Daftar Isi
Dalam menulis atau mengerjakan karya ilmiah, peneliti tentu harus memilih teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik tersebut dinilai sangat krusial atau penting demi lancarnya penelitian yang dilakukan. Selain itu, teknik pengumpulan data juga harus dilakukan agar penelitian lebih terarah dan terkendali.
Dalam memilih teknik pengumpulan data, tentu ada beberapa teknik yang harus dilakukan untuk meminimalisasi adanya hambatan, kesalahan, atau masalah yang terjadi selama penelitian berlangsung. Sehingga teknik yang dipilih juga harus tepat dan berlangsung secara sistematis.
Untuk itu, Anda harus mengetahui berbagai hal mengenai teknik pengumpulan data, mulai dari pengertian, proses pengumpulan data, berbagai macam teknik pengumpulan data, dan juga jenis-jenis data yang akan dikumpulkan memiliki jenis atau klasifikasi seperti apa.
Di bawah ini, akan dijelaskan berbagai hal mengenai teknik pengumpulan data dan bisa menjadi bekal bagi Anda yang ingin melakukan penelitian.
Apa Itu Teknik Pengumpulan Data?
Apa itu teknik pengumpulan data? Teknik pengumpulan data adalah teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Artinya, teknik ini memerlukan langkah yang strategis dan juga sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan juga sesuai dengan kenyataannya.
Selain itu, teknik atau metode pengumpulan data ini biasanya digunakan untuk peneliti demi mengumpulkan data yang merujuk pada satu kata abstrak yang tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya. Misalnya adalah melalui angket, wawancara, pengamatan, uji atau tes, dokumentasi, dan lain sebagainya.
Dilakukannya pengumpulan data untuk penelitian agar data dan teori yang ada di dalamnya valid dan juga sesuai kenyataan, sehingga peneliti harus benar-benar terjun langsung dan mengetahui teknik pengumpulan data tersebut. Dengan demikian, peneliti akan mengetahui validitas atau kebenaran konsep penelitiannya.
Secara umum, teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk dapat mengumpulkan data atau informasi berdasarkan fakta pendukung yang ada di lapangan demi keperluan penelitian dan teknik yang dilakukan sangat ditentukan oleh metodologi penelitian yang dipilih oleh peneliti itu sendiri.
Di dalam melakukan teknik pengumpulan data atau proses mengumpulkan data, keberadaan instrumen penelitian menjadi bagian yang sangat integral dan termasuk ke dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitiannya berupa alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, dan menyelidiki masalah yang diteliti.
Tentu saja, keberadaan instrumen tersebut akan membantu berbagai penelusuran terhadap gejala yang ada pada penelitian sehingga dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran atau untuk menyanggah berbagai hipotesis. Oleh sebab itu, instrumen yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengambilan data, antara lain
- Data biasanya sudah ditentukan oleh beberapa variabel penelitian. Ketika semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengolah data, sehingga data yang dikumpulkan memiliki arti karena diolah dengan sistematis.
- Data yang sudah diolah tersebut dipakai dan dipilih berdasarkan data yang berhubungan atau relevan dengan konsep, kejadian, atau objek penelitian. Datanya bisa berbentuk huruf, angka, simbol, gambar, dan lainnya.
- Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang diungkap dalam bentuk hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
- Data yang sudah dikumpulkan ditentukan oleh berbagai variabel yang ada di dalam hipotesis dan dikumpulkan dalam bentuk sampel yang sudah ditentukan sebelumnya dan sampelnya digunakan untuk menganalisis sasaran penelitian.
Baca Juga:
- Instrumen Penelitian: Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap
- 11 Jenis Laporan Penelitian yang Baik dan BenarÂ
- Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda KetahuiÂ
- Kesulitan Menentukan Topik Penelitian ? Temukan Jawabannya Disini!
Bagaimana Proses Pengumpulan Data?
Dalam teknik pengumpulan data, tentu saja ada proses yang harus dilakukan. Prosesnya harus terlaksana secara sistematis dan terarah agar data yang dikumpulkan bisa dibuktikan kebenarannya. Karena pada dasarnya, proses pengumpulan data dalam teknik mengumpulkan data ini nanti harus bisa membuktikan hipotesis dari data yang hasilnya sudah dikumpulkan oleh peneliti.
