Daftar Isi
Bagi akademisi yang dituntut menulis, baik itu karya ilmiah maupun tulisan dengan struktur ilmiah lainnya, penting untuk memerhatikan bagaimana pentingnya penggunaan kajian pustaka di dalam tulisannya. Seperti yang kita tahu, kajian yang berisi pustaka tersebut sangat penting bagi penulis untuk menulis naskah tulisannya.
Kajian pustaka kemudian menjadi salah satu pokok yang penting di dalam suatu penelitian atau bahkan pada sebuah karya tulis. Seringkali, kajian pustaka tersebut juga digunakan sebagai landasan teori yang ditemui pada Bab II sebuah naskah karya ilmiah, baik hasil penelitian, laporan penelitian, skripsi, dan lain sebagainya.
Untuk memahami bagaimana kajian pustaka dan juga bagaimana saja hal yang terkait kajian yang berisi pustaka dan lain sebagainya, akan dijelaskan dan juga dibahas di bawah ini dengan tujuan agar penulis memahami bagaimana kajian pustaka itu, manfaatnya, jenisnya, dan juga cara menulis serta contohnya.
Pengertian Kajian Pustaka Menurut Para Ahli
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kajian pustaka menjadi salah satu unsur atau bagian yang harus ada di dalam karya ilmiah atau karya tulis lainnya. Kajian yang berisi pustaka tersebut berisi landasan teori dan biasanya ditemui pada Bab II pada karya ilmiah. Sehingga dapat diartikan bahwa suatu tulisan sangat penting dan membutuhkan kajian tersebut.
Tanpa hadirnya kajian yang berisi pustaka, maka suatu karya ilmiah atau penelitian tersebut tentu akan diragukan keakuratannya. Oleh sebab itu, kajian tersebut melengkapi berbagai karya tulis menggunakan berbagai teori yang kemudian dijadikan landasan kebenaran dari suatu peristiwa atau fakta di dalam penelitian.
Secara umum, kajian pustaka diartikan sebagai kumpulan dari berbagai teori yang berisi referensi dan menjadi dasar dalam sebuah penelitian. Kajian tersebut bertujuan menjawab secara teori mengenai permasalahan dari sebuah ide pokok pada penelitian. Tujuan dibuatnya kajian pustaka adalah untuk menginformasikan tentang hasil penelitian.
Artinya, kajian pustaka tersebut berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan dan juga berbagai hubungannya dengan penelitian dan literatur lain yang ada guna untuk mengisi celah-celah penelitian relevan yang sudah dilakukan sebelumnya. Sehingga akhirnya, kajian pustaka mampu membantu peneliti untuk menentukan teori dan menyelesaikan masalah.
Kajian pustaka juga memuat berbagai uraian tentang kajian literatur yang mendasari gagasan yang dipilih untuk menyelesaikan sebuah masalah, sehingga kajian ini kemudian disebut sebagai hal yang mendukung proses pencarian teori.
Setelah memahami pengertian kajian pustaka secara umum, Anda juga harus mengetahui pengertian dari kajian tersebut menurut para ahli. Tentu para ahli di bidang yang relevan memiliki pendapat masing-masing terkait pengertian kajian pustaka. Oleh sebab itu, di bawah ini akan dijelaskan berbagai pengertian dari kajian yang dimaksud.
1. Muh Fitrah, M,PS & Dr. Lutfhiyah, M.Ag
Menurut Muh Fitrah, M,PS & Dr. Lutfhiyah, M.Ag dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus menuturkan bahwa kajian pustaka adalah tindakan mencermati, mendalami, dan menelaah pengetahuan.
2. Pohan (2007)
Pohan mengungkapkan bahwa kajian pustaka merupakan kegiatan penyusunan kajian pustaka yang memiliki tujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan.
Selain itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk swaplagiat.
3. Nyoman Kutha Ratna (2010)
Selain itu, Nyoman Kutha Ratna memiliki tiga pandangan yang berbeda tentang kajian pustaka:
– Pertama, kajian pustaka merupakan seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun hanya sebagai koleksi pribadi.
