Daftar Isi
Jurnal predator merupakan jurnal internasional yang cukup mengkhawatirkan dan juga merugikan para mahasiswa atau akademisi. Hal ini karena keberadaan jurnal predator ini bukannya membantu akademisi baik itu dosen maupun mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya, namun justru menjadi bumerang ke depannya.
Mengapa demikian? Oleh sebab itu, jika Anda ingin mengenal apa itu jurnal predator, bagaimana jurnal predator itu, bagaimana cara kita mengetahui jurnal predator, apa saja ciri-ciri yang membedakan jurnal predator dengan jurnal yang diakui, dan apa saja jenis atau update jurnal predator, simak penjelasan yang akan diterangkan secara mendetail di bawah ini.
Apa Itu Jurnal Predator
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jurnal predator merupakan jurnal yang bisa merugikan penggunanya yakni para akademisi, baik itu dosen maupun mahasiswa. Hal tersebut karena jurnal predator merupakan jurnal internasional yang di dalam proses penerbitannya tidak ditemukan atau tidak didapati proses peninjauan ilmiah.
Artinya, naskah yang terdapat di dalam jurnal predator tersebut bisa saja tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau jurnal internasional yang merupakan jurnal predator tersebut sudah memiliki indikasi di dalam definisi di beberapa Universitas tertentu sebagai jurnal yang kualitasnya sudah jelas diragukan.
Sehingga dengan demikian, maka jurnal predator ini sebaiknya dihindari atau tidak digunakan sebagai rujukan atau referensi karena memang isi naskah yang terdapat di dalamnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Sayangnya, jurnal predator ini kadang tak diketahui apakah jurnal tersebut benar-benar berkredibilitas atau merupakan jurnal predator. Mengingat banyak mahasiswa atau dosen dan juga akademisi lain sangat membutuhkan jurnal yang sudah dipublikasi di Open Access (OA), kadang membuat jurnal predator ini bermunculan.
Proses publikasi jurnal yang terdapat di dalam Open Access (OA) ini terbilang cukup mahal dan juga rumit. Hal ini seringkali membuat para penulis justru menjadi korban dari jurnal predator tersebut, karena tidak dapat dipungkiri, model-model jurnal yang dibutuhkan para akademisi ini bisa menjadi peluang bagi jurnal predator untuk dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Awalnya, jurnal predator ini seolah dijadikan sebuah model bisnis yang mana bertujuan untuk melakukan eksploitasi pada jurnal Open Access (OA) yang memang terkenal mahal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin, tanpa mereka memperhatikan bagaimana kualitas jurnal ilmiah yang dipublikasikannya tersebut.
Jurnal predator ini juga sudah mulai dikenal sejak zaman dahulu. Orang pertama yang memperkenalkan jurnal predator merupakan seorang pustakawan dari Universitas Colorado yang bernama Prof. Jeffrey Beall. Menurut Prof. Jeffrey Beall di dalam blog pribadinya, ia menuliskan beberapa daftar hitam yang berisi berbagai jurnal dan juga kongres ilmiah yang merupakan predator.
Sayang sekali, blog yang diluncurkan oleh Prof. Jeffrey Beall ini pada tahun 2017 silam ditutup karena mendapatkan berbagai tekanan dari sejumlah pihak.
Akan tetapi dengan demikian, saat ini masyarakat mulai mengenal jurnal predator dan dapat membedakan jurnal berkredibilitas dengan jurnal predator. Jurnal predator yang saat ini semakin masih ini biasanya diterbitkan oleh penerbit yang juga merupakan penerbit predator.
Berbeda dengan jurnal ilmiah yang berkredibilitas, penerbit predator ini menerbitkan jurnal predator semata-mata hanya untuk mencari uang. Tak hanya itu, jurnal predator ini juga dibuat dengan tujuan mendapatkan sending spam email to scientist, wait for customer, set homepage, dan seat back and relax/
Dengan demikian dapat diketahui bahwa proses penulisan, review, penyuntingan, dan lain sebagainya pada jurnal predator ini disusun tanpa proses yang jelas dan jurnal ilmiah tersebut tidak disusun oleh peneliti atau orang yang ahli dibidangnya.
Sehingga dapat dengan jelas disimpulkan bahwa jurnal predator ini memiliki dampak negatif yang cukup besar bagi pembaca maupun penulis dari jurnal ilmiah tersebut. Lalu apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan dengan adanya jurnal predator tersebut dan bagaimana risiko yang dihadapi bagi yang terkena tindakan dari jurnal predator?
