaikan dalam karangan asli, yaitu:
Selain 2 tips di atas, seiring dengan perkembangan teknologi sudah banyak aplikasi yang diciptakan untuk mengurangi tindakan plagarisme dengan aplikasi anti plagiarisme.
Dengan aplikasi ini kita dapat cek plagiarisme sehingga diketahui presentase kemiripan antara tulisan yang kita buat dengan tulisan-tulisan yang telah lebih dulu dipublikasian, sehingga penulis tidak perlu khawatir terhadap hasil karyanya. [Ulin Nafiah]
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang cara membuat buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Referensi:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
View Comments
Kalo mengambil kosakata doang gmana gan??
"untuk memperkaya kosakata dalam tulisan"