Daftar Isi
Apakah kamu tahu bahwa kata “Apotek” itu berasal dari bahasa Belanda? Ya, benar sekali. Kata “Apotek” berasal dari bahasa Belanda, yaitu Apotheek, yang berarti tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter, serta memperdagangkan barang medis; rumah obat. Selain itu, kata “Sepur” dalam bahasa Jawa, yang berarti kereta api, merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, yaitu Spoor.
Masih banyak lagi kata-kata yang kita gunakan dalam sehari-hari ternyata merupakan kata serapan dari bahasa asing. Nah, kesempatan kali ini kita akan mempelajari mengenai kata serapan, mulai dari pengertian, asal kata serapan, kaidah-kaidah dalam penyerapan bahasa, dan contohnya. Maka dari itu, jangan sampai terlewat ya!
Mau menulis buku? Anda wajib punya panduan iniGRATIS! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata serapan adalah kata yang diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa penerima. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kata serapan dapat dikatakan sebagai kata serapan jika memenuhi kaidah-kaidah bahasa, khususnya pada bahasa Indonesia. Sebelum kita mempelajari lebih jauh mengenai kata serapan, terlebih dahulu mari kita pelajari mengenai pengertian kata serapan.
Penyerapan bahasa terjadi karena adanya kontak yang berkelanjutan dalam waktu lama antar penutur bahasa yang berbeda. Kontak bahasa adalah hubungan kebahasaan yang terjadi antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya.
Perubahan dan perkembangan dalam satu bahasa adalah wajar terjadi karena adanya kontak bahasa antarpengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung antarmanusia yang berlainan bahasa, bahkan berlainan budaya, menimbulkan kontak bahasa yang pada akhirnya akan saling memengaruhi. Hal tersebut disebut dengan penyerapan bahasa.
Definisi kata-kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa asli.
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Dengan adanya proses penyerapan, akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh unsur asing.
Kata serapan adalah reproduksi yang diupayakan dalam suatu bahasa mengenai pola-pola yang sebelumnya ditemukan dalam bahasa lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kata serapan adalah kata yang direproduksi oleh bahasa penerima dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan. Kata serapan berasal dari adanya kontak bahasa asing yang kemudian diintegrasikan menjadi bahasa penerima. Maka dari itu, banyak kata serapan yang hampir sama dengan kata asing yang sebenarnya.
Arsya (2019:35) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pola suatu bahasa yang mengambil dari bahasa lain. Contohnya dalam bahasa Indonesia yaitu, munculnya bahasa serapan yang masuk ke dalam bahasa ini selain disebabkan faktor interaksi masyarakat, juga disebabkan faktor pesatnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang dan kehidupan. Dalam kajian ini, kemajuan dalam berbagai bidang pengetahuan, keilmuan, seni dan teknologi dapat memperluas kosakata dalam bahasa-bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Arab.
Unsur serapan berdasarkan prosesnya diklasifikasikan menjadi tiga (3) golongan, yaitu, (a) adopsi, (b) adaptasi, dan (c) pungutan terjemahan. Adopsi adalah unsur serapan yang dipungut secara utuh, tanpa perubahan atau penyesuaian dengan bahasa penerima. Adaptasi adalah unsur serapan yang disesuaikan dengan ejaan dan lafal Indonesia. Perubahan atau penyesuaian kata-kata asing tersebut tergantung pada sistem fonologi dan morfologi bahasa Indonesia (Soedjito, 1990:14).
Secara garis besar, ada dua (2) yang merupakan sumber perluasan kosakata, yaitu sumber internal dan eksternal. Penjelasan dua sumber perluasan tersebut menurut Arsya (2019:35) bisa dipelajari di bawah ini.
Sumber internal yang merupakan faktor dari adanya penyerapan bahasa yaitu swadaya bahasa dalam bahasa internalnya. Maksudnya. Pengayaan bahasa yang dapat terwujud melalui beberapa pola, di antaranya; (a) aktivasi kata-kata lama, (b) pembentukan kata-kata baru, ( c) penciptaan kata-kata baru, dan (d) pengakroniman.
Contoh pengaktifan kata-kata lama dalam bahasa Indonesia dapat dilihat dari munculnya beberapa kata, seperti “baheula” (bahasa Sunda) yang berarti zaman dahulu, atau munculnya kata-kata baru, seperti “zaman now” untuk menyebut zaman sekarang.
Sumber eksternal atau sumber luar dapat terjadi melalui perluasan dari bahasa-bahasa serumpun, dan sebagainya. Perluasan bahasa dari bahasa lain atau bahasa serumpun biasa terjadi lantaran adanya interaksi sosial dan intensitas komunikasi.
Sebagai contoh, perluasan bahasa Indonesia diduga berasal dari bahasa Arab. Para ahli bahasa memperkirakan kosakata bahasa Indonesia atau bahasa Melayu yang diduga merupakan serapan dari bahasa Arab relatif sangat banyak, diperkirakan sebanyak 2000-3000 kata, atau diperkirakan 10% sampai dengan 20% dari bahasa Indonesia/Melayu keseluruhan.
Baca Juga:
Kata serapan dalam bahasa Indonesia bisa berasal dari bahasa-bahasa asing atau juga berasal dari bahasa daerah tertentu. Di bawah ini adalah beberapa contoh asal kata serapan dari bahasa asing dan bahasa daerah. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Seringkali, kita menjumpai kosakata yang berasal dari bahasa Jawa, baik Jawa Kuno maupun Jawa Baru dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan karena bahasa Jawa tersebut digunakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan, bahasa Jawa merupakan bahasa terbesar di antara bahas-bahasa daerah lainnya di Indonesia (Suwanto, 2016:167). Di bawah ini adalah beberapa contoh kata serapan bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Jawa.
Contoh:
Sarujin (2010:13) menyebutkan bahwa ada dua cara masuknya bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Indonesia, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Secara tidak langsung, bahasa Sanskerta masuk dahulu ke dalam bahasa Jawa Kuno. Kata-kata lama itu digunakan dalam era bahasa Jawa Kuno, barulah masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Baca Juga:
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar. Dua hal tersebut dikutip dari puebi.readthedocs.io, penjelasannya seperti di bawah ini.
Di bawah ini adalah kaidah-kaidah ejaan bagi unsur serapan dalam bahasa Indonesia:
Serapan dari bahasa Arab
Serapan dari bahasa Belanda
advocaat = advokat
materieel = materiel
moreel = morel
Serapan dari bahasa Inggris
Serapan dari bahasa Yunani
Baca Juga:
Ada beberapa kata serapan bahasa Indonesia terbaru yang sering digunakan dalam komunikasi. Di bawah ini adalah beberapa contoh kata serapan terbaru dalam bahasa Indonesia yang bisa dipelajari.
Artikel Terkait:
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…