Berikut merupakan dampak atau risiko yang terjadi ketika melakukan tindakan atau terkena tindakan jurnal predator.
1. Rawan Plagiarisme
Dampak pertama dan sangat utama dialami adalah penulis atau peneliti sudah pasti rawan melakukan plagiarisme jika referensinya berasal dari jurnal predator. Hal ini karena jurnal predator sangat rawan terhadap tindakan plagiarisme, sehingga Anda harus melakukan penyuntingan atau pengecekan ulang atau bahkan mengetahui bagaimana ciri-ciri jurnal predator.
Jika sebuah karya atau jurnal ilmiah Anda mendapat referensi dari jurnal predator, sudah pasti dapat menurunkan kualitas tulisan sekaligus dapat menurunkan kredibilitas dari penulis itu sendiri. Yang lebih mengerikan, bisa saja penulis atau peneliti dapat berurusan dengan kasus hukum jika ada pihak yang menuntut terkait dengan plagiarisme.
2. Mengancam Kualitas Karya Ilmiah
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, selain rawan terkena plagiarisme, jurnal yang memiliki referensi dari jurnal predator ini kualitasnya bisa saja rendah atau bahkan dianggap tidak berkredibilitas. Mengapa demikian? Perlu diketahui, jurnal predator tidak melewati proses peer review dan juga bahkan tidak melalui proses penyuntingan.
Artinya, hasil dari tulisan dari penulis atau peneliti akan dipublikasikan apa adanya dan bisa saja terjadi kesalahan di dalamnya yang mana kondisi tersebut dapat membuat kualitas dari jurnal predator diragukan atau bahkan tidak diakui sama sekali.
Oleh sebab itu, para penulis dan peneliti perlu mengetahui ciri-ciri jurnal predator yang mana hal tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga kualitas dari karya tulis atau jurnal ilmiah yang sedang atau telah disusun.
3. Penulis Dinilai Memiliki Reputasi yang Buruk
Karena kualitasnya tidak terjaga, berisiko mengalami plagiarisme, dan lain sebagainya, maka kredibilitas atau reputasi penulis bisa saja dinilai tidak baik atau bahkan buruk. Ketika penulis tidak sengaja mendapatkan referensi atau menerbitkan jurnal predator karena tidak mengetahui apa itu jurnal predator, penulis tersebut bisa terjebak dan dampaknya pada reputasinya sendiri.
Hal ini karena jurnal predator sudah pasti memiliki kualitas yang buruk dan juga rawan plagiarisme. Sehingga ketika Anda sebagai penulis mempublikasikan jurnal predator, maka reputasi yang dimiliki oleh penulis tersebut juga ikut buruk, karena sang penulis dianggap menerbitkan karya tulis ilmiah yang memiliki kualitas yang rendah.
4. Terdapat Aksi Pemerasan kepada Penulis
Tak hanya merugikan banyak orang, adanya jurnal predator membuat terbuka lebarnya berbagai kesempatan bagi pelaku untuk melakukan pemerasan terhadap penulis. Hal ini karena kebanyakan jurnal predator yang diterbitkan penerbit predator akan membebankan biaya kepada penulis saat melakukan submit karya tulis ilmiah, seperti halnya penerbit normal lainnya.
Bahkan, penerbit predator ini akan menambahkan berbagai biaya-biaya lainnya yang membuat penulis menjadi merugi dan menjadi korban pemerasan dari jurnal predator tersebut. Padahal karya tulis atau jurnal ilmiah yang diterbitkan bisa saja tidak memiliki kualitas yang maksimal dan bahkan publikasinya juga tidak diakui oleh pihak manapun.
Baca Juga:
14 Website Tempat Mencari Jurnal Indonesia Bagi Peneliti
5 Tips Publikasi Jurnal Nasional Gratis
15 Situs Jurnal Internasional untuk Referensi Karya Ilmiah
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Bagi penulis yang ingin mengetahui apakah jurnal yang digunakan atau dipublikasikan termasuk jurnal predator atau bukan, tentu saja diperlukan pengetahuan mengenai cara mengetahui jurnal predator. Lalu bagaimana cara mengetahui jurnal tersebut merupakan jurnal predator?
Selain melihat dengan teliti apakah situs penyedia jurnal tersebut memenuhi ciri-ciri yakni merupakan jurnal predator, Anda bisa melihat beberapa cara mengetahui jurnal predator seperti di bawah ini.