Mau menulis buku ajar tapi takut salah? Jadikan panduan ini pedoman dan Anda bisa mulai menulis buku ajar sekarang dengan benar!
EBOOK GRATIS! : Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Berikut ini, ada 8 tahap atau proses yang harus dilakukan sebagai tahapan pengumpulan data.
Berikut ini, ada 8 tahap atau cara pengumpulan data:
- Tinjau literatur dan konsultasi dengan ahli
Proses atau tahap pertama yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data yakni mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi ini diperoleh melalui tinjauan literatur dan konsultasi dengan para ahli sehingga peneliti benar-benar mengerti isu, konsep, dan variabel yang ada di dalam penelitian.
- Pendekatan terhadap kelompok masyarakat
Tahap kedua atau proses yang dilakukan setelah tinjauan literatur adalah peneliti harus mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat yang kemudian penelitiannya bisa diterima dan juga berkaitan dengan tokoh-tokoh yang bersangkutan.
- Membina hubungan yang baik dengan responden
Tahap selanjutnya adalah membina hubungan baik dengan responden dan lingkungannya. Ini termasuk pada mempelajari bagaimana kebiasaan yang dilakukan responden dan cara berpikir mereka, melakukan sesuatu, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya untuk mendukung berlangsungnya penelitian.
- Uji coba atau pilot study
Selanjutnya, tahapan yang harus dilakukan adalah melakukan uji coba instrumen penelitian pada kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi, bukan sampel. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan cukup dipahami, bisa digunakan, komunikatif atau tidak, dan lain sebagainya.
- Merumuskan dan menyusun pertanyaan
Setelah itu, instrumen yang sudah didapatkan disusun dalam bentuk pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan yang dirumuskan harus mengandung makna yang signifikan dan substantif.
- Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Setelah instrumen penelitian disiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Berbagai informasi yang diperoleh ini perlu dicatat guna memudahkan proses analisis.
- Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Setelah itu, dilakukan metode cross checking terhadap data yang didapatkan untuk menguji lagi kebenarannya dan memeriksa sehingga tidak ada keraguan terhadap validitas dan reliabilitasnya.
- Pengorganisasian dan kode ulang data
Terakhir, setelah data terkumpul, penulis harus melakukan koordinasi terhadap berbagai data yang sudah dikumpulkan, dan Anda bisa mulai menganalisis data tersebut sehingga tidak ada data yang kurang valid.
4 Teknik Pengumpulan Data
Setelah memahami pengertian dan juga proses pengumpulan data, selanjutnya akan dijelaskan mengenai berbagai teknik pengumpulan data. Setidaknya ada empat cara pengumpulan data, antara lain observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumen, Menurut Sugiyono (2017), ada 4 macam teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
Teknik observasi artinya melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini tergolong teknik pengumpulan data yang paling mudah dilakukan dan biasanya juga banyak digunakan untuk statistika survei, misalnya meneliti sikap dan perilaku suatu kelompok masyarakat.
Dengan teknik observasi, peneliti biasanya terjun ke lokasi yang bersangkutan untuk memutuskan alat ukur yang tepat untuk digunakan.
2. Kuestioner (Kuesioner/Angket)
Teknik yang kedua adalah kuestioner atau kuesioner yang artinya teknik pengumpulan suatu data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang berperan sebagai responden agar dapat menjawab pertanyaan dari peneliti. Meski terlihat mudah, teknik ini cukup sulit dilakukan jika jumlah respondennya besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Ada beberapa prinsip dalam teknik pengumpulan data kuesioner, yaitu:
- Isi dan tujuan pertanyaannya ditujukan untuk mengukur mana yang harus ada dalam skala yang jelas dan dalam pilihan jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan responden, sehingga tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh dengan istilah asing atau bahasa asing yang tidak dimengerti responden.
- Tipe dan bentuk pertanyaannya bisa terbuka atau tertutup. Terbuka artinya jawaban yang diberikan bebas, dan tertutup artinya responden hanya boleh memilih jawaban yang sudah disediakan.