– Kedua, kajian tersebut sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu berisi teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti melakukan kegiatan menggabungkan kajian pustaka dan kerangka teori.
– Terakhir, kajian tersebut sebagai bahan-bahan yang secara khusus memiliki kaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.
4. Nazir (2005)
Sementara itu, Naizr menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian tersebut berkembang dan sampai mana ada kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
Baca Juga:
Penelitian Empiris: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Penelitian Kuantitatif: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Penelitian Pengembangan: Tujuan, Ciri-Ciri, Alasan, dan Caranya
Manfaat Kajian Pustaka
Adanya kajian pustaka di dalam karya ilmiah tentu saja memiliki beberapa manfaat. Tapi sebelum membahas bagaimana manfaat atau fungsi dari kajian pustaka, perlu diketahui bahwa sebelum menulis karya ilmiah, penulis harus membaca beberapa literatur dan referensi dengan tujuan sebagai berikut:
– Sudah mengetahui topik apa yang ingin diteliti dari literatur atau referensi.
– Perlu mengetahui konsep dan juga teori yang sudah pernah diaplikasikan ke dalam pokok bahasan topik penelitian yang juga relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
– Bisa menentukan kira-kira metode penelitian apa yang sudah pernah diterapkan dalam mengkaji topik yang ingin diteliti.
– Mengetahui apa saja kontroversi yang berkaitan dengan topik dan tentang bagaimana hasil studi yang muncul tersebut.
– Jika menemukan temuan penelitian yang saling bertolak belakang, maka harus tahu bagaimana harus bersikap.
– Mengetahui siapa saja peneliti yang telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
Sementara itu, berikut ini adalah beberapa manfaat dan fungsi dari dibuatnya kajian pustaka saat menulis karya tulis.
1. Sebagai Solusi
Dengan dibuatnya kajian yang berisi pustaka tentang referensi atau literasi, maka kerangka berpikir dalam penelitian jelas sehingga dapat menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang berhasil ditemukan berdasarkan dari berbagai pengkajian dari berbagai literatur.
2. Landasan Pengembangan Instrumen
Selain itu, kajian pustaka juga bisa dijadikan sebagai landasan pengembangan untuk menemukan solusi berupa teori selanjutnya yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang berangkat dari solusi tersebut. Kemudian indikator tersebutlah yang kemudian akan dijadikan instrumen di dalam penelitian.
3. Membuat atau Menentukan Kriteria
Dengan adanya kajian yang berisi tentang referensi atau literasi, maka dalam pembuatannya penting untuk membuat dan menentukan kriteria terlebih dahulu dan bisa dimulai dari pembentukan pernyataan. Kriteria yang dimaksud di sini misalnya adanya keberhasilan atau kegagalan, saran bagi penelitian tersebut, bagaimana identifikasinya, dan terakhir membuat kesimpulan.
4. Untuk Melakukan Verifikasi Hasil Penelitian
Terakhir, fungsi dan manfaat dibuatnya kajian pustaka adalah sebagai perbandingan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan berbagai penelitian sebelumnya, sehingga kemudian didapatlah berbagai kesimpulan yang kemudian dikumpulkan menjadi hasil dari verifikasi tersebut.
Jenis Kajian Pustaka
Meskipun maksud dan tujuan serta isinya sama, akan tetapi kajian pustaka memiliki beberapa macam atau jenis yang dibedakan berdasarkan teori dan juga jenis penelitiannya. Berikut ini adalah berbagai macam-macam atau jenis kajian yang berisi tentang pustaka.
1. Kajian Pustaka Penelitian Kuantitatif
Kajian ini merupakan kajian yang digunakan pada penelitian yang memiliki teori penelitian kuantitatif atau theory in quantitative research. Kajian dengan teori ini diartikan sebagai seperangkat gagasan konstruk atau variabel yang saling berhubungan satu sama lain yang kemudian berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memberi perincian hubungan antarvariabel.
Fungsi dari jenis kajian ini adalah sebagai argumentasi, pembahasan, atau juga bisa menjadi alasan yang kuat. Dalam teori ini, peneliti bisa memberi penegasan teorinya dalam berbagai bentuk, yaitu:
– peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan dari berbagai hipotesis yang saling berhubungan,
– peneliti mampu menyatakan teori dalam bentuk pernyataan yaitu “jika-maka” untuk menunjukkan mengapa seseorang harus berharap pada variabel bebas agar bisa memengaruhi variabel terikat,
– peneliti mampu menyajikan teori dalam bentuk visual yang penting untuk menerjemahkan berbagai variabel ke dalam gambar visual.
2. Kajian Pustaka Penelitian Kualitatif
Jenis kajian yang kedua adalah kajian pustaka kualitatif. Kajian pustaka jenis ini biasanya digunakan untuk penelitian kualitatif, yang mana para peneliti menggunakan teori di dalam penelitian dengan berbagai macam tujuan, yaitu:
– pada penelitian kualitatif, teori yang digunakan biasanya bertujuan untuk menjelaskan perilaku atau sikap tertentu yang kemudian akan menjadi sempurna ketika dilengkapi dengan variabel, konstruk, dan hipotesis penelitian,
– para peneliti pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan perspektif teoretis sebagai pedoman umumnya untuk meneliti berbagai hal, misalnya gender, kelas, dan juga ras atau berbagai masalah lain mengenai kelompok marginal,
– selain itu, di dalam penelitian kualitatif biasanya menggunakan teori yang dijadikan sebagai poin akhir penelitian yang mana artinya peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung dari data menuju ke tema-tema umum, lalu menuju teori atau model tertentu.
3. Kajian Pustaka Penelitian Campuran
Jenis kajian ini digunakan pada teori penelitian yang menggunakan metode campuran yang biasa diterapkan secara deduktif, misalnya dengan melakukan pengujian atau melakukan verifikasi terhadap teori kuantitatif atau secara induktif, misalnya dengan memunculkan teori atau pola kuantitatif.
Meski demikian, ada beberapa cara unik yang dilakukan untuk memasukkan teori ke dalam penelitian metode campuran, yang mana peneliti akan mengumpulkan, menganalisis, dan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan rancangan metode campuran yang berbeda.
4. Kajian Pustaka Teori Normatif
Jenis kajian terakhir adalah yang digunakan untuk teori penelitian yakni teori normatif. Kajian ini sangat cocok untuk penelitian ilmu sosial yang dapat diuji secara empiris dan berbagai hal lainnya yang memuat berbagai pertanyaan penting tentang politik yang berada di luar cakupan. Hal ini karena teori ini menjadi sentral bagi ilmu politik atau filsafat politik yang juga disebut teori normatif.
Cara Menulis Kajian Pustaka
Setelah memahami berbagai hal tentang kajian pustaka, selanjutnya penulis harus mengetahui bagaimana cara menulis kajian pustaka yang tepat agar dalam penerapannya tidak mengalami kebingungan dan dapat menyajikan kajian pustaka dengan benar. Berikut adalah caranya.
1. Mengidentifikasi
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menulis kajian yang berisi pustaka adalah mengidentifikasi berbagai faktor yang harus termuat di dalamnya, salah satunya yakni kata kunci. Kata kunci yang kemudian menjadi topik penelitian harus dikaji dengan tepat agar pemilihan literatur atau referensinya juga sesuai.
2. Membaca Penelitian yang Relevan
Penulis juga harus rajin membaca bagian abstrak dari berbagai hasil laporan penelitian yang pernah berlangsung dan harus relevan dengan topik yang akan dibahas. Berbagai laporan tersebut bisa dibaca misalnya dari yang bersumber dari jurnal, buku, prosiding, dan lain sebagainya.
3. Mencatat
Setelah membaca bagian abstrak dari berbagai penelitian, peneliti juga harus membuat catatan hasil bacaannya yang berisi peta literatur urutan dan juga berbagai temuan tentang keterkaitan topik penelitian serta berbagai referensi bibliografi.
4. Membuat Ringkasan
Langkah selanjutnya setelah mencatat yaitu membuat ringkasan dari berbagai literatur dengan lengkap berdasarkan dengan peta literatur yang sudah dibuat sebelumnya dan harus menyesuaikan urutan dan juga keterkaitan topik pada setiap variabel.
5. Membuat Kajian Pustaka
Kemudian penulis mulai membuat kajian pustaka dan menyusun kajian tersebut secara sistematis berdasarkan dengan teori dan konsep penting yang berhubungan dengan topik dan variabel penelitian.
6. Menulis Pandangan Umum
Terakhir, penulis bisa menulis literature review yang berisi tentang pandangan umum terkait dengan topik yang akan diangkat berdasarkan literatur yang telah dipilih. Jelaskan juga aspek orisinalitas dan juga adanya berbagai kepentingan pada topik penelitian yang sudah dipilih dan akan dilakukan.
Baca Juga:
Penelitian Kualitatif: Pengertian Menurut Ahli, Jenis, dan Karakteristik
Penelitian Deskriptif: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Penelitian Korelasional: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya
Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
Contoh Kajian Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.
1. Contoh Kajian Pustaka 1
Skripsi Husni Robith, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 2010 dengan judul “Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media Pembelajaran Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII-A MTS Negeri Jeketro”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTK. Pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen tes yang berupa multiple choice test dan essay untuk mengetahui hasil belajar siswa kognitif siswa, lembar observasi digunakan sebagai lembar penelitian psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran siswa berlangsung.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa, pada siklus 1 nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,80 poin dari 63,55 pada temuan awal menjadi 69,35 pada siklus 1. Persentase ketuntasan sebesar 3,27% dari persentase ketuntasan temuan awal 67,74% menjadi 70,97% pada siklus 1.
Jumlah siswa tuntas sebanyak 22 siswa, dan tidak tuntas 9 siswa. Persentase nilai rata-rata aspek efektif menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 4,36% dari persentase nilai aspek afektif pada temuan awal 62,58% menjadi 66,94% pada siklus 1. Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 1,94% dari persentase nilai aspek psikomotorik pada temuan awal 64,03% menjadi 65,97% pada siklus 1. Pada siklus II nilai rata-rata aspek kognitif nilai sebesar 5,27 poin dari 69,35 pada siklus I naik menjadi 74,62 pada siklus II. Presentasi
ketuntasan naik sebesar 12,90% dari persentase ketuntasan siklus I 70,97% naik menjadi 83,87% pada siklus II.
Jumlah tuntas siswa sebanyak 26 siswa dan tidak tuntas 5 siswa. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek efektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,35% dari persentase nilai aspek afektif pada siklus I 65,94% menjadi 76,29% pada siklus II. Pada siklus III nilai rata-rata aspek kognitif nilai sebesar 5,27 poin dari 74,62 pada siklus III.
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategori baik, dilihat
dari kenaikan sebesar 9,84% dari persentase nilai aspek efektif pada siklus II 76,29% naik menjadi 9,84% dari presentase nilai aspek efektif pada siklus II 76,29% naik menjadi 86,13% pada siklus III.
Persentase nilai rata-rata kelas dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat
dari kenaikan sebesar 7,10% dari persentase nilai aspek psikomotorik pada siklus II 85,48% menjadi 92,58% pada siklus III.
2. Contoh Kajian Pustaka 2
Yulia Dwi Probini. Mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2009 dengan judul “Penerapan Pendekatan MODERAT (Modification of Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika pada siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas”.
Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman konsep siswa pada siklus 1 sebesar 53,85; siklus II sebesar 69,233; dan siklus III sebesar 72,82. Persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III, yaitu pada siklus I sebesar 20,51%, siklus II sebesar 58,97%, dan siklus III sebesar 87,18%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan MODERAT dapat meningkatkan pemahaman konsep secara signifikan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumpiuh tahun ajaran 2008/2009.
Artikel Terkait:
Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contoh Lengkap
Skala Pengurukan dalam Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Jenis-Jenis Penelitian Lengkap dengan Contoh Penjelasannya
90+ Contoh Rumusan Masalah untuk Penelitian, Skripsi, dan Karya Ilmiah
Subjek Penelitian: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Desain Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
Angket Penelitian: Pengertian, Prinsip, Jenis, Langkah, dan Contohnya