Daftar Isi
Setiap penulis tentu wajib memahami tata cara menulis daftar pustaka, sebab bagian ini merupakan bagian penting dan wajib ada. Tidak ada suatu naskah yang tidak memiliki daftar pustaka, khususnya yang diterbitkan kepada khalayak.
Keberadaan daftar pustaka bisa ditemukan di berbagai tulisan yang diterbitkan baik itu naskah ilmiah maupun naskah non ilmiah. Kecuali untuk tulisan fiksi jika memang isinya murni dari hasil imajinasi penulis. Lalu, seperti apa penulisan daftar pustaka yang benar?
Jika membahas mengenai detail cara menulis daftar pustaka, maka akan membahas juga mengenai pengertiannya. Secara umum daftar pustaka adalah daftar sumber yang telah digunakan untuk referensi suatu karya tulis.
Pada saat menulis sebuah naskah tentunya akan membutuhkan tambahan informasi maupun data dari berbagai jenis referensi. Maka semua referensi yang digunakan, isinya dipakai, dikutip, dan sejenisnya wajib dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Adapun bentuk sumber atau referensi yang umum digunakan dan masuk ke daftar pustaka adalah dalam bentuk buku, jurnal ilmiah, artikel online, artikel di surat kabar, dan juga berita di media elektronik maupun media lainnya.
Jika mempelajari tata cara menulis daftar pustaka maka bisa diketahui daftar satu ini disusun di bagian paling akhir suatu naskah. Namun, penulisannya dianjurkan dilakukan sejalan dengan proses menulis naskah agar tidak ada referensi yang lupa dicantumkan.
Perlu diketahui, daftar pustaka berbeda dengan catatan kaki. Meskipun sama-sama menjelaskan sumber referensi yang digunakan. Namun, tata cara penulisannya berbeda dan tempat ditulisnya juga berbeda. Daftar pustaka di bagian akhir naskah, sementara catatan kaki di bagian bawah halaman.
Membuat susunan daftar referensi yang digunakan dalam proses menulis naskah, baik ilmiah maupun non ilmiah. Tentunya bukan tanpa alasan dan tujuan. Penyusunan daftar pustaka yang sesuai ketentuan memiliki beberapa tujuan khas berikut ini:
Menyusun daftar pustaka memiliki tujuan utama untuk menghindari plagiarisme. Sebab menggunakan data, melakukan kutipan, dan sebagainya tanpa mencantumkan sumber masuk tindakan plagiarisme.
Menghindarinya, maka sumber atau referensi dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sehingga sudah memenuhi kriteria untuk bebas dari bentuk tindakan plagiarisme. Maka, penyusunan daftar pustaka menjadi wajib dilakukan, terutama pada karya ilmiah.
Adanya referensi yang dicantumkan di dalam daftar pustaka, menunjukan jika isi naskah bukan opini melainkan fakta dan data. Semua informasi yang disajikan memiliki referensi atau sumber yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan.
Inilah tujuan kedua dari proses mempelajari cara menulis daftar pustaka yang baik dan benar. Yakni meningkatkan kredibilitas tulisan karena apa yang disajikan adalah benar dan bisa dibuktikan sekaligus dipertanggung jawabkan.
Dalam menulis satu judul buku, berapa waktu maupun tenaga dan keringat yang dikeluarkan? Bagaimana rasanya jika hasil kerja keras membuat karya tulis kemudian dicomot penulis lain tanpa mencantumkan tulisan Anda sebagai referensi?
Rasanya tentu menyakitkan dan muncul perasaan karya yang dibuat dengan penuh perjuangan tidak dihargai. Memahami hal ini, maka dalam kode etik penulisan suatu karya wajib mencantumkan sumber. Salah satunya ke daftar pustaka.
Tujuan yang terakhir dari pembuatan daftar pustaka adalah memberi informasi kepada pembaca. Pembaca yang ingin mengetahui sumber dari suatu data, kemudian bisa mengecek daftar pustaka. Sekaligus bisa mendapat rekomendasi bacaan yang topiknya sesuai kebutuhan pembaca.