3. Interview (Wawancara)
Teknik wawancara atau interview ini dilakukan secara tatap muka melalui tanya jawab antara peneliti atau pengumpul data dengan responden atau narasumber atau sumber data. Teknik pengumpulan suatu data dengan wawancara biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan, karena teknik ini tidak mungkin dilakukan jika respondennya dalam jumlah besar.
4. Document (Dokumen)
Teknik pengumpulan data yang terakhir adalah dokumen yang mana peneliti mengambil sumber penelitian atau objek dari dokumen atau catatan dari peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Bisa diambil dari catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
- Pengertian Observasi dan Jenis-Jenisnya(Lengkap)
- 10 Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan BenarÂ
- Contoh Variabel Kontrol Lengkap Dengan Pengertian dan Ciri-Cirinya
- Contoh Variabel Terkait yang Baik dan BenarÂ
- Instrumen Penelitian:Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap
- Jenis Angket Penelitian yang Wajib DiketahuiÂ
- Desain Penelitian: Pengertian,Jenis,dan Contoh Lengkap
Jenis-Jenis Data
Dalam teknik pengumpulan suatu data, tentu saja dibutuhkan data yang berupa fakta yang valid sebagai informasi. Sehingga ada beberapa jenis data yang bisa dipilih dan dikategorikan. Pembagian data ini dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) berdasarkan tipe penelitian, (b) berdasarkan sumber, dan (c) berdasarkan cara memperoleh.
A. Berdasarkan Tipe Penelitian
1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk narasi atau deskripsi yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena atau kualitas sebuah fenomena yang tidak bisa diukur secara numerik.
Contoh data kualitatif:
- deskripsi suatu daerah yang diteliti
- biografi narasumber yang dijadikan referensi di dalam penelitian
- sejarah berdirinya suatu tempat yang diteliti
2. Data Kuantitatif
Sementara itu, data yang didapatkan pada teknik pengumpulan data berupa data kuantitatif maksudnya jenis data yang dapat diukur atau measurable dan bisa dihitung langsung sebagai variabel angka atau suatu bilangan. Variabel ini menjadi atribut atau karakteristik untuk mengukur dan mendeskripsikan suatu kasus atau objek pada penelitian tersebut.
Contoh data kuantitatif misalnya:
- data jumlah karyawan setiap tahun pada suatu perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian
- data penjualan barang pada suatu toko tiap harinya
- data mengenai usia siswa dalam suatu kelas
B. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, data dalam teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua yakni data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer pada teknik pengumpulan data adalah data utama atau data pokok yang digunakan di dalam penelitian. Biasanya, data primer ini bisa dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh langsung dari tangan pertama subjek penelitian atau responden atau narasumber, dan lain sebagainya, kecuali pada riset kuantitatif.
Contoh data primer misalnya:
Pada sensus ibu dan anak-anak di salah satu kelurahan, karyawan di kelurahan tersebut akan mengambil data dari ketua RT atau RW yang mana data tersebut didapatkan dari berapa jumlah ibu dan anak dalam suatu KK di wilayah tersebut. Kemudian data tersebut dijadikan data primer.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dalam teknik pengumpulan data yang menjadi data pelengkap. Artinya data tersebut diperoleh tidak melalui tangan pertama responden atau narasumber, melainkan dari tangan kedua, tangan ketiga, dan seterusnya. Sama halnya dengan data primer, perkecualian ini berlaku pada riset kuantitatif.
Biasanya, peneliti akan mencontohkan berbagai dokumen, misalnya seperti literatur atau naskah akademik, koran, majalah, pamflet, dan lain sebagainya sebagai media yang tepat mendapatkan data sekunder.
Contoh data sekunder misalnya:
Adanya catatan atau dokumentasi pada sebuah perusahaan berupa presensi, besaran gaji, laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan pajak perusahaan, dan lain sebagainya yang diperoleh melalui pembukuan atau majalah dan lain sebagainya.
C. Berdasarkan Cara Memperoleh
Berdasarkan cara memperolehnya, teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung. Peneliti biasanya terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan diamati menggunakan pancaindera. Dalam teknik ini, peneliti biasanya berperan sebagai orang asing yang mengamati secara langsung.