1. Memeriksa di PAK Dikti
Hal pertama yang dilakukan untuk mengetahui apakah situs yang dituju merupakan jurnal predator atau bukan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa atau mengecek pada situs PAK (Pangkalan Angka Kredit) Dikti. Untuk masuk atau mengaksesnya, Anda bisa masuk ke laman https://pak.ristekdikti.go.id/dummy/ untuk memeriksanya.
Di laman tersebut, akan dijabarkan berbagai daftar jurnal yang tidak diakui sebagai angka kredit, sehingga Anda bisa dengan mudah mengetahui laman jurnal yang Anda buka apakah termasuk di dalamnya atau tidak. Jika terdapat di dalamnya merupakan atau termasuk di dalam jurnal yang tidak diakui, tentu saja jurnal tersebut memiliki kualitas buruk.
Hal tersebut karena jurnal tidak terindeks di database bereputasi sehingga biasanya pengajuannya ditolak sebagai media untuk meningkatkan angka kredit bagi dosen. Berbagai jurnal yang dimuat tersebut juga biasanya akan dilampirkan data pendukungnya yakni nama penerbit yang diduga sebagai penerbit predator.
Jika Anda menjumpai nama penerbit yang sama, Anda wajib waspada karena bisa jadi Anda akan menjadi korban terhadap jurnal predator. Periksa dengan teliti kembali apakah jurnal atau situs tempat Anda mengakses jurnal tersebut termasuk jurnal predator atau bukan sehingga Anda tidak akan dirugikan.
2. Memeriksa di Situs Beall List
Selain melalui laman resmi PAK Dikti, Anda juga dapat memeriksa atau mengecek secara online melalui situs Beall List. Situs Beall List tersebut dapat diakses di https://beallslist.net/ dengan mudah. Anda hanya perlu masuk ke halaman utama dan kemudian akan muncul daftar situs yang memiliki potensi atau berpotensi sebagai jurnal predator.
Selain cara tersebut, Anda juga bisa mencari nama penerbit melalui kolom yang sudah disediakan. Jika tidak ada informasi dengan nama penerbit yang bersangkutan di situs tersebut, maka berpotensi menjadi jurnal predator sehingga berisiko atau berpotensi merugikan penulis.
3. Memeriksa di Predatory Journal
Selanjutnya, Anda juga bisa secara online memeriksa atau mengecek di situs Predatory Journal yang situsnya berada di laman https://predatoryjournals.com/journals/. Di laman tersebut, halaman utamanya akan menampilkan berbagai daftar situs jurnal yang berpotensi sebagai jurnal predator.
Susunannya sudah disusun sistematis sesuai dengan susunan alfabet sehingga akan memudahkan pencarian berdasarkan huruf pertama abjad situs yang Anda curigai. Melalui situs ini, Anda dapat memanfaatkan fitur yang tersedia karena lebih praktis.
Jika situs yang Anda tuju termasuk di dalam daftar situs predator yang terdapat di situs Predatory Journal, maka Anda harus waspada. Akan lebih baik jika Anda mengurungkan niat mengambil jurnal tersebut dan mencari situs jurnal lain yang lebih terpercaya sehingga Anda juga tidak perlu berurusan dengan risiko jika terkena jurnal predator.
Baca Juga:
Strategi Publikasi Jurnal Ilmiah Internasional Bereputasi
Inilah Syarat Jurnal Nasional Terakreditasi
Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah Nasional
Ciri-ciri Jurnal Predator
Setelah mengetahui bagaimana cara mengetahui jurnal predator, Anda juga harus memahami bagaimana ciri-ciri jurnal yang termasuk di dalam jurnal predator. Pengetahuan ini sangat penting untuk Anda ketahui untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin terjadi.
1. Laman Jurnal yang Terlihat Buruk
Berbeda dengan laman jurnal berkredibilitas lainnya, ciri-ciri jurnal predator biasanya laman atau halaman situsnya terlihat lebih buruk atau berkualitas rendah bahkan jauh dari kesan profesional. Hal ini karena pengelolaannya dibuat ala kadarnya dengan modal apa adanya tanpa memperhatikan masalah tata bahasa, tata letak, warna, dan lain sebagainya.
Biasanya pada laman jurnal predator ini banyak ditemukan salah ketik atau salah tulis atau typo. Di dalamnya juga banyak terdapat iklan yang muncul di setiap halaman untuk meningkatkan pemasukan laman itu sendiri. Jika situs yang Anda tuju memiliki ciri tersebut, Anda patut curiga karena situs tersebut bisa saja merupakan situs jurnal predator yang jauh dari kata profesional.
Jangan mudah tergiur hanya dengan kemudahan dan kecepatan publikasi saja, perhatikan juga hal lain yang membuat Anda harus mencurigai apakah situs atau laman penyedia jurnal tersebut berkredibilitas atau tidak.
2. Proses Penyuntingan Cepat
Iming-iming proses penyuntingan yang cepat pasti membuat penulis tergiur karena karya ilmiah atau jurnal ilmiahnya bisa sesegera mungkin dipublikasikan. Akan tetapi penulis harus mengetahui bahwa proses penyuntingan membutuhkan waktu setidaknya sekitar 5 minggu.
Jika proses penyuntingan lebih cepat dari itu, bisa saja tidak terjadi proses penyuntingan atau bahkan Anda patut untuk mewaspadai apakah hal tersebut bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Karena seperti yang diketahui, jurnal predator tidak melalui proses penyuntingan.
3. Waktu Penerbitan Tidak Jelas
Anda juga harus mewaspadai ciri-ciri selanjutnya yaitu waktu penerbitan yang tidak jelas. Ketika Anda terkena kasus pada situs jurnal predator, biasanya waktu penerbitan dan publikasinya tidak jelas. Para penerbit predator biasanya hanya menjanjikan proses publikasi yang cepat namun tidak memberi tenggat waktu.
Hal ini patut dicurigai. Karena jika penerbit tersebut berkredibel, mereka akan melakukan komunikasi dan memberikan timeline dengan tepat pada penulis bagaimana proses penyuntingan dan proses penerbitannya berjalan dan selalu memberikan informasi atau update pada penulis agar terjadi transparansi.
4. Biaya Publikasi yang Terlalu Mahal
Biaya publikasi yang mahal belum tentu karena penerbit tersebut merupakan kelas atas atau berkredibel dan terkenal. Perlu diketahui, biasanya semahal apapun biaya yang harus dikeluarkan, biaya publikasi biasanya akan dilakukan di belakang atau artinya setelah proses penyuntingan selesai.
Jika Anda dimintai biaya besar di awal proses atau bahkan sebelum proses penyuntingan dilakukan, hal ini sama sekali tidak rasional karena biasanya akan muncul berbagai biaya yang aneh dan tidak masuk akal karena pelaku memiliki tujuan untuk memeras penulis.
Oleh sebab itu Anda harus berhati-hati dan benar-benar memilih penerbit yang berkredibel untuk menerbitkan jurnal ilmiah.
5. Isi Jurnal Berantakan
Karena jurnal predator tidak melewati proses penyuntingan dan bahkan tanpa proses review dari para ahli, maka kualitasnya rendah dan akan ditemukan berbagai kesalahan baik struktur penulisan hingga isi jurnal yang terkesan berantakan.
Jika isi jurnal tidak tersusun dengan rapi dan tidak baik dan banyak pembahasan yang loncat bahkan tidak saling berhubungan satu sama lain, terjadi kesalahan ketik, pemilihan kosa kata, penulisan tidak sesuai EYD, dan kesalahan penulisan lain, Anda patut waspada.
Penerbit atau situs jurnal yang baik dan berkredibilitas tinggi adalah yang mengutamakan kualitas penulisan.
6. Membahas Berbagai Bidang Ilmu
Jurnal ilmiah yang di dalamnya membahas lebih dari satu bidang ilmu biasanya merupakan jurnal predator. Umumnya, satu jurnal akan fokus pada satu bidang keilmuan saja karena peneliti atau penulis akan fokus pada satu topik penelitian.
Namun jika Anda menemukan jurnal yang isinya membahas lebih dari satu atau bahkan banyak bidang keilmuan, maka dijamin jurnal tersebut merupakan ciri-ciri jurnal predator yan harus dihindari.
Daftar Jurnal Predator
Jurnal predator bukanlah jurnal terpecaya karena tidak melakukan proses review dan proses penyuntingan dengan baik dan benar. Jurnal predator akan selalu memangsa para penulis. Oleh karena itu, para dosen, peneliti, dan akademisi lainnya perlu mengetahui daftar jurnal maupun penerbit predator secara berkala.
Berdasarkan laman PAK Kemdikbud, Anda dapat mengunjungi situs Predatory Journals dan Beall’s List untuk mengetahui jurnal atau penerbit predator secara up to date. Pastikan jurnal dan penerbit yang Anda pilih tidak masuk dalam daftar hitam agar angka kredit artikel Anda dapat diakui!
Artikel Terkait:
13 Ciri-Ciri Jurnal yang Kredibel
20 Rekomendasi Situs Jurnal Internasioanl Terakreditasi
Jurnal Terindeks Scopus: Cara Mencari, Cara Submit, dan Contohnya