Memahami betul tujuan penting dari penyusunan daftar pustaka meningkatkan kesadaran untuk membuat bagian ini saat menyusun naskah tulisan. Namun, tak hanya sekedar ditulis melainkan disesuaikan dengan aturan penulisan daftar pustaka.
Sehingga saat mempelajari cara menulis daftar pustaka maka akan menjumpai beberapa aturan ketat. Misalnya susunannya dimulai dari apa, diakhiri dengan tanda apa, dan berbeda sumbernya berbeda pula aturan penulisannya.
Kira-kira, kenapa penulisan daftar pustaka harus sesuai aturan yang ditetapkan? Menulis daftar pustaka wajib dilakukan dengan baik dan benar, yakni mengikuti ketentuan untuk menjaga keseragaman.
Sehingga tidak membuat pembaca bingung atau pusing saat membaca seluruh isi daftar pustaka. Sehingga dibuat seragam dari segi struktur setiap unsur daftar pustaka. Selain itu, penulisan yang seragam memudahkan pembaca mengecek dan mencari referensi sesuai kebutuhan.
Dalam menyusun sebuah karya tulis, khususnya karya tulis ilmiah. Maka akan sering menggunakan referensi dalam bentuk jurnal ilmiah. Lalu, bagaimana cara menulis daftar pustaka dari jurnal?
Penulisan daftar pustaka dari jurnal menggunakan format dimulai dari nama penulis, tahun penerbitan dengan tanda kurung, judul jurnal ditulis miring, volume jurnal ditulis juga miring, disusul dengan halaman. Berikut beberapa contohnya:
Wise, Kevin. (2013). Enjoyment of Advergames and Brand Attitudes The Impact of Thematic Relevance, 2(1), 27-36.
Wise, Kevin & D. Bolls, Paul (2013). Enjoyment of Advergames and Brand Attitudes The Impact of Thematic Relevance, 2(1), 27-36.
Wise, Kevin dkk. (2013). Enjoyment of Advergames and Brand Attitudes The Impact of Thematic Relevance, 2(1), 27-36.
Baca Juga : Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Jurnal dan Contohnya
Ada kalanya, referensi didapatkan dari artikel yang dibaca di media online misalnya di sebuah website. Maka format dalam cara menulis daftar pustaka adalah Nama penulis, tahun penerbitan dalam tanda kurung, judul berita ditulis dengan miring, tanggal akses, dan situs. Berikut contohnya:
Sari, J.P. (2022). Wacana Penerapan BPKB Berbasis Digital, Ini Manfaatnya. Diakses pada 14 Juni 2022, dari https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/14/161200215/wacana-penerapan-bpkb-berbasis-digital-ini-manfaatnya
Baca Juga :
Kumpulan Daftar Pustaka dari Internet
Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Website
Referensi dari buku memiliki format penulisan daftar pustaka yang dimulai dari nama penulis (dibuat terbalik), tahun terbit, judul buku (ditulis miring), tempat terbit, dan diakhiri dengan nama penerbit. Contohnya adalah sebagai berikut:
Jalaluddin, Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Baca Juga : Contoh Penulisan Daftar Pustaka Dari Buku
Ada kalanya juga, referensi yang digunakan adalah karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, maupun disertasi. Lalu, bagaimana cara menulis daftar pustaka dari karya ilmiah ini? Prinsipnya sama seperti format dari buku hanya ada beberapa tambahan. Detail formatnya adalah:
Contohnya adalah sebagai berikut:
Sarinah, 2013. “Sistem Informasi Tata Kelola Pencatatan Keuangan di PT Argo Mulia dengan Program Berbasis VB”. Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Dari penjelasan di atas, tentunya bisa dipahami bagaimana cara menulis daftar pustaka dengan baik dan benar. Jika belum terbiasa mungkin akan merasa kesulitan dan sering tertukar format satu dengan yang lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu akan hafal dengan sendirinya.
Baca Juga : Cara Menulis Daftar Pustaka Undang-Undang
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…