Setelah itu, data atau hasil yang didapat dan dikumpulkan dicatat baik dalam bentuk tulisan, rekaman suara, foto, video, dan lain sebagainya. Sifat penelitian observasi ini partisipatoris yang mana peneliti langsung bergabung dan juga melakukan pengamatan objeknya bersama-sama.
Cara pengambilan data pada teknik observasi ada dua, yaitu observasi partisipasi dan non partisipan.
2. Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi ini dilakukan dengan cara peneliti turut langsung untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan kelompok yang diteliti. Peneliti kemudian melakukan aktivitas yang dilakukan oleh kelompok yang diteliti, sehingga meski hanya melakukan pengamatan, peneliti ikut membaur dalam kegiatan tersebut.
Metode ini sangat cocok untuk penelitian yang sifatnya memuat aspek psikis, misalnya kesan, pemaknaan, apa yang dirasakan, dan lain-lain. Akan tetapi, penelitian ini dirasa kurang objektif karena peneliti hanya mengetahui orang yang diteliti atau partisipan umumnya mengetahui bahwa mereka sedang diteliti.
Contoh observasi partisipasi adalah ketika peneliti ikut terjun bermain gobak sodor dengan anak-anak di kampung yang diteliti ketika ia meneliti mengenai permainan tradisional anak di wilayah tersebut.
3. Observasi Non Partisipan
Observasi ini dilakukan dengan cara tidak berpartisipasi atau mengikuti aktivitas yang dilakukan kelompok yang diteliti. Ia hanya menempatkan diri sebagai penonton. Teknik pengumpulan data ini biasanya dilakukan secara diam-diam, agar partisipan tidak menyadari bahwa mereka sedang diamati. Sehingga akurasi data bisa terjamin.
Akan tetapi, peneliti harus memiliki pengetahuan yang lebih dan sudah lebih dulu membaca teori-teori penelitian yang dilakukan karena teknik pengumpulan data ini akan sulit jika dilakukan hanya dengan cara mengamati saja.
Contoh observasi non partisipasi adalah misalnya peneliti meneliti tradisi atau adat Pasang Kembar Mayang pada upacara pernikahan adat Jawa. Peneliti hanya melihat dan mengamati apa yang dilakukan saat berlangsungnya kegiatan tersebut.
4. Wawancara
Teknik pengumpulan data berupa wawancara ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden agar mendapat informasi atau persepsi subjektif dari informan terkait topik yang ingin diteliti. Peneliti sebelumnya harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara terlebih dahulu.
5. Eksperimental
Terakhir yakni teknik pengumpulan data dengan metode eksperimental. Artinya penelitian ini dilakukan dengan sengaja dan peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel tertentu yang kemudian akan berpengaruh pada variabel lain yang diukur.
Teknik ini dilakukan dengan tujuan meneliti berbagai kemungkinan sebab akibat dengan menggunakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan kemudian membandingkan hasilnya sebagai kontrol.
Pertanyaan Seputar Teknik Pengumpulan Data :
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Artinya, teknik pengumpulan suatu data memerlukan langkah yang strategis dan juga sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan juga sesuai dengan kenyataannya.
Jenis teknik pengumpulan data dibagi berdasarkan tipe penelitian, berdasarkan sumber, dan cara memperoleh. Berdasarkan tipe penelitian, dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Berdasarkan sumber, dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Berdasarkan cara memperoleh, dibagi menjadi observasi, observasi partisipasi, observasi non partisipan, wawancara, dan eksperimental.
Contoh data primer misalnya:
Pada sensus ibu dan anak-anak di salah satu kelurahan, karyawan di kelurahan tersebut akan mengambil data dari ketua RT atau RW yang mana data tersebut didapatkan dari berapa jumlah ibu dan anak dalam suatu KK di wilayah tersebut. Kemudian data tersebut dijadikan data primer.
Contoh data sekunder misalnya:
Adanya catatan atau dokumentasi pada sebuah perusahaan berupa presensi, besaran gaji, laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan pajak perusahaan, dan lain sebagainya yang diperoleh melalui pembukuan atau majalah dan lain sebagainya.
Artikel Terkait:
- Jenis-Jenis Penelitian Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya
- Penelitian Kuantitatif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Pengembangan: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Kualitatif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Korelasional: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Deskriptif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
- Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya