Definisi Operasional: Ciri, Contoh, Cara Menyusunnya

definisi operasional

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa penelitian kuantitatif selalu menggunakan definisi operasional dalam perumusan variabel-variabelnya. Namun sebenarnya, itu apa sih? Lalu, apa tujuan dari adanya hal tersebut? 

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai definisi operasional. Pembahasan kita dari pengertian, tujuan dan manfaat, contoh, dan sampai dengan cara menyusunnya. Yuk mulai!

Pengertian Definisi Operasional

Sebelum kita mengetahui tujuan dan manfaatnya, terlebih dahulu kita memahami pengertian definisi operasional. Berikut pengertian dari beberapa ahli.

1. Sutama

Definisi operasional yaitu pemberian atau penetapan makna bagi suatu variabel dengan spesifikasi kegiatan atau pelaksanaan atau operasi yang dibutuhkan untuk mengukur, mengkategorisasi, atau memanipulasi variabel. Definisi operasional mengatakan pada pembaca laporan penelitian apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau pengujian hipotesis (2016:52).

2. Sugiyono

Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrumen penelitian (dalam Sugiarto, 2016:38).

3. Nurcahyo & Khasanah

Definisi operasional variabel penelitian yaitu sebuah definisi berdasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apapun yang didefinisikan atau mengubah konsep dengan kata-kata yang menguraikan perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji serta ditentukan kebenarannya oleh seseorang (2016:5).

4. Yunanto 

Definisi operasional adalah definisi yang rumusannya didasarkan pada sifat-sifat atau hal-hal yang dapat diamati. Definisi operasional ini adalah definisi yang rumusannya menggunakan kata-kata yang operasional, sehingga variabel dapat diukur.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa suatu definisi yang berdasarkan karakteristik mengenai hal yang dapat diobservasi, sehingga dapat menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan.

Definisi operasional sendiri dapat menentukan, menilai, atau mengukur suatu variabel yang akan digunakan untuk penelitian. Selain itu, hal tersebut juga dapat menjadi panduan bagi peneliti untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel tersebut dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat operasional.

Tujuan dan Manfaat Definisi Operasional 

Tujuan dan manfaat definisi operasional dinukil dari penelitianilmiah.com adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Definisi Operasional

Secara umum, tujuan definisi operasional ada beberapa poin. Tujuan definisi operasional seperti di bawah ini.

  • Menetapkan aturan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur variabel
  • Memberikan arti yang tidak ambigu dan konsisten untuk istilah/variabel yang jika tidak dilengkapi dengan definisi operasional, maka dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda
  • Membuat pengumpulan data serta analisis lebih fokus dan efisien
  • Memandu jenis data informasi apa yang dicari oleh peneliti.

2. Manfaat Definisi Operasional

Manfaat dari penggunaannya pada perumusan penelitian kuantitatif adalah seperti berikut.

  • Memudahkan menetapkan aturan dan prosedur dalam mengukur variabel
  • Memudahkan pemahaman mengenai variabel-variabel yang diteliti
  • Dapat menghemat waktu dalam analisis data
  • Memudahkan penafsiran variabel-variabel yang digunakan.

3. Jenis Definisi Variabel

Sutama (2016:51) memaparkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, setiap variabel harus didefinisikan secara operasional dan dikategorisasikan, diukur, dan dimanipulasi. Semuanya akan membantu dalam memudahkan proyek penelitian jika variabel tersebut dinyatakan secara tertulis. 

Ada tiga (3) definisi dalam kuantitatif, yaitu definisi konstitutif, konseptual, dan operasional. Namun, secara umum yang sering digunakan adalah dimensi konseptual dan operasional. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Sedang menulis karya ilmiah? Panduan ini cocok untuk Anda yang mau menulis karya ilmiah dalam bentuk buku dengan benar, cepat, dan mudah.
GRATIS! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

1. Definisi Konstitutif (Constitutive definition)

Definisi konstitutif adalah mendefinisikan istilah dengan menggunakan istilah yang lain. Contohnya adalah kegelisahan bisa diartikan sebagai “ketakutan yang samar-samar”, atau bisa juga intelegensi diartikan sebagai “ketajaman mental” dan “kemampuan dalam berpikir abstrak”. Dalam hal ini kebanyakan definisi belum mencukupi bagi para peneliti.

2. Definisi Konseptual (Conseptual definition)

Definisi konseptual adalah ungkapan-ungkapan konseptual untuk menggantikan ungkapan yang didefinisikan. Batasan pada definisi konseptual ini adalah pada penggunaan kata-kata lain, namun maknanya sama.

Contohnya adalah kecerdasan. Kecerdasan adalah intelek yang bekerja, sedangkan kecerdasan mental adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.

3. Definisi Operasional (Operational definition)

Definisi operasional adalah definisi yang memberikan pernyataan pada peneliti untuk apa saja yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis penelitian, khususnya pada penelitian kuantitatif.  Contohnya adalah bobot didefinisikan sebagai berat suatu benda. Kecemasan didefinisikan sebagai rasa takut yang subjektif.

Selain itu, ada 2 jenis definisi operasional, yaitu terukur dan eksperimen.

  • Terukur, merupakan cara pengukuran suatu variabel
  • Eksperimen, rincian hal-hal yang dilakukan peneliti dalam memanipulasi suatu variabel.

Baca Juga:

Tipe-tipe Definisi Operasional

Yunanto menjelaskan bahwa ada ada tiga (3) tipe-tipe , yaitu definisi operasional tipe A, B, dan C. Penjelasan ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut.

1. Definisi Operasional Tipe A (Pola I)

Tipe A disusun berdasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Penggunaan prosedur yang dilakukan oleh peneliti dapat membuat gejala tersebut menjadi nyata.

Contohnya adalah “konflik”. Konflik tersebut didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada suatu situasi yang masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, akan tetapi hanya satu orang yang dapat mencapainya.

2. Definisi Operasional Tipe B (Pola II)

Tipe B disusun berdasarkan pada bagaimana suatu objek didefinisikan kemudian dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau yang menyusun karakteristik dinamisnya.

Contohnya adalah “orang pandai”. Orang pandai dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai tinggi di sekolah.

3. Definisi Operasional Tipe C (Pola III)

Tipe C dapat disusun berdasarkan pada penampakan atau gambaran visual suatu objek atau gejala tersebut seperti apa, yaitu apa saja yang menyusun karakteristik-karakteristik statisnya.

Contohnya adalah “orang pandai”. Orang pandai tidak hanya didefinisikan dengan satu pengertian saja, misalnya seperti orang yang memiliki ingatan kuat, menguasai bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis, dan dapat menghitung dengan cepat.

Contoh Definisi Operasional

Yunanto menjelaskan beberapa contoh mengenai definisi konseptual dan operasional. Contoh-contohnya seperti berikut.

1. Contoh 1: Motivasi berprestasi

Berikut ini adalah contoh rincian dari motivasi berprestasi.

a. Definisi konseptual

Motivasi berprestasi diidentifikasi sebagai dorongan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain, guna menggapai seperangkat standar, mencoba dengan sangat keras agar berhasil. 

Motivasi berprestasi adalah dorongan dalam melaksanakan suatu pekerjaan akibat adanya pengaruh yang berasal dari dalam diri manusia dan faktor dari luar diri manusia untuk mencapai hasil melebihi daripada target rata-rata yang dapat dicapai orang lain dalam mencapai suatu tujuan organisasi.

b. Definisi operasional

  • Indikator
  • Memiliki tingkat keahlian dalam pekerjaannya
  • Kegigihan dalam usahanya
  • Prestasi tinggi tanpa tergantung siapa pun
  • Pandangan tajam terhadap berbagai masalah yang dihadapi
  • Akomodatif dalam menerima berbagai informasi dan masukan
  • Bertanggungjawab dalam segala tindakan dan perbuatan
  • Senantiasa mengurangi risiko sekecil mungkin
  • Selalu menggunakan umpan balik dalam penilaiannya
  • Senantiasa ingin tampil unggul
  • Skor motivasi belajar
  • 5: sangat tinggi
  • 4: tinggi
  • 3: cukup
  • 2: rendah
  • 1: sangat rendah
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

2. Contoh 2: Tingkat pendidikan

Berikut ini adalah contoh rincian dari tingkat pendidikan.

a. Definisi konseptual

Tingkat pendidikan adalah urutan pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi.

b. Definisi operasional

  • Tingkat pendidikan
  • SD
  • SMP
  • SMA
  • S1
  • S2
  • S3
  • Peringkat pendidikan
  • 1: SD
  • 2: SMP
  • 3: SMA
  • 4: S1
  • 5: S2
  • 6: S3
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

3. Contoh 3: Kinerja pegawai

Berikut ini adalah contoh rincian dari kinerja pegawai.

a. Definisi konseptual

Kinerja pegawai adalah hasil penilaian organisasi atas apa-apa yang telah dilakukan pegawai selama bekerja di tempat tertentu dengan waktu tertentu.

Kinerja pegawai adalah unjuk kerja pegawai sebagai komponen organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang dapat dipakai sebagai bahan informasi untuk pembuatan keputusan promosi dan kenaikan gaji yang tercermin melalui kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, dapat dipercaya, dapat diandalkan, inisiatif, adaptif, dan kooperatif.

b. Definisi operasional

  • Dimensi/aspek penilaian kerja
  • Kehadiran
  • Loyalitas 
  • Kualitas kerja
  • Kuantitas kerja
  • Kerja sama
  • Inisiatif
  • Kepemimpinan
  • Dapat dipercaya
  • Adaptif
  • kooperatif 
  • Skor kinerja pegawai
  • 5: sangat baik
  • 4: baik
  • 3: cukup
  • 2: kurang baik
  • 1: sangat kurang baik
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

4. Contoh 4: Kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan

Berikut ini adalah contoh rincian dari kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan. 

a. Definisi konseptual

Perasaan suka atau kecewa seorang konsumen terhadap dimensi-dimensi pelayanan (reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible) yang dihasilkan dari proses perbandingan kinerja mutu pelayanan dengan harapan.

b. Definisi operasional

  • Dimensi/aspek
  • Reliability (Kehandalan)
  • Responsiveness (Ketanggapan)
  • Assurance (Jaminan)
  • Empathy (Empati)
  • Tangible (Bukti langsung)
  • Skor kepuasan
  • Skor 1: kinerja lebih buruk daripada harapan (tidak puas)
  • Skor 2: kinerja sama dengan harapan (puas)
  • Skor 3: kinerja lebih baik daripada skor (sangat puas)
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

5. Contoh 5: kepuasan kerja

Berikut ini adalah contoh rincian dari kepuasan kerja.

a. Definisi konseptual

Kepuasan kerja adalah suatu bentuk sikap pekerja terhadap dimensi-dimensi pekerjaan.

b. Definisi operasional

  • Dimensi/aspek
  • Upah/gaji
  • Pekerjaan yang dikerjakan
  • Rekan kerja
  • Atasan
  • Promosi
  • Skor sikap
  • 1: sangat tidak suka
  • 2: tidak suka
  • 3: cukup
  • 4: suka
  • 5: sangat suka
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

6. Contoh 6: Budaya Organisasi

Berikut ini adalah contoh rincian dari budaya organisasi.

a. Definisi konseptual

Budaya organisasi adalah norma, kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan sesuatu dalam organisasi yang mengacu kepada suatu sistem-sistem makna bersama atau karakteristik utama yang membedakan organisasi itu dari organisasi lainnya.

b. Definisi operasional

  • Dimensi/aspek
  • Norma
  • Kebiasaan
  • Tradisi
  • Cara umum dalam melakukan sesuatu dalam organisasi
  • Karakteristik utama yang suka atau tidak suka dianut oleh anggota
  • Skor kepuasan
  • Skor 1: budaya organisasi lebih buruk daripada harapan (tidak puas)
  • Skor 2: budaya organisasi sama dengan harapan (puas)
  • Skor 3: budaya organisasi lebih baik daripada skor (sangat puas)
  • Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

Baca Juga:

Cara Menyusun Definisi Operasional

Ada dua (2) cara dalam menyusunnya. Penjelasannya dikutip dari jopglass.com seperti di bawah ini.

1. Cara Pertama

Cara pertama adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi karakteristik

Hal pertama yang diperhatikan adalah pentingnya mengidentifikasi karakteristik atau jenis masalah yang akan diukur.

b. Menentukan alat/instrumen pengukur

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah menentukan alat ukur, yaitu timbangan, jam, dan sebagainya. Pada pengamatan visual diperlukan penglihatan normal atau membutuhkan alat seperti kaca pembesar untuk memudahkan pengamatan.

c. Penjelasan Metode pengujian 

Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah menjelaskan metode pengujian yang akan digunakan. Metode pengujian adalah prosedur paling baru dalam menentukan atau aktivitas pengukuran.

d. Menyebutkan kriteria keputusan

Hal keempat yang perlu diperhatikan adalah merinci atau menyebutkan apa saja kriteria yang digunakan untuk mengambil simpulan dari pengujian tersebut.

e. Mendokumentasikan definisi operasional 

Hal kelima yang perlu diperhatikan adalah mendokumentasikan dan menstandarisasi hal tersebut. Definisi harus diikutsertakan dalam materi dan lembar prosedur dan hasil langkah 1 sampai dengan 4 harus dimasukkan dalam satu dokumen.

f. Menguji definisi operasional

Hal keenam yang perlu diperhatikan adalah menguji definisi operasional tersebut sebelum mengaplikasikannya dalam pengujian. Menguji hal itu sebelum mengaplikasikannya karena hal tersebut harus membuat tugas yang akan dilakukan menjadi lebih jelas dan mudah. 

Cara yang terbaik dalam mengujinya adalah dengan meminta seseorang yang berbeda untuk mengamatinya, sehingga hasilnya dapat didapatkan secara jelas, apakah ada kesamaan atau tidak, konsisten atau tidak. 

2. Cara Kedua

Cara kedua dalam menyusunnya adalah sebagai berikut.

  • Pastikan apa saja variabel yang diteliti
  • Temukan arti konseptual yang akurat mengenai setiap variabel yang akan digunakan
  • Kenali apa saja yang bisa dilaksanakan ketika peneliti sedang mengukur variabel.
  • Tentukan metode yang paling baik dilaksanakan ketika mendeskripsikan atau menggambarkan variabel
  • Catatlah dalam rupa tabel, bisa juga menggunakan narasi. 

Artikel Terkait:

Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.

Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.

Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.

Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama